Pages

Monday, April 11, 2016

Review Kumpulan Puisi: Stanza - Alex R. Nainggolan

StanzaStanza by Alex R. Nainggolan
My rating: 3 of 5 stars
Judul: Stanza
Penulis: Alex R. Nainggolan
Penerbit: Aksaramaya
Halaman: - (baca versi digital)
Terbitan: September 2014

Kumpulan puisi dari Alex R. Nainggolan. Saya suka pada puisi-puisinya yang bersifat personal; yang dia tujukan pada penyair lainnya, atau orang-orang terdekatnya: istri dan anak-anaknya.

Beberapa puisi favorit:

Mandi Malam
-jokpin

ia paham jika mandi malam tidak bai buat kesehatan
nyatanya ia kerap melakukannya
hampir setiap malam
seperti sebuah jadwal yang tak boleh dipenggal
saat mandi, ia merasa malam begitu diam
meski ia mencoba menghibur diri dengan menyanyi lagu pop
tapi terasa getah sunyi bangkit dan berdiri
seperti film misteri yang memeluknya dari belakang
bahkan ketika ia mau buang hajat
terasa seperti ada yang ingin menjerat
membuatnya sedih
"kenapa mesti ada yang protes, adahal aku cuma mandi buat tubuhku sendiri," umpatnya

Nyeri Puisi


katakan padaku, penyair
berapa banyak nyeri yang tinggal dalam puisi?
bertahun kau bangun puing kata
dan menanak luka
di sepanjang keringat malam
tapi diksi-diksi lepas
ah, di kota inipun orang-orang sudah tak percaya pada kata
mereka sibuk berbicara
sampai mulut dipenuhi busa
sesekali ingin aku menghitungnya
nyeri dari puisi yang kau tulis
seperti pemulung
aku punguti lagi kata-kata itu
yang hampir pingsan dan penuh darah

Tanpa Setubuh

aku kunjungi dirimu
di malam-malam basah dan dingin
dan berat hujan tertanam
di beranda
tanpa setubuh
hanya cakap tentang letih hari
yang barusan kaulalui
aku menelusup masuk
ke dalam selimutmu
tanpa setubuh
hanya ingin merampas lelahmu
seharian dirampas lidah waktu
aku usap rambutmu
tanpa setubuh
hanya ingin berbisik di lunak telingamu
betapa anak-anak kita telah tumbuh
bersama waktu yang terampas itu

Pada Ketinggian Gedung

di sini terasa langit begitu sunyi
biru yang bertalu
ada yang mengeras di pangkal hati
mungkin ingatan tentang kesepian
atau dirimu yang enggan dikecup
di bawah barisan orang
berteriak serak
jalanan yang mengering
oleh panas matahari
ingin merubuhkan pagar
tapi di sini begitu sepi, kekasih
pendingin ruangan yang menciutkan nyali
dan aku yang melulu iri
pada lembab bibirmu

View all my reviews

No comments:

Post a Comment