Rss Feed
  1. Perfect MessPerfect Mess by Rina Suryakusuma
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Perfect Mess
    Penulis: Rina Suryakusuma
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 240 halaman
    Terbitan: Maret 2014

    Terkadang berkat terindah dalam hidup datang dari kesalahan terbesar yang pernah dilakukan di masa lalu.

    Sabina Dinata tahu ia melakukan kekeliruan tak terampuni ketika menggugurkan bayi dalam kandungannya. Sejak saat itu hidupnya tak pernah sama lagi. Ia berkubang dalam penyesalan masa lalu. Tak pernah bisa sepenuhnya menatap dan melangkah ke masa depan.

    Karenina Sukmadi yang masih duduk di bangku sekolah menengah merasa dunianya perlahan hancur. Mimpi yang pernah dimiikinya berserakan seperti bangunan kartu yang runtuh ketika mengetahui bahwa dirinya hamil dengan seorang pria yang bahkan tak bisa dibayangkannya menjadi suami.

    Kegelapan membayang.

    Kesuraman terasa pekat.

    Namun ketika jalan hidup kedua wanita ini bersinggungan, sesuatu terjadi.

    Sesuatu yang akan mengubah hidup dan pandangan mereka selamanya. Hal yang membuat mereka percaya, segala sesuatu indah pada waktu-Nya.

    Review. Warning, spoiler ahead.

    Um, saya mulai dari mana ya? Mungkin mulai dari nama "Chrom" aja dulu kali yah. Jadi,

    Chrom adalah lini fiksi baru yang dirilis Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2014.
    Novel-novel Chrom ini berkisar pada kisah roman yang dipadukan dengan nuansa Kristiani. Chrom berusaha menjadi novel yang menghibur, ringan, dan menyegarkan.
    Mulai bulan Maret ini, pembaca Indonesia akan menikmati sajian novel Christian Fiction karya-karya pengarang dalam negeri.

    itu saya copas dari halaman FB Chrom GPU.

    Untuk ceritanya sendiri, rasanya sudah cukup jelas dari blurb buku ini. Tentang Sabina yang pernah menggugurkan kandungannya dan menyesalinya seumur hidup dan Karenina, gadis yang masih SMA, tapi kemudian hamil di luar nikah. Lewat internet, keduanya berkenalan.

    Saya suka dengan ceritanya. Sesuatu yang banyak terjadi saat ini dan merupakan suatu pergumulan yang nyata bagi yang mengalaminya. Saya suka bagaimana Rina Suryakusuma mengeksplorasi kedua tokohnya secara seimbang. Nina dengan kehamilannya, Sabina dengan masa lalu dan usahanya bersama suami untuk memiliki anak di masa kini.

    Saya suka dengan penyelesaiannya (sedikit mengingatkan pada film Juno, tapi karena kondisi dan alasannya masuk akal, jadi tidak masalah). Cuma saya agak mentok dengan soal legalitasnya.

    (Spiler alert!) Jadi, ceritanya si Sabina dan suaminya, Gerry akhirnya memutuskan untuk mengadopsi anak yang Karenina kandung. Rencananya Karenina nantinya akan melahirkan di Australia, agar anaknya bisa memperoleh kewarganegaran Australia (hal. 226). Ya sih, Australia memang mengadopsi prinsip jus soli (kewarganegaraan anak berdasarkan tempat lahirnya), tapi sejak Agustus 1986, kewarganegaraan Australia baru diberikan kalau salah satu orang tua si anak berkewarganegaraan sana atau merupakan penduduk tetap. Sabina dan Gerry memang sudah penduduk tetap, tapi orang tua biologisnya kan tetap Karenina dan Kenneth (atau cuma Karenina dalam hal ini? Keneth tidak diakui?). Bukannya baby Anya tetap terhitung warga Indonesia kalau begitu? Atau sebenarnya Karenina orang Australia?

    Lalu soal adopsi. Setelah browsing soal adopsi di Australia, saya nemu tautan pemerintah (pemerintah Australia tentunya) yang bilang kalau pasangan menikah yang mau melakukan adopsi, harus sudah menikah selama minimal 3 tahun. Sementara dalam cerita, Sabina dan Gerry baru menikah selama 2 tahun. Hm, apakah di antara proses hamil dan setelah Karenina melahirkan, mereka merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-3 yah?

    Masih soal adopsi. Ini kayaknya mereka melakukan adopsi antar negara kan yah? Well, Indonesia tidak termasuk dalam negara yang menjalin kerja sama adopsi internasional dengan Australia. Infonya dari halaman ini. Cuma kalau baca paragraf terakhir di halaman itu, kayaknya bisa. Cuma butuh usaha yang luar biasa.

    Ya, akhir ceritanya memang kurang jelas sih. Apakah mereka bisa langsung mengadopsi bayi Karenina setela lahir, ataukah mereka harus menunggu dulu? Kayaknya proses adopsinya tidak semudah itu soalnya.

    Tapi saya sendiri bukan orang hukum. Yang di atas itu cuma hasil browsing saja. Kalau ada yang punya pengetahuan lebih soal ini, mungkin bisa dibagikan.

    Terlepas dari bagian yang jadi tanda tanya buat saya, cerita novel ini enak diikuti. Pesannya jelas dan semoga bisa menjadi berkat bagi semua yang membacanya.

    Sedikit catatan typo di buku ini:
    - Gambling (hal. 80) -> harusnya "gamblang".
    - Mereka tak belum (hal. 84) -> "mereka belum".
    - It (hal. 97) -> "itu".

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  2. To Tokyo To LoveTo Tokyo To Love by Mariskova
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: To Tokyo To Love
    Penulis: Mariskova
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 296 halaman
    Terbitan: Desember 2008

    Everybody has a dream. Bagi Nina, mimpinya adalah memiliki kehidupan yang sempurna: tinggal di rumah, membesarkan anak-anak, mengurus keluarga, melayani suami, dan sebagai hasilnya mendapatkan suami yang memandangnya dengan mata dipenuhi pendar-pendar cinta. Kehidupan sempurna yang ia lihat dimiliki mamanya.

