Pages

Monday, November 2, 2015

Review Novel: Sayap-Sayap Kecil - Andry Setiawan

Sayap-sayap KecilSayap-sayap Kecil by Andry Setiawan
My rating: 3 of 5 stars

Judul: Sayap-Sayap Kecil
Penulis: Andry Setiawan
Penerbit: Penerbit Inari
Halaman: 122 halaman
Terbitan: November 2015


  1. Namaku Lana Wijaya
  2. Ibuku suka memukul dan menyiksaku bahkan dengan kesalahan sekecil apa pun. Seperti ketika aku lupa membeli obat nyamuk.
  3. Aku punya tetangga baru, cowok cakep yang tinggal di sebelah rumah.
  4. Kehadiran cowok cakep tidak mengubah kenyataan bahwa aku sering pergi ke sekolah dengan bekas memar di sekujur tubuhku.
  5. Doakan aku supaya bisa lulus SMA secepat mungkin dan pergi dari rumah sialan ini.


Buku ini adalah buku harianku. Aku tidak akan merahasiakannya dan membiarkan kalian untuk membaca kisah hidupku yang tidak terlalu sederhana ini. Mungkin sedikit aneh, tapi aku harap kalian bisa belajar dari aku.

Review

"Sayap-Sayap Kecil" bercerita tentang Lana, seorang gadis SMA yang tinggal bersama ibunya, seorang pekerja dunia malam yang sering mabuk, menggunakan obat terlarang, serta memukul Lana. Pelarian Lana adalah buku harian serta gitarnya. Hingga suatu hari dia bertemu dengan Surya, kakak kelas sekaligus tetangganya yang misterius.

"Sayap-Sayap Kecil" ini adalah buku pertama dari Penerbit Inari, lini anak dari Penerbit Haru yang fokus untuk menerbitkan karya penulis Indonesia dengan tema yang sederhana dan cerita yang ringan.

Aku, seorang gadis dengan lebam di lengan kanan atas, kini duduk bersila di atas beton hangat, diteduhi oleh tangki air sambil memeluk gitar dan menyetemnya. (hal. 17)



Novela dari Andry Setiawan kali ini mengangkat tema kekerasan pada anak serta Sindrom Stockholm. Lana menunjukkan tanda-tanda yang mengarah ke sindrom itu, karena walau dia sering disiksa, dia tetap mempertahankan ibunya dan tidak menyalahkan wanita itu.

Plotnya diuraikan dalam bentuk catatan harian Lana. Cara ini membuat cerita menjadi ringkas, mudah dibaca, dan memberi gambaran tentang kehidupan gadis itu. Walau menarik, cerita ini juga membuat pembaca merasakan jarak dengan Lana bahkan dengan POV 1 yang dipakai.

Ceritanya cukup kena buat saya. Warna cerita dan suasananya dekat dengan Remedy sehingga saya langsung merasa klop. *eh, ini bukan promo colongan, kok

Twist di tengah ceritanya lumayan menarik. Saya, sih, maunya bagian itu dipanjangin lagi. Kayaknya menarik kalau Lana terjebak pada dilema itu.

Untuk akhir ceritanya, perasaan saya agak tercampur. Di satu sisi menarik, tapi di sisi lain terasa kurang persiapan. Kesannya tiba-tiba saja bagian ini muncul tanpa tedeng aling-aling.

Secara keseluruhan, saya suka dengan novela ini. Ceritanya punya pesan kuat yang sampai ke pembaca. Mungkin kalau dipanjangkan dan masalahnya lebih diperumit lagi, ceritanya bisa lebih bagus lagi.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 Young Adult Reading Callenge
- 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge


View all my reviews

1 comment: