Rss Feed
  1. [Reading Game]: Stack the Books Down

    Saturday, August 31, 2013



    Merasa diri Anda punya keyakinan seperti itu? Saya punya. Khususnya melihat kecendrungan saya selama 1,5 tahun belakangan yang besar pasak daripada tiang dalam hal buku. Maksudnya, lebih banyak nimbun ketimbang bacanya X3

    Salah satu masalah saya dalam menghabiskan timbunan adalah mood. Iya, kadang saya gak mood gitu untuk baca buku dari timbunan. Penginnya beli buku yang baru atau sewa buku. Kalau gitu terus, kapan timbunannya berkurang? :s

    Nah, pas main di salah satu grup di Goodreads, saya ngeliat ada sebuah "game" yang mereka mainkan. Jadi di game itu, peserta membuat list buku yang sudah lama mereka timbun punya, lalu menggunakan dadu/sistem acak angka untuk menunjukkan buku mana yang akan mereka baca. Nah, saya pikir kayaknya ini cocok untuk mengatasi masalah mood saya :D

    Jadi sistemnya:
    1. Susun buku secara acak.
    2. Gunakan dadu/pengacak angka online.
    3. Dadu yang digunakan berjumlah satu atau dua buah. Tergantung jumlah timbunan.
    4. Angka yang dihasilkan dadu menunjukkan buku mana yang akan dibaca. Untuk dua dadu, gunakan hasil pertambahan kedua dadu tersebut (misalnya: dadu pertama angkanya 2, dadu kedua angkanya 5, maka buku yang dibaca adalah buku ketujuh).
    5. Sistem bukunya berlanjut. Misal, kita mulai dengan dadu 6. Pada pelemparan berikutnya kita mendapat angka 4, maka yang dibaca adalah buku ke-4 dari buku yang terakhir dibaca (alias buku ke-10 dalam daftar).
    6. Jika sudah menyentuh dasar daftar, hitungan dimulai lagi dari awal.
    7. Apabila buku yang didapat adalah buku berseri dan buku sebelumnya belum dibaca, maka buku yang didapat boleh ditukar dengan buku nomor terdahulu (kan gak lucu kalau baca trilogi dari buku terakhirnya dulu)
    8. Buku yang sudah dicoret (sudah dibaca) tidak perlu dihitung dalam urutan buku. Jadi misal sudah mulai dari atas lagi, kalau ketemu buku yang sudah dibaca, buku itu dilompati saja. Biar hitungannya tidak jatuh di buku yang sudah dibaca.
    9. Lalu apakah harus strict hanya membaca buku dari list? Tentu tidak. Mau baca buku di luar itu juga tidak masalah.
    List saya sebagai berikut:

    1. Touch - Daniel Keyes
    2. The Collapse of Lehman Brothers - Lawrence G. McDonald & Patrick Robinson
    3. Sejarah Kecil Indonesia Jilid 1 - Rosihan Anwar
    4. One Day - David Nicholls
    5. Silence - Shusaku Endo
    6. Titik Nol - Agustinus Wibowo
    7. Cinderella Man - Mark Cerasini
    8. Maruti - Achmad Munif
    9. Canting - Arswendo Atmowiloto
    10. Kapitalisme Soviet? - Tjipta Lesmana
    11. Unconscious Truths - Janice Kiecolt-Glaser
    12. One true Thing - Anna Quindlen
    13. Widuri 2 - Maria A. Sardjono
    14. Widuri 1 - Maria A. Sardjono
    15. I'm Watching You - Karen Rose
    16. 1st to Die - James Patterson
    17. The Death Cure - James Dashner
    18. The Maze Runner - James Dashner (tukar posisi dengan The Scorch Trials)
    19. The Scorch Trials - James Dashner (tukar posisi dengan The Death Cure)
    20. Revenge of the Girl with the Great Personality - Elizabeth Eulberg
    21. The Graveyard Book - Neil Gaiman
    22. My Life As Writer - Haqi Achmad, Ribka Anastasia
    23. Five-Minute Crimebusters - Stan Smith
    24. Abraham Lincoln Vampire Hunter - Seth Grahame-Smith
    25. The Kite Runner - Khaled Hosseini
    p.s: yang pakai warna merah, berarti bukunya saya baca di luar hasil lemparan dadu.

    Saya pakai 1 dadu saja, berhubung list saya hanya ada 25 buku :p

    Lempar 1 (31 Agustus 2013): 5. Buku: Silence - Shusaku Endo
    Lempar 2 (3 September 2013): 1. Buku: Titik Nol - Agustinus Wibowo
    Lempar 3 (8 September 2013): 4. Buku: Kapitalisme Soviet? Sebuah Catatan Perjalanan - Tjipta Lesmana
    Lempar 4 (22 September 2013): 1. Buku: Unconscious Truths - Janice Kiecolt-Glaser
    Lempar 5 (15 Oktober 2013): 1. Buku: One True Thing - Anna Quindlen
    Lempar 6 (1 November 2013): 6. Buku: The Maze Runner - James Dashner
    Lempar 7 (11 November 2013): 4. Buku: My Life As Writer - Haqi Achmad, Ribka Anastasia
    Lempar 8 (13 November 2013): 5. Buku: The Collapse of Lehman Brothers - Lawrence G. McDonald & Patrick Robinson
    Lempar 9 (11 Desember 2013): 5. Buku: Widuri 1 - Maria A. Sardjono (tukar dari Widuri 2)
    Lempar 10 (26 Desember 2013): 4. Buku: The Scorch Trials - James Dashner
    Lempar 11 (15 Januari 2014): 1. Buku: Revenge of the Girl with the Great Personality - Elizabeth Eulberg
    Lempar 12 (20 Januari 2014): 6. Buku: One Day - David Nicholls
    Lempar 13 (25 Januari 2014): 3. Buku: I'm Watching You - Karen Rose
    Lempar 14 (25 Februari 2014): 5. Buku: The Kite Runner - Khaled Hosseini
    Lempar 15 (5 Mei 2014): 2. Buku: Sejarah Kecil Indonesia Jilid 1 - Rosihan Anwar
    Lempar 16 (15 Mei 2014): 6. Buku: Touch - Daniel Keyes
    Lempar 17 (18 Juni 2014): 4. Buku: The Graveyard Book - Neil Gaiman
    Lempar 18 (4 Juli 2014): 4. Buku: 1st to Die - James Patterson
    Lempar 19 (27 Agustus 2014): 6. Buku: Widuri 2 - Maria A. Sardjono

    Apa kira-kira ada yang tertarik untuk ikut dalam permainan ini?

  2. Masque of the Red DeathMasque of the Red Death by Bethany Griffin
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Masque of the Red Death
    Penulis: Bethany Griffin
    Penerbit: Mizan Fantasi
    Halaman: 400 halaman
    Terbitan: Januari 2013

    Kota di ambang kehancuran. Wabah penyakit meluas cepat tanpa kendali. Mereka yang selamat hanyalah orang-orang kaya yang memiliki topeng keramik untuk menyaring udara penuh virus berbahaya.

    Araby salah satunya. Tetapi, hidup kian tak tertahankan. Dilanda perasaan bersalah atas kematian saudara kembarnya, satu-satunya pelarian ada di klub malam Debaunchery.

    Di sana, ada Will dan Elliot. Mereka tak henti menciptakan badai di hati Araby. Namun, Araby tak tahu, masing-masing mengenakan topeng demi menyembunyikan jati diri dan maksud sesungguhnya. Siapkah Araby membuka topeng-topeng itu jika akibatnya justru akan menghancurkan hatinya?

    Review

    Ah, akhirnya menemukan buku ini di antara timbunan saya :))

    Saya sudah punya bukunya dari Februari lalu, tapi akhirnya baru dibaca pada bulan Agustus.

    Alasan utama saya tertarik pada buku ini adalah judulnya. Judul "Masque of the Red Death" mengingatkan saya pada cerpen berjudul sama karya Edgar Allan Poe. Saya jadi penasaran seperti apa si penulis membuat cerita yang mengambil inspirasi dari cerpen itu. Buat yang pengin baca cerpennya Poe, bisa lihat di sini.

    Hmm... Secara keseluruhan novelnya gak jelek tapi tidak terlalu menarik juga sih. Saya tidak begitu suka gaya narasinya yang terkadang bikin saya tidak peduli apa yang akan terjadi.

