Rss Feed
    Showing posts with label de Teens. Show all posts
    Showing posts with label de Teens. Show all posts
  1. Review Novel: Angela - Hardy Zhu

    Sunday, April 12, 2015

    Angela: semoga waktu tak hapuskan ingatanku tentangmuAngela: semoga waktu tak hapuskan ingatanku tentangmu by Hardy Zhu
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Angela
    Penulis: Hardy Zhu
    Penerbit: de teens
    Halaman: 174 halaman
    Terbitan: September 2014

    Dilema. Pertemuanku dengan Sandi, cowok culun yang dulu kuhindari dan kini berubah seratus delapan puluh derajat itu, berlanjut setelah acara reunian. Aku ada ikatan pekerjaan dengannya. Di sisi lain, Azka, penulis favoritku, sedang riset di kota ini. Seharusnya, aku menemaninya. Tapi, selalu saja gagal dan diketahui oleh Sandi. Aku semakin nggak enak hati dengan Azka.

    Suatu hari, kutemukan nama cewek di thanks to buku Azka setelah ia berterima kasih kepada Tuhan. Pastilah orang yang sangat penting baginya. Pasti sosok yang begitu ia cintai di atas segalanya.

    Review

    Terima kasih untuk Wardahtuljannah yang telah memberikan novel ini sebagai hadiah giveaway. Waktu itu saya pilih buku ini dari daftar yang ada. Soalnya penulisnya sering wara-wiri di lini masa Facebook saya. Makanya penasaran sama novelnya :)).

    Untuk cerita Angela, saya rasa blurb-nya sudah cukup merangkum isinya. Jadi, tidak perlu saya tulis lagi, yah.

    Setelah menyelesaikan novel ini, saya merasa kalau Angela ini kentang banget. Kena tanggung.

    Jadi gini, di novel ini Angela diceritakan sebagai seorang mahasiswi, tapi gaya narasinya membuat saya merasa sedang baca novel dengan tokoh utama anak SMP atau SMA. Mungkin pengaruh penggunaan bahasa yang kurang baku pada narasi, kali ya. Seperti penggunaan kata 'ninggalin' (h. 42), perhatiin (h. 94), nggak (h. 105), pengen (h. 105), dll.

    Lalu karakter-karakter serta plotnya. Uh, kentang. Saya jujur tidak merasakan ada chemistry antara Angela dengan Sandi dan Azka. Makanya pas melihat romannya mereka, saya merasa biasa aja. Tidak larut dalam hubungan yang terjadi.

    Untuk twist plotnya, saya rasa cukup baik karena memberi warna yang lain untuk novel ini. Saya juga merasa kalau ide twist ini adalah bagian terkuat dari novel ini. Tapi, sekali lagi, kentang. Kalau saja ada lebih banyak build up untuk bagian itu, saya yakin efeknya akan lebih dahsyat. Sayangnya, ceritanya terkesan buru-buru untuk selesai, sehingga efek kejutannya kurang terasa.

    Secara keseluruhan, Angela adalah novel cinta yang ringan dengan gaya bahasa yang sederhana. Ceritanya tampak memiliki ide yang menarik. Sayang eksekusinya masih kurang memuaskan untukku.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 Young Adult Reading Challenge
    - 2015 New Authors Reading Challenge
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
    - 2015 100 Days of Asian Reads Reading Challenge


    View all my reviews

  2. Weh: Menuntaskan Janji yang TersisaWeh: Menuntaskan Janji yang Tersisa by Pia Devina
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Weh: Menuntaskan Janji yang Tersisa
    Penulis: Pia Devina
    Penerbit: de Teens
    Halaman: 244 halaman
    Terbitan: September 2014

    Tami, sang traveler sejati, kehilangan sosok Jeff sebelum mereka menuntaskan perjalanan ketujuh, menuju Pulau Weh. Sebuah petualangan yang pasti takkan lagi sama, tanpa sosok kakak, sahabat, soulmate, atau apa pun itu sebutannya. Seorang diri dia pergi dengan kekosongan, hanya ditemani kenangan-kenangan masa lampau bersama Jeff. Hampir saja dia terkubur dalam kesuraman yang dalam, jika bukan karena keindahan Weh di depan mata, menggoda dengan sedemikian lihainya. Dan pria baru, membawanya perlahan melangkah dalam satu fase kehidupan lain, tapi mungkin saja takkan berlangsung lama, karena... Jeff....

