-
Review: Kokoro and Selected Essays - Natsume Soseki
Saturday, June 16, 2012
Kokoro and Selected Essays by Sōseki Natsume
My rating: 4 of 5 stars
"Kokoro" bercerita tentang tokoh utama, yang hanya disebutkan sebagai aku, yang menjalin pertemanan dengan seorang pria tua yang disebut sebagai sensei. Ada 3 bagian dalam novel ini. Bagian pertama, Sensei and I, bercerita mengenai bagaimana si aku bertemu dengan sensei dan perlahan mempelajari bahwa sensei hidup hanya bersama istrinya dan memilih untuk terpisah dari dunia luar.
Pada bagian kedua, My Parents and I, si aku pulang ke rumah keluarganya karena penyakit ayahnya yang bertambah parah. Pada saat ayahnya terbaring lemah, sebuah surat datang dari sensei. Pada bagian ketiga, Sensei and His Testament, bercerita mengenai isi surat yang diterima oleh aku. Pada suratnya, sensei bercerita mengenai bagaimana dia kehilangan kedua orang tuanya, ditipu oleh pamannya sendiri sehingga kehilangan sebagian besar harta warisannya, dan pertemanannya dengan seseorang yang dia sebut sebagai K.
Sensei yang setelah tahu akan penipuan pamannya memutuskan untuk tinggal di rumah seorang janda yang memiliki seorang putri. Dia kemudian mengajak K yang berada dalam kesulitan dengan orang tuanya untuk tinggal bersamanya. K yang bersifat anti sosial, di luar dugaan, ternyata jatuh cinta pada putri si janda. Sensei yang sebenarnya menyimpan perasaan yang sama menjadi cemburu dan buru-buru melamar putri sang janda.
K yang kemudian mendengar kabar pernikahan sensei dan wanita yang dia cintai menjadi putus asa dan memilih bunuh diri. Di sisi lain, sensei yang merasa kecewa pada kemanusiaan takut akan fakta bahwa dia juga memiliki sisi gelap yang sama dengan manusia lainnya dan merasakan penyeselan dan rasa takut akan kematian temannya itu.
Setelah bertahun-tahun menyimpan rasa bersalah itu, sensei, pada akhir suratnya, memutuskan untuk bunuh diri setelah mendengar kabar bahwa General Nogi Maresuke (seorang tokoh Jepang) bunuh diri dalam kondisi mental yang sama seperti dirinya.
Kokoro mengangkat tema rasa bersalah dan kesendirian. Baik sensei maupun K sama-sama mengisolasi dirinya dari dunia luar setelah merasa kecewa dengan dunia. Tokoh Okusan (sang janda) dan Ojosan (putri sang janda) memainkan peranan vital dalam menarik keluar kedua tokoh ini dari dalam isolasi mereka.
Saya pribadi merasa alasan utama tokoh utama tertarik dengan sensei adalah karena faktor kesamaan. Dalam berbagai hal, si aku memiliki banyak persamaan dengan sensei muda. Si aku berada dalam tahap yang sama dengan si sensei muda, sama-sama berada dalam masa transisi masuk dalam masyarakat, dan sama-sama tidak mendapatkan simpati keluarga.
Kokoro memiliki keunggulan dalam segi karakter dan alur cerita. Karakter-karakternya kompleks dan terasa nyata.
Teknik penceritaannya sebagian besar menggunakan teknik "tell" sehingga terkadang ada adegan klimaks yang kurang terasa klimaks karena cara penyajiannya yang terlalu santai. Membaca "Kokoro" terasa lebih seperti membaca sebuah buku yang mempelajari psikologi manusia ketimbang sebuah novel.
Dua esai dari Soseki yang ada di dalam buku ini juga patut untuk dibaca karena selain memberikan pandangan lebih dalam mengenai cara berpikir Soseki, juga lebih membuka mata kita mengenai masyarakat, individualisme, dan nasionalisme.
View all my reviewsPosted by Biondy at 3:12:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Review , Review Buku |
0 comments :
Post a Comment