    Mimpinya hampir menjadi kenyataan. Namun sesaat sebelum pernikahannya, Ian Prayogo, tunangannya, memberi kabar buruk: ia punya affair dengan mantan pacarnya dan harus segera menikahi perempuan itu.

    Nina harus mengubur mimpinya. Tanpa impian, tanpa cinta, dan tanpa jiwa, Nina pergi ke Jepang untuk melupakan Ian. Di Tokyo, Nina berusaha menata hatinya kembali. Yang menjadi penghiburnya adalah seorang laki-laki misterius bersetelan jas hitam yang ia temui setiap hari di kereta dan seorang laki-laki sahabat maya bernama Takung, yang belum pernah ia temui.

    Sedikit demi sedikit, Nina mampu berjalan tegak. Semua itu karena dukungan dari sahabat mayanya dan rasa cintanya yang tumbuh bersemi kepada laki-laki misterius di kereta. Namun, ketika Nina hampir mampu melupakan masa lalunya, Ian datang ke hadapan Nina, memintanya kembali ke pelukannya. Dan dia tidak sendiri. Karina, istri Ian, juga datang menemuinya, memintanya menjauhi suaminya, atau ia akan membunuhnya.

    Review

    Ugh, sayangnya saya kurang suka sama novel ini. Sebenarnya latar belakang Tokyo yang dipakai di sini cukup oke. Latarnya meyakinkan dengan segala tempat dan jalur keretanya, membuat saya bertanya-tanya apakah penulis pernah menghabiskan waktu cukup lama di Jepang? Ataukah murni hasil membaca dan mengumpulkan info dari internet? (Foto di belakang sih kayak ada nuansa Jepang, yah).

    Cuma ceritanya terasa datar banget buat saya. Pembukanya cukup menarik (sampai sekitar akhir bab 2), kemudian disambung dengan perpindahan latar waktu yang sempat bikin bingung (saya kira di masa sekarang, ternyata di masa lampau), lalu cerita Nina di Jepang yang terasa diseret-seret dan agak membosankan.

    Penggunaan bahasa Jepang, Inggris, dan Indonesia di sini juga agak bikin jengah. Dialognya terkadang menggunakan bahasa Jepang, lalu diterjemahkan ke Inggris, lalu masih disambung lagi dengan bahasa Indonesia. Apa tidak bisa lebih disederhanakan? Saya percaya setting Jepang yang Mariskova tampilkan sudah cukup kuat tanpa perlu mencampurkan bahasanya (yang saya yakin tidak semua orang familiar) secara berlebihan.

    Lalu soal akhir ceritanya. Awalnya saya berharap bahwa Takung dan si man-in-black adalah 2 orang yang berbeda, sayangnya bisa ditebak kan? Mereka orang yang sama. Terus masih ada cerita yang menggantung soal Ian, istrinya, dan Tito. Nasib mereka bagaimana?

    Secara keseluruhan, saya cuma suka sama latar tempatnya. Untuk yang lain-lain, hmm... sorry to say, agak membosankan.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews


  3. Beneath the Dark Ice (Alex Hunter, #1)Beneath the Dark Ice by Greig Beck
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Beneath the Dark Ice
    Penulis: Greig Beck
    Penerbit: Pan Publishing
    Halaman: 432 halaman
    Terbitan: Agustus 2011

    When a plane crashes into the Antarctic ice, exposing an enormous cave system, a rescue and research team is dispatched. Twenty-four hours later, all contact is lost. Captain Alex Hunter and his highly trained commandos, along with a team of scientists, are fast tracked to the hot zone to find out what went wrong. Meanwhile, the alluring petrobiologist Aimee Weir is sent to follow up on the detection of a vast underground reservoir. If the unidentified substance proves to be oil, every country in the world will want to know about it--even wage war over it. Or worse.

    Once suspended into the caves, Alex, Aimee, and the others can't locate a single survivor--or even a trace of their remains. Nor is there a energy source, only specters of the dead haunting the tunnels. But soon they will discover that something very much alive is brewing beneath the surface. It is a force that dates back to the very dawn of time--an ancient terror that hunts and kills to survive...

    Review

    "Beneath the Dark Ice" bercerita tentang ekspedisi penyelamatan di gua bawah tanah di Antartika. Setelah sebuah pesawat jatuh dan kelompok penyelamat yang dikirim untuk mencari korban menghilang, sebuah tim lainnya dikirim oleh pemerintah Amerika untuk menyelidiki penyebabnya.

    Alex Hunter, seorang prajurit super yang terlahir karena tidak sengaja. Sebuah peluru yang terbenam di daerah tengah otaknya membuat fungsi sel-sel kelabunya itu bekerja berkali-kali lipat dari manusia normal. Kekuatan, kecepatan, penglihatan, penciuman, serta fungsi tubuh lainnya meningkat secara drastis.

    Melihat blurb buku ini, awalnya saya mengira novel ini akan penuh dengan aksi, tapi ternyata kadar aksinya tidak sebanyak yang saya kira. Novel ini malah penuh dengan adegan penjelasan legenda, ekosistem bawah tanah, dan sejarah makhluk hidup. Untungnya ketiga hal ini dipaparkan dengan menarik, walau kadang terlalu panjang, tapi tetap membuat saya betah membacanya.

    Ada dua jenis musuh yang dihadapi kelompok Alex di sini. Sebuah makhluk "legenda" yang ternyata benar-benar ada dan kelompok pembunuh bayaran yang dikirim Rusia. Pemimpin kelompok dari Rusia ini adalah orang yang menembakkan peluru yang kini bersarang di otak Alex.

    Sayangnya konflik antara Alex dan ketiga agen Rusia ini tidak dipertajam. Mereka cuma muncul sebentar, berkelahi sedikit, terus selesai. Gitu doang =_=".

    Kekurangan lainnya ada di adegan kematiannya. Ada banyak banget korban di kelompoknya Alex ini. Ada sekitar 6 atau 7 gitu kali yah, tapi hanya 1 yang betul-betul membuat saya pengin nendang penulisnya. Kelompoknya sendiri bukan hanya terdiri dari orang-orang militer, tapi ada juga peneliti di bidang migas, ahli di bidang sosial budaya dan sejarah (lupa deskripsi tepatnya apa, tapi perannya seperti itu sih di sini), ahli penjelajahan bawah tanah, serta 2 orang tim medis.

    Secara keseluruhan, novelnya cukup oke untuk diikuti. Gaya penceritaan dan bahasanya relatif sederhana, karakter lumayan, tapi kurang banyak aksi nih. Kebanyakan bicara hal-hal lain.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  4. Being 17Being 17 by Amalia Suryani
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: Being 17
    Penulis: Amalia Suryani
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 272 halaman
    Terbitan: Mei 2005

    Impian Sandra adalah mengunjungi Paris—selama ini cuma bisa ia bayangkan.

    Impian Sandra adalah bisa selamanya bersama Rian—model dan bintang sinetron—pacar yang sangat ia cinta.

    Tapi ternyata… sering kali kenyataan nggak berjalan seindah bayangan.
    Saat kesempatan mengunjungi Paris sudah di depan mata, ibunya malah bertindak nggak masuk akal : melarangnya pergi.

    Itu belum apa-apa. Rian semakin jauh…ditambah munculnya gosip cinta lokasi yang membuat Sandra cemburu berat tapi nggak bisa berbuat banyak.
    Sandra yang semula menganggap berumur tujuh belas rasanya biasa-biasa saja, mulai kewalahan dengan berbagai kejadian yang mengaduk-aduk emosinya.

    Review

    Sebenarnya sudah lama banget pengin baca buku ini, cuma entah kenapa baru kesampaian sekarang. Mungkin momennya lagi pas aja kali yah. Soalnya belakangan banyak baca hasil lomba novel teenlit writer 2005.

    Membaca bagian awal buku ini, saya merasa gaya narasinya sangat lambat. Soalnya penulis tidak langsung masuk ke dalam "aksi", tapi membangun suasana lebih dulu dengan refleksi si "aku" tentang usia 17-nya. Gaya narasi yang lambat ini sebenarnya terasa hingga akhir buku, hanya saja cerita serta pesan yang ingin disampaikan mendukung gaya ini.

    Tokoh utama di novel ini, Sandra, mungkin bukan tipe yang "likable", tapi justru itu yang saya suka. Sandra punya rasa sakit hati karena dia telah "ditipu" oleh kedua orang tuanya. Orang tuanya telah bercerai sejak dia SD, tapi dia baru mengetahui kenyataannya bertahun-tahun setelahnya. Selama ini dia mengira ayahnya hanya bekerja di luar kota.

    Selain itu dia juga cemburuan. Apalagi Rian, pacarnya, mulai terkenal sebagai model dan bintang sinetron. Hal ini membuatnya peka diri secara berlebihan, karena dia kadang minder dengan penampilannya yang biasa saja. Yang bagusnya, dia bilang ke Rian apa yang dia rasakan, misalnya tentang rasa mindernya dan kenapa dia tidak setuju Rian mulai main sinetron.

    Selain soal keluarga dan cinta, novel ini juga membahas soal persahabatan. Di sini Sandra punya 4 orang sahabat dan masing-masing memiliki ceritanya sendiri.

    Secara keseluruhan, saya suka banget sama novel ini. Gaya berceritanya enak, topik yang diangkat kompleks untuk ukuran teenlit, dan ada banyak pesan moral yang bisa didapat di sini. Bahkan pesan moral yang tidak biasa sekalipun. Kapan coba ada novel yang memberi pesan moral bahwa keluarga bukanlah dengan siapa kita mulai, tapi dengan siapa kita bersama pada akhirnya. Juga soal mimpi yang tergantung pada orang di sekitar kita. Kadang ada mimpi yang harus dilepas karena seseorang yang berharga.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 Young Adult Reading Challenge
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  5. After RainAfter Rain by Anggun Prameswari
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: After Rain
    Penulis: Anggun Pramswari
    Penerbit: Gagas Media
    Halaman: 323 halaman
    Terbitan: Agustus 2013

    "After Rain" bercerita tentang Serenade Senja (alias Seren atau Ren), seorang wanita yang telah berpacaran dengan Bara selama 10 tahun. Masalahnya, memasuki 7 tahun masa pacaran mereka, Bara menikah dengan seorang wanita bernama Anggi. Bahkan Bara dan Anggi kemudian memiliki seorang anak gadis bernama Lily.

    Walau Bara telah memiliki istri dan anak, dia tetap menjalin hubungan dengan Seren. Dia beralasan bahwa pernikahannya dengan Anggi tidak dilandaskan cinta, tapi hanya berdasarkan kepentingan bisnis keluarga mereka saja.

    Hingga suatu hari Lily mengalami kecelakaan. Bara akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Seren. Untuk menghindari Bara yang menjadi teman kantornya, Seren yang patah hati memutuskan untuk berhenti dan menjadi seorang guru.

    Di sekolah tempatnya mengajar sementara, dia bertemu dengan Elang, seorang guru musik tampan dengan tatapan setajam elang. Perlahan-lahan hubungannya dengan Elang terbangun, tapi kemudian Bara kembali hadir dalam hidupnya. Seren kini menghadapi dua pilihan yang sulit.

    Review

    Sudah lama banget melihat buku ini berseliweran di halaman beranda Goodreads, maupun di blog-blog buku yang kuikuti. Pas hari Kamis, akhirnya saya ke toko buku dan memutuskan untuk membeli buku ini. (Oke, aslinya sih mau beli buku lain, tapi ternyata belum masuk. *digeplak penulis).

