Pages

Monday, July 28, 2014

Review Novel: Willow - Julia Hoban

WillowWillow by Julia Hoban
My rating: 2 of 5 stars

Judul: Willow
Penulis: Julia Hoban
Penerbit: Speak
Halaman: 329 halaman
Terbitan: Februari 2010

Sixteen-year-old Willow, who was driving the car that killed both of her parents, copes with the pain and guilt by cutting herself, until she meets a smart and sensitive boy who is determined to help her stop.

Review

'Willow' bercerita tentang seorang gadis bernama, well, Willow. Kehidupan Willow yang bahagia berubah 180 derajat saat kecelakaan menimpa mobil yang dia kendarai dan menewaskan kedua orang tuanya. Setelah kejadian itu, dia tinggal dengan David, kakaknya, yang baru saja menikah dan memiliki seorang bayi.

Merasa bersalah atas kematian orang tuanya dan juga karena tidak tahan terhadap perubahan sikap David, Willow mulai melukai dirinya sendiri. Dia berusaha agar kelakuannya ini tidak diketahui siapa pun, tapi akhirnya seorang cowok bernama Guy mengetahuinya.

Guy yang tidak paham kenapa Willow melukai dirinya sendiri berusaha menghentikan gadis itu, tapi Willow menolak. Namun perlahan-lahan kedekatan di antara mereka terbangun dan Willow sadar bahwa dia mulai memikirkan Guy sebagai seorang laki-laki.

Buku ini... agak membosankan kalau boleh jujur. Entahlah, tapi saya merasa interaksi antara Guy dan Willow terasa menyeret-nyeret. Saya juga agak kurang bisa menangkap perasaan Willow di awal-awal. Baru agak ke belakang saya baru bisa 'masuk' ke dalam karakternya.

Interaksi antar tokohnya lumayan. Saya paling suka interaksi antara Willow dan David. Khususnya waktu Willow pertama kali mengonfrontasi perasaannya pada David; dan sewaktu David membicarakan perasaannya yang sebenarnya pada Willow.

Akhir ceritanya... just... no. Apakah dengan punya pacar dan melakukan seks bisa menyembuhkan adiksi seseorang? Hmm... saya ragu jujur saja. 

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 Young Adult Reading Challenge
- 2014 New Authors Reading Challenge

View all my reviews

Review Novel: Rainy's Days - Fita Chakra

Rainy's DaysRainy's Days by Fita Chakra
My rating: 3 of 5 stars

Judul: Rainy's Days
Penulis: Fita Chakra
Penerbit: Ice Cube
Halaman: 227 halaman
Terbitan: Januari 2014

"Hujan itu tak berarti sedih, Rainy," kata lelaki itu.

"Meski hujan selalu datang di saat-saat buruk?" tanyanya seperti bocah yang menuntut penjelasan.


Rainy percaya kalau hujan dan dirinya tidak pernah akur. Momen-momen terburuknya selalu dihiasi oleh rintik-rintik air hujan yang seolah berpesta merayakan kesedihannya. Bertolak belakang dengan Kian yang selalu bersyukur akan datangnya hujan. Bunga-bunga di kebunnya seakan menyambut limpahan air dari langit itu dengan sukacita. Mereka bertemu, bertengkar, lalu berteman. Namun, karena luka masing-masing mereka memutuskan untuk menyimpan rasa cinta yang mulai tumbuh. Sampai suatu hari… ketika cinta itu terungkap tanpa kata, salah seorang dari mereka pun terdiam tanpa tahu kapan akan bersuara lagi.

Review

Tertarik untuk baca novel yang jadi juara 1 lomba menulis 'bluestroberi' yang diadakan Penerbit Ice Cube tahun lalu. Buat yang gak tahu, 'bluestroberi' mengusung kisah cinta yang sifatnya bitter-sweet. So, expect a lot of sad endings.

Kedua tokoh utamanya di sini cukup digali dengan baik oleh penulisnya dan terasa "berat" untuk ukuran novel remaja (yang mana saya suka). Sayangnya saya kadang kurang bisa menangkap chemistry antara Rainy dan Kian dan hal ini cukup mengganggu. Satu lagi yang kurang sreg buat saya adalah bullimia-nya Rainy yang kurang digali oleh penulis. Kalau dibuat lebih mendalam, pasti bakal jadi nilai tambah (dan juga informatif).

Secara plot rapi dan enak diikuti, walau agak kurang momen yang wah buat saya.

Typo masih ada di mana-mana. Semoga ke depannya proses editorial Ice Cube bisa berjalan dengan lebih baik lagi.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 Young Adult Reading Challenge
2014 New Authors Reading Challenge

View all my reviews

Sunday, July 27, 2014

Review Novel: Keping Hati - Rina Rinz, Falsist Hafidz Bluesboy, Susie Salwa, Mila, Dona Ismed, Hasnawati Qayyimah, Nieranita

Keping HatiKeping Hati by Rina Rinz
My rating: 3 of 5 stars

Judul: Keping Hati
Penulis: Rina Rinz, Falsist Hafidz Bluesboy, Susie Salwa, Mila, Dona Ismed, Hasnawati Qayyimah, Nieranita
Penerbit: Indie Book Corner
Halaman: 292 halaman
Terbitan: Maret 2014

Ketika cinta ternoda oleh luka lalu, mampukah ia terus mengepakkan kedua sayapnya?