    Tokoh utama novel ini, Araby, tipikal tokoh utama cewek di novel distopia. Cewek yang punya masalah keluarga, punya masalah cinta segitiga, dan punya pemerintah yang buruk.

    Si Araby sih untungnya gak terlalu banyak galau soal urusan cintanya yah. Dia lebih banyak berkontemplasi soal keluarganya dan soal wabah yang sedang menjangkit. Cuma dia juga tidak begitu menarik. Saya malah lebih tertarik pada April, temannya Araby yang awalnya digambarkan sebagai cewek kelas atas yang tidak peduli pada apa yang sedang terjadi, tapi ternyata punya twist-nya sendiri.

    Secara setting cerita, sebenarnya saya agak bingung. Apakah mau dibuat steampunk (dengan adanya kereta uap dan kapal uap), ataukah yang sedikit lebih maju dari itu? Soalnya sudah ada lift di sini. Jadi, yah, jujur saya bingung dengan latar bangunan cerita di sini sepanjang cerita.

    Novel yang cukup baik. Tidak terlalu menarik untuk saya jujur saja. Hanya saja saya tetap penasaran bagaimana Bethany Griffin akan menulis soal adegan kemunculan Red Death di dalam kastel Prospero, seperti yang tertulis di bagian akhir cerpen Poe.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 New Authors Reading Chalenge
    - 2013 Color Coded Reading Challenge

    View all my reviews

  3. Friday's Recommendation #6

    Friday, August 30, 2013

    Ada meme yang bangkit lagi. Namanya "Friday Recommendation". Setelah 6 bulan ditinggal oleh penyelenggaranya, yang persiapan nikahan (waktu itu. Sekarang sih udah bersuami :p), akhirnya meme ini bangkit kembali. Awalnya saya pikir namanya juga bakal berubah, jadi "Neo Friday Recommendation" atau "Friday Recommendation Revival", tapi ternyata namanya tidak berubah.

    Peraturannya masih sama dengan sebelumnya. Buat yang lupa atau baru tahu soal meme ini, bisa cek langsung di blog hostnya.

    Untuk minggu ini saya memilih untuk merekomendasikan buku yang memang sudah terbit terjemahannya. Soalnya 2 buku bahasa Inggris yang saya baca bulan ini agak kalah kalau dibanding buku ini sih :p

    Buku pilihan saya adalah:

    Jody dan Anak Rusa (The Yearling)
    oleh: Marjorie Kinnan Rawlings
    Genre: family, drama, coming of age

    Dari Goodreads:
    Jody Baxter dan keluarganya hidup di tanah pertanian mereka yang terpencil di Florida pada akhir tahun 1800-an. Sebagai anak tunggal, Jody sangat ingin mempunyai teman bermain. Ketika menemukan seekor anak rusa yatim-piatu di dalam hutan, Jody sangat ingin memeliharanya. Ayahnya setuju, meskipun anak rusa itu mesti diberi jatah makanan dan susu yang sangat berharga bagi mereka. 
    Kasih sayang Jody kepada Flag, si anak rusa sangat besar, dan ketika Flag semakin dewasa, mereka menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Namun kemudian keluarga Baxter megalami masalah berat ketika ayah Jody terluka parah dan Jody mesti menggantikannya bekerja di ladang. Pada saat-saat itulah Jody mesti menghadapi kenyataan dan mengambil keputusan yang sangat berat dalam hidupnya.
    Review saya untuk buku ini bisa dibaca di sini. Saya suka sama ceritanya. Suka juga sama karakter dan hubungan antar karakternya. Khususnya hubungan ayah-anak antara Penny dan Jody. Saking sukanya saya sampai mengalami semacam book hangover waktu selesai baca dan butuh 3 hari baru bisa mulai membaca lagi.

    Novel ini adalah salah satu novel "coming-of-age" terbaik yang pernah saya baca. Buku yang sangat saya rekomendasikan untuk penyuka kisah "coming-of-age" dan kisah dengan latar yang banyak bersentuhan dengan alam.



  4. Review Novel: 3600 Detik - Charon

    Thursday, August 29, 2013

    3600 Detik3600 Detik by Charon
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: 3600 Detik
    Penulis: Charon
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 208 halaman
    Terbitan: May 2008

    Sandra terpukul ketika orang tuanya bercerai. Rasa marah karena perceraian itu mengubahnya dari seorang anak baik-baik, menjadi seorang anak badung yang hobinya pindah sekolah karena DO. Selain itu perkelahiannya dengan ibunya juga semakin sering terjadi.

    Tidak Sandra sangka kalau pertemuannya dengan Leon akan menjadi titik balik dalam hidupnya. Leon yang sabar dan perhatian padanya perlahan mampu mengubah Sandra menjadi anak baik.

    Namun apakah hubungan Leon dan Sandra akan berjalan lancar? Dengan penyakit jantung Leon yang terus membayangi anak laki-laki itu?

    Review

    *Garuk-garuk kepala

    Hmm... Lumayan kaget juga ngeliat rating dan respon keseluruhan buku ini. Ternyata banyak banget yang suka yah.

    Ini buku ke-2 Charon yang saya baca. Dulu saya pernah baca novelnya yang 10 Kencan Romantis Stella dan saya kasih 4 bintang untuk novel itu. Makanya saya sangat bersemangat untuk baca bukunya Charon yang lain, karena saya punya ekspektasi tinggi untuk tulisannya.

    Sayangnya saya gak gitu suka sama novelnya yang ini. Hambatan terbesar saya untuk suka sama novel ini ada di gaya narasinya. Somehow cara bercerita di novel ini tidak bikin saya tertarik untuk baca atau bahkan untuk peduli dengan karakternya. Selain itu ada terlalu banyak tanda seru di sini, seolah-olah semua orang harus bicara sambil teriak-teriak! Apa lagi si Sandra! Kenapa sih dia harus mengakhiri hampir semua dialognya dengan tanda seru!? Saya baru pakai tiga kali aja sudah ngerasa capek! =_="

    Saya juga kurang bisa tersambung dengan gaya dialog di novel ini. Berkali-kali saya mendapati diri bertanya-tanya, "Serius nih, ada orang yang bicara seperti ini di dunia nyata?"

    Secara keseluruhan, yah, saya gak gitu suka novel ini. Cuma saya masih pengin baca novelnya Charon yang lain sih. Yang 1000 Musim Mengejar Bintang. Semoga saya bisa menemukan kesukaan saya pada Charon, seperti di "10 Kencan Romantis Stella" di novel itu.

    P.s: ngomong-ngomong di semua novelnya Charon, judulnya pasti ada angkanya yah.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge

    View all my reviews

  5. Moshi-moshiMoshi-moshi by Jossie Karaniya
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Moshi-Moshi
    Penulis: Josie Karaniya
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 210 halaman
    Terbitan: Februari 2008

    Bagi Meliana, Alexander Julio itu segalanya. Cowok idolanya banget deh! Bahkan Mel suka ngebayangin seandainya dia bisa kencan bareng cowok itu. Mel cewek normal nggak sih? Ah, ngelamunin bintang idola kan biasa, ya? Nah, yang nggak biasa adalah kalau lamunan itu akhirnya jadi kenyataan. Atas perjuangan kakaknya, Mel berhasil mendapatkan voucher makan malam romantis bareng Alexander Julio. Asyik banget, kan? Tapi ada masalah kecil yang mengganjal. Acara makan malamnya bertepatan dengan satu tahun jadian Mel dan pacarnya, Thomas! Jelas Mel jadi pusing berat.

    Review

    Satu setengah bintang sebenarnya. Antara "gak suka" dan "sebenarnya gak sejelek itu juga sih".

    Ok, jujur saja. Saya baca novel ini tanpa ekspektasi yang terlalu tinggi. Bacanya iseng-iseng aja sih, demi menghilangkan the so-called book hangover yang saya alami setelah membaca Jody dan Anak Rusa. Yah, saya bicara jujur soalnya kejujuran adalah salah satu topik novel ini.

    Hmm... Sejujurnya saya gak gitu suka sama Mel, tokoh utama novel ini. Dia agak seenaknya sendiri menurutku. Seperti waktu dia sembunyi-sembunyi ketemu Alex padahal hari itu adalah hari jadiannya dengan Thomas. Sudah gitu dia malah berusaha playing victim dengan memaparkan ke pembaca kalau si Thomas itu membosankan dan bla bla bla. Girl, get your priorities right.

