Pages

Wednesday, December 28, 2016

Review Kumpulan Puisi: Playon - F. Aziz Manna

Playon: Kumpulan PuisiPlayon: Kumpulan Puisi by F. Aziz Manna
My rating: 4 of 5 stars

Judul: Playon
Penulis: F. Aziz Manna
Penerbit: Penerbit Grasindo
Halaman: 80 halaman
Terbitan: November 2016

Garis awal, garis pintu, satu kaki di depan, satu di belakang, kepala lurus, angin bersidorong. yang lalu lintaslah, yang lintas lalulah. garis jalan, garis belokan, satu kaki membumi, satu kaki mengawang, kepala lurus, angin bersidorong. yang lalu lintaslah, yang lintas lalulah. garis akhir, garis pintu, satu kaki di dalam, satu di luar, kepala lurus, angin bersidorong. yang lalu lintaslah, yang lintas lalulah. debu dan keringat lengket, pikiran sekosong ceret, garis hablur terseret, angin bersidorong. yang lalu lintaslah, yang lintas lalulah.

Review

"Playon" karya F. Aziz Manna adalah sebuah kumpulan puisi yang tidak biasa. Pertama, dari segi nasib. Buku ini awalnya diterbitkan terbatas oleh Dewan Kesenian Provinsi Jawa Timur setelah memenangkan Sayembara Penulisan Puisi Dewan Kesenian Jawa Timur 2015. Setelah itu, sang penulis menyerahkan naskahnya kepada Pagan Press, sebuah penerbit di Lamongan, untuk kembali dicetak. Nah, setelah itu, "Playon" kembali 'bernasib baik' dengan memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa 2016 dan kembali dicetak oleh penerbit yang lebih besar, Grasindo.


Dari segi isi, "Playon" juga termasuk unik. Tema yang diangkat sangat sederhana dan sehari-hari, tapi diberikan sebuah narasi yang membuatnya memiliki makna lebih.

Kekurangan kumpulan puisi ini, buat saya, adalah unsur bahasa daerahnya yang kental. Ada banyak kata yang sulit dipahami dan sialnya saya telat tahu kalau ada glosarium katanya di belakang buku. *yee... itu sih, salahmu sendiri.

Secara keseluruhan, "Playon" adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Sebuah kumpulan puisi yang berbeda dari kumpulan puisi lain yang pernah saya baca.

Salah satu contoh puisi di buku ini:

Layangan

musuh kami bukan lagi reranting dan dedaunan yang mudah digesek benang gelasan. tembok dan kabel lebih dempal dan bebal. jika tak lincah bisa munting dan nyungsang. meski tetap harus kuat dan tajam, benang tak lagi bisa diulur panjang seperti kami punya pikiran. semua kini serba berbatas. lengah sedikit saja, urat yang serupa benang bisa rantas dan amblas.

(Sidoarjo-Surabaya, 2015)

Buku ini adalah salah satu dari 13.000 buku yang bisa kamu akses hanya dengan Rp 89.000. Cari tahu caranya di sini.

View all my reviews


No comments:

Post a Comment