-
Review: Cowok Pingitan - Agnes Jessica
Wednesday, August 29, 2012
Cowok Pingitan by Agnes Jessica
My rating: 3 of 5 stars
Cowok Pingitan bercerita soal Evans yang adalah anak dari keluarga kaya yang sangat dilindungi oleh orang tuanya. Gara-gara dirampok, dia bertemu dengan Donna, seorang wanita muda yang berprofesi sebagai seorang pramuria. Cinta perlahan tumbuh di antara dua orang berbeda kelas sosial ini, tapi saat pekerjaan Donna terbongkar, bagaimana mereka akan bertahan?
Sudah lama tidak baca bukunya Agnes Jessica setelah terakhir membaca "Heaven"nya. Buku yang memiliki cerita sangat simpel dan lurus. Karakter dan motif tokoh-tokoh yang ada cukup bisa dipercayai.
Sayang novel ini terlalu singkat. Bagian akhirnya terasa terlalu sederhana dan tokoh-tokoh yang ada kurang tergali. Curiga ini aslinya naskah FTV yang kemudian Agnes ubah menjadi novel (atau lebih tepat novelette yah?).
View all my reviewsPosted by Biondy at 7:45:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 0 comments |
-
Review: A Time, A Season: Selected Poems of Toeti Heraty
Tuesday, August 28, 2012
A Time, A Season: Selected Poems of Toeti Heraty by Toeti Heraty
My rating: 4 of 5 stars
Accidentally found this book at the library :D
I love the layout. It was well made. I love the illustrations in the book which are paintings from various painters.
I love the poems as well. The bilingual poem's concept is beautiful for me. There are poems that I enjoyed more in English. There are poems that I enjoyed more in Indonesians. There are some that I enjoyed in both or a mix of it.
Too bad that there are some typos that disrupt my reading pace. However, I still love this book and looking forward for more from Toeti Heraty
View all my reviewsPosted by Biondy at 2:21:00 AM | Labels: Buku , Membaca , Puisi , Review , Review Buku | 0 comments |
-
Review Novel: Conquer, The Adventure of Magic - Ramdhan Habib
Sunday, August 26, 2012
Conquer: The Adventure of Magic by Ramdhan Habib
My rating: 1 of 5 stars
This is one long ride, so prepare yourself.
ConqueR bercerita mengenai 4 orang anak yang belajar ilmu sihir di sebuah perguruan (yup, bukan sekolah) sihir. Keempat anak itu adalah Iib (si 'aku' dalam cerita), Adit, Riky, dan Aas.
Cerita mengambil setting di sebuah desa bernama Gothed (yang mirip-mirip gabungan goth dan santet buat saya) yang terletak di kaki gunung Kominasang.
Kalau diperhatikan namanya terdengar tidak sinkron yah, tapi ini alasannya. Desa Gothed itu ternyata diberi nama sesuai dengan nama orang yang banyak berjasa di daerah itu, Fernando Arbeque Gothed Kigayo (yang saya bingung apakah dia orang Portugis, Jepang, atau bagaimana).
Si Fernando itu ternyata seorang penyihir (kejutan!) yang menurunkan ilmunya pada Sutomo, yang kemudian menjadi pemimpin perguruan sihir Gothed sekaligus ayah dari Iib.
Si Gothed ini sendiri memiliki seorang musuh bebuyutan bernama Robert Dash Kigayo, kakak kandungnya sendiri. Permusuhan ini ternyata disebabkan karena rasa dendam Robert pada ayah mereka, Nomiki Kigayo, yang menurunkan ilmu sihir tersakti hanya pada Fernando karena sang ayah menganggap sifat Robert kurang cocok untuk jadi pelanjut ilmu tersebut.
Robert yang marah kemudian membunuh ibu mereka, Sovakinati Moon. Yang saya agak heran di sini, apa motif si Robert membunuh ibunya sendiri? Mungkin si penulis mau menunjukkan bahwa si Robert ini orang yang tegaan, tapi motifnya tidak kuat. Soalnya si ibu ini tidak terlibat dalam keputusan pewarisan ilmu itu (setidaknya tidak ada hal seperti itu yang saya baca). Si Sovakinati ini juga tidak diceritakan pilih kasih pada anak-anaknya. Jadi, alasan si Robert membunuh ibunya ini karena apa?
Setelah membunuh ibu mereka, Robert bersumpah bahwa dia akan membunuh Fernando dan menghilangkan aliran sihir Gothed dari dunia ini. Oh iya, sekalian dia juga mau menguasai dunia.
Kembali pada si empat sekawan. Mereka ternyata belajar di perguruan sihir yang memiliki sistem 7 tahun belajar (rings a bell?) dan mereka berempat sudah sampai pada tahun terakhir.
Keempat anak ini tergabung dalam kelompok "Conquer" (yang kemdian tiba-tiba berubah jadi ConqueR di bagian belakang). Conquer ini dilatih khusus oleh Pak Sutomo dalam rangka persiapan mengalahkan Robert. Mereka diajari berbagai macam sihir, mulai dari yang dasar hingga ke "sihir hitam" yang dapat dipakai untuk membunuh.
Khusus bagian sihir membunuh itu, saya jadi takut dengan Pak Sutomo. Bagaimana tidak. Setelah si Iib berhasil menggunakan mantra itu untuk membunuh seekor kalajengking, Pak Sutomo lantas memujinya dan menjelaskan bahwa mantra itulah yang membunuh si Fernando itu dulu. Dia berharap bahwa Robert juga akan mati dengan cara yang sama dan secara implisit mengatakan bahwa dia ingin mereka berempatlah (yang mana termasuk anaknya) yang akan membunuh Robert.
Jujur sampai sini saya takut dengan si Sutomo. Kalau saya jadi Iib, saya juga akan merasa takut dan berpikir jangan-jangan ayahku psikopat. Sebenarnya sih bisa masuk akal kalau misalkan membunuh Robert itu tujuan utama satu desa Gothed dan anak-anak mereka sengaja dilatih untuk itu, tapi dari yang saya tangkap, si Robert ini ditakuti oleh sedesa dan tidak ada yang berani melawan (mirip rasa takut kaum penyihir pada Voldemort).
Selain itu juga tidak dijelaskan dengan baik kenapa keempat anak ini begitu spesial dan seolah-olah hanya merekalah yang bisa membunuh si Robert itu. Padahal kalau dipikir-pikir, yang bisa sihir aliran Gothed kan bukan cuma mereka. Sutomo juga bisa. Anak-anak dan lulusan perguruan sihir itu juga bisa. Lalu kenapa hanya mereka berempat yang, tampaknya, mampu membunuh Robert (duh, karena mereka tokoh utama cerita tentunya).
Di bagian awal cerita juga diperkenalkan empat tokoh wanita yang berasal dari daerah Jupiter. Oke, begitu membaca nama Jupiter, saya langsung berhenti dan langsung skimming bagian awal cerita. Saya jadi bingung ini gimana ceritanya bisa ada Jupiter? Ternyata, Jupiter itu nama sebuah desa. Kenapa bisa ada desa bernama Jupiter? Masih menjadi misteri.
Keempat gadis itu katanya datang ke Gothed karena mengikuti amanah dari Mr. Fernando Gothed yang memberi tahu ayah Galuh, salah seorang dari empat gadis, bahwa setelah 10 tahun kematiannya, orang-orang Jupiter harus pindah ke Gothed.
Pertanyaan saya kenapa? Tidak ada alasan mengenai perintah Fernando itu (dia disebut sebagai Mr. Gothed sepanjang cerita btw). Selain itu saya rasa sudah lama sejak 10 tahun berlalu dari kematian si Fernando Gothed. Kok baru nongolnya sekarang? Selain itu tampaknya yang pindah hanya keempat gadis itu, orang-orang kampung Jupiter lainnya tidak kelihatan.
