My rating: 3 of 5 stars
Judul: Being Henry David
Penulis: Cal Armistead
Penerbit: Penerbit Spring
Halaman: 284 halaman
Terbitan: Oktober 2016
'Hank' tersadar di Stasiun Penn, New York tanpa ingatan. Pemuda berumur tujuh belas tahun itu tidak tahu namanya, siapa dirinya, dan dari mana ia berasal. Satu-satunya petunjuk yang ia miliki adalah sebuah buku berjudul 'Walden' karya Henry David Thoreau yang ada di tangannya.
Menggunakan buku itu, ia mencoba mencari jati dirinya. Dapatkah ia mengingat kembali siapa dirinya?
Atau lebih baik ia tidak mengingatnya sama sekali?
Review
Being Henry David bercerita tentang seorang pemuda yang tersadar di Stasiun Penn, New York, tanpa ingatan. Satu-satunya petunjuk yang dia miliki tentang identitasnya adalah sebuah buku berjudul "Walden" oleh Henry David Thoreau. Meminjam nama sang penulis Amerika itu sebagai identitas sementaranya, Henry "Hank" David memulai perjalanan mencari jati dirinya.
Di ulasan novel Memori saya sempat bilang kalau "amnesia is tricky". Kalau tidak diolah dengan tepat, hasilnya akan terasa berlebihan dan sinetroniyah (alias mbulet gak jelas). Lalu apakah novel ini berhasil mengolah tema amnesianya? Kalau buat saya sih, dia setidaknya lebih sukses dari pada Memori.
Bagaimana jika ingatanku tidak pernah kembali? Kurasa aku punya dua pilihan: Menciptakan hidup tanpa masa lalu, memulainya di sini dan sekarang. Atau pergi ke Departemen Polisi Concord dan menyerahkan diri. Mereka akan menghubungi media dan memasukkanku ke dalam berita, dan akhirnya seseorang akan melihatku dan mengenaliku. Aku akan dibawa pulang kepada orangtua yang tak kuingat, kepada hidup yang sepertinya kujauhi. Hanya jika mereka menginginkanku kembali. Lalu ada pula peluang aku menghadapi hukuman penjara. Semuanya menjadikan pilihan nomor satu sebagai yang terbaik: menciptakan hidupku sendiri, sesuai keinginanku, seperti yang Thoreau lakukan. (hal. 151)
Amnesia di novel ini tidak terlalu diusahakan bersifat medis. Sepertinya penulis tidak terlalu ambil pusing soal itu dan lebih fokus pada penggunaan amnesia sebagai plot serta simbol keinginan Hank untuk lepas dari masa lalunya dan memulai hidup yang baru. Ceritanya sendiri cukup seru. Pembaca dibawa untuk berpindah dari satu kota ke kota lain, mengikuti Hank yang terpaksa hidup di jalanan dan bergantung pada kebaikan hati orang lain.
Masalah yang saya miliki dengan novel ini datang dari tidak adanya rasa kesatuan sub-plot. Sebagai contoh, di awal cerita pembaca dikenalkan kepada dua anak jalanan, Jack dan Nessa, yang menolong Hank dan memberikan tempat tinggal. Awalnya saya kira cerita akan berlanjut tentang Hank dan kedua teman barunya ini. Apalagi di awal tampak akan timbul masalah dengan Hank yang tidak sengaja melukai seseorang, serta kemungkinan dia terlibat dalam dunia kriminal remaja. Tapi, ternyata ceritanya justru banting setir dan pembaca baru akan menemui Jack dan Nessa menjelang akhir dalam plot yang tidak ada hubungannya dengan bagian awal.
"Lebih daripada cinta, daripada uang, daripada ketenaran, berikan aku kebenaran sebagai kekayaan yang sejati." (hal. 244)
Secara keseluruhan, Being Henry David adalah novel remaja tentang pencarian identitas dan menghadapi masa lalu. Ada sedikit bumbu misteri dan banyak sekali Henry David Thoreau di dalamnya.
View all my reviews
0 comments :
Post a Comment