Pages

Monday, June 18, 2012

Review: Fantasy Fiesta 2011 - Kompilasi Cerpen


Fantasy Fiesta 2011: Antologi Cerita Fantasi Terbaik 2011Fantasy Fiesta 2011: Antologi Cerita Fantasi Terbaik 2011 by R.D. Villam
My rating: 3 of 5 stars

Akhirnya selesai juga baca kumcer FF 2011 ini. Mengingat drama yang meliputi pembelian buku ini (harus dorong motor gara-gara bensin habis dan deg-deg sreg karena harus meninggalkan motor untuk menyeberangi jalan raya super ramai, tanpa lampu merah, dan tanpa jembatan penyebrangan demi sekantong bensin), ternyata butuh waktu yang cukup lama untuk saya melahap 20 cerpen di dalamnya.

Seperti layaknya kumcer-kumcer lainnya, ceritanya ada yang saya suka ada juga yang tidak dan ada pula yang bikin kening berkerut. Secara keseluruhan bagus cerita-ceritanya. Jadi gak sabar melihat cerita-cerita macam apa yang masuk ke dalam kompilasi FF 2012.

1. Bentala-Imaji
Nice opening. Cerita ringan tentang imajinasi dan mengejar mimpi. Pas pertama agak bingung soal Tala dan Aji, tapi penulis memperjelasnya pada akhir cerita.

2. Bhupendra Gagan
Another nice story. Cerita yang paling menarik perhatianku di antara sinopsis-sinopsis yang tertera di cover belakang. Kalau boleh jujur saya pribadi lebih memfavoritkan cerpen ini sebagai juara 1.

3. Dongeng Kanvas
Saya suka dengan pemilihan kata-katanya. Ceritanya terasa versatile. Potensial juga untuk menjadi cerita anak-anak (atau memang begitu?). Awalnya kurang sreg sama tokoh utama, tapi pelan-pelan mulai berpihak padanya.

4. E [epsilon]
Saya suka dengan ceritanya, tapi rasanya agak terlalu mampat untuk ukuran cerpen.

5. Enam Belas Menit
Langsung keingat sama "The Butterfly Effect" pas baca cerita ini. Kurang suka akhir ceritanya. Terasa depressing banget sih :(

6. Hari Terakhir Ishan
Satu lagi cerita yang berakhir sedih. Tapi saya lebih bisa nrimo akhir ceritanya ketimbang "Enam Belas Menit".

7. Hikayat Pungguk Merindukan Bulan
Cerita yang paling susah untuk dibaca ketimbang 6 cerita sebelumnya. Saking susahnya saya sampai harus bolak-balik halaman dan baca cerpennya beberapa kali baru ngeh sama ceritanya. Cerita yang cocok untuk jadi juara 1.

8. Kembali ke Morova
Suka dengan atmosfir yang dibangun penulisnya. Saya rasa cerita ini sama seperti "E[epsilon]", agak terlalu mampat untuk ukuran cerpen.

9. Kisah Sang Kerudung Merah
Uoo.... Kerudung Merahnya dibuat jadi action begini :))
Saya suka dengan ide ceritanya :)

10. Leyl - Hasrat Bebas
Cerpen yang lebih membingungkan ketika saya baca dibandingkan dengan "Hikayat Pungguk Merindukan Bulan". Karakternya agak terlalu banyak kali yah dan inti ceritanya kurang saya mengerti.

11. Menuju Akhir Masa
Cerpen yang bagus. Ceritanya jelas dan cocok untuk jadi cerpen. Endingnya ironis amit Bu :-/

12. Misteri Pulau Goudian
Suka dengan cerita ini. Ide pulaunya mengingatkan sama salah satu pulau di novel "Voyage of The Dawn Treader"nya C.S. Lewis (sama-sama ada unsur emas dan sama-sama membuat orang tamak).

13. Neil|Lien
Agak bingung. Jadi Lien itu roh atau bagaimana?

14. Noel
Suka dengan ide ceritanya, tapi entah kenapa kurang sreg sama eksekusinya. Rasanya ada yang kurang, tapi entah di sebelah mana *abaikan

15. Oris
Ceritanya bagus, tapi saya pribadi kurang sreg sama endingnya. Sebenarnya yang makhluk-makhluk itu inginkan dari Windi apanya sih? :s

16. Petra
Duh, nama kampus gue *gegulingan. Berhubung saya belum baca Xar&Vichattan, saya jadi gak bisa komen apa-apa. Banyak yang rada membingungkan.

17. Selamanya Bersamamu
Entah kenapa nama Esmeralda selalu mengingatkan saya pada tokoh telenovela yang dulu suka saya tonton (iya, saya kecil selain suka nonton kartun, juga demen telenovela), jadi rada gimana gitu pas baca. Bukan masalah penulis tentunya. Rasanya cerita ini bisa menang penghargaan "The most psycho story" :))

18. Selamat Datang di Wonderland
Cerita yang menyeramkan. Ogah saya ke Wonderland semacam itu :|
Potensial untuk jadi novel dystopian

19. Tukang Sapu
Suka sama cerita ini. Menggabungkan keadaan sosial saat ini dengan fantasi. Tapi endingnya itu gimana yah? Si tukang sapu dan si pemuda bergabung atau bagaimana?

20. Wanita Pembisik
Another mampat story. Rasanya kurang cocok jadi cerpen. Agak panjangan lebih bagus kali ye. Ada terlalu banyak hal yang terjadi dalam halaman yang begitu sedikit, rada bingung jadinya.


View all my review

No comments:

Post a Comment