    Untungnya sih si Mel ini cukup sadar diri akan kelakuannya. Dia sadar kalau dia suka seenaknya sendiri. Jadi, yah. Okelah untuk itu.

    Hal kedua yang saya gak suka adalah insta-love antara Alex dan Mel. Serius, saya masih gak tahu kenapa Alex bisa suka sama Mel. Apanya yang bagus sih?

    Pas baca blurb buku ini, saya langsung teringat sama novel Dylan, I Love You! karya Stephanie Zen. Garis besarnya sama. Soal seorang cewek bukan siapa-siapa yang dapat kesempatan untuk kencan bareng idolanya karena berhasil menang sebuah kuis dan akhirnya bisa menjalin hubungan dengan idolanya itu. Fakta menarik lainnya adalah, buku ini dan novel Stephanie Zen hanya terpisah 2 bulan waktu terbitnya.

    Lalu kenapa saya mengungkit soal novel Stephanie Zen? Karena ada satu "teknik" yang Stephanie Zen pakai yang saya rasa ada baiknya kalau digunakan di novel ini. Nama teknik itu "multiple POV".

    Yup, di "Dylan, I Love You!", penulisnya memakai POV ganda dari sisi tokoh utama cewek dan cowoknya. Hal ini memungkinkan pembaca untuk menyelami kedua karakternya dan membuat kenapa si cowok yang artis bisa jatuh cinta pada si cewek yang gak seberapa cakep (menurut si tokoh cewek itu sendiri) di novel itu. Saya rasa kalau Jossie Karaniya menerapkan teknik yang sama, setidaknya "insta-love" di "Moshi-Moshi" ini bisa hilang.

    Terlepas dari dua poin di atas, sebenarnya novel ini cukup menghibur. Ada beberapa bagian yang sukses bikin saya ketawa. Yah, untuk bacaan ringan, bolehlah.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge


    View all my reviews

  6. Selamat hari Rabu! Selamat berjumpa lagi di Wishful Wednesday untuk minggu ini. Buat teman-teman yang tinggal di JaTim, sudah siap pemilihan gubernur? Yang ngantor, kantornya ada yang diliburkan? :))

    Untuk minggu ini, buku pilihan saya adalah:

    Feed
    by: Mira Grant

    Dari Goodreads:
    The year was 2014. We had cured cancer. We had beaten the common cold. But in doing so we created something new, something terrible that no one could stop. The infection spread, virus blocks taking over bodies and minds with one, unstoppable command: FEED. Now, twenty years after the Rising, bloggers Georgia and Shaun Mason are on the trail of the biggest story of their lives - the dark conspiracy behind the infected. The truth will get out, even if it kills them
     Yup. Ini novel horor. Novel tentang zombie tepatnya. Setelah agak kecewa dengan novel zombie pertama yang saya baca (hint: barusan dijadikan film yang sama sekali tidak ada hubungan dengan novelnya),  saya pengin baca novel zombie yang (kelihatannya) sarat aksi. Makanya pengin baca buku ini.

    Itu buku pilihan saya minggu ini. Apa buku pilihan kamu?

    Ingin tahu lebih banyak soal Wishful Wednesday? Cek blog hostnya.

  7. Buying Monday #1

    Monday, August 26, 2013

    Iya, saya memutuskan untuk ikutan acara bulanan yang diadakan oleh Aul di The Black in the Book. Jadi, inti acara ini adalah: kita membuat posting yang berisi buku-buku apa saja yang dibeli (dan kayaknya buku yang dipinjam juga bisa) sepanjang satu bulan itu. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat langsung di blog hostnya.


    Hmm... Bulan ini jumlah buku yang saya beli relatif sedikit sih. Cuma harganya juga relatif "lumayan".

    Dari toko buku "Toko Buku Online"


    Saya sih beli 4 buku di atas dari versi offline (alias tokbuk fisik) dari "Toko Buku Online". Di sana mereka jual buku-buku baru dan impor second hand. Buku yang saya beli:
    1. The Adventures of Tom Sawyer - Mark Twain - sudah lama dengar soal buku ini dan juga pengarangnya, tapi belum kesampaian bacanya.
    2. Unconscious Truth - Janice Kiecolt-Glaser - novel misteri tentang seorang dokter yang melakukan tes ingatan. Penulisnya, berdasarkan blurb-nya, adalah dokter yang memang spesialis di bidang yang sama. Makanya saya tertarik untuk baca.
    3. One True Thing - Anna Quindlen - dulu pernah baca novelnya Anna Quindlen yang "Blessings" (baca reviewnya di sini) dan saya cukup suka dengan novel itu. Makanya saya pengin baca buku ini.
    4. Five-Minute Crimebusters - buku yang berisis misteri-misteri ringan, seperti pembunuhan, dan mengajak pembacanya untuk menebak siapa pelakunya, atau kenapa si A pelakunya. Saya baru baca beberapa kasus awal sih. Lumayan menarik loh :D
    Dari toko buku "Togamas"

    1. Jejak Langkah - Pramoedya Ananta Toer - buku ketiga dari seri "Kuartet Buru". Buku yang saya baca untuk salah satu tantangan baca saya di bulan Agustus. Reviewnya bisa dibaca di sini.
    Dari toko buku bekas "Tip-Top"

    Jujur aja, sebenarnya saya agak lupa nama toko bukunya. Seingat saya sih "Tip-Top" :3
    1. Kapitalisme Soviet? Sebuah Catatan Perjalanan - Tjipta Lesmana - buku yang berisi, sesuai judulnya, catatan perjalanan beberapa wartawan saat diundang oleh pemerintah Uni Soviet. Saya beli karena pengin tahu soal pemerintahan Uni Soviet di tahun 80-an.
     Dari tempat sewa buku


    1. Perkara Pertama (1st to Die) - James Patterson - saya sudah lama pengin baca buku pertama seri "Women Murder Club" ini, tapi gak pernah nemu bukunya. Akhrnya saya nemu buku ini dijual di salah satu tempat sewa buku deket kos saya. 
    Hadiah dari Goodreads Indonesia

    1. Revenge of the Girl with the Great Personality - Elizabeth Eulberg - kalau yang ini hadiah karena review Winnie the Pooh yang saya tulis bulan Juli lalu terpilih sebagai pemenang review bulanan GRI.
    Dari toko buku online "OpenTrolley Indonesia"



    1. The Writer's Guide to Psycholgy - Carolyn Kaufman - judulnya sudah cukup menjelaskan rasanya. Penulisnya sendiri adalah seorang dokter di bidang psikologi klinis. Bukunya baru sampai, jadi belum sempat baca :D
    Lumayan juga yah. Delapan buku hasil beli, satu hadiah. Total ada 9 buku baru dan baru 1 yang sudah saya baca X3

    Kayaknya bulan depan saya harus bener-bener menahan diri buat beli buku dan melanjutkan usaha saya, yang sudah lumayan jalan, untuk menghabiskan tumpukan yang saya punya.

    Itu Buying Monday saya untuk bulan ini. Bagaimana dengan kamu?

  8. The Yearling: Jody dan Anak RusaThe Yearling: Jody dan Anak Rusa by Marjorie Kinnan Rawlings
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: Jody dan Anak Rusa (The Yearling)
    Penulis: Marjorie Kinnan Rawlings
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 504 halaman
    Terbitan: Maret 2011

    Jody Baxter dan keluarganya hidup di tanah pertanian mereka yang terpencil di Florida pada akhir tahun 1800-an. Sebagai anak tunggal, Jody sangat ingin mempunyai teman bermain. Ketika menemukan seekor anak rusa yatim-piatu di dalam hutan, Jody sangat ingin memeliharanya. Ayahnya setuju, meskipun anak rusa itu mesti diberi jatah makanan dan susu yang sangat berharga bagi mereka.

    Kasih sayang Jody kepada Flag, si anak rusa sangat besar, dan ketika Flag semakin dewasa, mereka menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Namun kemudian keluarga Baxter megalami masalah berat ketika ayah Jody terluka parah dan Jody mesti menggantikannya bekerja di ladang. Pada saat-saat itulah Jody mesti menghadapi kenyataan dan mengambil keputusan yang sangat berat dalam hidupnya.

    Review

    Akhirnya saya baca juga buku ini. Sudah ada di tumpukan buku yang saya beli selama beberapa bulan, tapi belum ada niat untuk membacanya selama ini. Setelah sampai di halaman terakhir, saya menyesal kenapa gak baca buku ini lebih cepat.

    Buku ini bercerita soal kehidupan keluarga Baxter di Florida pada akhir tahun 1800-an. Keluarga Baxter sendiri hanya terdiri dari 3 orang. Penny (sang ayah), Ory (sang ibu), dan Jody (anak laki-laki tunggal). Sebelum kelahiran Jody, Ma Baxter (alias Ory) sudah pernah hamil beberapa kali. Hanya saja anak yang dia kandung selalu meninggal saat lahir atau setelah beberapa bulan. Jody satu-satunya anak yang lahir cukup kuat untuk tumbuh hingga cukup besar.

    Sejak awal membaca, saya langsung jatuh cinta pada hubungan keluarga Baxter, khususnya antara Penny dan Jody. Saya suka bagaimana Penny membesarkan Jody dengan disiplin, tapi juga penuh cinta. Selain itu melihat bagaimana Penny mengajari Jody bertani dan berburu, sebagai cara keluarga Baxter bertahan hidup, juga sangat menarik untuk diikuti.

    Buat yang suka adegan alam liar, di buku ini ada banyak banget adegan semacam itu. Dari adegan burung bangau menari, anak-anak beruang bermain di atas pohon, perburuan beruang dan rubah, hingga adegan beruang berkelahi ada di sini. MKR berhasil menggambarkan adegan-adegan itu dengan baik dan indah.

    Selain itu si anak rusa yang Jody rawat, yang diberi nama Flag, juga lucu. Tingkah lakunya, khususnya saat dia masih kecil, sangat menggemaskan. Walau begitu, penulis memberikan suatu penggambaran yang saya rasa cukup realistis soal Flag. Bukan hanya lucu dan imut, tapi juga nakal dan tidak terkendali selayaknya hewan liar.

    Bagian akhir buku ini sangat menyentuh. Apalagi mengingat hubungan yang kuat antar karakternya, saya bisa mengerti perasaan Jody saat dia terpaksa membunuh Flag, karena Flag terus-terusan merusak tanaman pangan mereka. Melihat bagaimana Jody bertumbuh setelah peristiwa itu membuat saya merasa bahwa ini adalah salah satu novel coming-of-age terbaik yang pernah saya baca.

    Mengenai terjemahannya sendiri, saya salut sama penerjemahnya. Terjemahannya mengalir dan enak dibaca. Selain itu buku ini juga minim typo. Saya nemu 2. Kata 'Ora' (harusnya Ory) di hal. 161 dan kata 'timu'(harusnya timur) di hal. 349. Tepok tangan buat proof reader(s)-nya.

    Selain terjemahannya, saya juga suka sama kover novel ini. Sederhana tapi sangat cantik buat saya. Khususnya gambar Flag dengan matanya yang agak "nakal" itu.

    Buat yang suka novel tentang alam, rusa, dan bagaimana seorang anak bertumbuh, saya merekomendasikan novel "Jody dan Anak Rusa" ini.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Read Big Reading Challenge
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 What's in A Name Reading Challenge
    - 2013 What An Animal Reading Challenge


    View all my reviews

  9. Anna Dressed in Blood (Anna, #1)Anna Dressed in Blood by Kendare Blake
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Anna Dressed in Blood (Anna, #1)
    Penulis: Kendare Blake
    Penerbit: Tor Teen
    Halaman: 387 halaman
    Terbitan: Agustus 2011

    Hidup Theseus Cassio Lowood, alias Cas, terdiri atas berpindah-pindah dari 1 kota ke kota lain serta membasmi hantu. Suatu pekerjaan "turunan" dari ayahnya.

    Bersama ibunya, Cas pindah ke Thunder Bay, Ontario, karena mendapat pekerjaan untuk mengurusi sesosok hantu yang dikenal sebagai Anna Dressed in Blood.

    Awalnya dia kira ini akan sama seperti pekerjaan-pekerjaannya sebelum ini, tapi ternyata dia menemui seorang pembaca pikiran, beberapa saksi yang melihat teman mereka dibelah dua oleh Anna, serta seorang hantu perempuan dengan kekuatan yang belum pernah Cas temui.

    Bagaimanakah Cas akan menyelesaikan pekerjaannya kali ini?

    Review

    Buku ini antara 2 dan 3 bintang. Ada momen-momen yang bikin buku ini menarik, tapi ada banyak faktor yang bikin saya gak seberapa suka juga sih.

    Secara cerita cukup bagus. Tentang seorang pemburu hantu (walau ybs gak gitu suka disebut 'pemburu hantu') yang datang untuk menyelidiki soal Anna Dressed in Blood. Anna adalah salah satu sosok hantu lokal yang diceritakan mati dibunuh dengan leher digorok. Saat mati Anna mengenakan gaun putih yang ternoda oleh darahnya sendiri. Dari sanalah nama Anna Dressed in Blood berasal.

    Saya suka dengan hantu-hantu dan nuansa horor yang Kendare Blake ciptakan. Salah satu favorit saya waktu Cas mengajak teman-temannya untuk membuktikan bahwa dia memang mampu membasmi hantu (karena dia butuh kepercayaan salah satu temannya itu untuk membasmi Anna), lalu mereka pergi ke sebuah tempat yang dikenal berhantu. Di sana Cas bertemu sesosok hantu yang merupakan gabungan seorang polisi dan seorang pembunuh yang mati di tempat itu. Buat saya ide Kendare untuk membuat 2 hantu dalam 1 wujud itu menarik.

    Anna juga merupakan sosok hantu yang langsung menarik perhatian. Di awal kemunculannya Anna sudah langsung membelah dua Mike, salah seorang teman Cas, dan langsung meninggalkan impresi sosok hantu yang ganas.

    Lalu apa yang membuat saya kurang suka novel ini? Karakternya.

    Karakter utama buku ini, Cas, agak menyebalkan, khususnya di awal-awal. Sikapnya yang terkesan too cool for school bikin saya rada kesel. Selain itu pas di awal saya sempat kira dia itu cewek loh. :|

    Gaya narasi dan gaya bicaranya membuat saya berpikir kalau Cas ini cewek. Saya baru sadar kalau dia itu cowok pas dia bernarasi kalau dia tidak ke sini (Thunder Bay) untuk berkencan saat dia lagi berhadapan dengan seorang cewek bernama Carmel. Padahal di blurb-nya sudah tertulis 'he', tapi saya gak sadar X3

    Karakter lain yang bikin saya jengkel itu Anna. Waktu awal kemunculannya si Anna ini ganas banget, tapi untuk suatu alasan, dia tidak bisa membunuh Cas. Kenapa? Saya tidak tahu. Soalnya hal ini tidak dijelaskan dalam buku. Sampai cerita selesai saya masih garuk-garuk kepala, bingung kenapa si Cas ini begitu spesial sehingga Anna mampu menahan sosok ganas dalam dirinya sehingga Cas bisa terus selamat. Mungkin jawabannya ada di sekuelnya? Entahlah.

    Selain itu saya gak gitu suka sama keputusannya penulis untuk mengubah karakter Anna jadi 'hantu baik' di akhir cerita.

    Jadi, ceritanya dalam diri Anna ini ada sosok lain yang bikin dia ganas. Kemungkinan semacam kekuatan jahat yang masuk dalam rohnya setelah dia ditumbalkan oleh ibunya sendiri. Yup, dia mati dibunuh ibunya sendiri. Tapi setelah ritual yang dilakukan Cas bersama Carmel, Thomas, dan Will, si Anna ini kehilangan sosok jahatnya dan akhirnya jadi hantu baik-baik dan manis.

    Saking manisnya sampai si Cas jatuh cinta padanya. Yup, setelah Anna berhasil 'dijinakkan', cerita sedikit pindah jalur ke roman antara Cas dan Anna. O...ke.

    Bagian akhir ceritanya juga agak, hmm... perasaan saya agak kecampur soal ending-nya sih. Di sepanjang cerita, si Cas ini menggunakan sebuah pisau athame warisan ayahnya untuk membasmi hantu. Nah, ternyata pisau itu adalah media kekuatan sosok hantu yang membunuh ayahnya dulu. Akhirnya malah terjadi pertempuran antara Cas dengan hantu yang membunuh ayahnya dulu. Nah, yang bikin saya bingung adalah: kenapa si 'itu' baru muncul sekarang? Tidak dari dulu-dulu? Dan kenapa 'dia' menginginkan Anna?

