Pages

Monday, February 13, 2017

Review Kumpulan Puisi: Lidah Mertua - Benny Arnas

Lidah Mertua: Kumpulan PuisiLidah Mertua: Kumpulan Puisi by Benny Arnas
My rating: 2 of 5 stars

Judul: Lidah Mertua
Penulis: Benny Arnas
Penerbit: Penerbit Basabasi
Halaman: 64 halaman
Terbitan: November 2016

Sejak lama harusnya ia sadar kalau yang lebih tahu tentang dirinya adalah dirinya sendiri, bukan orang lain—termasuk mereka yang ikut andil mendudukkannya di kursi itu dulu. Ia benar-benar merasa malu pada titik ini. Ia seolah menjelma seorang haus jabatan yang menyesal dan … tentu saja terlambat (ah, drama sekali!). Harusnya ia tahu bahwa ada banyak orang dalam perkumpulan yang mampu bekerja lebih baik darinya!

Ternyata …. “maqam”-nya memang sastra dan keheningan yang membersamainya, bukan kesenian yang riuh, yang selalu membuatnya jadi salah-langkah dan tampil salah-tingkah di hadapan orang-orang yang lebih tahu.

Syahdan, kesadaran yang terlambat itu menggiring sang penyair mengambil sebuah keputusan. Sungguh, ia berharap, orang-orang yang tidak puas atau bahkan pernah ia kecewai di perkumpulan itu akan memaafkan segala kelemahannya. Keputusannya adalah …


Review
 
Saya masih berusaha meraba-raba puisi-puisi Benny Arnas di buku ini. Untuk buku ini, saya masih tidak yakin temanya apa, serta bagaimana Benny Arnas ingin menata visual dari puisi-puisinya.


Di sebagian besar puisinya, dia menuliskan bait-baitnya dengan padat. Bagaikan sebuah paragraf. Kata demi kata dia susun untuk membangun suatu makna. Sebuah gaya penulisan yang lebih lazim kita temukan dalam novel (atau bahkan paragraf non-fiksi) dibandingkan puisi.

Ada juga puisinya
yang disusun secara konvensional.
Empat larik per baitnya,
seperti ini sebagai misal.

Lalu
ada
yang
ditulis
seperti
ini.

Jujur saya tidak begitu paham puisi, jadi mungkin memang saya saja yang kurang bisa memahami isi buku ini, serta apa benang merah yang ingin dibangun.

Sebagai penutup, saya coba kutipkan salah satu puisi yang saya suka dari buku ini:

Anak Ibu

Ibu, doamu adalah perahu.
Besar dan luas memuat masa depan.
Dalam lindap samudera kau menyusup ke celah-
-di bilah-bilah sunyi suaraku.
memanggil nama-Mu.

/Lubuklinggau, 2011


View all my reviews

No comments:

Post a Comment