    Tema yang diangkat menarik. Walau awalnya terlihat bahwa ini akan menjadi cerita tentang perselingkuhan (yang diceritakan dari sudut wanita selingkuhannya), tapi sebenarnya novel ini lebih ke soal melanjutkan hidup.

    Di sini terlihat jelas perjuangan Ren untuk melupakan Bara, dan melanjutkan hidupnya. Dalam perjalanannya, Seren menemui banyak tantangan dan godaan.

    Buat saya, ini debut yang baik dari Anggun Prameswari. Cara berceritanya enak, tokoh-tokohnya saya suka, dan pemilihan katanya juga bagus.

    Walau begitu, saya merasa tokoh-tokoh dan kejadian-kejadiannya masih bisa lebih digali lagi. Kadang saya kurang bisa nangkap galaunya si Seren soalnya.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge

    View all my reviews

  6. Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia, Jilid 1 by Rosihan Anwar
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia, Jilid 1
    Penulis: Rosihan Anwar
    Penerbit: Penerbit Buku Kompas
    Halaman: 299 halaman
    Terbitan: Juli 2009

    Kisah-kisah kecil yang pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia ternyata menarik juga untuk kita ketahui. Kisah-kisah kecil yang penuh dengan human interest tersebut terkadang lepas dari sejarah besar bangsa Indonesia, namun terkadang mempunyai kaitan erat dengan sejarah besar bangsa ini. Beberapa peristiwa yang terjadi saat ini merupakan pengulangan dari kisah-kisah kecil tersebut.

    Review

    Beli buku ini dari setahun yang lalu, tapi akhirnya baru dibaca @_@. Ok, saya beli buku ini karena tertarik pada judul, blurb buku, serta nama Rosihan Anwar. Pada akhirnya, buku ini memang tidak mengecewakan saya.

    Untuk jilid satu "Petite Histoire" ini, Rosihan Anwar lebih banyak memasukkan latar belakang Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Bahkan bab pertamanya yang membahas tentang Timor-Timor, ditulis mundur hingga ke zaman datangnya para pemburu kayu cendana, yang merupakan komoditi mahal pada zaman dulu.

    Gaya penulisannya langsung, tidak berbunga-bunga, dan dipenuhi dengan literatur pendukung lainnya (walau kebanyakan buku sumbernya ditulis dalam bahasa Belanda).

    Pembahasannya menarik. Saya paling suka dengan tulisan tentang Timor-Timor yang sarat akan sejarah awal Timor-Timor, turunnya pemerintah Indonesia dalam membantu lepasnya Timor-Timor dari Portugal, hingga disintegrasinya dari Republik Indonesia.

    Sayangnya ada beberapa bab yang pembahasannya tidak semenarik di bab 1. Ada bab-bab yang terasa agak datar (kalau tidak mau dibilang membosankan), yang membuat proses membaca saya jadi agak terhambat.

    Buku yang menambah banyak ilmu sejarah dan sangat saya rekomendasikan untuk dibaca.


    View all my reviews

  7. Aku vs Sepatu Hak Tinggi! - Me Versus High Heels!Aku vs Sepatu Hak Tinggi! - Me Versus High Heels! by Maria Ardelia
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Me Versus High Heels!
    Penulis: Maria Ardelia
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 360 halaman
    Terbitan: Juni 2004

    Sasha cewek tomboi yang suka basket, sepak bola, dan kegiatan-kegiatan yang cowok banget. Pada suatu hari ia bertabrakan dengan cowok keren bernama Arnold, dan kemudian jatuh cinta. Saking jatuh cintanya, Sasha sampai rela berubah jadi cewek yang disukai Arnold: feminin, suka dandan, dan senang pake high heels---alias sepatu hak tinggi.

    Sayang, meskipun ia telah melakukan segalanya, bahkan mengorbankan kesenangan-kesenangannya selama ini, Arnold ternyata tidak benar-benar jatuh cinta padanya. Dan ketika itulah, di saat hatinya hancur berkeping-keping, Sasha tersadar bahwa selama ini ada cowok lain yang mencintai dirinya, apa adanya.

    Review

    Buku ini sebenarnya sudah heboh dari lama. Kalau lihat tahun terbitnya, berarti sekitar saya SMP. Cuma waktu itu saya tidak baca novelnya ataupun nonton filmnya. Barulah 10 tahun dari waktu terbitnya, saya baca novel ini.

    Saya suka dengan tema yang diangkat novel ini. Tentang menjadi diri sendiri dan tidak perlu berpura-pura jadi sesuatu yang bukan kita. Tema yang cocok untuk dijadikan teenlit.

    Sayangnya membaca novel ini sampai pertengahan, saya merasa lelah dan bosan. Terlalu banyak dialog kosong di dalamnya. Seperti:

    "Sasha!" seru Lola mengagetkan.
    "Eh, apa?" Sasha terbangun dari lamunannya.
    "Loe ngapain dateng pagi-pagi? Ngelamun lagi!" Lola heran.
    "Hah? Nggak..." Sasha mengelak.
    "Nggak gimana? Pasti ada apa-apanya!" Lola curiga.
    "Nggak usah sok tahu deh...!" Sasha tersenyum tipis.
    "Bukannya sok tahu, tapi emang tahu...!"
    "Ye... udahlah, nggak usah dibahas!" (hal. 81-82)

    Ada banyak sekali dialog yang terlalu-panjang-gak-perlu seperti di atas. Menurutku kalau dialog-dialog seperti ini dirapikan, buku ini bisa jadi lebih menarik dan ringkas.

    Awalnya saya hanya mau memberikan 1,5 bintang untuk novel ini, tapi bagian akhir novel ini berhasil membuat saya menambah 1 bintang lagi. Semua ketidak jelasan yang saya miliki selama membaca terjawab di sana. Cuma mungkin bagian pertemuan pertama Arnold dan Sasha dibuang. Lebih baik kalau mereka dipertemukan oleh si "itu". *nama disensor biar gak spoiler.