    “Tubuhku terasa penuh dengan gumpalan rasa asing yang menjalar dari ujung kaki hingga ujung kepala, yang mungkin hanya halusinasiku saja, sekarang sedang berteriak keras memanggil namaku.”

    Review

    Akhirnya bisa baca buku ini juga. Sudah pengin baca sejak dia pertama rilis, tapi akhirnya baru kesampaian di Januari 2015 ini ^^. Kovernya betul-betul cantik. Suka banget sama warna biru dan siluet hewan dan tumbuhan laut yang disusun melingkar, dengan ruang kosong yang membentuk gambar ikan pari. Salut sama Aan_Retiree selaku pendesain kovernya.

    "Weh" merupakan tujuan ke-3 dari serial "#Travelove" yang diadakan oleh Diva Press (de Teens adalah salah satu lini dari Diva Press). Kalau di buku pertama dan kedua, Nias (review di sini) dan Toraja (review di sini), lebih banyak unsur kebudayaan yang dijabarkan, di Weh ini penulisnya lebih banyak menggambarkan pemandangan pantai di Weh.

    "Weh" bercerita tentang Tami, seorang wanita yang kehilangan Jeff, rekan seperjalanan sekaligus orang yang dia cintai. Dalam usahanya menyelesaikan daftar 7 pulau yang dia dan Jeff akan kunjungi, Tami bertemu dengan Faris, pria yang menyelamatkannya saat Tami terjun ke laut. Faris yang merasa Tami memiliki kepribadian yang mirip dengan seorang gadis yang dia suka, perlahan-lahan mulai menaruh perhatian pada Tami.

    Saya suka dengan kilasan-kilasan balik antara Tami dan Jeff yang penulisnya hadirkan. Chemistry mereka dapat banget dan itu membuat saya bisa merasakan kehilangan Tami. Interaksi antara Tami dan Faris juga  terasa asyik.

    Sayang bagian kesimpulannya terasa kurang mulus dan kurang seru. Harapannya sih bakal ada adegan yang lebih 'wah' di akhir :)).

    Secara keseluruhan, "Weh" adalah kisah roman serta ikatan masa lalu yang seru untuk diikuti. Karakter-karakternya oke, plotnya oke, dan gaya narasinya juga enak diikuti.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 New Authors Reading Challenge
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge


    View all my reviews


  3. Toraja:  Saat Cinta Menemukan Jalan PulangToraja: Saat Cinta Menemukan Jalan Pulang by Endang Ssn
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: Toraja: Saat Cinta Menemukan Jalan Pulang
    Penulis: Endang Ssn
    Penerbit: de Teens
    Halaman: 244 halaman
    Terbitan: Agustus 2014

    “Bira! Pada cinta yang tulus, jarak hanya cara Tuhan untuk membuatmu mengerti bagaimana rindu itu akan menemukan jalan pulang,” kata Tangke.

    Toraja menjadi pilihan dua sahabat, Tomi dan Sandy, untuk traveling sekaligus sebagai pelarian Sandy dari patah hati dan status pengangguran. Di tempat yang eksotis itu Sandy berhasil move on dan menemukan seorang gadis Toraja. Tapi, masalah tak selesai di situ. Cinta mereka tak direstui orang tua si gadis karena tidak boleh menikah dengan orang dari luar Toraja.
    Ah, cinta…, selalu butuh perjuangan, meski hati keduanya telah bertaut sekalipun.