    Yah, secara keseluruhan novel ini gak seberapa jelek sih. Untuk bacaan, apa sebutannya? YA? Bolehlah. Bahasanya sederhana (dan ada beberapa bagian yang agak repetitif), tapi mengingat ini semacam buku teenlit, jadi saya gak terlalu permasalahkan sih. Cuma kerasa banget kejomplangan pemilihan kata yang digunakan di buku ini dengan di novel semacam Gold karya Chris Cleave yang baru selesai saya baca (baca reviewnya di sini).

    Kalau suka sama cerita horor dan novel YA, buku ini boleh dicoba. Saya sendiri masih kepengin lanjut baca buku keduanya demi melihat apakah akan ada penjelasan dari beberapa hal mengganjal di novel ini.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 Books in English Reading Challenge
    - 2013 What's in A Name Reading Challenge

    View all my reviews

  10. Novel Review: Gold - Chris Cleave

    Thursday, August 22, 2013

    GoldGold by Chris Cleave
    My rating: 3 of 5 stars

    Title: Gold
    Author: Chris Cleave
    Publisher: Sceptre
    Pages: 448 pages
    Published: January 2013 (first published July 2012)

    Gold follows the story of Kate and Zoe, 2 best friends and rival at cycling sport. They have 13 years of friendship full of laugh, tear, betrayal, and glory.

    With 2012 London Olympic in front of them, both Kate and Zoe are faced with their ultimate test, as only one of them will be able to compete for the gold.

    With an uncertain future, struggling present, and dark past revisited, what kind of story will unfold?

    Review

    The review contains some spoilers.


    I was really looking forward for this book since I read the blurb. I like sport-fiction with rivalry between friends and it seemed that Gold is that kind of book. In the end I am both satisfied and not satisfied with this book.

    I'm satisfied because Gold lived up my storyline expectation. I wasn't satisfied because I expected more on-field story. Maybe some preliminaries where other athletes involved, or exhibition match. You know, more adrenaline.

    I am not a big fans of flashback in the middle of the story, but I guess it's the only way here as the flashbacks gave us more insight of the big picture. Some flashbacks were well timed, but some disrupted the pace. I skimmed most of the untimely flashbacks, because I was itching to find out what was going to happen.

    The characters were adorable, but frustrating at the same time. Like when they found out that Zoe was pregnant with Jack's baby and Tom, Zoe and Kate's coach, said that on his time he would beat Jack out so he would take responsibility, and then Jack responded with, "You're not her dad", I almost blew out. Especially because Jack was Kate's bf. Although he was having a fight with Kate who wanted to break up due to her suspicion that Jack and Zoe had a relationship.

    Well, at least he took responsibility for the baby afterward.

    I also felt that Sophie, somehow too mature for her age, but I blamed the narative style for that.

    Despite the sometimes-frustrating-characters, the story was interesting and very page-turning. This is my first Chris Cleave's book and I'm definitely will read his works again in the future.

    This book is for the following reading challenges:
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 Books in English Reading Challenge
    - 2013 Color Coded Reading Challenge


    View all my reviews


  11. Wishful Wednesday #32

    Wednesday, August 21, 2013

    Selamat hari Rabu! Hari Rabu berarti waktunya Wishful Wednesday. Waktunya untuk memberitahu pada dunia  buku apa yang sedang kita idamkan.

    Buku pilihan saya minggu ini adalah:

    The Left Hand of Darkness
    by: Ursula K. Le Guin

    Dari Goodreads:
    A groundbreaking work of science fiction, The Left Hand of Darkness tells the story of a lone human emissary to Winter, an alien world whose inhabitants can choose -and change - their gender. His goal is to facilitate Winter's inclusion in a growing intergalactic civilization. But to do so he must bridge the gulf between his own views and those of the completely dissimilar culture that he encounters. 
    Embracing the aspects of psychology, society, and human emotion on an alien world, The Left Hand of Darkness stands as a landmark achievement in the annals of intellectual science fiction.
    Salah satu buku yang menerima penghargaan Hugo dan Nebula, dua penghargaan di bidang novel sci-fi dan fantasi yang dianggap paling bergengsi.

    Cerita di novel ini berkisar pada sebuah planet yang beku karena selalu diliputi musim dingin. Di planet itu, penduduknya tidak memiliki jenis kelamin. Pada waktu tertentu, barulah mereka masuk ke dalam fase seksual, saat mereka mendapatkan salah satu fungsi seksual pria atau wanita, dan hal ini bisa bertukar di setiap fase itu. Jadi kalau di satu fase si A memiliki fungsi seksual pria, di waktu lain dia bisa menjadi wanita.

    Pada dasarnya, Ursula K. Le Guin mengeksplorasi soal gender dan pandangan masyarakat akan gender. Dia membawa suatu pemikiran bagaimana kalau suatu masyarakat tidak melihat seorang individu berdasarkan jenis kelaminnya, tapi utuh berdasarkan individu itu sendiri.

    Iya, bukunya memang agak berat katanya.

    Itu buku pilihan saya minggu ini. Apa buku pilihanmu?

    Untuk tahu lebih banyak soal WW, cek blog hostnya.
     


  12. Jejak LangkahJejak Langkah by Pramoedya Ananta Toer
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: Jejak Langkah
    Penulis: Pramoedya Ananta Toer
    Penerbit: Lentera Dipantera
    Halaman: 724 halaman
    Terbitan: 2007 (pertama terbit 1985)

    "Jejak Langkah" adalah buku ketiga dari kuartet Buru yang Pramoedya ciptakan selama pengasingannya di Pulau Buru.

    Novel ketiga ini menceritakan bagaimana Minke yang telah melakukan observasi dan yang telah tumbuh perasaan nasionalismenya (di buku 1 dan 2), perlahan mulai mengatur perlawanan terhadap cengkraman Belanda.

    Pernah dengar pepatah 'di belakang pria yang hebat terdapat seorang wanita yang hebat'? Dalam kasus Minke, ada banyak wanita hebat. Salah satu hal yang paling menonjol dari kuartet Buru adalah peranan wanita pada kesadaran Minke akan nasionalisme. Ada 5 wanita yang memicu kesadaran Minke dalam membentuk organisasi yang memulai kebangkitan penduduk pribumi.

    Yang pertama adalah Nyai Ontosoroh yang mulai menyadarkan Minke bahwa penduduk pribumi pun sebenarnya memiliki kemampuan yang sama dengan pihak Belanda. Hal ini terbukti dari kemampuan Nyai mengurus perusahaan suaminya, seorang pengusaha Belanda yang kurang mampu mengurus perusahaannya, sehingga berkembang dengan baik. Nyai Ontosoroh jugalah yang pertama membangkitkan semangat Minke untuk terus menulis.

    Yang kedua adalah Annelies, istri pertama Minke, anak dari Nyai Ontosoroh. Perceraian paksanya yang berakhir dengan kematian Annelies membuka mata Minke akan ketidakadilan yang dialami penduduk pribumi. Minke yang meruapakan anak bupati yang selalu merasakan fasilitas yang baik, akhirnya mulai sadar akan kondisi Hindia Belanda yang sebenarnya.

    Yang ketiga adalah Ang San Mei. Ang San Mei adalah tunangan dari sahabat Minke, Khouw Ah Soe. Khouw Ah Soe yang telah meninggal menitipkan surat pada Minke untuk disampaikan pada gadis itu. Sejak pertemuan pertamanya dengan Ang, Minke sudah jatuh hati padanya. Bukan hanya karena kecantikannya, tapi juga karena kecerdasan gadis itu.

    Lewat Ang inilah untuk pertama kalinya Minke mulai awas tentang 'organisasi'. Ang yang tergabung dalam sebuah organisasi pemuda Tionghoa memberi Minke sebuah titik awal untuk memulai organisasi pribumi. Hal ini tumbuh semakin kuat setelah dia menghadiri kuliah umum seorang dokter Jawa yang menyadarkan Minke betapa tertinggalnya penduduk pribumi dari penduduk Tionghoa dan Arab di Hindia. Kedua bangsa itu telah memulai organisasinya sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup golongannya, sementara penduduk pribumi belum ada yang berani untuk mencetuskannya.