Rheina dan Ruly adalah dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Namun cinta kasih tak semulus yang mereka duga. Kenangan memaksa mereka untuk memilih. Mengubur impian atau larut dalam aliran rasa yang merah muda di dalam hati. Masa muda orang tua memiliki benang merah yang tak mudah putus dalam jalinan kisah kasih Rheina dan Ruly. Juga cinta yang mengharu biru dalam sebuah persahabatan. Ilma, sahabat kecil Rheina yang lambat laun mulai memenuhi hati Ruly.

Sanggupkah cinta bermuara pada hati yang tepat? Ataukah ia hanya persinggahan semata? Temukan setiap kepingnya dalam Keping Hati, novel yang ditulis oeh tujuh hati dengan penuh cinta.

Review

Buku ini saya peroleh dari (salah satu) penulisnya sebagai hadiah "kemenangan" tantangan menulis cerpen di Kemudian.com. Gimana gak menang. Orang saya satu-satunya yang mengumpulkan jawaban tantangan genre horor-komedi dari 3 orang peserta :)). Anyway, kalau ada yang tertarik baca cerpen saya, bisa cek di sini.

Awal menerima buku ini, saya langsung suka sama kovernya. Apalagi latar belakang warna-warni yang terlihat seperti sapuan warna cat air. Terus saya lihat ada sekian nama berjejer sebagai penulisnya. Dalam hati langsung mikir kalau ini kumpulan cerpen. Pas ngintip halaman terakhir, kaget juga ngeliat tebalnya hampir 300 halaman. Niat banget kumpulin cerpennya.

Eh, ternyata saya salah. Ini novel sodara-sodara. Novel keroyokan oleh 7 orang.

Oke, saya sudah pernah baca novel yang ditulis oleh 2 atau 3 orang. Kalau 7, ini baru pertama kali.

Dari segi plot sebenarnya saya merasa drama banget. Jadi ada 3 orang. Rheina, Ilma, dan Ruly. Rheina dan Ilma ini adalah sahabat, sedangkan Ruly adalah pacar Rheina. Awalnya semua berjalan dengan sempurna, tapi semuanya berubah saat negara api menyerang saat orang tua mereka bertemu satu sama lain.

Ternyata ayah Rheina dan ibu Ruly pernah berpacaran, tapi kemudian putus karena kakek Ruly tidak setuju anak gadisnya menikah dengan pria yang (waktu itu) belum mapan secara ekonomi. Sakit hatilah ayah Rheina dan dia melarang Rheina berpacaran dengan Ruly. Sampai Rheina dikirim untuk kuliah di Malang.

Etapi dia dikirim kuliah, lalu kuliah di mana dan jurusan apa sama sekali belum ditentukan ding. Sampai di sana si Rheina ini baru mulai cari kampus dan memilih jurusan. Perhatian sekali ayahnya Rheina ini. Terus ada juga disinggung soal usaha toko bunganya Rheina (hal. 128), tapi setelah itu menghilang begitu saja. Berasa tempelan gitu.

Nah, lain ayahnya Rheina, lain pula ibunya, Mela. Ibunya ini bertemu kembali dengan Bambang, mantan orang yang dia sukai. Cowok itu meluncurkan sebuah novel based on true story yang berlatarkan cintanya yang terpendam pada Mela. Nah, yang menarik di sini, cowok itu ternyata ayahnya Ilma. Ah, dunia memang cuma selebar daun kelor yah.

Gaya bahasa novel ini bisa kubilang bukan tipe saya. Gaya bahasanya terasa "drama" atau kalau nggak seperti novel tahun 80-an/90-an. Tapi kadang ada juga yang terasa kekinian dengan mencampurkan Inglish (Indonesia-English) di dialog. Faktor ditulis 7 orang kah?

Walau kurang cocok sama gaya bahasanya, saya tetap menikmati novel ini. Saya suka inti cerita yang disampaikan. Kadang cinta memang harus berakhir. Suka juga dengan interaksi antar karakternya (walau Bambang kurang tergali menurutku). Latar tempatnya juga berhasil digambarkan dengan baik.

Ah, di ujung bukunya ada cuplikan untuk season 2 Keping Hati ini... tapi kok terasa sinetroniyah ya? Hmm... perasaan aja kali ya.


View all my reviews

Friday, July 25, 2014

Review Novel: Seperti Bintang - Regina Feby

Seperti BintangSeperti Bintang by Regina Feby
My rating: 4 of 5 stars

Judul: Seperti Bintang
Penulis: Regina Feby
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 224 halaman
Terbitan: Mei 2005

"Ke Bali yuk!" ajak lala. Ide-idenya memang selalu di luar dugaan, tapi kali ini tiga temannya nggak nyangka dia bakal segila ini.

"Hah? Naik apa?" tanya April, berhubung mobilnyalah yang biasa jadi transportasi mereka berempat.

"Mobil lo dong!" jawab Lala ringan.

Kontan semua nolak. Niken sudah punya rencana sendiri dengan pacar baru yang disembunyiin dari teman-temannya. Mandy yang atlet renang, harus rutin latihan renang karena bakal ada perlombaan. April sulit minta izin sama ortunya, ke sekolah aja urusannya panjang, apalagi ke Bali! Cewek semua lagi!

Ternyata dimenit-menit terakhir, empat sahabat itu malah menyanggupi tantangan Lala. Alasan mereka sama: mereka mungkin tidak akan bisa berlibur bareng lagi, semua kan bakal kuliah di tempat yang berbeda, semua kan bakal kuliah di tempat yang berbeda.