Awalnya saya pikir empat gadis ini mungkin orang suruhan Robert yang datang untuk mengacau, tapi ternyata... saya salah. Sampai akhir saya berharap twist ini akan muncul, tapi fungsi keempat gadis ini tampaknya hanya sebagai pemanis saja dan objek romansa keempat anggota Conquer. Tidak lebih dari itu.
Romansa yang dihadirkan pun bagi saya sangat romansa buatan anak SD. Keempat pasangan itu, semuanya, mengalami cinta pada pandangan pertama. Selain itu tidak ada 2 orang yang jatuh cinta pada satu orang yang sama. Semuanya saling suka pada orang yang berbeda dan kebetulan orang yang dia sukai juga suka padanya. Err....
Kembali pada persiapan menghadapi Robert. Keempat anak itu kemudian diberikan sebuah batu sakti yang dapat berubah menjadi kendaraan keren oleh Pak Sutomo. Dengan mantra yang tepat, batu itu dapat menjadi sebuah motor atau mobil. Mobilnya sendiri super badass kalau kubilang. Bagaimana tidak. Bagian dalamnya disihir dengan sihir perluasan, ada TV, kulkas, dan... makanan tidak terbatas.
Pas baca bagian ini saya langsung bolak balik buku nyari umur pengarang. Setelah baca bagian profil pengarang, saya langsung bisa ngeh ada apa dengan cerita ini. Si pengarang, Ramdhan Habib, kelahiran tahun 1997. Berarti pas novel ini keluar pada 2011, dia baru 14. So here we have another very young writer.
Di bagian profil penulis juga disebutkan bahwa nama panggilan penulis adalah Iib dan saat itu juga saya sadar. Novel ini lebih merupakan sarana pemenuhan ego penulis ketimbang sebuah novel yang serius. Barang-barang yang ada lebih merupakan benda apa yang penulis inginkan dan tokoh utama cerita (yang namanya juga Iib) adalah bagaimana si Iib penulis ingin dirinya terlihat dan menjadi (setidaknya dalam angannya).
Yah, begitu menarik kesimpulan itu, saya langsung lebih rileks membaca dan bahkan tidak ambil pusing lagi soal final battle Conquer vs Robert. Bahkan soal strategi kita-kencan-dulu-yuk-sebelum-bertempur yang mereka "terapkan".
Ada twist menarik soal kemampuan Robert sebenarnya. Diceritakan bahwa Robert bisa mengambil jantung orang dan memasukkannya ke dalam tubuhnya. Hal ini bisa membuatnya memiliki lebih dari 1 nyawa. Cuma si Robert ini kayaknya super pasif padahal punya rencana menguasai dunia. Dia tidak kelihatan punya teror atau sihir yang kuat, bahkan dia hanya punya satu jantung ekstra, padahal dia bisa menyimpan lebih dari satu. Apa dia hanya cocok dengan jantung keturunan ilmu Fernando Gothed atau bagaimana? Tidak diceritakan.
Penyelesaian akhirnya agak-agak ala maho shoujo manga buat saya. Bagaimana caranya? Well, bisa simak sendiri di novel ini :)
Yah, buat Ramdhan Habib, selamat buat novel perdananya. Selamat datang di dunia penulis. Terus belajar untuk menulis lebih baik lagi dan jangan menyerah. Karya keduanya ditunggu. Semoga ada perkembangan signifikan.
View all my reviewsPosted by Biondy at 5:51:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 1 comments |
-
LOMBA CERITA HARI ANAK NASIONAL 2012
Friday, August 24, 2012
DL: 31 Agustus 2012Tema: "Aku Melawan Korupsi"*15 Tulisan Nominator Dibukukan Cetak NasionalTujuan:Akhir-akhir ini sangat menyentak kesadaran kita mengenai fenomena maraknya terungkap kasus korupsi yang melibatkan elit-elit politik, dan lebih mirisnya yang terjerat hukum gara-gara korupsi itu adalah para pemimpin yang seharusnya mereka adalah panutan bagi bangsa ini. Hal ini sangat terkait dengan minimnya pendidikan "bahaya korupsi" dan dampaknya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di bangku sekolah. Sekarang ini sudah ada pendekatan "melawan" korupsi yang dikenalkan pada anak-anak sekolah dasar dan menengah pertama.Untuk menunjang program pemerintah mengenai pendidikan antikorupsi sejak dini, kami merasa terpanggil untuk membuat lomba cerita anak yang bertemakan tentang korupsi, bagaimana anak-anak dengan kepolosan dan kejujuran mereka bisa menjadi "alarm" dan pencegahan untuk menghindari tindakan korupsi sekecil apapun itu. Dengan cerita-cerita ini, pesan "melawan" korupsi akan lebih mudah dicerna dan dipahami oleh anak-anak usia SD dan SMP. Sehingga anak-anak bisa menyerap nilai-nilai kejujuran, moral dan agama dari cerita-cerita tersebut.Kriteria Cerita:- Cerita seputar dunia anak-anak yang berkaitan dengan semangat "melawan korupsi" yang bisa ditumbuhkan sejak usia dini. Tema ini bisa dijadikan menjadi topik-topik sederhana bagaimana seorang anak yang jujur mengembalikan milik orang lain, tidak mengambil punya orang lain, tidak menipu, berbohong dan menanamkan jiwa disiplin supaya tidak sering malas sekolah atau ogah-ogahan menyelesaikan tugas (korupsi waktu), dan cerita-cerita lain yang ada hubungannya dengan "korupsi" dalam lingkup yang lebih luas di dunia anak-anak.
- Cerita anak ini berisi tentang pesan-pesan moral, kejujuran, kedisiplinan, ketaatan pada ajaran agama yang melarang melakukan korupsi atau tindakan yang bisa menjadi kebiasaan orang melakukan korupsi.
- Tokoh utamanya adalah anak-anak (usia 6-15 tahun).
- Menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, cara bercerita yang mengalir, pesan yang disampaikan mudah dipahami anak-anak.
- Tidak menggunakan bahasa-bahasa vulgar, asusila, SARA dan kata-kata yang tidak pantas dibaca anak-anak.
- Panitia bisa menganulir naskah yang tidak sesuai dengan kriteria cerita yang kami inginkan di atas.
Syarat Penulisan:- Terbuka untuk umum dan Writing Revolution, gratis.
- Maksimal mengirimkan 2 tulisan.
- Panjang tulisan 3-5 hlm, spasi 2, New Time Roman font 12, margin 3 cm atau 1,18 inchi semua sisi.
- Naskah dikirimkan dalam format LAMPIRKAN FILE (Attach File) ke email:antologi_wr@yahoo.co.id
- Tulis judul email: Lomba Cerita Anak
- Diharapkan mempublikasikan informasi lomba ini di note FB (minimal tag 30 teman) atau Blog.
Hadiah:- Juara I: Uang tunai Rp 300.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
- Juara II: Uang tunai Rp 200.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
- Juara III: Uang tunai Rp 100.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
- 3 Juara Harapan mendapat beasiswa Sekolah Menulis Cerpen Online (SMCO) Writing Revolution (ditambah 1 buku bukti terbit + e-sertifikat).
- Setiap nominator mendapatkan buku 1 bukti terbit + e-sertifikat.
Sistem Penerbitan Buku:- 15 tulisan terpilih sebagai nominator akan dibukukan, cetak nasional, masuk Gramedia, Togamas, Gunung Agung, dll.
- Setiap kontributor mendapatkan royalti dan buku bukti terbit.
- Buku diterbitkan Oktober
Sponsor:- Penerbit Writing Revolution (WritingRevo Publishing).
- Sekolah Menulis Cerpen Online (SMCO), info lebih lengkap silakan klik: http://writing-revolution.blogspot.com/
Update Peserta di http://www.facebook.com/groups/kampungWR/doc/442820382425036/Pengumuman: 15 September 2012Kontak Panitia:Telp. 0274-8593096Hotline. 085763208009E-Mail: antologi_wr@yahoo.co.id
Posted by Biondy at 1:40:00 PM | Labels: Lomba , Menulis | 0 comments |
-
Review Novel: Estarath: Di Tepi Sungai Ordelahr - R.D. Vilam
Thursday, August 23, 2012
Di Tepi Sungai Ordelahr by R.D. Villam
My rating: 4 of 5 stars
Akhirnya buku yang saya beli sampai juga. Aneh sih sebenarnya karena saya ada feeling buku ini bakal nyampai hari ini dan bahkan turun di saat yang tepat ketika petugas JNE membunyikan bel rumah. Biasanya sih mbak kos yang yang buka pagar, tapi dia lagi pulkam hari ini.
Bukunya sampai dengan selamat walau agak berbau makanan (bau rawon atau apa gitu, pokoknya mengingatkan pada makanan berkuah). Ngeliat isinya, bukunya kecil dan tipis yah. Kayaknya cepat selesai dan memang saya selesaikan dalam waktu kurang dari 3 jam.
Di Tepi Sungai OrdelahrAku Duduk dan Menangisini menceritakan tentang Vilnar (yang namanya mengingatkan saya pada minyak goreng), putra bungsu kepala suku Vallanir. Ketika pergi menjarah bersama kakaknya, dia merasa muak melihat darah wanita dan anak-anak tertumpah. Dia memutuskan untuk pulang, meninggalkan kelompok kakaknya. Hal ini mengakibatkan dirinya diasingkan dari sukunya selama 3 tahun.
Dalam pengasingan itulah dia bertemu dengan Ailene, seorang gadis asal Selatan, yang berhasil merebut hatinya. Mereka menikah, memiliki anak, dan mulai membangun sebuah keluarga kecil.
Pertemuan kembali Vilnar dengan kakaknya, Kronar, membuat Vilnar pulang ke kampungnya bersama dengan istri dan anaknya. Kondisi peperangan segera datang menyergap dan Vilnar terjebak dalam perang antar suku dan perebutan jabatan kepala suku dengan saudara-saudaranya.
Buku pertama terbitan penerbit(?) Kastil Fantasi. Ceritanya bagus, cuma buat saya buku ini benar-benar bersifat pengantar. Fokus cerita buku 2 tampaknya ada pada anak si Vilnar (siapa namanya? Virman? Villam? Oh, Vahnar). Mungkin setting waktu 16-18 tahun sesudah buku ini. Atau bisa juga fokusnya nanti soal pelarian si Ailene. Yang mana yah? Surprise me, Mr. Villam.
Belum ada aksi yang berarti di buku ini dan agak kurang emosi menurut saya. Emosi cerita baru saya dapat di saat-saat terakhir.
Salah satu sisi positif lainnya dari buku ini adalah akhir cerita yang tidak gantung. Masalah-masalah yang ada diselesaikan dan kelihatannya tidak ada masalah "bawaan" yang akan muncul di buku 2, kecuali, tentunya, soal kematian Vilnar. [kematian Vilnar. (hide spoiler)]
Untuk soal layout, gambar awal per chapternya saya rasa tidak perlu. Gambar hasil cetakannya terlalu pecah dan alih-alih membuat bagus, malah terlihat jelek buat saya. Mungkin lain kali pakai ilustrasi dan bukannya foto kali yah.
Masih ada 1 typo yang saya temukan, yakni kata "berusaja" di halaman 158 yang tampaknya adalah kata "berusaha". Huruf "h" dan "j" memang dekat sih di keyboard.
Overall, saya menunggu buku selanjutnya. Moga-moga gak terlalu lama. :D
3.5/5 bintang.
View all my reviewsPosted by Biondy at 9:14:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 0 comments |
-
Artemis Fowl: Sandi Abadi - The Eternity Code by Eoin Colfer
My rating: 4 of 5 stars
The Synopsis
Artemis Fowl melakukan kesalahan besar kali ini. C Cube, komputer canggih yang dia buat dengan meniru teknologi peri, dirampas oleh salah seorang pengusaha Amerika yang licik. Bukan hanya itu, Butler si pengawal juga terkena tembakan yang membahayakan nyawanya.
Di tangan yang salah, C Cube dapat menjadi senjata yang mematikan baik bagi manusia mau pun kaum peri. Artemis akhirnya meminta bantuan para peri untuk menyelamatkan nyawa Butler dan membantunya untuk merebut C Cube kembali. Para peri setuju, tapi dengan satu syarat. Seluruh ingatannya tentang peri akan dihapus sesudahya.
The Review
Sepertinya 2+2 memang sama dengan 4 yah. Dua bintang di buku pertama plus dua bintang di buku kedua sama dengan empat bintang di buku ketiga. Buku ke-3 ini buat saya jauh lebih menarik daripada dua buku pertama. Lebih banyak aksi, banyak unsur fiksi ilmiahnya, dan POV yang lebih rapi ketimbang buku 2.
Satu pujian saya untuk Bang Eoin adalah kemampuannya mengolah karakter-karakter yang berbeda di ketiga buku. Di buku 3, Artemis dan Holly memang masih memainkan peranan utama, tapi di sini Butler digantikan oleh Juliet. Variasi grup ini membawa kesegaran baru dan hal ini terjadi juga di buku 2 dengan kehadiran Julius Root.
Di buku ini Artemis digambarkan dengan baik. Masih tetap bocah jenius, tapi hubungan antara dia dan ayahnya membuat Artemis tampak lebih manusiawi dan membuatnya likeable. Bagian pertama dengan Butler juga memperlihatkan kepeduliannya pada si pelayan, walau entah kenapa terasa jadi agak *uhukBLuhuk*
POV yang saya permasalahkan di buku 2 juga lebih rapi di sini. Masih dengan teknik multi POV dan kadang-kadang masih suka pindah sendiri, tapi lebih gampang diikuti ketimbang di buku sebelumnya. Membaca buku ini jadi tidak tersendat-sendat.
Bagian akhir buku ini yang saya kurang mengerti adalah kenapa Artemis tidak membocorkan seluruh rahasianya padahal Holly sudah menerapkan mesmer, sihir hipnotis, padanya. Apa yang membuat dia tidak memberitahukan rencana dengan memanfaatkan Diggums untuk memperoleh ingatannya akan peri kembali?
Selain itu di epilog diceritakan bahwa Artemis memperoleh kamera iris di matanya, yang notabene adalah teknologi peri, tapi anehnya dia tidak langsung memperoleh kembali ingatannya. Apa benda itu kurang kuat berfungsi sebagai picu ingatannya?
Selain itu ada sedikit typo rasanya di bagian akhir saat dia bilang bahwa dia berterima kasih pada Foaly tapi kemudian merubah data arsip kejahatan Diggums. Kayaknya maksudnya bukan Foaly, tapi Diggums deh.
Overall
Buku yang lebih menarik daripada dua buku awal. Saya tidak bisa berhenti membacanya. Tokoh-tokoh kali ini lebih likeabli buat saya. Kerja bagus untuk Eoin Colfer. :)
View all my reviewsPosted by Biondy at 12:50:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 1 comments |
-
Review Novel: Insiden Arktik (Artemis Fowl #2) - Eoin Colfer
Monday, August 20, 2012
Artemis Fowl: Insiden Arktik by Eoin Colfer
My rating: 2 of 5 stars
The Synopsis
Artemis Fowl kembali lagi. Kali ini satu tahun telah berlalu sejak peristiwa penyandraan peri yang dia lakukan.