    Yang keempat adalah ibu Minke sendiri. Seorang wanita Jawa tulen yang bahkan berani melawan suaminya, yang merupakan hal yang sangat berani mengingat kondisi patriarkal pada zaman itu, untuk bertemu dengan anaknya. Rasa cintanya pada sang anak membuatnya mampu memberi restu pada Minke untuk mempersunting Ang San Mei, sekaligus menguatkan hati Minke untuk menjadi 'dalang yang benar'.

    "Tapi ada kekuatan besar penelan kebajikan tapi enggan terbagi." (Minke)
    "Guru-guru nenek-moyangmu juga sudah tahu itu, Nak. Mereka menamainya buto. [...] Dan mereka tidak pernah menang melawan para satria nenek-moyangmu."
    "Sekarang ini mereka terus-menerus menang."
    "Itu di tangan yang salah."
    "Bunda, sahaya akan jadi dalang yang tidak salah itu." (hal. 85)

    Yang kelima adalah Prinses van Kasiruta, istri ketiga Minke. Prinses membantu Minke menjalankan 'Medan', koran pribumi pertama yang Minke dirikan. Berbeda dengan kedua istri pertamanya, Prinses adalah sosok wanita yang lebih keras secara fisik. Dia bahkan berani membalas dendam pada orang-orang yang telah mengeroyok Minke, karena tidak suka pada pemberitaan di 'Medan', dengan cara menembak orang tersebut.

    Usaha pertama Minke dalam mendirikan organisasi tidak berjalan mulus. Organisasi perdananya, 'Syarikat Priyayi', terpaksa mati suri karena kasus penyalahgunaan uang oleh pengurusnya.

    Minke tidak berlama-lama dalam kekecewaannya. Dia segera bangkit lagi dan mendirikan koran 'Medan Priyayi' yang menjadi koran pribumi pertama. Dengan bantuan Nyai Ontosoroh, yang kini telah menikah dengan Marais dan pindah ke Perancis, Minke memperoleh bantuan tenaga hukum untuk korannya.

    Kedatangan Hendrik Frischboten, tenaga hukum yang dikirimkan oleh Nyai Ontosoroh, dan istrinya Mir, yang merupakan sahabat lama Minke, memulai babak baru dalam hidup Minke.

    Dengan bantuan Hendrik, 'Medan' menjadi tempat penyuluhan masalah hukum oleh penduduk pribumi dan berhasil menjadi salah satu koran dengan oplah terbesar.

    Selain mengurus 'Medan', Minke juga mengurus berdirinya suatu organisasi baru yang menggantikan 'Syarikat Priyayi'. Kali ini Minke mendirikan 'Syarikat Dagang Islamiah'. Belajar dari kesalahannya dulu, Minke tidak mau organisasinya terdiri hanya dari para priyayi yang bersikap pasif. Selain itu Minke yang sadar akan pentingnya perdagangan bagi ekonomi suatu bangsa, memutuskan untuk membentuk sebuah syarikat dagang.

    Idenya ini sendiri sebenarnya ditentang oleh Douwager, seorang jurnalis Belanda yang menggiatkan kesadaran akan arti nasionalisme. Douwager mengkritik penggunaan kata 'Islamiah' karena menurutnya hal itu merujuk pada eksklusivitas agama tertentu. Walau begitu, Minke tetap pada pendiriannya karena dia punya pertimbangan lain.

    "Tapi nasionalisme tak bisa berlandaskan agama. Agama itu universal, buat setiap orang. Nasionalisme untuk bangsa sendiri, garis terhadap bangsa-bangsa lain." (Douwager)

    "Landasan itu tidak bisa jadi dengan sendirinya. Semua yang serbacita digalangkan landasannya dulu. Apa salahnya jika begitu banyak orang yang setuju? Kan itu juga pendidikan ke arah demokrasi? [...]" (Minke)

    "Tetapi bukankah Tuan masih tetap sependapat denganku, bahwa pikiranku tidak keliru?"

    "Tetap, Tuan, hanya waktunya belum tepat." (hal. 539-540)

    Dalam perjalanannya Minke mengalami banyak tantangan. Oplah 'Medan' yang mulai turun karena kemunculan koran 'Sin Po', kehadiran orang-orang yang membenci dan bahkan melukainya, perpecahan dalam tubuh SDI, bahkan hingga rasa ragunya karena dia tidak kunjung punya anak.

    Satu hal yang menarik di buku ini adalah pergulatan Minke di luar koran dan organisasinya. Pergulatannya akan hubungan gelapnya, kalau tidak mau dibilang perzinahannya, dengan Mir Frischboten.

    Mir yang juga merupakan sahabat lama Minke ternyata tidak bahagia dengan pernikahannya. Suaminya, Hendrik, memiliki masalah seksual yang membuat mereka tidak bisa dikaruniai anak. Hal ini membuat Mir 'memaksa' Minke untuk menjalin hubungan dengannya.

    Hal ini menarik, karena menunjukkan suatu kelemahan Minke yang membuatnya tampak manusiawi. Tentunya Minke salah dalam hal ini, apalagi mengingat dia sudah menikah dengan Prinses saat itu, tapi tetap memberikan sentuhan tersendiri pada cerita.

    Lalu bagimana Minke akan mengatasi semua tantangan yang dia hadapi? Bagaimana dengan hubungan gelapnya bersama Mir? Semua jawabannya bisa diperoleh dalam novel Jejak Langkah ini.

    Jadi, secara keseluruhan...

    Saya benar-benar suka novel ini. Jumlah halamannya memang jauh lebih tebal daripada Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa, tapi saya sangat menikmatinya. Membaca buku setebal ini sama sekali tidak membuat saya capek. Justru saya ingin terus membacanya dan ketika harus berhenti untuk istirahat atau kegiatan lain, saya merasa harus berpisah dengan seorang kerabat yang begitu dekat dan tidak sabar menantikan perjumpaan berikutnya. Terdengar lebay? Percayalah, memang tepat seperti itulah yang saya rasakan.

    Sayangnya masih ada typo bersebaran di buku ini. Semisal kata 'tuna-tuan' di hal. 39, typo 'perkawa' di hal. 374, dan typo 'kelom-pok' di hal. 395. Masih ada beberapa lagi sih, hanya saja tidak saya catat.

    Siapa sebenarnya Minke?

    Minke adalah tokoh yang berdasarkan seseorang pada dunia nyata. Minke yang dalam tulisannya dikenal dengan inisial TAS merujuk pada Tirto Adhi Soerjo, Bapak Pers Nasional (dikukuhkan oleh pemerintah pada 1973) dan seorang Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres RI no 85/TK/2006.

    Kesamaan antara tokoh Minke dan Tirto Adhi Soerjo bisa dilihat dari koran dan organisasi yang mereka dirikan. Sama seperti Minke, TAS juga mendirikan koran bernama Medan Prijaji pada 1907 dan organisasi Sarekat Dagang Islamiyah di Batavia pada tahun 1909.


    Halaman depan Medan Prijaji, 2 April 1910

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Membaca Sastra Indonesia
    - 2013 Read Big Reading Challenge
    - 2013 Serapium Reading Challenge
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge
    - 2013 Finishing the Series Reading Challenge


    View all my reviews


  13. Canting Cantiq (Kos-kosan Soda, #1)Canting Cantiq by Dyan Nuranindya
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Canting Cantiq (Kos-Kosan Soda, #1)
    Penulis: Dyan Nuranindya
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 208 halaman
    Terbitan: Juli 2009

    Melanie Adiwijoyo adalah putri tunggal pengusaha besar, Aryo Adiwijoyo. Dia terkenal akan selera fashion-nya yang bagus dan otaknya yang encer. Dia juga punya seorang pacar yang sangat dia sayangi. Pokoknya hidupnya sempurna deh.

    Sayang tidak ada yang sempurna di dunia ini. Hidup Melanie terjun bebas saat usaha ayahnya bangkrut. Dia harus pindah ke Jogja dan tinggal di sebuah kost-kostan aneh milik eyangnya, Eyang Santoso. Tambah lagi pacarnya meninggalkan dia dan jadian dengan temannya sendiri.

    Mampukah Melanie bertahan hidup di kost Soda124? Lalu bagaimana pertemuannya dengan Aryati Sastra, seorang desainer kebaya terkenal, mampu mengubah hidupnya?

    Review

    Novelnya Dyan Nuranindya pertama yang saya baca. Saya baru sadar kalau Dyan adalah pengarang novel "Dealova" yang terkenal itu.

