Rss Feed
  1. Urban Thriller: Playing VictimUrban Thriller: Playing Victim by Eva Sri Rahayu
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: Playing Victim
    Penulis: Eva Sri Rahayu
    Penerbit: Noura Books
    Halaman: 400 halaman
    Terbitan: Juni 2019

    Berpura-pura menjadi korban, viral, dan musuh tersingkirkan. Tiga sahabat mencecap ketenaran dan terhanyut di dalamnya. Yang perlu mereka lakukan hanya mengunggah sesuatu di media sosial dan mendapatkan simpati netizen.

    Intensitas permainan semakin tak terbendung. Menjadi korban kekerasan, dibuntuti penguntit, hingga disiksa orangtua sendiri. Skenario diperankan dan saat plot mencapai puncak, mereka menyadari satu hal: netizen menginginkan sesuatu yang dramatis. Akhir yang tragis.

    Untuk menjadi yang terbaik, beranikah mereka menghalalkan segala cara? Bahkan berkorban nyawa?

    Review
     
    Enam tahun lalu, di ulasan novel Love, Hate & Hocus-Pocus, saya pernah bilang kalau saya akan memberikan bintang lima untuk novel yang sukses menyandra waktu tidur saya. Novel ini berhasil melakukan hal itu.

    Ceritanya tentang tiga orang sahabat: Isvara, Afreen, dan Calya yang menjadi terkenal setelah video mereka pingsan dan berpura-pura menjadi korban risak guru olahraga mereka viral. Beberapa bulan setelahnya, ketiga siswi itu berpisah dan melanjutkan perkuliahan mereka di kampus yang berbeda.

    Hidup mereka berubah karena kepopuleran yang mereka miliki. Afreen menjadi musisi internet dan namanya terangkat. Calya mengadospi imej bad girl dan memiliki penggemarnya sendiri. Sementara itu, Isvara merasa tersisihkan karena dia justru mulai ditinggalkan para followers-nya di sosial media. Kehidupan mereka bersitegang saat salah satu dari mereka memperoleh penghargaan dan kini segala cara akan mereka lakukan demi popularitas.


  2. The Haunting of Hill HouseThe Haunting of Hill House by Shirley Jackson
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: The Haunting of Hill House
    Penulis: Shirley Jackson
    Penerbit: Penerbit Qanita
    Halaman: 376 halaman
    Terbitan: Januari 2017

    Hill House terpencil, ganjil dan angker. Ukiran dan lukisan di dalamnya seolah-olah mengamatimu ke mana pun kau pergi, pintu-pintu selalu tertutup sendiri, dan kau selalu merasakan dingin menggigit meski duduk di dekat perapian. Setiap malam, terdengar suara langkah kaki di koridor, dan ketukan-ketukan kasar di pintu, padahal ketika diperiksa, tidak ada siapa-siapa. Tidak ada orang waras yang sudi tinggal di sana .…

    Namun, rumor-rumor seram Hill House malah menarik perhatian
    Dr. Montague, akademisi yang ingin melakukan penelitian tentang aktivitas supernatural. Dengan tiga orang asisten, Eleanor, Theodora, dan Luke, dia tinggal di Hill House selama musim panas. Awalnya gangguan-gangguan makhluk halus yang mereka alami masih bisa ditoleransi, tapi ketika Eleanor mulai mendengar suara-suara tanpa wujud yang membisikkan namanya, dan coretan cat merah di dinding yang memintanya pulang, keadaan mulai di luar kendali.
    Dr. Montague harus bertindak cepat jika tidak ingin korban nyawa berjatuhan.

    Review
     
    Seorang peneliti, seorang pria pembohong, seorang gadis flamboyan, dan seorang gadis pemalu berencana menghabiskan beberapa minggu di Hill House. Tujuan mereka adalah menyelidiki Hill House, rumah yang terkenal angker dan dijauhi oleh warga sekitar. Dr. Montague, si peneliti, percaya bahwa ada sesuatu di rumah itu yang dapat membuktikan penelitian ilmiahnya tentang hal-hal supernatural.

    Hill House tak waras; berdiri dalam kesendirian, bersandar pada perbukitan, memendam kelam; ia telah berdiri selama delapan puluh tahun dan mungkin akan terus berdiri selama delapan puluh tahun lagi. Di dalamnya, dinding-dinding terus menegak, bata-batanya tersusun dengan tertib, lantai-lantainya kokoh, dan pintu-pintunya tertutup rapat; keheningan yang pekat menyelubungi kayu-kayu dan bebatuan di Hill House, dan apa pun yang bergentayangan di sana, bergentayangan sendirian.