Dimulailah perjalanan liburan yang diwarnai dengan ketawa-ketawa, foto-foto dan cerita seru sepanjang jalan, namun kemudian satu demi satu rahasia terbongkar.
Persahabatan mereka terancam hancur, masing-masing marah karena merasa dibohongi. Ternyata Lala lari dari rumah karena kesal orangtuanya akan bercerai. Niken sedang menjauhi cowok baru rahasianya karena curiga si cowok selingkuh dengan cewek lain. Mandy memutuskan untuk berhenti renang. April yang tidak punya rahasia, ikut-ikutan terkena omelan.

Apakah mereka bisa kembali menggapai bintang persahabatan? Bisakah empat sahabat ini menjadi seperti bintang, yang akan tetap ada meski apa pun yang terjadi...?

Review

Waaaaaaay better than 'Pangeran untuk Putri'. PuP (kok gak enak yah singkatannya) cuma saya beri 1,5 bintang (review di sini), sementara buku ini saya berikan 3,5 bintang. Terlihat sekali perbedaan gaya narasinya. Lebih enak dan lancar di sini ketimbang di PuP.

Suka dengan ide ceritanya. Empat orang sahabat yang melakukan road trip sebagai kenang-kenangan kelulusan mereka. Masing-masing memendam sesuatu yang sulit untuk dibuka pada teman-temannya, tapi perjalanan kali ini membuat semua rahasia itu menyeruak ke permukaan. Terjadilah konfrontasi dan mereka mulai bertanya-tanya. Apakah mereka memang sahabat selama ini?

Pergulatan masing-masing terasa banget. Suka juga dengan interaksi keempatnya yang terasa hidup dan khas teman lama yang ramai.

Kalau ada yang kurang saya suka, mungkin soal Mandy dengan Okan, cowok yang tidak sengaja bertemu dengannya di Bali. Mereka kayak kurang greget kalau dibandingkan April-Ivan atau Niken-Kafka. Selain itu si Okan agak creepy gimana gitu. Ternyata dia sudah lama suka sama Mandy, bahkan punya foto-fotonya dari zaman dia kecil segala (mereka sama-sama atlit renang dulu dan beberapa kali ketemu di kompetisi).

Paling suka sama pasangan April-Ivan di sini. Si Ivan ngejagain April banget ya. Sampai rela menempuh perjalanan jauh naik motor ngikutin April cs ke Bali.
Teman itu seperti bintang.
Kadang terlihat, kadang tidak.
Tapi, kita tahu dia selalu ada di sana
Ah, jadi kangen teman-teman sekolah yang udah pada mencar ke mana-mana.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 Young Adult Reading Challenge

View all my reviews

Wednesday, July 23, 2014

Review Novel: Slaughterhouse Five - Kurt Vonnegut

Slaughterhouse FiveSlaughterhouse Five by Kurt Vonnegut
My rating: 4 of 5 stars

Judul: Slaughterhouse Five
Penulis: Kurt Vonnegut
Penerbit: Vintage Classics
Halaman: 177 halaman
Terbitan: 2000

Prisoner of war, optometrist, time-traveller - these are the life roles of Billy Pilgrim, hero of this miraculously moving, bitter and funny story of innocence faced with apocalypse. Slaughterhouse 5 is one of the world's great anti-war books. Centring on the infamous fire-bombing of Dresden in the Second World War, Billy Pilgrim's odyssey through time reflects the journey of our own fractured lives as we search for meaning in what we are afraid to know.

Review
'You know--we've had to imagine the war here, and we have imagined that it was being fought by aging men like ourselves. We had forgotten that wars were fought by babies. When I saw those freshly shaved faces, it was a shock. '"My God, my God--" I said to myself, "It's the Children's Crusade."' (hal. 76-77)

Buku ini bergerak dalam kecepatan yang luar biasa. Sangat mengagumkan. Di satu paragraf Billy Pilgrim adalah seorang bayi yang baru lahir. Di paragraf selanjutnya dia adalah seorang veteran perang. Di paragraf berikutnya dia adalah seorang perwira dalam Perang Dunia II. Di paragraf berikutnya dia adalah spesimen manusia bumi di kebun binatang di sebuah planet alien.

Cara bercerita yang tidak biasa ini membuat saya kagum pada penulisnya. Bukan hanya karena idenya yang menarik, tapi juga karena cara perpindahan latar waktunya yang tidak membuat kagok. Walau Billy terus-menerus pindah dari satu masa ke masa lain, sangat mudah untuk mengikuti perpindahannya ini. Tiap sesi kehidupan Billy memiliki kekuatan, mudah dikenali, serta menarik untuk diikuti.

Saya juga harus mengakui bahwa awalnya saya merasa kurang nyaman dengan teknik ini karena terasa kurang fokus, tapi lama-kelamaan saya jadi terbiasa dan mudah mengikuti ceritanya.

Buku ini mengangkat topik efek perang pada orang yang mengalaminya. Seperti yang tertulis di halaman 73:
Rosewater was twice as smart as Billy, but he and Billy were dealing with similiar crises in similiar ways. They had both found life meaningless, partly because of what they had seen in war.