    Saya cukup suka dengan ceritanya. Saya suka bagaimana Dyan mampu menggambarkan keajaiban anak-anak penghuni kost Soda124 dengan baik. Mereka aneh bukan sekedar karena ingin dibuat aneh oleh pengarangnya, tapi aneh karena memang memiliki latar belakangnya tersendiri. Misalkan Aiko yang cakep tapi terus-terusan pakai minyak telon. Dia bukan didesain begitu hanya supaya terlihat beda, tapi karena memang dia bertubuh lemah dan gampang sakit.

    Ceritanya sendiri cukup ringan dan penyelesaian permasalahannya menurut saya agak dipermudah. Maksud saya, si Melanie ini kan sebelumnya belum pernah menjahit atau pun mendesain. Apa iya dia bisa belajar desain dan menjahit dalam waktu yang begitu singkat? Bahkan sampai diberi kesempatan untuk melakukan fashion show-nya sendiri?

    Walau begitu, keseluruhan ceritanya cukup enak diikuti. Saya suka suasana di kost-kostannya dan juga pada kisah cinta antara Mel dan Bima, walau di bagian akhir ketika kebenaran tentang Bima terkuak, saya sedikit merasa, "Capek deh. Kenapa dia gak dibuat pengusaha muda biasa aja sih?"

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Membaca Sastra Indonesia
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge

    View all my reviews

  14. Jingga dan SenjaJingga dan Senja by Esti Kinasih
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: Jingga dan Senja
    Penulis: Esti Kinasih
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 312 halaman
    Terbitan: Februari 2010

    That's it. I give up. Saya hanya kuat bertahan sampai halaman 50-an dan gak kuat untuk melanjutkan buku ini. Gaya bahasanya sama sekali tidak menarik hati dan saya sama sekali gak dapat minat untuk membacanya sampai akhir.

    Saya tadinya berharap banyak sama buku ini. Apalagi saya suka banget sama "Fairish"-nya Esti Kinasih, tapi sayangnya novel ini tidak memenuhi ekspektasi saya.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Monthly Keywords Reading Challenge


    View all my reviews


  15. Wishful Wednesday #31

    Wednesday, August 14, 2013

    Selamat hari Rabu! Selamat mendekati akhir libur panjang :)) Buat yang sudah mulai beraktifitas seperti biasa, yang semangat. Yang akan segera kembali seperti biasa juga harus kembali bersemangat.

    Minggu ini Mbak Astrid selaku pelaksana acara Wishful Wednesday mengadakan giveaway. Info lengkap mengenai GA ini bisa dilihat di sini.

    Untuk GA, sekaligus WW minggu ini, buku yang saya inginkan adalah:

    Resident Evil Vol. 1: The Umbrella Conspiracy
    by: S.D. Perry

    Dari Goodreads:
    "The Umbrella Conspiracy": The Special Tactics and Rescue Squad (S.T.A.R.S.) investigate a string of grisly murders in a remote mountain community -- and discover evidence of a widespread conspiracy.
    Buku pertama dari novelisasi serial Resident Evil, salah satu game horror survival yang terkenal. Serinya sendiri sudah berkembang ke film dan komik, yang memunculkan karakter-karakter yang tidak ada di seri gamenya.

    Bukunya saya lihat ada di Opentrolley seharga Rp85.000 (lihat di sini).

    Itu buku pilihan saya minggu ini. Apa buku pilihanmu?




  16. Neraka BorneoNeraka Borneo by Alfi Zachkyelle
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Neraka Borneo
    Penulis: Alfi Zachkyelle (Story), Man (Mansyur Daman) (Penciller)
    Penerbit: Cendana Art Media
    Halaman: 120 halaman
    Terbitan: April 2013

    Sebagai seorang freelance film-maker, Jaka selalu siap menerima tawaran pekerjaan. Termasuk bergabung dalam sebuah tim ekspedisi yang membawa pada sebuah jalinan misteri alam yang mengerikan. Bersama timnya, Jaka harus menemukan faktor penyebab kecelakaan sebuah pesawat penumpang yang jatuh di atas pegunungan di Kalimantan. Jaka menghadapi sebuah petualangan yang fatal hingga timnya harus berkorban nyawa. Sebuah neraka di pedalaman Borneo.

    Review

    Hasil baca berdiri di Gramedia :p
    Kalau saya ingat-ingat lagi, dulu di Gramedia rasanya dilarang buat numpang baca (CMIIW). Senang juga aturan semacam itu sudah dihapus sekarang.

    Menurut saya cerita di komik ini kurang tergali. Jadi intinya adalah: sekelompok tim ekspedisi pergi menyelidiki kecelakaan pesawat di pedalaman Kalimantan. Di sana mereka mendapati hewan-hewan misterius, mayat hidup, surga tersembunyi, hingga asal mula manusia.

    Terdengar menarik? Memang, tapi eksekusinya kurang oke. Plotnya terasa buru-buru dan karakternya terasa dangkal, dan ada yang menurutku terkesan tempelan. Misalnya, di tim ini ada seorang ustad dan pastor yang turut serta. Apakah mereka memberikan suatu sudut pandang menarik, mengingat latar belakang agama mereka, pada misi ini? Menurut saya tidak. Mereka bisa digantikan juru kamera/juru suara dan tidak akan mengubah apapun. Selain itu karakter utamanya, Jaka, dan seorang dokter wanita yang ateis/agnostik tampaknya juga punya latar belakang yang bisa lebih digali. Hanya kayaknya mentok di jumlah halaman.

    Gambarnya bagus menurut saya, cuma kadang ekspresi wajah tokohnya kurang kena bagi saya.

    Secara keseluruhan, komik ini kurasa akan lebih baik kalau ditulis lebih panjang. Jumlah halamannya terlalu sedikit untuk menampung seluruh ide yang penulisnya miliki.


    View all my reviews


  17. Yup, di pertengahan tahun saya memutuskan untuk ikut 1 tantangan baca lagi. Iya, tantangan baca saya banyak banget yah. Maklum, tahun pertama ikutan ginian. Jadi kalap X3

    Tantangan baca yang saya ikuti kali ini diselenggarakan oleh mademelani.wordpress.com. Tujuannya adalah agar para peserta tantangan ini membaca karya sastra Indonesia. Baik klasik, maupun modern. Beberapa peraturan tantangan ini antara lain:

    1. Kamu bisa memilih mau membaca sastra Indonesia klasik, atau kontemporer, atau keduanya (klasik dan kontemporer). 
    2. Tentukan sendiri target jumlah buku yang mau kamu baca untuk kategori yang kamu pilih, atau untuk masing-masing kategori (kalau kamu pilih keduanya). Berapa pun jumlah buku, tak masalah. Yang penting adalah pengalaman membaca dan mengapreasi (baca: mengkritisi), serta berpendapat atas hal yang kamu baca. :) 
    3. Periode membaca adalah dari Januari 1 sampai Desember 31, 2013. 
    4. Genre buku yang dibaca boleh apa saja, fiksi maupun non-fiksi (disarankan yang bersifat humaniora), asal merupakan karya penulis Indonesia. Buku yang kamu baca boleh digabungkan ke reading challenge (yang lain) yang kamu ikuti. 
    5. Tuangkan pendapat kamu atas buku yang kamu baca dalam posting di blog kamu (tidak harus punya blog khusus buku). ‘Review’ tidak melulu harus panjang dan formal, kamu bebas mengungkapkan pendapat kamu dalam bentuk posting yang kamu sukai. 
    6. Pasang button “Membaca Sastra Indonesia 2013 – Klasik & Kontemporer” di side bar blog kamu, supaya kita juga langsung tahu mengenai keikutsertaan blog kamu di inisiatif ini.
    Catatan:

    *Klasik: Ungkapan “sastra Indonesia klasik” jarang terdengar, menurut saya karena kemunculan Indonesia pun baru ada pada jaman yang dianggap ‘modern’ dalam kerangka literatur dunia. Karya-karya sastra klasik (Nusantara) sebelum abad 20 sebenarnya cukup banyak, namun sering masih dalam bahasa daerah, seperti Serat Centhini yang ditulis dalam bahasa jawa kuno, atau karya lainnya, yang membuatnya sulit dibaca oleh generasi sekarang. Untuk itu kategori “klasik” dalam Membaca Sastra Indonesia 2013 ini saya perluas hingga ke area “modern classics”, yaitu karya-karya yang ditulis di permulaan abad 20 hingga tahun 70-an (tentu untuk karya yang secara kualitas memang layak disebut “klasik”). Buku-buku seperti Puisi Lama hingga karya-karya Pramoedya, contohnya, bisa masuk di sini.