    Sayang si penulis belum mengeluarkan novel baru lagi. Padahal pengin lihat apakah kemampuan menulis Maria Ardelia sudah lebih baik dari saat dia mengeluarkan novel ini, atau tidak.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 Young Adult Reading Challenge
    - 2014 New Auhors Reading Challenge


    View all my reviews

  8. Wishful Wednesday #44

    Wednesday, May 14, 2014

    Yo, yo, yo. Selamat hari Rabu semuanya. Bagaimana keadaannya hari ini? Semangat apa malas-malasan karena besok tanggal merah? :p

    Bertemu lagi di Wishful Wednesday, tempat mencurahkan keinginan hati (halah) akan buku yang diinginkan. Oh iya, sekedar info. Saat ini saya sedang menjalankan giveaway novel. Coba cek di sini. Siapa tahu itu novel yang pernah kamu masukkan sebagai WW-mu ;)

    Untuk minggu ini, buku yang saya inginkan adalah:

    Heart Out
    oleh: Fei

    Novel ini merupakan kelanjutan dari "Heart Attack" (ulasan di sini) yang ditulis oleh Clara Canceriana. Saya kebetulan suka sama novel pertamanya, jadi pas lihat info kalau novel ini sudah beredar, langsung pengin punya.

    Kira-kira di sini dapat bonus lagu seperti di buku pertamanya gak yah?

    Itu dia WW saya minggu ini. Bagaimana denganmu?

    Untuk info tentang WW, cek blog hostnya.

  9. Hola, sudah lama juga tidak ada giveaway di blog ini. Untuk bulan Mei ini, giveaway akhirnya berhasil comeback di blog ini ^^. Buku yang menjadi GA kali ini adalah:

    Teater Boneka
    oleh: Emilya Kusnaidi, Orinthia Lee, Ayu Rianna 

    Dari Goodreads:
    Teater Boneka Poppenkast terancam tutup! 
    Jumlah penonton yang semakin menyusut membuat Erin berjuang keras membuat cerita-cerita baru untuk dimainkan di teater boneka yang ia warisi dari sang kakek. Tapi ini bukan pekerjaan mudah. Erin merasa tak ada yang memahami cita-citanya, termasuk Robert, kekasihnya. 
    Hingga Erin bertemu Awan, lelaki dengan latar belakang misterius yang memaksa bekerja di Poppenkast tanpa meminta bayaran. Dukungan lelaki itu terhadap kelangsungan teater boneka membuat Erin jatuh hati. 
    Namun Awan ternyata menyimpan rahasia masa lalu yang membuatnya harus bersembunyi di Poppenkast. Saat rahasia lelaki itu terungkap, ternyata dia bukan orang yang selama ini dikira Erin. Hingga Awan akhirnya harus memilih antara menyelesaikan persoalan masa lalunya atau terus bersama Erin.
    Buku yang merupakan hasil dari Gramedia Writing Project. Kali ini, pemenang akan memperoleh 1 buah novel Teater Boneka lengkap dengan tanda tangan ketiga penulisnya dan Clara Ng, selaku konseptor GWP kali ini.

    Peraturan GA-nya:

    1. Peserta berdomisili di wilayah Indonesia.
    2. Silahkan mengisi kolom Rafflecopter di bawah ini.
    3. Giveaway berlangsung dari 14 Mei 2014 - 4 Juni 2014.
    4. Keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat.
    5. Bila dalam 48 jam tidak ada respon dari pemenang, maka akan dipilih seorang pemenang baru.
    a Rafflecopter giveaway


  10. Summer Breeze: Cinta Nggak Pernah SalahSummer Breeze: Cinta Nggak Pernah Salah by Orizuka
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Summer Breeze
    Penulis: Orizuka
    Penerbit: Puspa Swara
    Halaman: 216 halaman
    Terbitan: 2006

    Reina, cewek cantik bak bidadari. Kedatangannya dari Amerika sungguh mengejutkan si kembar Ares dan Orion. Reina lah yang 10 tahun ini menjadi fantasi terindah si kembar.

    Ares. Preman kampus. Banyak musuhnya bo! Skeptis dan emosional. Seumur hidup dicap bodoh oleh semua orang. Hubungan dengan ayahnya kian hari kian buruk. Bagi keluarganya, masa depan Ares gelap, segelap malam yang paling buta.

    Orion. Bintang basket, penerima beasiswa, sekaligus cowok populer di kampus. Sifatnya berkebalikan 180° dari saudara kembarnya. Bagi keluarganya, masa depan Orion cerah, secerah matahari.

    Reina sayang pada Ares dan Orion. Tapi cinta Reina hanya tersemat pada satu orang. Yup! Reina telah memilih, bahkan sudah sejak sepuluh tahun lalu... ketika mereka sama-sama membuat surat permohonan. Nggak nyangka... pilihan Reina malah membuatnya menangis. Wuahh... masalah? Of course!!! Reina bertahan? Let's see.

    Review

    Novel kedua Orizuka yang kubaca. Yang pertama adalah I For You dan saya bisa melihat bahwa jelas ada perubahan kematangan dalam tulisan Orizuka.

    Pas baca novel ini, saya terus kebayang salah lagu "Ratapan Anak Tiri"-nya Emillia Contessa. Ya sih, ceritanya memang bukan soal ibu tiri-anak tiri ala Cinderella, tapi terasa seperti itu pas saya baca kisahnya Ares.

    Yang saya suka, Ares memiliki suatu rahasia yang membuatnya seperti itu. Rahasianya itu membuat karakter anak badungnya jadi lebih mudah disukai. Melihat perjuangannya, saya rasa dia adalah tokoh favorit saya di novel ini.

    Orion, saudara kembar Ares, digambarkan dengan menarik juga. Walau dia digambarkan sempurna, tapi dia sebenarnya memiliki kegagalan-kegagalannya sendiri. Hubungannya yang buruk dengan Ares juga sebenarnya dilandaskan rasa irinya pada saudaranya itu.

    Walau karakter-karakternya cukup baik, menurutku bisa digali lebih dalam lagi agar bisa jadi lebih menarik. Mungkin dengan mengurangi beberapa kali kesalah pahaman yang terjadi antara Reina dan Ares.

    Secara keseluruhan, ceritanya oke. Karakternya menarik, tapi menurutku bisa lebih digali lagi. Ending dan gaya narasi, hmm... kurang suka sih jujur saja. Saya lebih suka gaya narasinya Orizuka di I For You.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 Young Adult Reading Challenge

    View all my reviews

  11. The Kite RunnerThe Kite Runner by Khaled Hosseini
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: The Kite Runner
    Penulis: Khaled Hosseini
    Penerbit: Bloomsbury UK
    Halaman: 324 halaman
    Terbitan: September 2011

    1970s Afghanistan: Twelve-year-old Amir is desperate to win the local kite-fighting tournament and his loyal friend Hassan promises to help him. But neither of the boys can foresee what will happen to Hassan that afternoon, an event that is to shatter their lives...

    Review

    "The Kite Runner" bercerita tentang persahabatan antara dua orang anak. Amir, seorang tuan muda, telah mengenal dan bersahabat dengan Hassan, anak pelayan di rumahnya, sejak kecil. Mereka bermain, tertawa, dan tumbuh bersama.

    Walau Hassan adalah orang yang bisa disebut sebagai sahabat, tapi Amir enggan menyebutnya sebagai sahabat. Hal ini dikarenakan Hassan adalah seorang Hazara, yang "kasta"-nya dianggap lebih rendah dari orang-orang di lingkungan tinggal mereka.

    Amir juga memiliki kecemburuan tersendiri pada Hassan. Walau hanya anak pelayan di rumahnya, ayah Amir tampaknya lebih sayang pada Hassan daripada dirinya. Amir bahkan sempat mendengar ayahnya memuji Hassan yang aktif dan selalu membela Amir kalau dia diganggu.

    Suatu kejadian membuat Amir membingkai Hassan sebagai seorang pencuri. Walau ayahnya dengan jelas bilang kalau dia memaafkan sikap Hassan (Hassan mengaku bahwa dia memang mencuri barang Amir untuk melindungi temannya itu), tapi ayah Hassan, yang sudah seperti saudara bagi ayah Amir, memutuskan agar mereka pergi dari situ.

    Perang yang pecah di Afghanistan membuat Amir dan ayahnya melarikan diri ke Amerika. Lama setelah Amir dewasa dan bahkan sudah menikah, dia menerima sebuah panggilan yang memintanya datang ke Pakistan. Amir menjawab panggilan itu dan menemukan rahasia yang terkuak, serta kesempatan untuk menebus apa yang telah dia lakukan pada Hassan dulu.

    Saya suka dengan kisah "persahabatan", yang mungkin lebih tepat disebut benci-tapi-rindu kalau dilihat dari sisi Amir. Hassan yang lugu dan Amir yang agak bossy dan punya rasa cemburu pada Hassan membentuk kombinasi yang unik.

    Dari awal cerita saya langsung suka pada Hassan dan tidak simpati pada Amir. Pilihan-pilihan yang dia ambil membuat saya jengkel. Apalagi saat peristiwa "itu" menimpa Hassan karena Amir tidak berani mengambil tindakan.

    Buat saya, ceritanya jadi terasa sedikit lambat dan membosankan saat Amir dan ayahnya pindah ke Amerika. Sebagian mungkin karena saya memang kurang simpati ke Amir dan lebih penasaran dengan apa yang terjadi pada Hassan.

    Di bagian akhir, saat Amir berusaha menebus kesalahannya, cerita kembali jadi lebih menarik dan penuh dengan drama. Ada drama yang berhasil saya tebak sejak awal, ada juga yang di luar perkiraan.

    Walau petualangannya Amir di bagian akhir terasa seru, ada beberapa bagian yang terasa kurang sreg buat saya. Seperti waktu Amir bertemu seorang pengemis di Kabul, yang ternyata merupakan kenalan ibunya, walau memang ada petunjuk bahwa kemungkinan si pengemis berbohong. Terus bagian klimaks saat Amir bertemu seseorang dari masa lalunya. Entah kenapa, tapi saya merasa si Amir ini lolos dengan mudah. Makksudku, orang itu bisa saja melakukan sesuatu yang lebih kejam lagi pada Amir, tapi dia tidak melakukannya.

    Walau, yah, ceritanya tidak selesai di situ, karena masih ada beberapa masalah lain yang menghampiri Amir.

    Secara keseluruhan, saya suka pada ceritanya, latar tempat dan waktu yang digunakan, serta Hassan. Kurang suka pada Amir (bahkan setelah selesai baca pun, masih kurang begitu sreg sama dia), serta bagian-bagian yang saya sebutkan di atas. Entah ya, ada sesuatu yang kurang klik antara saya dan buku ini. Hal ini membuat saya hanya bisa memberi 4 bintang dan bukannya lima.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews


  12. Oke, saya tahu saya telat bingit nulis LPM acara ini. Secara sudah seminggu lebih sejak acara ini berakhir, tapi lebih baik telat daripada tidak sama sekali kan yah.

    Kompas Gramedia Fair akhirnya datang di Surabaya pada akhir April lalu. Ini merupakan salah satu acara buku terbesar setelah sekian lama acara serupa tidak ada di Surabaya. Biasanya kalau ada acara buku seperti ini, paling acara meet and greet atau acara pesta buku kecil-kecilan. Atau saya aja yah yang kelewatan info acara besar-besarnya? *dikeplak. Terakhir ke acara serupa mungkin sudah 2 atau 3 tahun tang lalu.

    KGF kali ini di adakan di Supermall Pakuwon. Untung diadakan di sana. Deket sih ^^.

    Pintu masuk ke tempat acara.

    Papan sejarah grup Gramedia menyambut saat masuk. 
    Dimulai pada 1974 dengan terbitnya Karmila - Marga T. 

    Untuk masuk ke tempat acara utama (tempat panggung dan kios-kios buku berada), saya harus merogoh Rp5.000. Jumlah yang kecil, karena selain tiket masuk, saya juga diberi koran Kompas hari itu secara gratis.

    Tiket masuk dan koran. Saya tidak disponsori Samsung btw.

    Lalu seperti apa penampakan di dalam? Kurang lebih seperti ini:

    Panggung utama. Waktu saya datang di hari pertama,
    sedang diadakan penyisihan lomba dance.

    Kios buku penerbit BIP. 
    Salah satu yang mencolok dengan tema Mesirnya.

    Pegawainya juga memakai pakaian ala Mesir.

    Untuk kios buku, kebetulan saya cuma ambil foto BIP. Soalnya saya keasyikan lihat-lihat X3. Selain kios buku, ada juga kios-kios yang lain, semisal:

    Kedai Penulis yang menyediakan jasa konsultasi naskah.

    Tempat mainan anak.

    Ada juga yang jualan tisu...
    Tempatnya gede banget lagi.

    Buku yang dijual apa saja? Hmm... Macam-macam. Mulai dari novel, komik sampai buku non-fiksi. Sempat tergoda pas di tempatnya Agromedia yang jualan buku-buku Gagas Media, tapi karena pas uang saya lagi cekak, jadi saya harus menahan nafsu mata saat melihatnya ._..

    Tapi ada satu buku yang terus-terusan saya temui. Ke acara diskon buku mana pun, pasti saya ketemu buku satu ini. 

    Mungkinkah ini destiny?
    Tapi saya tidak tergoda untuk beli sih. Belum.

    Kurang lebih seperti itulah KGF yang sempat saya nikmati di hari pertama. Saya kembali datang ke sana pada hari ketiga untuk menonton acara bedah buku "Lockwood & Co.: Undakan Menjerit" oleh Goodreads Surabaya. Untuk bagian itu, nanti saja di bagian kedua yah ^^. 

  13. Pacarku JuniorkuPacarku Juniorku by Valleria Verawati
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Pacarku Juniorku
    Penulis: Valleria Verawati
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 208 halaman
    Terbitan: September 2007

    Mungil, manis, jadi ketua OSIS, tapi judesnya minta ampun. Itulah Bia, cewek kelas 3 SMA Constantine. Banyak cowok naksir Bia, tapi Bia menganggapnya angin lalu.

    Waktu acara MOS, Bia ketemu sama Egi, cowok kelas 1 yang rada tengil, tapi baik hati dan nggak gampang nyerah. Waktu mendapat hukuman disuruh nyanyi, Egi malah sengaja menggoda Bia, bikin Bia makin benci sama cowok itu.

    Ternyata ada kebaikan hati di balik judesnya Bia. Ada ketulusan cinta di balik ketengilan Egi. Tapi kedekatan dua anak manusia itu terusik, karena sahabat Bia juga naksir Egi...

    Review

    Sejujurnya saya agak ragu sama buku ini sejak awal sih. Judulnya ada "aura" FTV-nya gitu sih. *dijitak penulis.

    Sejak awal membaca, saya bisa bilang kalau saya ada di #teamBia. Walau dia hobi marah-marah dan pakai tanda seru di banyak tempat, tapi saya setuju waktu dia bilang, "Gue jijik sama elo!" saat Egi nyanyi-nyanyi di lapangan terus nembak Bia pakai toa. Saya juga ngerasa "jijik" di situ soalnya =_=".

    Walau judulnya mengesankan titik berat di soal Bia yang pacaran dengan juniornya, sebenarnya buku ini lebih fokus ke arah Bia yang tidak pernah mengenal ayahnya dan status Bia sebagai anak haram. Syukurnya sih fokusnya ke sana. Soalnya kalau lebih fokus ke romans, saya mungkin bakal drop buku ini di tengah jalan. Soalnya saya tidak merasakan chemistry antara Bia dan Egi sih.

    Secara keseluruhan, bukunya kurang meninggalkan kesan buat saya. Saya cukup suka pada tokoh Bia, tapi kurang suka pada Egi (entah kenapa merasa cowok ini tengil bingits). Konfliknya bolehlah, walau soal Bia dan ayahnya mungkin lebih bagus kalau digali lebih dalam lagi. Resolusi konflik mereka rasanya terlalu cepat dan mudah.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 Young Adult Reading Challenge
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  14. Dua Pasang MataDua Pasang Mata by Alexandra Leirissa Yunadi
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: Dua Pasang Mata
    Penulis: Alexandra Leirissa Yunadi
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 280 halaman
    Terbitan: Agustus 2005

    Dua Pasang Mata bercerita tentang sepasang kakak-adik, Ralphie dan Theola, yang menjalani hidup dengan membawa lukanya masing-masing. Saat mereka kecil, Ralphie pernah iseng memainkan setir mobil yang berujung pada sebuah kecelakaan. Viora, adik bungsu mereka, meninggal. Theola kehilangan penglihatannya, sementara Ralphie lolos hanya dengan luka-luka ringan.

    Bertahun-tahun kemudian, Ralphie dan Theola kembali bertemu. Kali ini Theola tidak mengenali kakaknya, yang lari dari rumah bertahun-tahun yang lalu, karena Ralphie telah berubah menjadi Rabel. Seorang pria liar yang selalu berbuat onar.

    Karena tahu Theola masih belum bisa memaafkannya, Ralphie terus bersembunyi di belakang sosok Rabel. Sikapnya yang selalu baik dan melindungi, membuat Theola jatuh cinta pada Rabel, tapi di satu sisi, ada juga Arizona, musuh bebuyutan Rabel. Awalnya Zona mendekati Theola untuk tujuan lain, tapi perlahan-lahan dia betul-betul jatuh hati pada gadis itu.