    Review

    Buku ke-2 dari serial Travelove yang kubaca. Sebelumnya sudah baca "Nias: Penyelamat Berkalung Matahari" (review di sini) dan saya suka dengan novel ini. Sayangnya rasa suka itu tidak muncul di "Toraja: Saat Cinta Menemukan Jalan Pulang".

    Pertama, saya bingung dengan referensi orang-orang dalam novel ini tentang Toraja. Kenapa kayaknya semua orang menganggap Toraja adalah sebuah tempat yang menakutkan?
    Dia hanya perlu waktu untuk berkompromi dengan segala ketakutannya akan cerita-cerita yang pernah ia dengar tentang Toraja. Secara, ia juga tidak mau bunuh diri dengan tenggelam dalam aura mistis di sana. Upacara kematian yang membuat bulu kuduk bergidik adalah hal paling mematikan yang menyerang keberaniannya saat ini. (hal. 42)

    O... ke.... Anggap saja Sandy memang penakut. Saya yakin itu pasti karena ayahnya.
    Rasa kaget jelas terpancar dari raut muka Pak Broto. Ia terhenyak. Toraja dalam bayangannya adalah mistis (hal. 176)

    I'm just like:



    Di kepala mereka Toraja itu "mistis" kayak apa sih? Heran.

    Hal kedua yang kurang buat saya adalah: tempat-tempat yang didatangi. Muternya hanya di daerah Rantepao dan Kete Kesu. Itu pun minim deskripsi. Beda dengan di Nias yang deskripsinya lebih kaya.

    Tiga: cara mendeskripsian foto. Sebelum baca novel ini, kebetulan saya baru baca "Nada Tanpa Kata" karya Mira W. (review di sini). Nah, kebetulan tokoh di NTK dan di sini sama-sama menggeluti fotografi. Di NTK foto-foto yang diambil dijabarkan dengan cukup detail. Apa objeknya, apa warnanya, bagaimana posenya, apa yang menarik dari foto itu. Di sini?
    "Wow! Liat, deh!" kata Sandy sembari memperlihatkan beberapa bidikan yang menurutnya kena banget. (hal. 79).

    Tangan Sandy tak berhenti memutar satu per satu slide hasil jepretan Tomi sepanjang hari tadi. Pasar-pasar tradisional, beberapa tradisi harian masyarakat Toraja yang nyaris lewat dari perhatian, dan tentu saja alam yang menjadi poin paling menyenangkan buat Tomi. (hal. 111)

    Yang "kena banget" itu yang bagaimana? Pasar tradisionalnya seperti apa? Tradisi harian apa yang sering terlewatkan? Alam apa? Gunung? Sungai? Kali? Padang rumput? Tidak dijabarkan.

    Tapi yang paling mengesalkan dari novel ini adalah cara penulisnya mengolah Bira, tokoh wanita yang Sandy suka. Saya merasa Bira ini hanya sebuah objek. Benda. Bukan manusia. Dia kayak tidak punya keinginan lain dalam hidup selain bersama seorang pria yang baru dia temui dalam 1-2 minggu. Mereka bahkan belum sampai sebulan berkenalan. Apalagi sebagai pembaca, saya tidak mendapat banyak kesempatan untuk mengenal Bira lebih jauh.

    Terus Pak Broto juga. Dia tidak setuju sama Bira karena merasa asal-usul gadis itu tidak jelas. Eh... bagaimana kalau khawatir pada fakta bahwa anaknya masih pengangguran dan sekarang sudah (terlihat seperti) mau melamar anak gadis orang? Kalau penolakan keluarga Bira karena faktor tradisi sih masih bisa saya pahami.

    Secara keseluruhan, kalau membaca "Nias" membuat saya ingin pergi ke sana, membaca "Toraja" tidak membuat saya tertarik untuk pergi ke tempat itu.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge

    View all my reviews

  4. Nias: Penyelamat Berkalung Matahari
    Nias: Penyelamat Berkalung Matahari by Ghyna Amanda Putri
    My rating: 4 of 5 stars


    Judul: Nias: Penyelamat Berkalung Matahari
    Penulis: Ghyna Amanda Putri
    Penerbit: de Teens
    Halaman: 260 halaman
    Terbitan: Mei 2014

    Nias, tempat dengan deburan ombak terbaik nomor dua setelah Hawaii itu menjadi tempat pelarian Kaho dari suaminya yang selingkuh. Ia ingin merasakan deburan ombak tinggi untuk berselancar. Tanpa sengaja, ia menemukan seorang guide dadakan bernama Java. Java berjanji membuat Kaho menyukai budaya.

    Akhirnya, Kaho malah lebih tertarik untuk membuktikan keberadaan para kanibal di Desa Gomo. Saat itu, Surya, suami Kaho, menelepon untuk menanyakan keberadaannya. Lantaran khawatir, Surya menyusul Kaho ke Nias. Belum bertemu Kaho, ia justru mendapatkan jejak adiknya, Lintang, yang hilang akibat gempa dan tsunami delapan tahun lalu.

    Cerita yang manis, twist yang tak terduga, dan....

    Review

    Air. Ombak. Lautan. Semua yang tenang di dunia ini bisa menjadi malapetaka luar biasa jika kita tak memanfaatkannya dengan baik. Percaya? Aku percaya. Berkat peristiwa itu, aku percaya bahwa air, ombak, dan laut yang biasanya menyenangkan dapat meluluh-lantakkan semua hal yang ada di daratan. (hal. 7)

    Buku kedua karya penulis yang saya baca. Sebelumnya saya sudah pernah baca Haru no Tabi-nya Mbak Ghyna. Dan sama seperti di Haru no Tabi, deskripsi tempat jadi juara di novel ini.

    Deskripsi tempat dan kebudayaannya kuat sekali di sini. Saya suka berbagai hal kecil tentang budaya yang penulisnya selipkan. Menambah pengetahuan dan juga memperkuat nuansa novelnya. Saya penasaran bagaimana penulisnya bisa mengumpulkan data untuk membangun setting se-believable ini (terlepas dari apakah deskripsinya 100% tepat).

    Ceritanya mengalir dengan baik. Saya cukup suka dengan tokoh-tokohnya. Kaho yang agak manja dan tidak sadar usia (*heh), Java yang dingin, dan Surya yang mau memburu istrinya yang kabur ke Nias karena kesalahpahaman.

    "Love" di cerita ini lebih kuat ke unsur keluarganya. Memang ada bumbu romansanya juga, tapi tidak begitu kuat.

    Saya sebenarnya mau memberi 5 bintang, tapi akhir ceritanya itu loh :\. Buat saya twist-nya kurang nendang ah. Saya suka karena penulis berusaha mendorong ceritanya lebih jauh lagi, hanya saja tidak ada foreshadow sejak awal. Makanya begitu twist-nya muncul, saya hanya bisa bengong. Bukan bengong karena merasa, "Gila, gak nyangka bakal begini," tapi bengong, "Heh? Ini apa? Kok tiba-tiba begini."

    Kesimpulan: novel yang bagus sekali dari Ghyna Amanda Putri. Deskripsi tempat sangat kental dan memuaskan. Karakter-karakternya juga oke punya. Sayang akhir ceritanya kurang mengena buat saya. Twist-nya terasa kurang persiapan.


    View all my reviews

  5. Nightingale's CrookNightingale's Crook by Wiryanti Septiani
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Nightingale's Crook
    Penulis: Wiryanti Septiani
    Penerbit: de Teens
    Halaman: 332 halaman
    Terbitan: Desember 2013

    Alarish Haines begitu mencintai Archie. Ia begitu setia pada Archie hingga mencintai anak-anak Archie seperti anak-anaknya sendiri. Ia tak berbeda dengan Archie, sengaja mengikatkan diri pada sosok yang tak mungkin untuk dimiliki.

    Claudette Laurents-Liddy begitu mencintai Emil meski mengharapkan pria itu adalah sebuah hal yang sia-sia. Namun ia tetap menunggu. Menunggu satu detik yang akan membuat Emil melihatnya, membuatnya sadar bahwa Liddy selalu berada di sana.

    Mereka berempat dipertemukan di Nightingale's Crook dan berbagi cerita di sana dan belajar akan makna cinta yang tulus…

    Review

    Membaca novel ini butuh sedikit kesabaran dan konsentrasi. Pembukaan novel ini sedikit lambat dan terasa membingungkan. Membuat bertanya-tanya ceritanya mau dibawa ke mana?

    Satu hal yang "menyelamatkan" bagian awal novel ini, untuk saya, adalah blurb-nya. Serius. Soalnya pas di bagian awal, saya sempat bingung ini karakternya siapa, dia mau apa. Nah, jawabannya ada di blurb. Kalau bingung dan lupa, tinggal lihat kover belakang.

    Hal lain yang agak mengganggu di sepanjang cerita adalah POV-nya. Penulis memutuskan untuk menggunakan POV 1 dan POV 2, yup. POV 2, di novel ini. Perubahan POV-nya kadang bikin kagok. Bahkan sering saya tidak sadar kalau sudah terjadi pergantian POV dari 1 ke 2 atau sebaliknya. Tambah lagi POV-nya tidak digunakan secara khusus pada satu karakter, sehingga agak makan waktu untuk tahu siapa yang sedang bernarasi saat itu.

    Terlepas dari hal-hal yang agak mengganggu di atas, novel ini ditulis dengan cukup baik. Gaya narasinya enak. Tidak terlalu sederhana, tapi juga tidak terlalu berbunga. Penggunaan latar tempatnya, di Inverness, Skotlandia, juga enak untuk diikuti. Karakter-karakternya juga digambarkan dengan baik, walau mungkin sedikit mirip (yang membuat pemahaman siapa-yang-sedang-bicara saat perpindahan POV butuh sedikit waktu).

    Secara keseluruhan, 2,5 bintang. Pembulatan ke atas. Thanks to Orinthia Lee yang sudah mengirimkan novel ini ke saya sebagai hadiah giveaway ultah Blogger Buku Indonesia yang lalu.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  6. Haru no TabiHaru no Tabi by Ghyna Amanda Putri
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Haru no Tabi
    Penulis: Ghyna Amanda Putri
    Penerbit: de Teens
    Halaman: 184 halaman
    Terbitan: Juni 2013

    "Haru no Tabi" bercerita tentang perjalanan Hisano Hayashi, seorang gadis SMA, dengan Toshihiko Hikawa, sang senpai yang telah lama dia sukai. Bersama mereka memulai perjalanan mereka di Tokyo. Melalui banyak daerah dan peristiwa, mampukah mereka sampai di tujuan akhir mereka, Okinawa?

    Review

    Novel yang menjadi salah satu pemenang lomba #lombanoveljepang. Tertarik sama novel ini karena memang lagi pengin baca novel yang ringan dan tipis. Setelah selesai membaca, saya sama sekali tidak menyesal telah membeli buku ini.

    Kekuatan dari novel ini ada di setting-nya. Ghyna Amanda Putri memasukkan beberapa kota besar di Jepang dan tempat-tempat wisata serta hal-hal menarik dari kota tersebut. Buat yang suka novel yang menonjolkan latar tempat, saya merekomendasikan novel ini.

    Kekurangannya, mungkin terlalu banyak penggunaan bahasa Jepangnya. Buat orang yang tidak familiar dengan kata-kata dalam bahasa Jepang, mungkin akan sedikit merepotkan karena harus boak-balik paragraf-catatan kaki. Terus ada 1-2 kata/kalimat yang tidak ada catatan kakinya.