Di buku kedua ini Artemis memperoleh petunjuk soal keberadaan ayahnya. Di sisi lain, dia juga dituduh sebagai otak di balik perdagangan senjata ilegal di Dunia Bawah. Artemis menyangkal dan berhasil membuat kesepakatan bahwa dia akan mencari si pelaku sebenarnya dengan ganti para peri membantu dia untuk membebaskan ayahnya yang ditawan kelompok penjahat Mafiya.
The Review
Buku kedua dari serial Artemis Fowl yang saya baca. Jujur buku pertamanya sebenarnya tidak terlalu berkesan buat saya. Terus, kenapa saya lanjut membaca buku keduanya? Sederhana. Soalnya saya sudah kadung minjem 3 buku pertama serial ini, jadi yah dibaca saja. Hehehe...
Ada beberapa plus dan minus dalam buku sequel ini ketimbang prequelnya. Plus yang pertama, secara karakter, saya lebih suka dengan Artemis Fowl di buku ini ketimbang di buku pertama. Di buku satu saya lebih banyak menangkap kesan Artemis sebagai snoty little brat, di sini dia terlihat lebih bekerja sama dan less bratty. Perkembangan karakter yang menarik, mengingat di awal buku dia masih digambarkan sebagai bocah sombong. Mungkin memang perkembangan seperti ini yang sejak awal jadi target si penulis.
Plus kedua, saya lebih suka dengan ceritanya secara keseluruhan. Lebih berorientasi aksi dan menggabungkan otak dan otot secara seimbang. Kerja sama antara kubu Artemis-Butler dan Holly-Root juga berhasil dikemas secara baik. Benar-benar menghadapi susah dan senang bareng.
Plus ketiga, the ending was brilliant! Yang saya maksud ending di sini bukan akhir plot masalah sabotase dan "pemberontakan" di dunia bawah. Yang itu mah standar. Yang saya bicarakan ini soal aksi penyelamatan ayah Artemis. Strategi yang Artemis gunakan sangat baik dan kreatif. Saya sampai bilang "Wow" pas baca bagian itu.
Selain itu di sini juga ada contoh penulisan yang baik, yakni cara menuliskan satu unsur/benda yang memainkan peranan penting di akhir dan sudah dimunculkan sejak awal dengan cara yang membuat pembaca tidak berpikir bahwa unsur/benda itu akan memainkan peranan penting.
Plusnya sudah. Kita bergerak ke minus sekarang.
Pertama, si pengarang terlalu cepat memperlihatkan secara gamblang siapa yang jahat dalam cerita. Mas Eoin entah mengapa tidak mau menyimpan siapa si penjahat sebenarnya dan baru memunculkannya di 1/3 terakhir buku. Mas Eoin malah dengan jelas bilang, "Ini nih yang jahat," di bab 5.
Apa mungkin untuk mempermudah penulisan? Jadi dia tidak perlu repot-repot membangun selubung dalam tiap adegan? Mungkin juga untuk menghindari pembaca berkomentar, "Tuh kan, bener. Ini yang jahat."?
Minus kedua sih tidak terlalu fatal, soal sci-fi di buku ini. Porsinya kurang banget. Kalau dibandingkan dengan buku 1 yang sci-fi bertebaran di mana-mana, sci-fi di buku ini cuma seiprit. Itu pun banyakan dimunculkan dalam bentuk teknologi peri. Mana unsur fiksi ilmiah yang begitu saya sukai pada buku pertama Artemis Fowl itu? *mewek
Yang ketiga, dan yang paling fatal menurutku, soal POV. POV di sini benar-benar bebas sebebas-bebasnya. Mas Eoin Colfer kembali menggunakan teknik multi POV seperti di buku pertama. Bedanya, di buku 1 multi POV digunakan secara rapi dan jelas perpindahannya. Di buku dua ini kerapian itu tidak ada. Bener-bener pindah sesuka hati, sampai kadang saya bingung ini pemikiran siapa sih? Ini adegan punya siapa sih?
Soal POV ini juga salah satu faktor yang menghambat saya selama proses membaca. Saya tertatih-tatih untuk menghabiskan buku ini dan beberapa kali stop karena masalah POV yang kadang menjengkelkan dan menguras energi.
Overall
Cukup berimbang kalau saya bilang plus dan minusnya. Hal-hal yang tidak saya suka di buku 1 sudah hilang, tapi sebagai gantinya masalah baru malah muncul di buku 2 ini.
Awalnya mau kasih 3 bintang, tapi soal POV itu membuat saya mengurungkan niat. Semoga di buku tiga soal ini lebih terolah dengan baik. Moga-moga buku ke-3 bagus >.<
View all my reviewsPosted by Biondy at 11:33:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 1 comments |
-
Review Novel: Artemis Fowl (Artemis Fowl, #1) - Eoin Colfer
Sunday, August 19, 2012
Artemis Fowl by Eoin Colfer
My rating: 2 of 5 stars
The Synopsis
Artemis Fowl, seorang bocah jenius berusia 12 tahun yang datang dari keluarga penjahat besar. Selama bertahun-tahun keluarga Fowl dikenal sebagai keluarga penjahat nomor 1 yang berhasil menumpuk kekayaan besar darinya. Masalah datang ketika terjadi suatu kesalahan pengelolaan finansial yang menebabkan hilangnya sebagian besar kekayaan keluarga Fowl dan juga ayah dari Artemis.
Berniat untuk mengembalikan kekayaan keluarganya, Artemis mengincar sesuatu yang terdengar tidak masuk akal. Dia mengincar emas para peri. Dengan hasil penyelidikannya, dia berhasil memperoleh Buku, sebuah kitab suci para peri yang berisi hukum dan segala hal yang berhubungan dengan mereka.
Artemis dan pelayannya kemudian berhasil meringkus seorang peri Kapten Short, yang merupakan kapten wanita pertama dalam jajaran LEPrecon, sebuah cabang Kepolisian Elemen Bawah alias kepolisian para peri.
Hal ini menyebabkan kepanikan besar di kalangan para peri dan LEPrecon pun akhirnya adu otak dan tenaga untuk memperoleh kembali salah satu anggota mereka dari tangan Artemis Fowl.
The Review
Sepanjang membaca cerita ini hanya ada satu hal di pikiran saya, Black Butler. Oke, saya tahu, novel ini hadir jauh lebih dulu daripada Black Butler, tapi berhubung saya baca manga itu duluan, jadinya saya selalu membayangkan si Artemis ini sebagai Ciel dan si Butler (nama pelayannya Artemis) sebagai Sebastian.
Artemis Fowl sebenarnya memiliki genre cerita yang menarik. Dia menggabungkan fantasi peri dengan fantasi ilmiah. Teknologi di dalamnya tetap terdengar keren, bahkan sesudah 11 tahun berlalu sejak debut pertamanya.
Fantasi ilmiah sebenarnya salah satu genre yang sulit untuk ditulis. Penulis harus hati-hati pada setiap fakta yang dia tuliskan, karena kalau tidak pasti ada adegan yang terdengar aneh. Bagi saya adegan itu adalah ketikaSebastianButler terkena tongkat listrik dari salah satu anggota LEPrecon. Tongkat itu mengalirkan tegangan 1000 volt dan Sebastian masih tetap hidup dan bahkan menyerang balik. Apa? Seribu volt gitu loh. Orang kena tegangan 220 aja sudah berbahaya. Apalagi ini yang seribu volt. Pakai pengaman apa sih si pelayan satu ini?
Selain itu penjelasan akhir mengenai cara Artemis lolos dari penghentian alur waktu juga terasa aneh. Dia bilang bahwa ketika masuk dalam penghentian alur waktu, mereka akan tetap berada dengan kondisi yang sama dengan saat kondisi mereka masuk. Jadi kalau kondisi mereka saat masuk dalam penghentian waktu adalah bangun, maka mereka akan tetap terbangun. Tubuh dan pikiran dapat merasa lelah, tapi mereka tidak bisa tertidur.
Tebak bagaimana cara mereka lolos dari alur waktu yang berhenti? Dengan tidur. Mereka minum obat yang membuat mereka tidur sehingga bisa lolos dari medan waktu itu. Tunggu dulu. Bukannya tadi dibilang bisa merasa lelah tapi tidak bisa tidur. Bukannya ini tetap berlaku bahkan dengan obat? Mereka dapat merasa mengantuk tapi tetap tidak akan tertidur?
Selain itu bagaimana dengan tidur itu mereka dapat selamat dari bom biologis yang para peri gunakan juga tidak dijelaskan. Bermain-main dengan waktu, bahkan dalam cerita sekali pun, adalah hal yang berbahaya. Para penulis top sekali pun sering mendapat masalah dengan plot waktu yang dihentikan atau dimaju mundurkan seperti ini. Sejauh ini, dari buku-buku yang saya pernah baca, saya rasa baru J.K. Rowling yang mengeksplorasi hal ini dengan baik dalam seri Harry Potter-nya.
Overall
Sebenarnya Artemis Fowl kisah yang cukup menarik. Hanya saja masalah-masalah yang saya bilang di atas terlalu fatal bagi saya. Selain itu satu hal yang saya rasa kurang adalah "keanggunan" pada karakter-karakternya. Mungkin kurangnya "keanggunan" pada Artemis Fowl merupakan pengaruh usianya yang baru 12? Saya kurang tahu, tapi secara pribadi berharap karakter Artemis digambarkan sedikit lebih anggun lagi.
View all my reviewsPosted by Biondy at 1:05:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 0 comments |
-
Review Novel: Ada di Sini (A Place Called Here) - Cecelia Ahern
Saturday, August 18, 2012
A Place Called Here - Ada di Sini by Cecelia Ahern
My rating: 3 of 5 stars
The Synopsis
"A Place Called Here" atau dengan judul terjemahannya, "Ada Di Sini", bercerita tentang Sandy Shortt, seorang wanita yang terobsesi untuk menemukan segala sesuatu yang hilang. Sejak kecil Sandy selalu terobsesi untuk menemukan miliknya yang tiba-tiba saja lenyap. Mulai dari sebelah kaus kaki, lembar tugas sekolah, paspor, hingga boneka kesayangan, tapi sekuat apa pun usahanya, Sandy tidak pernah berhasil menemukan barang-barangnya itu.
Keanehan sikapnya itu dipicu oleh salah seorang teman (mungkin lebih tepat "musuh") masa kecilnya, Jenny-May Butler, yang tiba-tiba menghilang. Pencarian di seantero negeri dilakukan, tapi gadis itu tidak pernah ditemukan. Sandy merasa bersalah atas menghilangnya Jenny-May karena dialah orang terakhir yang melihat gadis itu dan diam-diam berharap gadis yang sering mengganggunya itu menghilang.
Tumbuh besar, Sandy bekerja sebagai pencari orang hilang. Dia berusaha keras untuk menemukan orang-orang yang dinyatakan hilang dan yang tidak pernah ditemukan keberadaannya. Bagi Sandy menemukan mereka sudah bukan pekerjaan lagi, tapi obsesi. Sesuatu yang dia lakukan demi menenangkan dirinya sendiri.
Suatu hari Sandy memasuki sebuah jalan yang aneh ketika sedang lari pagi dan tiba di suatu tempat yang berisikan segala sesuatu yang hilang. Di sana dia menemukan barang-barangnya yang hilang dan juga orang-orang yang dia cari, kecuali dua orang. Jenny-May dan Donal, orang yang sedang dia cari karena permintaan seorang klien.
Tempat itu begitu misterius untuknya dan dia berusaha untuk pulang, tapi di tempat itu tampaknya tidak ada jalan untuk kembali. Apakah dia harus tinggal di sana untuk selamanya? Ataukah sebenarnya ada jalan untuk pulang?
The Review
Ini novel keduanya Cecelia Ahern yang saya baca. Novel pertamanya, P.S. I Love You, sudah saya baca bertahun-tahun yang lalu (mungkin sejak SMP?) dan merupakan salah satu novel yang paling saya ingat. Hal itu sebenarnya yang membuat saya membeli buku ini dan satu lagi bukunya Mba Ahern yang baru saja Gramedia Pustaka Utama keluarkan, "Thanks For the Memories".
Ceritanya menarik. Konsep dunia tempat segala sesuatu yang hilang tertampung juga unik. Saya sendiri punya beberapa barang yang hilang secara misterius, mungkin mereka ada di sana kali yah :))
Alur yang digunakan sama seperti pada P.S I Love You. Bergerak maju dan mundur serta berganti sudut pandang di antara kedua karakter utama. Teknik yang cukup berbahaya untuk digunakan, karena kalau tidak hati-hati akan mengganggu tempo pembaca dan membuat pembaca bingung akan sudut pandang siapa yang sedang digunakan.
Ahern cukup baik menegelola alurnya. Memang ada momen-momen yang membuat saya kagok waktu pergantian sudut pandang terjadi, tapi sebagian besar (90% lah) tidak mengganggu. Alur waktu maju mundur antara masa sekarang dan masa lalu Sandy juga berperan dengan baik di sini. Alur waktu itu memberi lebih banyak pengertian akan siapa Sandy dan mengapa dia bisa jadi seperti dirinya saat ini. Membuatnya menjadi tokoh yang believable.
Konsep dunia antaranya (yang dalam buku disebut sebagai "Sini") cukup terkonsep dan dipikirkan dengan baik. Ada sistem masyarakat, dagang, hingga sosial politik dan hukumnya. Ada beberapa hal yang masih kurang jelas memang, seperti kenapa orang-orang bisa muncul di sana. Dalam cerita disebutkan karena mereka merasa "hilang" dalam hidup mereka di dunia nyata, tapi tidak dijelaskan terlalu baik. Mungkin bisa sedikit memberi contoh dengan memberikan kisah hidup beberapa karakter yang hidup di dunia itu. Selain itu konsep kenapa ada orang yang bisa hilang dari dunia antara itu juga (mungkin kembali ke dunia nyata) tidak dijelaskan.
Sebenarnya sih tidak masalah juga. Novel ini toh bukan novel fantasi, sehingga konsep dunia fantasinya (bukan, bukan Dufan yang di Jakarta itu) tidak harus terlalu dalam, tapi dua hal yang saya sebutkan di atas tetap membuat saya bertanya-tanya hingga akhir.
Selain itu dua plot mayor yang tidak terlalu berhubungan dalam cerita ini juga membuat saya sedikit kecewa. Tadinya saya berharap kedua plot ini akan saling berinterseksi dan memiliki hubungan yang besar, sayangnya hal itu tidak terjadi. Interseksi yang terjadi relatif kecil dan tidak memainkan kunci penting. Untungnya kedua plot itu cukup dapat berdiri sendiri dan masing-masing terselesaikan dengan baik.
Overall
Secara keseluruhan novel ini bagus. Alur dan bahasa yang dipakai baik. Dialog antar karakternya lumayan, ada beberapa bagian yang menggunakan permainan kata dan jargon. Plotnya rapi. Karakter tokoh utama terbangun dengan apik. Sayang konsep dunia antara dan masalah interseksi plot yang saya bilang di atas tetap mengganggu saya sampai akhir.
Berhubung buku ini sudah tamat saya baca, sekarang lanjut ke buku satunya ah :)
View all my reviews
Judul: Ada di Sini (A Place Called Here)
Penulis: Cecelia Ahern, Nurkinanti Laraskusuma (penerjemah)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2012
Tebal: 520 halamanPosted by Biondy at 2:18:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 0 comments |
-
Review Novel: Cosplay dan Kebanggaan Mereka (Cosplay the Series, #1) - Bonni Rambatan
Friday, August 17, 2012
Cosplay dan Kebanggaan Mereka by Bonni Rambatan
My rating: 4 of 5 stars
Buku yang sudah saya baca dari awal bulan, tapi baru sekarang reviewnya. Cosplay bercerita mengenai sebuah klub cosplay (costume play), sebuah klub dengan anggota yang senang berpakaian a la tokoh manga/anime.
Klub mereka kini ada di ujung tanduk karena adanya ancaman pembubaran dari kepala sekolah mereka. Annisa, anggota terbaru klub itu, memberikan ide agar mereka membuat sebuah pertunjukan cabaret dengan kostum original. Mampukah ide ini mempertahankan klub mereka?
Cerita yang menarik sebenarnya. Saya pribadi punya teman yang memang hobi cosplay dan sudah pernah lihat beberapa acara pertunjukan cosplay, jadi melihat novel dengan latar belakang cosplay, saya langsung tergugah untuk membelinya.
Tokoh-tokohnya sendiri tipikal tokoh dalam manga/anime. Ada lolita, tipe Nobita, bishonen, hingga gadis pemurung yang suka pada hal-hal seram. Menariknya, selain menceritakan perjuangan mereka untuk mempertahankan klub cosplay, novel ini juga menceritakan pergulatan individu tiga orang anggotanya.
Di sini diceritakan tentang Agnesya si gadis lolita yang menggunakan gaya berpakaian lolitanya untuk menunjukan pada orang tuanya bahwa dia adalah suatu individu yang berdiri sendiri dan tidak selalu dapat dikontrol oleh mereka (yang dalam hal ini, kontrol mereka bertentangan dengan nurani Agnesya).
Ada juga Bagas, salah satu anggota yang bisa dibilang mirip Nobita. Kikuk, bodoh, dan merasa rendah diri. Dia sendiri masuk ke dunia cosplay, dalam hal ini tokusatsu cosplay (cosplay pahlawan a la Ksatria Baja Hitam) setelah merasa memperoleh penerimaan sosial dalam komunitas itu.
Tokoh terakhir yang dieksplor adalah Ocha, si ceria yang suka pada segala hal yang berbau shounen ai/yaoi (alias boys love alias... perlukah saya menjelaskannya lebih lanjut?). Di saat dia harus mengerjakan bagiannya dalam rencana mempertahankan klub mereka, dia tidak sengaja tahu bahwa kakaknya adalah seorang gay.
Ocha yang datang dari keluarga relijius (walau dia sendiri mengkategorikan dirinya sebagai tidak relijius-relijius amat), merasa shok dan takut akan reaksi orang tuanya. Reaksi Ocha ini menimbulkan kemarahan kakaknya yang mengira Ocha akan dapat menerimanya karena dia punya hobi akan segala sesuatu yang bersifat shounen ai. Sang kakak lari dari rumah dan Ocha menjadi sangat down karena hal ini.
Masih ada beberapa rahasia yang tersimpan yang akan terkuak di buku selanjutnya. Satu hal yang pasti, saya harap seluruh anggota yang ada nantinya akan dieksplor kehidupan pribadinya masing-masing sama seperti ketiga tokoh pada buku pertama ini.
View all my reviewsPosted by Biondy at 1:15:00 AM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 0 comments |
-
Review Novel: Summer - Loveyta Chen
Thursday, August 16, 2012
Summer by Loveyta Chen
My rating: 4 of 5 stars
Summer berkisah tentang dua orang saudari kembar, Rosaline dan Lavender Faroush. Walau kembar, keduanya cukup bertolak belakang. Rosaline menderita leukimia dan menjadikannya pemurung. Padahal dulunya dia anak yang ceria, sama seperti Lavender. Dalam novel ini diperlihatkan bagaimana Rosaline dan Lavender berjuang dalam kehidupan mereka sebagai keluarga, saudara kembar, dan pribadi.
Kejutan! Novel ini di luar dugaan melewati ekspektasi saya. Awalnya memang sudah bisa menebak ini novel teenlit dan belakangan saya rada kurang sreg sama genre ini, tapi penulisan buku ini betul-betul bagus dan membuat saya ingin terus membaca hingga habis.
Ceritanya sendiri mengambil POV kedua saudari ini dan berpindah-pindah antara keduanya dalam masing-masing chapter. Teknik perpindahannya rapi, sehingga tidak terlalu mengganggu alur membaca. Ada beberap flash back yang agak mengganggu, tapi secara keseluruhan alur dan teknik POV ini okelah.
Ceritanya sendiri diolah dengan baik. Karakter keduanya berimbang. Plot yang ada terbangun dengan baik dan atmosfer cerita juga berhasil dijaga hingga akhir.
Saya cuma kurang sreg sama pemilihan nama dan settingnya yang sangat teenlit barat. Juga kurang mengerti dengan pemilihan judulnya yang kurang merefleksikan isi ceritanya.
View all my reviewsPosted by Biondy at 5:02:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 0 comments |
-
Aku Ini Binatang Jalang by Chairil Anwar
My rating: 4 of 5 stars
Akhirnya yah, saya baca juga kumpulan sajaknya Chairil Anwar. Sudah mendengar dan membaca beberapa puisi karya penyair Angkatan '45 ini sejak zaman SMP dan SMA, tapi baru hari ini saya membaca satu buku kumpulan puisinya.
Saran saya buat yang mau baca buku ini, baca dulu esei yang ditulis Sapardi Djoko Damono yang ditulis pada bagian akhir buku. Esei itu memberikan lebih banyak tinjauan pada kita akan isi puisi-puisi yang Chairil Anwar tulis.
Saya pribadi tidak terlalu sering baca puisi, jadi jujur saya kurang paham genre sastra yang satu ini. Ada puisi-puisi yang saya kurang mengerti memang, banyak juga yang dapat saya pahami maknanya. Ada banyak kalimat yang dapat menjadi kutipan tersendiri.
Saya rasa kutipan semacam "Aku mau hidup seribu tahun lagi", "hidup hanya menunda kekalahan", "Sekali berarti sudah itu mati", "kerja belum selesai, belum apa-apa" sudah cukup familiar di kalangan masyarakat, khususnya yang pernah belajar puisi di kelas bahasa Indonesia dulu. Ada satu lagi kutipan yang jadi favorit saya, yakni "nasib adalah kesunyian masing-masing" yang datang dari puisi "Pemberian Tahu".
Buku yang sangat saya rekomendasikan bagi para pecinta sastra. Bagi yang pernah membaca puisi-puisi Chairil Anwar di bangku sekolah, membaca buku ini dapat membangkitkan kenangan tersendiri akan masa-masa sekolah dulu.
View all my reviewsPosted by Biondy at 2:28:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Puisi , Review , Review Buku | 0 comments |
-
No Longer Human by Osamu Dazai
My rating: 4 of 5 stars
"No Longer Human" bercerita tentang Oba Yozo, seorang pria yang merasa teralienasi dari kehidupan sosial. Novel ini terbagi atas 5 bagian. Bagian 1 yang menunjukkan bagaimana tokoh "aku" yang adalah seorang pengamat, memperoleh tiga buah catatan dan tiga lembar foto. Bagian 2-4 adalah isi ketiga catatan yang adalah milik Oba Yozo. Di sini Oba bercerita mengenai kehidupannya ketika anak-anak dan bagaimana sejak awal dia merasa dirinya terasing. Pada bagian kelima diperlihatkan kembali tokoh aku yang bertemu kembali dengan si pemberi catatan (yang adalah salah satu tokoh penting dalam catatan Oba) dan melakukan refleksi penutup.
Jujur pada bagian awalnya, tokoh Oba terasa sedikit aneh. Seorang tokoh yang takut pada kehidupan sosial dan menutupinya dengan cara menjadi seorang "badut" dalam keluarga dan kehidupan sosialnya. Oba sukses memainkan perannya ini dan memperoleh reputasi, tapi pada akhirnya dia tetap memiliki rasa takut itu.
Keadaan mentalnya ini diperparah oleh salah seorang teman di universitasnya, Horiki, yang memperkenalkan Oba pada dunia minuman keras, rokok, dan prostitusi. Dalam kecanduannya ini, Oba akhirnya melakukan bunuh diri dengan salah seorang wanitanya. Oba selamat, tapi kematian sang wanita menimbulkan rasa bersalahnya. Selain itu ayahnya memutuskan untuk memutuskan hubungan kekeluargaan dengannya karena Oba dianggap telah mempermalukan keluarga.
Hidup Oba sendiri akhirnya terombang-ambing di antara minuman keras, wanita, dan pada akhirnya, morphin. Dia akhirnya dimasukkan dalam sebuah rumah sakit jiwa dan setelah kematian ayahnya, dia diasingkan di sebuah daerah.
Ada banyak hal yang dieksplorasi dalam novel ini. Salah satunya adalah perasaan takut pada lingkungan sosial dan manusia. Yang lainnya adalah efek penggunaan minuman keras. Di sini alkohol merupakan kunci utama kehancuran Oba.
Novel yang menarik. Tidak heran mengapa novel ini menjadi novel terlaris kedua di Jepang setelah Kokoro karya Natsume Soseki.
Pada akhirnya, hidupOba dapat disimpulkan dengan dua kalimat yang merupakan pembuka notebook pertamanya. "Mine has been a life of much shame. I can't even guess myself what it must be to live the life of a human being" (hal.21)
View all my reviewsPosted by Biondy at 2:32:00 AM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 7 comments |
-
Review Novel: Pondok Pinus - Nia Sutiara
Wednesday, August 15, 2012
Pondok Pinus by Nia Sutiara
My rating: 2 of 5 stars
Pondok Pinus bercerita mengenai Fransiska, seorang mahasiswa asal Indonesia yang sedang kuliah di Inggris. Ketika ayahnya sakit keras dan dikirim pulang ke Indonesia, dia tetap tinggal di Inggris, berusaha untuk membujuk saudaranya yang menolak untuk pulang ke Indonesia.
Ketika akhirnya dia dan saudaranya pulang ke Indonesia, ternyata sang ayah sudah meninggal pada saat keberangkatannya kembali dan telah dimakamkan. Hal ini menimbulkan rasa bersalah pada dirinya. Dengan berbagai masalah yang terjadi pada hidupnya dan masalah kematian sang ayah, bagaimana Fransiska akan mengatasi perasaan bersalahnya?
Satu hal menurut saya tentang buku ini adalah, terlalu pendek. Dengan hanya 88 halaman cerita, ada banyak bagian yang akhirnya terasa janggal dan terlalu dipercepat. Misalnya mengenai rasa bersalah Alfian, saudara si tokoh utama, yang awalnya menolak pulang dan bersikap sinis mengenai kepulangan mereka, tiba-tiba merasa bersalah saat melihat makam sang ayah. Menurut saya persoalan ini dapat digali lagi dan lebih ditunjukkan apa penyebab perubahan hati yang mendadak ini.
Penulisan ceritanya sendiri bagus dan mengalir. Gaya percakapannya terkadang menggunakan aksen yang membuat kesan agak terlalu "dibuat-buat", seperti pemakaian "Ada apa gerangan", yang kadang bisa terlihat sebagai lelucon/main-main atau sesuatu yang datang dari buku teks bahasa Indonesia.
Secara kesluruhan saya suka dengan cerita dan gaya penulisannya. Hanya saja ceritanya terlalu pendek, sehingga materi yang ada jadi kurang tergali dan masalah yang ada terasa selesai secara kurang memuaskan.
View all my reviewsPosted by Biondy at 11:39:00 AM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 0 comments |
-
Review Novel: Anak Semua Bangsa (Tetralogi Buru #2) - Pramoedya Ananta Toer
Saturday, August 11, 2012
Anak Semua Bangsa by Pramoedya Ananta Toer
My rating: 5 of 5 stars
"Anak Semua Bangsa" melanjutkan kisah Minke, pribumi lulusan sekolah H.B.S. Seorang pribumi terpelajar dengan pendidikan Eropa pada masa penjajahan Belanda. Setelah istrinya, Annelies, diputuskan untuk dipulangkan ke Nederland oleh pengadilan, Minke mengalami banyak hal bertubi-tubi.
Dalam buku ke-2 seri Tetralogi Buru ini diperlihatkan bagaimana Minke yang semula mengagungkan Eropa pelan-pelan belajar mengenai kepentingan bangsanya sendiri. Uniknya, yang menyadarkan Minke akan hal ini justru dua orang asing sahabatnya. Kommer, seorang jurnalis Belanda, dan Marais, seorang pelukis asal Perancis.
Kommer jugalah yang menyadarkan Minke pentingnya menulis dalam bahasa Melayu, bukannya Belanda, untuk lebih membukakan mata para pribumi. "Bahkan tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri," (hal 106) adalah peringatan Kommer atas ketidaktahuan dan perasaan minder Minke akan bahasa Melayu.
Saya rasa pemilihan judul "Anak Semua Bangsa" dimaksudkan Pramoedya untuk menunjukkan bagaimana Minke yang semula berpikiran sempit dan mengagungkan suatu bahasa dan kebudayaan tertentu, pelan-pelan membuka pikiran, mata, telinganya, membuka dirinya akan pengetahuan dan kebudayaan lain. Dalam buku ini Minke belajar dari seorang Cina, Perancis, Belanda, dan dari penduduk pribumi sendiri.
Dia sadar akan arti pendidikan lewat pembicaraannya dengan Khouw Ah Soe. "Dengan ilmu pengetahuan modern, binatang buas akan menjadi lebih buas, dan manusia keji akan semakin keji. Tapi jangan dilupakan, dengan ilmu pengetahuan modern binatang-binatang yang sebuas-buasnya juga bisa ditundukkan." (hal 80)
Dia belajar mengenai pemberontakan Filipina atas Spanyol dan harapan akan persamaan antara penduduk pribumi dengan bangsa Eropa lewat Ter Haar, seorang jurnalis dan liberalis Belanda. Dia belajar mengenai kepentingan bangsa dan nasionalitas serta sempitnya pandangan yang dia miliki lewat Kommer dan Marais.
Kommer berkata, "Lihat, Tuan, keturunan tidak banyak berarti. Kesetiaan pada negeri dan bangsa ini, Tuan. Ini negeri dan bangsaku; bukan Eropa. Yang Belanda hanyalah namaku." (hal. 105) memberikan pandangan yang menarik akan arti nasionalitas.
Nyai Ontosoroh sendiri masih sama tangguhnya seperti di "Bumi Manusia". Setelah kehilangan suami, kedua anaknya, dan akan kehilangan harta bendanya, Nyai tetap menunjukkan bagaimana dia tegar dan tetap melawan dalam kapasitasnya. Hal ini ditunjukkan dalam bab akhir ketika dia melawan Ir. Melemma yang datang ke kediaman mereka. Di bagian ini diperlihatkan secara piawai bagaimana si Nyai mempergunakan apa yang dia miliki, walau minim, untuk melawan seseorang yang memiliki kuasa seperti Ir. Mellema.
Buku yang sangat menarik. Jauh lebih menarik daripada buku pertama. Kalau di "Bumi Manusia" lebih banyak berfokus ada soal hubungan Minke dan Annelies, maka di "Anak Semua Bangsa" ini diperlihatkan perubahan sosok Minke menjadi tokoh yang lebih dewasa.
View all my reviewsPosted by Biondy at 5:49:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 2 comments |
-
My Silly Engagement by Dewi Sartika
My rating: 1 of 5 stars
Ng... Bukunya saya drop di bab-bab awal. Apa yah, kurang menarik minat saya aja sih. Tidak ada bagian yang terlalu menonjol. Soal engagement-nya sendiri memang masih menyimpan misteri, tapi saya pribadi tidak terlalu tertarik untuk tahu alasan di balik perjodohan tersebut.
Bagian depan ada sedikit inkonsistensi. Ada kalimat, "Hari ini Puput kesiangan. Nggak biasanya cewek itu bangun setelah matahari mulai menampakkan diri seutuhya di permukaan bumi...", tapi setelah itu diceritakan bahwa si Puput memang sering terlambat. Memang sih, bisa jadi dia biasanya bangun lebih pagi tapi tetap aja telatan, tapi minimal ada alasannya dong. Dia jualan di pasar dulu kek, dia kelamaan mandi, atau dia harus ngantarin adik atau apalah.
Bukan berarti buku ini jelek sih. Mungkin yang suka tema perjodohan begini bisa coba membacanya, tapi saya pribadi memilih untuk melewatkannya.
View all my reviewsPosted by Biondy at 4:46:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 0 comments |
-
Kisah Jahil Di Sekolah by Maulana Faris
My rating: 4 of 5 stars
Awalnya saya pikir ini novel loh. Eh, tahunya komik. Di bagian covernya gak ada tulisan komik sih. Adanya di bagian sinopsis. Itu pun cuma seiprit doang. Kalau emang komik, mending ditaruh di depan tulisan komik biar orang tahu.
Saya suka dengan tipe gambarnya. Suka juga sama karakter-karakternya yang gila. Sayang gambar di dalam komiknya kurang terepresentasi pada covernya. Padahal gambar dalamnya unyu loh. Saya pribadi lebih suka gambar yang dipakai dalam komik. Untuk gambar di halaman akhir, saya rasa agak kurang gigit. Kurang cakep sih soalnya :)) Mungkin lebih bagus kalau dibuat tipe manga seperti yang jadi gambar awal chapter 6.
Terus ada sedikit inkonsistensi nama karakter. Di pengenalan tokoh dituliskan nama karakternya Ipang, tapi dalam komik jadinya Ipunk. Yang benar yang mana dong?
View all my reviewsPosted by Biondy at 4:00:00 PM | Labels: Buku , Komik , Membaca , Review , Review Buku | 2 comments |
-
Review Novel: Sakura Wish - Harumi Kawaii
Tuesday, August 7, 2012
Sakura Wish by Harumi Kawaii
My rating: 2 of 5 stars
Rasanya ini novel buatan orang Indonesia dengan setting Jepang pertama yang saya baca. Sakura Wish bercerita soal Yoshinara Keiko, seorang gadis SMA, yang pindah dari Tokyo ke Kyoto. Di sana dia bertemu dengan tiga orang yang berarti baginya: Takahiro Kenichi, Ishikawa Hiroyuki, dan Tachibana Ryuji. Pada akhirnya, apakah kepindahannya ke Kyoto akan membawanya pada sebuah kisah percintaan?
Novel yang ditulis dengan setting yang baik. Dari deskirpsi yang diberikan, penulis tampaknya cukup melakukan riset tentang jalan-jalan dan kondisi di sana. Percakapan antar karakter juga dibuat sesopan mungkin. Mengingat tingkat kesopanan orang di sana (walau saya tidak tahu apakah anak mudanya juga sesopan itu, atau agak lebih santai. Khususnya kalau bicara dengan sesama anak muda).
Tokoh Keiko sendiri tipikal si cewek sempurna. Pintar, jago olahraga, dan cantik. Agak membosankan karena tidak diperlihatkan kelemahan yang dimiliki oleh Keiko.
Tokoh-tokoh banyak yang muncul secara tiba-tiba. Hiroyuki yang muncul di bukit belakang sekolah, Ryuji yang muncul di pesta ulang tahun Naomi, teman sekolah Keiko, dan tiba-tiba meminta Keiko jadi pacarnya. Menurutku kalau memang mereka mau dimunculkan, munculkan saja sejak awal. Tidak perlu secara fisik. Sebut namanya satu kali dalam percakapan juga sudah cukup.
Percintaan antara Keiko dengan Ryuji kurang meyakinkan buat saya. Bukan hanya karena Ryuji main muncul langsung nembak, tapi juga karena tidak ada atmosfer yang cukup terbangun di antara mereka. Hal ini menyebabkan kematian Ryuji jadi tidak berarti bagi saya. Tidak terasa sedih sama sekali. Malah buat saya akan lebih sedih kalau Kenichi yang meninggal.
Ya, secara keseluruhan saya rasa novel ini banyak unsur reverse harem shoujo manga-nya (komik cewek dengan tokoh utama gadis yang disukai banyak pria). Si cowok ceria yang suka pada tokoh utama tapi tidak berani mengutarakan, si cowok tampan yang tiba-tiba suka pada tokoh utama, dan si pendiam dan misterius yang menarik perhatian tokoh utama.
Novel ini menunjukkan bahwa pengarang mengerti cukup banyak soal Jepang (Kyoto dalam hal ini) dan kebudayaannya. Sayang hal ini tidak dibalut dengan penokohan dan adegan yang kuat.
View all my reviewsPosted by Biondy at 1:10:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Novel , Review , Review Buku | 0 comments |
-
Review: Nihon Monogatari - Kisah-Kisah Klasik Jepang
Thursday, August 2, 2012
Nihon Monogatari - Kisah-Kisah Klasik Jepang by Algernon Bertram Redesdale
My rating: 1 of 5 stars
What is this mess Elex made? Apa-apaan buku ini? Oke, saya bingung harus bilang apa. Pertama kali lihat buku ini di toko buku, saya betul-betul bersemangat dan berencana untuk membelinya. Pembelian buku ini tertunda dan minggu lalu buku ini muncul di perpustakaan kampus saya. Saya batal membeli buku ini dan akhirnya minjam dari perpustakaan.
Baru selesai baca cerita pertama saya langsung bersyukur karena tidak membeli buku ini. Banyak sekali typo dan peletakan tanda baca yang aneh. Kalau cuma satu-dua kali sih masih oke, tapi ini terjadi berkali-kali hingga di luar batas toleransi saya.
Saya coba baca cerita kedua, sama. Saya skip dan masuk ke bagian dongeng, berharap ada bagian yang bisa menolong buku ini, hasilnya sama saja.
Bukan hanya masalah typo, masalah lainnya datang dari pemilihan kalimat. Ada banyak kalimat yang sukses membuat saya kebingungan karena ada kata yang salah ketik atau karena kurang nyambung dengan kalimat sebelumnya. Saya jadi merasa buku ini hasil terjemahan kata-per-kata atau bahkan (kasarnya) seperti hasil copy-paste Google Translate.
Buku yang potensial bagus ini jadi benar-benar berantakan. Hah, Elex, Elex, niat gak sih nerbitin buku ini?
View all my reviewsPosted by Biondy at 12:39:00 AM | Labels: Buku , Membaca , Review , Review Buku | 2 comments |