    Review

    Buku ini berhasil melampaui ekspektasi saya. Awal membaca, saya merasa buku ini sedikit "lambat". Maksudnya, saya kurang bisa langsung masuk ke dalam ceritanya seperti yang saya alami waktu membaca Ramalan Fudus Ororpus. Hanya saja pelan-pelan buku ini berhasil menyerap perhatian saya dengan tokoh-tokoh dan konfliknya.

    Tokoh-tokohnya bagus dan membuat saya peduli. Penokohan Theola juga dibuat dengan cermat. Ada adegan yang menunjukkan bagaimana Theola bisa membedakan warna pakaiannya lewat jenis kain, juga bagaimana gadis itu melipat uangnya dengan cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan nilai mata uangnya.

    Rabel juga tokoh yang sangat menarik. Berusaha menebus kesalahannya, dia mati-matian melindungi Theola. Baik dari Zona yang berusaha merebut perhatian adiknya itu, juga dari Iren, adik Zona yang suka pada Rabel dan tidak terima karena Zona dan Rabel suka pada Theola.

    Akhir ceritanya terasa sangat mengharukan. Saya bahkan sempat tegang membacanya, padahal novel ini bukan termasuk genre suspense atau thriller.

    Secara keseluruhan, 5 bintang. Suka dengan tokoh, plot, dan akhir ceritanya yang gelap dan tidak biasa untuk novel teenlit. Sejauh ini merupakan salah satu novel terbaik yang saya baca di 2014.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 Young Adult Reading Challenge
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  15. Ramalan Fudus OrorpusRamalan Fudus Ororpus by Julia Stevanny
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Ramalan Furdus Ororpus
    Penulis: Julia Stevanny
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 219 halaman
    Terbitan: Juli 2005

    Perempuan tua aneh itu datang pada suatu siang dan mengacaukan hidup Deryn. "FUDUS OROROR!" katanya dengan suara bergetar mengerikan. Matanya membeliak dan tangannya bergerak-gerak liar. "Naik. Turun. Lurus. Terputus... Oh, nasibmu sangat buruk, Nak! Kau dilahirkan tanpa garis jodoh! Kau ditakdirkan untuk menjadi perawan tua!"

    Diramal begitu jelas membuat Deryn bete. Apalagi Rosaline, adiknya yang kutu buku bilang bahwa ramalan Fudus Ororpus adalah ramalan paling tepat di dunia. Celaka nggak tuh! Dan runtutan kejadian berikutnya yang terjadi dalam hidup Deryn sesuai dengan isi ramalan!

    Terus, ramalan itu bener nggak sih? Masa Deryn harus ngejomblo seumur hidup...? Ah, nggak kuat...

    Review. Mengandung spoiler.

    Man, it's been awhile since the last time I laugh, like the idea, and adore a teenlit.

    Novel ini bercerita tentang Deryn, seorang gadis SMA yang tiba-tiba diramal akan menjadi perawan tua. Sialnya, dia memperoleh ramalan Fudus Ororpus, ramalan yang disebut sebagai paling tepat di dunia ini.

    Berusaha mengubah ramalan itu, Deryn mencoba untuk 'nembak' Arden, salah satu cowok cool di sekolahnya, karena merasa cowok itu memberikan sinyal-sinyal positif padanya. Sayangnya, dia salah tangkap. Sinyal yang Arden keluarkan itu, dia tujukan pada Micha, sahabat Deryn.

    Deryn tambah bete saat dia tahu kalau Micha, yang bilang ke Deryn bahwa dia tidak suka pada Arden, ternyata malah jadian dengan cowok itu. Hal ini membuat Deryn tidak mau bicara pada Micha. Micha yang tidak rela kehilangan sahabatnya, akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Arden.

    Sampai di sini saya merasa si Deryn ini cewek yang menyebalkan. Bener banget pas Arden bilang ke Deryn: '[...] Gue nggak nyangka, ternyata lo tuh kekanak-kanakan banget. Egois. Perbuatan lo ini... perbuatan lo ini kayak nyuruh orang membuang pialanya ke sungai karena dia berhasil juara pertama, sedangkan lo gagal..." (hal. 127). Tapi hal ini memang menjadi salah satu poin novel ini.

    Setelah Deryn akhirnya merelakan Micha dengan Arden, dia bertemu dengan Farren, cowok adiknya yang seusia dengannya. Si Farren ini jauh lebih cakep dari Arden, sampai si Deryn grogi pas pertama kali ngobrol dengan dia.

    Mempersingkat cerita, Deryn kemudian mulai menerima bunga mawar dan puisi dari seseorang berinisial F.A. Lewat suatu kejadian, Deryn akhirnya tahu kalau si Farren-lah yang mengirimkan bunga-bunga itu.

    Di sini saya kira si penulis akan menempatkan Deryn dalam posisi yang sama dengan Micha. Suka sama seorang cowok, tapi cowok itu adalah pacar dari orang yang sangat dekat dengannya (Rosaline, adiknya yang membantu dia melawan ramalan Fudus Ororpus, dalam kasus ini).

    Ternyata dugaan (dan harapan) saya meleset. Penulis terkesan memberi jalan keluar yang mudah. Solusi yang ditawarkan memang sudah ada sedikit bayang-bayangnya, tapi tidak terlalu kuat, sehingga saat twist-nya terbuka, saya hanya bisa menghela napas kecewa.

    Secara keseluruhan saya suka dengan novel ini. Gaya berceritanya mengalir. Penokohan oke. Saya suka dengan konflik yang ditawarkan, tapi kurang suka dengan penyelesaiannya. Kalau akhir ceritanya tidak dibuat seperti ini, mungkin saya bakal kasih bintang 5.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge
    - 2014 Young Adult Reading Challenge


    View all my reviews