Lalu kenapa penulis mengambil unsur sci-fi untuk novelnya ini? Kenapa bukan unsur sejarah yang realistis? Mungkin karena bagi pengarang, sci-fi memiliki efek yang sama bagi Billy dan Rosewater.
So they were trying to re-invent themselves and their universe. Science fiction was a big help. (hal. 73)

View all my reviews

Sunday, July 20, 2014

Review Novel: Black Paper - Faiza Afliha

Black PaperBlack Paper by Faiza Afliha
My rating: 1 of 5 stars

Judul: Black Paper
Penulis: Faiza Afliha
Penerbit: Elex Media Komputindo
Halaman: 184 halaman
Terbitan: Juni 2014

Black Paper menceritakan kisah peseorang mahasiswi yang ingin menjadikan seorang penulis terkenal sebagai narasumbernya. Tak disangka-sangka, banyak hal yang terjadi di sela-sela usahanya untuk menyelesaikan skripsinya. Benarkah sang tokoh dalam novel hanya alter ego sang penulis?

Kejutan demi kejutan menghampiri Paula, yang membuatnya terikat tidak hanya sebagai nara sumber dan peneliti, tetapi seseorang yang menyimpan rasa dan keinginan untuk melindungi. Pada kenyataannya, hal yang menyakitkan ketika Paula harus membuktikan apakah sang narasumer adalah seorang homo atau tidak.

Review

Awalnya saya mengira ini adalah novel thriller/suspense gitu, tapi ternyata saya salah. "Ketipu" dari kover sama blurb-nya nih.

Karakter yang gak banget buat saya di novel ini adalah: ibu tiri Paula. Bisa-bisanya dia dengan santai membuka percakapannya dengan Zeus, yang adalah pasiennya, kepada Paula. Biar dikata Paula anak (tiri)nya sendiri, tapi dokter bukannya berkewajiban untuk menjaga rahasia pasien yah? Atau mungkin dia sengaja melakukannya untuk mendapat hati Paula? Tapi waktu dia beberkan tentang Zeus, dia bilang, "Mama nggak bermaksud ngambil hati kamu atau apa. [...]".

Untuk masalah teknis penulisan, saya rasa penulis, editor, dan proofreader harus lebih giat lagi. Banyak banget kata/kalimat yang bermasalah. Semisal POV 1 yang nyempil di antara POV 3 di halaman 4 dan halaman 142. Apakah novel ini awalnya ditulis dengan POV 1, lalu karena suatu alasan berubah ke POV 3?

Beberapa typo yang saya catat:
- memanfaat (hal. 48)
- peremuan (hal. 68)
- tiak ragu (hal. 121)
- realliy (hal. 126)
- Dianra (hal. 129)
- dia akan dia akan (hal. 147)
- throuh (hal. 151)

Lalu ada juga penggunaan bahasa Inggris yang kurang tepat. Seperti:
- Why you absolutely you know who he is and I didn't? (hal. 152)
- And the most important thing you should know is he's doesn't even care about you. (hal. 152)

Untuk cerita secara keseluruhan, it's ok. Selain soal masalah keluarganya Zeus, yang lainnya kurang begitu menarik buatku. Poin plus ada di bagian Paula bicara soal perbedaan wanita dan perempuan berdasarkan etimologinya.

Kesimpulan akhir yang saya tangkap dari buku ini: homoseksualitas adalah sesuatu yang sifatnya menyimpang dan bisa disembuhkan lewat terapi dan insta-love jatuh cinta pada lawan jenis.


View all my reviews

Friday, July 18, 2014

Review: Aku Ingin Jadi Peluru - Wiji Thukul

Aku Ingin Jadi PeluruAku Ingin Jadi Peluru by Wiji Thukul
My rating: 5 of 5 stars

Judul: Aku Ingin Jadi Peluru
Penulis: Wiji Thukul
Penerbit: Indonesia Tera
Halaman: 176 halaman
Terbitan: Juni 2000

Tidak sengaja bertemu buku ini di salah satu tempat saya pinjam buku. Sempat lihat buku ini beberapa kali di Goodreads. Akhirnya berjodoh juga dengan "Aku Ingin Jadi Peluru" ini.

Bahasanya mudah dipahami dan puisi-puisinya sarat akan perlawanan terhadap penindasan oleh pemerintah.

Beberapa puisinya yang saya suka:

Ucapkan Kata-Katamu

Bila kau tak sanggup lagi bertanya
kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan

jika kau tahan kata-katamu
mulutmu tak bisa mengucapkan apa maumu
terampas

kau akan diperlakukan seperti batu
dibuang dipungut
atau dicabut seperti rumput

atau menganga
diisi apa saja menerima
tak bisa ambil bagian

jika kau tak berani lagi bertanya
kita akan jadi korban keputusan-keputusan
jangan kau penjarakan ucapanmu

jika kau menghamba kepada ketakutan
kita memperpanjang barisan perbudakan

Batas Panggung
kepada para pelaku

ini daerah kekuasaan kami
jangan lewati batas itu
jangan campuri apa yang terjadi di sini
karena kalian penonton
kalian adalah orang luar
jangan rubah jalan cerita yang telah kami susun
jangan belokkan jalan cerita yang telah
kami rencanakan
karena kalian adalah penonton
kalian adalah orang luar
kalian harus diam

panggung seluas ini hanya untuk kami
apa yang terjadi di sini
jangan ditawar-tawar lagi
panggung seluas ini hanya untuk kami
jangan coba bawa pertanyaan-pertanyaan berbahaya
ke dalam permainan ini
panggung seluas ini hanya untuk kami
kalian harus bayar kami
untuk membiayai apa yang kami kerjakan di sini

biarkan kami menjalankan kekuasaan kami
tontonlah
tempatmu di situ

Rumput Ilalang

hijau hijau
tumbuh lagi
walau kaubabat berulang kali
walau kaubakar berulang kali
hijau hijau
tumbuh lagi
sudah seratus kali kaucabut
kausemburkan api kerusuhan
hijau hijau
tumbuh lagi
harapanku
menaklukkan
ketakutan
yang kauternakkan
lewat pidato
dan laras senapan

aku melihat ilalang
o siasialah
kekuasaan memasang
palang penghalang
ilalang
tetap hidup tumbuh
dan menang

walau seratus kali digaru

dan masih banyak lagi sebenarnya ^^.


View all my reviews

Wednesday, July 16, 2014

Wishful Wednesday #47

Yuhu, selamat hari Rabu. Rabu berarti wakutnya  Wishful Wednesday. Khusus minggu ini ada giveaway spesial dari blog host-nya yang disponsori oleh Aul dari The Black in the Book.

Untuk minggu ini, buku pilihan saya adalah:

Rainy's Days
oleh: Fita Chakra
beli di: BukaBuku (Rp 33.150)

Dari Goodreads:
"Hujan itu tak berarti sedih, Rainy," kata lelaki itu. 
"Meski hujan selalu datang di saat-saat buruk?" tanyanya seperti bocah yang menuntut penjelasan. 
Rainy percaya kalau hujan dan dirinya tidak pernah akur. Momen-momen terburuknya selalu dihiasi oleh rintik-rintik air hujan yang seolah berpesta merayakan kesedihannya. Bertolak belakang dengan Kian yang selalu bersyukur akan datangnya hujan. Bunga-bunga di kebunnya seakan menyambut limpahan air dari langit itu dengan sukacita. Mereka bertemu, bertengkar, lalu berteman. Namun, karena luka masing-masing mereka memutuskan untuk menyimpan rasa cinta yang mulai tumbuh. Sampai suatu hari… ketika cinta itu terungkap tanpa kata, salah seorang dari mereka pun terdiam tanpa tahu kapan akan bersuara lagi.
Someone to Remember
oleh: Nathalia Theodora
beli di: BukaBuku (Rp 33.150)

Dari Goodreads:
"Apa kamu ini nyata? Atau cuma ada dalam pikiranku saja?" "Aku nyata," kata Henry. "Aku memang kembali untukmu." "Aku nggak ngerti," kataku. "Rasanya beban pikiranku terlalu banyak sampai aku nggak bisa mengerti apa pun." 
Regina terbangun dari koma dan menyadari bahwa ada sesuatu yang terasa salah dalam hidupnya. Kehilangan sebagian ingatan membuatnya bertanya-tanya tentang apa yang salah itu. Seperti bercermin di air yang keruh, Regina terus menerus mencari potongan ingatannya yang hilang itu. Tanpa bantuan siapa pun, kecuali Alex, cowok yang ditemuinya di taman tak lama setelah dia pulih dari kecelakaan yang menimpanya. 
Bersama Alex, sedikit demi sedikit ingatannya datang kembali melalui sekelebat bayangan. Dan seiring itu juga hatinya mulai terbiasa dengan perhatian dan keisengan Alex. Hingga suatu hari, ketika potongan ingatannya terkumpul semua, Regina sadar bahwa ada yang salah dengan Alex.
Kedua buku di atas adalah juara 1 dan 3 lomba kepenulisan yang diadakan oleh Penerbit Ice Cube yang merupakan imprint dari Kepustakaan Populer Gramedia. Tema lombanya adalah 'bluestroberi' alias kisah cinta yang pahit-manis. Baru-baru ini saya baca novel We Quit Us yang berasal dari seri yang sama, makanya pengin baca novel yang menyabet posisi juara di lomba ini.

Itu dia buku pilihan saya untuk minggu ini. Bagaimana dengan kamu?

Ingin tahu lebih banyak soal WW? Cek blog hostnya.

Tuesday, July 15, 2014

Read That To-Read: A Personal Challenge

Ok, jadi ini sebenarnya reading challenge yang sifatnya pribadi aja ya. Setelah melihat daftar di rak 'to-read' saya di GR yang semakin menumpuk dari hari ke hari, saya memutuskan untuk mulai membaca beberapa di antaranya. Yah, saya kan masukin mereka di sana karena pengin baca, tapi akhirnya malah cuma numpuk gitu aja :)).

Anyway, target saya adalah menyelesaikan 6 buku. Beberapa buku yang jadi incaran saya untuk diselesaikan bulan depan adalah:

  1. The Goldfinch - Donna Tart (sudah mulai baca sih sebenarnya)
  2. People Like Us - Yosephine Monica
  3. We - Yevgeny Zamyatin
  4. 1st to Die - James Patterson
  5. Rainy's Days - Fita Chakra
  6. Someone to Remember - Natalia Theodora
Yup, that's it. Semoga target ini bisa tercapai ^^.

Sunday, July 13, 2014

Review Novel: We Quit Us - Ria Destriana

We Quit UsWe Quit Us by Ria Destriana
My rating: 3 of 5 stars

Judul: We Quit Us
Penulis: Ria Destriana
Penerbit: Ice Cube (imprint Kepustakaan Populer Gramedia)
Halaman: 222 halaman
Terbitan: Maret 2014

Sara dan Ryan. Dua orang yang saling menyayangi ini memutuskan untuk berpisah karena sering bertengkar. Mereka mengira semua akan berjalan baik-baik saja. Tidak ada drama putus cinta yang akan mengikuti kehidupan sehari-hari mereka.

Sampai suatu hari, ketika Sara menggandeng Bona, cowok cakep sekolah sebelah, di depan Ryan. Ryan marah, tidak terima kalau Sara sudah bisa melupakan dirinya. Dia pun memutuskan pacaran dengan murid baru yang imut dan cantik, Lala.

Aksi pamer kemesraan pun mewarnai kehidupan sekolah mereka. Tidak ada yang mau mengalah, mereka saling menyerang. Ryan yang selalu terlihat bareng Lala dan Sara yang selalu diantar jemput oleh Bona.

Namun, entah mengapa ketika malam hari tiba rasa rindu pun ikut menyergap…

Review

Tertarik untuk beli novel ini karena judulnya yang menarik, kovernya yang cantik, dan blurb-nya yang terdengar lucu. Cuma setelah dipikir-pikir, buku ini masuk dalam serial "Bluestroberi", yang berarti novel ini mengusung tema cinta yang pahit-manis.

Setelah membaca buku ini, saya merasa bahwa novel ini cukup memenuhi kriteria itu. Keseluruhan cerita berjalan dengan baik dan tema posesif-ngeliat-mantan-jalan-dengan-orang-lain dikelola dengan baik oleh penulis.

Cuma karakternya terasa sedikit kurang tergali. Khususnya karakter pembantu seperti Bona atau Lala (well, khususnya Bona sih). Selain itu ceritanya kadang terasa diburu-buru, seperti Lala yang tiba-tiba sudah suka sama Ryan (padahal baru kenal seminggu).

Untuk typo, ada nama Lala yang jadi Sara di halaman 132, lalu ada paragraf yang terlalu menjorok satu spasi ke dalam. Ada juga kata 'disamping' yang harusnya ditulis terpisah. Cuma saya lupa nyatet di halaman berapa untuk dua yang terakhir itu :)).

Secara keseluruhan, untuk bacaan ringan bolehlah.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 Young Adult Reading Chalenge
- 2014 New Authors Reading Challenge


View all my reviews

Wednesday, July 9, 2014

Review Novel: The Complete Adventures Of Charlie And Mr Willy Wonka - Roald Dahl

The Complete Adventures Of Charlie And Mr Willy WonkaThe Complete Adventures Of Charlie And Mr Willy Wonka by Roald Dahl
My rating: 4 of 5 stars

Judul: The Complete Adventures of Charlie and Mr. Willy Wonka
Penulis: Roald Dahl
Penerbit: Puffin Books
Halaman: 384 halaman
Terbitan: 2001

Introducing the amazing Willy Wonka, chocolate-maker extraordinary! Now in one volume are the complete works of Charlie and the Chocolate Factory and Charlie and the Great Glass Elevator, two Willy Wonka classics from beloved author Roald Dahl.

In Charlie and the Chocolate Factory, Willy Wonka's famous, mysterious chocolate factory is opening its doors at last. But only five lucky children will be allowed inside: Augustus Gloop, Veruca Salt, Violet Beauregarde, Mike Teavee, and Charlie Bucket, Our Hero, a boy who is honest and kind, brave and true, and good and ready for the wildest time of his life. But even Charlie never expects to fly through the chocolate factory in a giant glass elevator! In the uproarious sequel, Charlie and the Great Glass Elevator, Willy Wonka whisks Charlie and the entire Bucket family right into space on an intergalactic elevator joyride and another wild fantasy adventure.

Review

Berturut-turut baca karyanya Roald Dahl. Beruntung buku ini ada di perpustakaan. Lebih murah sewanya ketimbang minjam Charlie and the Chocolate Factory dan Charlie and the Great Glass Elevator secara terpisah :)).

Jujur saya lebih dulu mengenal Charlie dan Willy Wonka lewat adaptasi filmnya di tahun 2005. Itu loh, yang Johny Depp jadi Willy Wonka-nya. Saya suka banget sama filmnya dan pengin baca bukunya sejak lama.

Di antara kedua cerita yang ada di buku ini, saya rasa Charlie and the Chocolate Factory lebih menarik ketimbang Charlie and the Great Glass Elevator. Yang pertama ceritanya terasa lebih berarah, sementara yang kedua agak lebih... hmm, random gitu kali ya.

Cuma akhir ceritanya Charlie and the Chocolate Factory terasa kurang nendang buat saya. Saya baru ngeh kalau akhir di filmnya itu tambahan pembuat filmnya sendiri. Tidak mengikuti novelnya. Saya berharap ada sedikit tambahan di akhir novelnya, tapi sayang ceritanya berakhir begitu saja.

Secara keseluruhan tetap seru lah. Di sini juga saya makin yakin kalau Roald Dahl memang tidak suka televisi. Kelihatan banget dari penggambarannya tentang TV, baik di Matilda, maupun di Charlie and the Chocolate Factory.


View all my reviews

Wishful Wednesday #46

Yuhu, selamat hari Rabu semuanya ^^. Untuk Wishful Wednesday kali ini, buku pilihan saya adalah:

People Like Us
oleh: Yosephine Monica

Dari Goodreads:

Akan kuceritakan sebuah kisah untukmu.
Tentang Amy, gadis yang tak punya banyak pilihan dalam hidupnya.
Serta Ben, pemuda yang selalu dihantui masa lalu.

Sepanjang cerita ini, kau akan dibawa mengunjungi potongan-potongan kehidupan mereka.
Tentang impian mereka,
tentang cinta pertama,
tentang persahabatan,
tentang keluarga,
juga tentang... kehilangan.

Mereka akan melalui petualangan-petualangan kecil, sebelum salah satu dari mereka harus mengucapkan selamat tinggal.

Mungkin, kau sudah tahu bagaimana cerita ini akan tamat.

Aku tidak peduli.
Aku hanya berharap kau membacanya sampai halaman terakhir.

Kalau begitu, kita mulai dari mana?

Buku yang baru-baru ini jadi bahan tur blog Penerbit Haru. Saya sempat menang buku ini di salah satu GA-nya loh ^^.

Ceritanya kayaknya menarik dan banyak yang bilang penulisannya bagus. Makanya jadi penasaran pengin baca. Hah, sekali lagi saya jadi "korban" tur blog penerbit :)).

Ingin tahu lebih banyak soal WW? Cek blog hostnya.

Monday, July 7, 2014

Review Novel: Matilda - Roald Dahl

MatildaMatilda by Roald Dahl
My rating: 5 of 5 stars

Judul: Matilda
Penulis: Roald Dahl
Penerbit: Puffin Books
Halaman: 232 halaman
Terbitan: 2001

Matilda adalah seorang gadis kecil dengan kecerdasan yang luar biasa. Saat usianya masih balita, dia sudah dapat membaca dengan lancar (bahkan telah membaca buku-buku karangan Charles Dickens, Jane Austen, dsb) serta dapat melakukan aritmatika yang rumit (seperti perkalian dua digit dengan dua digit).

Masalahnya, tidak ada yang memperhatikan kecerdasannya ini. Kedua orang tuanya menganggapnya bodoh, bahkan menganggap pendidikan nyaris tidak penting untuk anak gadis sepertinya. Untungnya dia bertemu dengan Ms. Honey, gurunya, yang sadar akan kelebihannya dan memberi perhatian akan hal itu.

Sayangnya hari-hari Matilda di sekolah penuh dengan teror oleh Mrs. Trunchbull, kepala sekolahnya yang bengis dan senang menghukum anak-anak dengan cara yang sadis.

Review

Wuhu, berhasil menamatkan novel ini dalam beberapa jam saja. Padahal seharian juga baca Oppa & I. Saking sukanya kali yah.

Sebenarnya agak kaget yah melihat novel ini terkenal sebagai novel anak-anak. Banyak kata-kata yang bisa dibilang kasar di sini. Ada juga tindak kekerasan, baik berupa pembalasan yang dilakukan oleh Matilda, maupun hukuman-hukuman yang diberikan oleh Mrs. Trunchbull. Yang paling gila, buat saya, adalah waktu Mrs. Trunchbull mengangkat seorang anak gadis dari ikatan rambutnya, memutarnya, lalu melemparnya. Itu... ekstrim banget.

Pas di bagian Matilda bisa menggerakkan benda-benda tanpa menyentuhnya, saya merasa sedikit aneh dan kurang suka. Soalnya terasa sangat tiba-tiba. Hanya saja bagaimana kekuatan itu Matilda gunakan, serta teori Ms. Honey di akhir cukup membuat saya suka dengan kemampuan Matilda ini.

Secara keseluruhan, suka banget sama ceritanya. Pengin baca karya-karya Roald Dahl yang lain. Khususnya Charlie and the Chocolate Factory ^^.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 New Authors Reading Challenge


View all my reviews

Sunday, July 6, 2014

Review Novel: Oppa & I - Orizuka & Lia Indra Andriana

Oppa & IOppa & I by Orizuka
My rating: 3 of 5 stars

Judul: Oppa & I
Penulis: Orizuka & Lia Indra Andriana
Penerbit: Penerbit Haru
Halaman: 156 halaman
Terbitan: Desember 2011

Park Jae In:

‘Oppa’.

Apa panggilan itu tidak terdengar lucu? Terutama setelah kau pergi meninggalkanku begitu saja lima tahun lalu?

Sekarang saat bertemu lagi, apa yang membuat senyummu selebar itu?

Apa kau senang melihatku seperti ini?

Park Jae Kwon:

Jae In-a.

Kau dulu menggemaskan, tetapi sekarang mengapa begini? Siapa yang membuatmu susah, katakan pada Oppa!

Oppa tak akan membiarkan siapapun menyakitimu!

Oppa akan melindungimu!

Review

Buku hasil hadiah giveaway & blog tour novel People Like Us yang diadakan Penerbit Haru. Menang di salah satu blog penyelenggaranya dan dapat novel ini serta pembungkus buku dari kain.


Jarang-jarang nih saya baca buku yang, bisa dibilang, bukan elemen saya. Soalnya sampai hari ini, saya cuma ingat pernah baca satu novel lain yang berlatar Korea, Our Happy Time. Padahal belakangan banyak novel latar Korea yang terbit, tapi kurang tertarik aja. Mungkin karena kurang familiar dengan negara dan kebudayaannya kali yah.

Sejujurnya dari segi latar tempat, Korea-nya kurang tergali. Yang lebih dominan mungkin penggunaan bahasa Korea dan sedikit soal K-Pop-nya. Saya sih berharap ada lebih banyak tempat dan kebudayaan di Korea yang bisa ditunjukkan di sini.

Dari segi cerita? Hmm... your typical teenlit I would say. Serta terasa banyak bagian yang "terlompat-lompat". Seperti Jae Kwon yang tiba-tiba suka Hye Rin, atau bagian akhir ceritanya yang terasa tiba-tiba.

Karakter? Lumayanlah. Jae Kwon mungkin yang paling menonjol dengan hobinya menirukan gerakan koreografi para girlband. :))

Secara keseluruhan saya cukup suka sih ya. Mungkin kurang terasa utuh sebagai satu cerita penuh, tapi tetap enak dibaca, ringan, dan lucu. Cocoklah buat jadi teman menunggu beduk buka puasa. *walau saya sendiri tidak puasa sih :)).

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 Young Adult Reading Challenge

View all my reviews

Review Novel: The Three-Cornered World - Natsume Soseki

The Three-Cornered WorldThe Three-Cornered World by Sōseki Natsume
My rating: 3 of 5 stars

Judul: The Three-Cornered World
Penulis: Natsume Soseki
Penerbit: Tuttle Publishing
Halaman: 192 halaman
Terbitan: 2000

In The Three-Cornered World, an artist leaves city life to wander in the mountains on a quest to stimulate his artistic endeavors. When he finds himself staying at an almost deserted inn, he becomes obsessed with the beautiful and strange daughter of the innkeeper, who is rumored to have abandoned her husband and fallen in love with a priest at a nearby temple. Haunted by her aura of mystery and tragedy, he wants to paint her. As he struggles to complete his picture and sove the enigma of her life, his daily conversations with those at the inn and the village provide clues and inspiration toward solving the mysteries she presents.

Natsume Soseki examines each event and scene in this story in minute detail, creating balanced pictures in each small situation. Interspersed with philosophies of both the East and West, Soseki's writing blends two very different cultures and presents the unique world of an artist struggling with his craft and his environment. An evocative picture of the daily life in a mountain village of the times, The Three-Cornered World provokes thought and images equally.

Review

Bercerita tentang 'aku' (yang hingga akhir tidak diketahui namanya), seorang seniman yang pergi dari Tokyo ke sebuah gunung untuk mencari inspirasi. Di sana dia tinggal di sebuah penginapan dan mendengar kisah tentang anak gadis pemilik penginapan, Nami, yang menjadi buah bibir desa karena perceraiannya ketika suaminya jatuh miskin.

Atas permintaan gadis itu, 'aku' bermaksud untuk melukis Nami dengan gaya yang menyerupai lukisan Ophelia karya Millais. Hanya saja ada sesuatu yang "kurang" pada diri Nami yang membuatnya kesulitan menyelesaikan lukisannya.


Ophelia karya Sir John Everett Millais

I suppose you could say that an artist is a person who lives in the triangle which remains after the angle which we may call common sense has been removed from this four-cornered world. (pg. 48)

Saya tidak yakin apakah buku ini bisa dibilang sebagai novel atau tidak. Alih-alih fokus pada karakter atau plot, buku ini lebih banyak berfokus pada filosofi si tokoh utama akan seni. Hampir semua aspek dalam novel ini dikaitkan dengan seni oleh si 'aku'. Bahkan ngeliat kue aja masih dia hubungkan dengan seni.

Yang saya suka dari novel ini adalah interaksi antara 'aku' dan Nami, kisah antara Nami dan mantan suaminya, serta beberapa deskripsi dan pemikiran yang ada.

Membaca novel ini, saya yakin akan ada yang kurang suka karena deskripsinya yang panjang-panjang dan kurangnya cerita yang sebenarnya.


View all my reviews

Friday, July 4, 2014

Review Novel: The Graveyard Book - Cerita Dari Pemakaman - Neil Gaiman

The Graveyard Book - Cerita dari PemakamanThe Graveyard Book - Cerita dari Pemakaman by Neil Gaiman
My rating: 4 of 5 stars

Judul: The Graveyard Book - Cerita Dari Pemakaman
Penulis: Neil Gaiman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 360 halaman
Terbitan: April 2013

Nobody Owens––panggilannya Bod––adalah anak biasa, benar-benar biasa, seandainya dia tidak tinggal di kompleks pemakaman, dibesarkan oleh hantu-hantu, dengan wali yang tidak berasal dari dunia orang hidup maupun orang mati. Banyak petualangan di pemakaman itu, dan kalau Bod pergi ke dunia luar, dia terancam bahaya dari pria bernama Jack––yang telah membunuh seluruh keluarga Bod.

Pencerita ulung Neil Gaiman kembali menyajikan cerita tentang kehidupan dan kematian, kasih sayang dan tumbuh dewasa, serta menemukan keluarga di tempat-tempat yang tampaknya paling mustahil.

Review

Kayaknya saya bakal sangat suka sekali banget kalau saya baca buku ini zaman SD-SMA dulu. Sekarang juga suka sih, cuma saya yakin bakal lebih dahsyat efeknya kalau saya baca dulu-dulu :)).

Dari awal sudah suka sama ceritanya. Penasaran dengan misteri pembunuhan keluarga Bod. Tertarik juga dengan kisah kehidupan dan petualangan Bod di pemakaman tempat dia dibesarkan.

Hantu-hantu yang Neil Gaiman tampilkan sangat variatif. Paling suka waktu petualangannya Bod di dunia ghoul. Apalagi di situ muncul satu tokoh keren secara mengejutkan.

Perkenalan yang kerenlah dengan karya Neil Gaiman.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 New Authors Reading Challenge


View all my reviews