Pages

Friday, December 19, 2014

Review Novel: Ben-Hur: A Tale of the Christ - Lew Wallace

Ben-Hur: A Tale of the ChristBen-Hur: A Tale of the Christ by Lew Wallace
My rating: 4 of 5 stars

Judul: Ben-Hur: A Tale of the Christ
Penulis: Lew Wallace
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 668 halaman
Terbitan: Oktober 2014

Yuda Ben-Hur hidup pada awal abad ke-1. Dia pedagang muda kaya-raya di Yerusalem. Ketika seorang gubernur baru datang ke kota itu, sahabat masa kecil Ben-Hur, Messala, ikut datang sebagai komandan legiun Romawi. Mulanya mereka senang karena bertemu kembali setelah sekian lama, namun kemudian timbul perselisihan akibat perbedaan pandangan politik. Ketika sedang menyaksikan parade penyambutan bagi Gubernur, sebuah genting jatuh dari rumah Ben-Hur dan melukai sang Gubernur. Messala tahu hal ini tidak disengaja, tapi dia memerintahkan Ben-Hur ditangkap, harta kekayaannya disita, dan ibu serta adik perempuannya dipenjara.

Ben-Hur, yang menjalani hukuman sebagai budak di perahu, bertahan hidup, dan bersumpah untuk kembali dan membalas dendam kepada orang yang dulu pernah menjadi sahabatnya ini.

Review

Messala, you bitch.

Karena masalah perbedaan politik, dia memanfaatkan sebuah kecelakaan yang disebabkan Yuda Ben-Hur, (mantan) temannya, untuk merebut harta keluarga Yuda, memisahkannya dari ibu serta adik perempuannya, serta mengasingkan Yuda sebagai budak dayung.

Ada satu kalimat yang sering Messala ucapkan dan membuat saya bingung. Kalimat itu adalah: "Eros sudah mati. Mars berkuasa!" Yang setelah saya cek (pakai Google) ternyata bisa diartikan sebagai: "Love is nothing; war is everything."
Pemilihan katanya sangat menarik.

Yuda di sini digambarkan sebagai seorang pria yang tabah, tapi penuh dendam. Dia menjalani hukumannya dengan sabar. Bahkan dia kuat menjadi budak dayung selama 3 tahun, padahal rata-rata budak dayung hanya kuat hidup selama setahun. Rahasianya mungkin terletak pada amarahnya pada Messala.
Untuk menguatkan dan membulatkan tekadnya, ia membiasakan diri mengulang terus kata-kata: Siapa yang mengajukan kita kepada para penuntut? Ketika aku memohon bantuannya-bukan untuk diriku-siapa yang mengejekku dan pergi sambil tertawa? Akhir impiannya selalu sama. Pada hari aku berjumpa dengannya, tolonglah aku, ya Allah bangsaku!-tolonglah aku membalas dendam dengan cara khusus! (hal. 261)

Tapi, tentunya Yuda tidak menghabiskan sepanjang buku ini sebagai budak. Dia akhirnya pelan-pelan mulai mendapatkan cara untuk membalaskan dendamnya.

Apakah akan berhasil? Lalu bagaimana dengan nasib ibu dan adik perempuannya yang juga dihukum karena dianggap bersalah? Baca sendiri ya :p

Saran saya dalam membaca buku ini: sabar. Butuh 100 halaman lebih untuk masuk ke alur ceritanya Yuda. Sebelumnya, buku ini bercerita tentang ketiga orang majus dan kelahiran Yesus. Tentunya kedua hal ini, nantinya, akan berkaitan dengan kehidupan Yuda.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 New Authors Reading Challenge


View all my reviews

2 comments: