Rss Feed
  1. Rona Bahasa dan Sastra IndonesiaRona Bahasa dan Sastra Indonesia by Sugihastuti
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Rona Bahasa dan Sastra Indonesia
    Penulis: Sugihastuti
    Penerbit: Pustaka Pelajar
    Halaman: 188 halaman
    Terbitan: Agustus 2005

    "Rona Bahasa dan Sastra Indonesia" adalah buku non-fiksi dari Sugihastuti yang membahas sastra dan bahasa Indonesia. Di dalamnya terdapat empat bab yang mengulik sebuah karya atau penulis secara khusus (mulai dari Toeti Herati hingga Ayu Utami), serta lima bab yang berbicara tentang bahasa Indonesia (mulai dari stiker plesetan hingga menjadi editor).

    Sejak membaca bukunya Katrin Bandel yang berisi kritik sastra, saya memang jadi suka mencari-cari buku yang serupa. Kebetulan saya menemukan buku ini di toko buku dan langsung membelinya.


    Satu perbedaan besar antara buku ini dengan buku Katrin Bandel terletak pada pilihan buku bahasan. Katrin Bandel lebih memilih penulis yang memang terkenal (seperti Ayu Utami, Dee, atau Eka Kurniawan) untuk diulik karyanya, sementara pilihan Sugihastuti jatuh pada nama-nama yang mungkin kurang lazim, misalnya: Toeti Heraty (yang kebetulan sudah pernah saya baca bukunya) atau Lilimunir C. (yang sama sekali asing bagi saya).

    Bagian favorit saya datang dari dua bab terakhir yang bicara tentang bahasa baku dan menjadi editor. Di bab tentang bahasa baku, selain membicarakan tentang tata bahasa Indonesia yang benar, Sugihastuti juga mengajukan pertanyaan tentang apa itu berbahasa yang baik dan benar. Apa sih syarat dan ketentuan yang membuat sebuah bahasa itu baik dan benar? *petunjuk: tidak berhubungan dengan kaidah berbahasa, tapi lebih kepada situasi dan kondisi.

    Pada bab tentang menjadi editor, Sugihastuti menekankan tentang tugas dan pentingnya seorang editor.

    Menyunting merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang luar biasa. Sikap grusa-grusu tidak layak dimiliki oleh editor. Dua sikap ini saling mengait. Editor yang teliti, biasanya juga merupakan editor yang sabar. Apabila kedua sikap ini tidak dimiliki, editor akan cepat bosan bekerja. Akibatnya, hasil suntingannya jelek. (hal. 179)


    Secara keseluruhan, buku yang layak dibaca untuk yang ingin mengenal bahasa Indonesia lebih jauh lagi.

    View all my reviews


  2. 0 comments :

    Post a Comment