    Secara keseluruhan, saya suka dengan setting dan perjalanan yang dilakukan Toshihiko dan Hisano.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 Young Adult Reading Challenge


    View all my reviews

  7. The Apuila's ChildThe Apuila's Child by Ruwi Meita
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: The Apuila's Child
    Penulis: Ruwi Meita
    Penerbit: de Teens
    Halaman: 168 halaman
    Terbitan: September 2013

    The Apuila's Child bercerita tentang Kemuning, seorang gadis yang memiliki siladil, atau jari keenam. Dengan siladil-nya itu, Kemuning bisa menghasilkan kabut yang memiliki beragam kekuatan. Salah satunya adalah kekuatan yang dia gunakan untuk membunuh ayahnya.

    Kemuning tinggal bersama Donahue Rubi, seorang wanita yang umurnya hampir 200 tahun dan juga merupakan anak Apuila, anak seorang malaikat jatuh. Di bawah bimbingan Donahue Rubi, Kemuning belajar cara mengendalikan kekuatannya.

    Suatu hari Donahue Rubi pergi bersama Oren, salah satu anak yang mampu berkomunikasi lewat pikiran dengannya dan Kemuning, pergi mengunjungi Anuj Abimel, seorang tetua sakti yang akan merayakan ulang tahunnya yang ke-1000.

    Di sana Oren menyaksikan Donahue Rubi mencelakai Anuj Abimel. Apakah ini adalah awal dari sebuah ramalan mengerikan? Kenapa Donahue Rubi yang selama ini dikenal begitu baik, malah mencelakakan Anuj Abimel? Kemuning dan Oren terpaksa harus pergi ke alam roh untuk menemukan jawabannya sambil berjuang melawan waktu.

    Review

    Yey, akhirnya. Saya baca juga juara 1-3 hasil lomba #fikfanDiva. Selamat untuk para pemenang dan terima kasih pada Diva Press yang telah menyelenggarakan lomba novelet fantasi ini.

    Buku ini menjadi juara pertama lomba tersebut, dan saya bisa mengerti kenapa. Konsepnya menarik, cara penceritaannya enak, bahasanya bagus (tidak berbunga-bunga, tapi indah), serta mengangkat peristiwa meletusnya Krakatau di tahun 1800-an dan 2010 silam.

    Saya suka ide tentang memperbaiki jiwa seseorang lewat pakaian yang ada di sini. Jadi, ceritanya Donahue Rubi ini punya usaha menjahit dan di sana dia bukan hanya membuat pakaian untuk seseorang, tapi juga menggunakan kekuatannya untuk membantu pemulihan jiwa orang itu lewat pakaiannya. Konsep yang menarik, yang sayangnya tidak digali lebih lanjut.

    Saya juga suka dengan konsep malaikat jatuhnya yang tidak melibatkan romans antara si malaikat dengan salah satu tokoh cewek dalam cerita :v. Yah, walau ada juga sih malaikat yang membuang sayapnya, menikah dengan manusia, lalu anaknya jadi tokoh di novelet ini. Btw, tebakan saya Tuan Janzcoon di cerita ini adalah penggambaran dari Lucifer.

    Sebenarnya sampai pertengahan cerita, saya masih cukup suka. Hanya saja, semakin ke belakang saya semaking bingung bacanya. Rasanya ada terlalu banyak hal yang disederhanakan. Mungkin karena faktor halaman. Yang pasti, buat saya, kesimpulan akhirnya terasa buru-buru dan tidak maksimal.

    Btw, entah kenapa, pas baca adegan pertarungan terakhirnya, saya malah kepikiran adegan berkelahi dengan keluar cahaya-cahaya yang biasa ada di TV (yah, walau mereka berantemnya pakai kabut sih). Yang paling parah, pas ada adegan naga keluar, saya malah kepikiran naganya Indo**** :v.

    Kesimpulan akhir? Novelet dengan ide dan penulisan yang baik. Hanya saja tidak diselesaikan secara maksimal.


    View all my reviews