    *Kontemporer: semua karya yang bersifat kontemporer, memiliki unsur kebaruan/ masa kini, ditulis di masa 80-an hingga sekarang. Termasuk di sini adalah sastra populer (chicklit, metropop, dan sejenisnya).

    Saya pribadi bakal ikut dua-duanya. Untuk divisi kontemporer sih relatif mudah, jadi berani pasang target tinggi. Yang susah di bagian klasik. Saya bingung nyari bukunya sih >.<

    Oh, sudahlah. Saya pasang target 3 buku untuk klasik dan 20 buku untuk kontemporer. Untuk yang kontemporer, kalau mau masukin yang sudah saya baca sejauh ini, rasanya sih sudah cukup, tapi kurasa saya masukin beberapa yang kuanggap menarik aja deh :D

    Kalau ada tautan pada judul, itu berarti saya sudah membaca dan menulis ulasan buku tersebut.

    Klasik:
    1. Jalan Tak Ada Ujung - Mochtar Lubis (1952) - humaniora
    2. Karmila - Marga T. (1973) - roman
    3. menyusul


    Kontemporer:
    1. Pasung Jiwa - Okky Madasari (2013) - humaniora
    2. Canting Cantiq - Dyan Nuranindya (2009) - teenlit/roman
    3. Jejak Langkah - Pramoedya Ananta Toer (1985) - humaniora
    4. Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono (1994) - puisi
    5. Pintu Harmonika - Clara Ng & Icha Rahmanti (2013) - humaniora
    6. Mata Ruang - Epri Tsaqib (2011) - puisi
    7. Abad yang Berlari - Afrizal Malna (1984) - puisi
    8. Redfang - Fachrul R.U.N. (2012) - fantasi
    9. Stanza dan Blues - W.S. Rendra (2010) - puisi
    10. Relung-Relung Gelap Hati Sisi - Mira W. (1983) - humaniora/roman
    11. Love, Hate & Hocus Pocus - Karla M. Nashar (2008) - metropop/roman
    12. Kau Memanggilku Malaikat - Arswendo Atmowiloto (2008) - humaniora
    13. Rahasia Selma - Linda Christanty (2010) - kumpulan cerpen/humaniora
    14. Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan - Agustinus Wibowo (2013) - non fiksi/humaniora
    15. Kapitalisme Soviet? Sebuah Catatan Perjalanan - Tjipta Lesmana (1987)- non fiksi/humaniora/politik
    16. My Life as Writer - Haqi Achmad, Ribka Anastasia (2013) - non fiksi
    17. Maruti: Jerit Hati Seorang Penari - Achmad Munif (2005) - humaniora/roman
    18. Rumah Kaca - Pramoedya Ananta Toer (1988)
    19. Memang Jodoh - Marah Rusli (2013) - budaya/roman
    20. Canting - Arswendo Atmowiloto (1986) - budaya/roman

    Ingin tahu lebih banyak soal tantangan baca ini? Cek blog hostnya


  18. Wishful Wednesday #30

    Wednesday, August 7, 2013

    Hi all. Berjumpa lagi di hari Rabu ini dalam Wishful Wednesday. Bagaimana lebarannya? Pada pulang kampungkah? Atau mungkin memanfaatkan momen libur kali ini untuk jalan-jalan ke tempat lain? Saya sendiri cuma menghabiskan waktu dengan membaca :D

    Untuk minggu ini, buku yang saya incar adalah:

    Unwind
    by: Neal Shusterman

    Blurb dari Goodreads:

    Orangtua Connor ingin menyingkirkannya karena ia selalu menimbulkan masalah. Risa tidak punya orangtua dan akan menjalani pemisahan raga untuk mengurangi beban panti asuhan. Pemisahan raga Lev sudah direncanakan sejak ia lahir, bagian dari agama orangtuanya. Dipertemukan nasib, dan dipersatukan keputusasaan, ketiga remaja ini melakukan perjalanan yang penuh bahaya, tahu bahwa nyawa merekalah taruhannya. 
    Jika bisa bertahan hidup sampai ulang tahun ke-18, mereka selamat. Tetapi, ketika setiap bagian tubuh mereka, dari tangan sampai jantung, diincar dunia yang menggila, 18 terasa amat sangat jauh.
    Ya, kalau dilihat dari blurb-nya sih ini distopia YA. Saya sendiri sudah lama pengin baca buku ini karena membaca beberapa ulasan di Goodreads yang bilang bahwa buku ini mengangkat tema "pemanenan organ". Maksudnya, ada orang, dalam kasus ini remaja, yang sengaja dibunuh agar organnya bisa diambil dan dipakai untuk tujuan tertentu. Dan itu adalah suatu tindakan legal, saudara-saudara.

    Terjemahannya sendiri diperkirakan mulai terbit akhir Agustus ini. Kovernya sih saya gak gitu suka ya, tapi kover asli novelnya juga saya gak seberapa demen sih.

    Kover asli "Unwind"

    Kalau dari beberapa kover yang ada, yang menurut saya unik itu yang ini:

    "Unwind" terbitan Simon & Schuster Children's

    Itu buku pilihan saya minggu ini. Apa buku pilihanmu?

    Ingin tahu lebih banyak soal WW? Cek blog hostnya.


  19. Kana di Negeri KiwiKana di Negeri Kiwi by Rosemary Kesauly
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Kana di Negeri Kiwi
    Penulis: Rosemary Kesauly
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 208 halaman
    Terbitan: Mei 2005

    Kepindahan Kana ke Selandia Baru diiringi oleh rasa sakit hati. Sakit hati karena dia dibuang oleh ibunya yang akan menikah lagi, juga karena Rudy, pacarnya di Indonesia, memutuskannya karena dia gendut.

    Untungnya dia bertemu dengan Jyotika, gadis imigran India, yang menjadi teman baik Kana di Negeri Kiwi itu. Hanya saja suatu hari Jyotika bertingkah aneh dan menjauhi Kana. Apa ini gara-gara Kana sekarang sedang dekat dengan Tsunehisa, cowok Jepang yang disukai Jyotika?

    Review

    Bacaan ringan sebelum mulai baca Jejak Langkah. Biar gak baca buku "bantal" berturut-turut. Baru habis baca The Return of the King soalnya.

    Tema yang diangkat cukup mengejutkan. Awalnya waktu Jyotika, alias Joy, bilang ke Kana bahwa Kana beruntung karena tubuhnya adalah miliknya sendiri, saya kira itu karena si Joy ini mau dinikahkan dengan seorang pria India. Ternyata tema yang diangkat malah soal kekerasan seksual O_o

    Secara keseluruhan buku ini layak jadi juara 1 lomba teenlit. Tema yang diangkat menarik, latar tempatnya bagus, dan saya bisa tangkap nuansa remajanya.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 What's in A Name Reading Challenge
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge


    View all my reviews


  20. The Return of the King (Kembalinya Sang Raja)The Return of the King by J.R.R. Tolkien
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: The Return of the King (Lord of the Rings, #3)
    Penulis: J.R.R. Tolkien
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 520 halaman
    Terbitan: Desember 2003

    Dalam pertempuran terakhir melawan pasukan raja kegelapan, korban-korban kembali berjatuhan. Gondor dikepung. Denethor kehilangan akal sehatnya. Bantuan dari Rohan terhambat oleh pertempuran di padang Pelennor. Theoden gugur dan Eomer mengambil alih kepemimpinan. Saat harapan hampir padam, datanglah rombongan kaum Dunedain yang dipimpin Aragorn, Gondor, Rohan, dan kaum Dunedain bersatu menggempur pasukan Mordor. Namun masih ada perjalanan menuju jantungnya Mordor, sebab cincin itu belum dimusnahkan. Cincin itu kini berada di tangan Gollum, yang sangat menginginkannya untuk dirinya sendiri.

    Review

    Woah, selesai juga petualangan saya bersama Frodo, Sam, Gandalf, dkk di Dunia Tengah. Secara keseluruhan, LOTR adalah satu perjalanan yang menyenangkan.

    Berbeda dengan 2 buku sebelumnya yang punya beberapa momen bikin ngantuk, buku ketiga ini jauh lebih menarik dan bikin saya pengin baca terus. Terbukti buku bantal satu ini bisa selesai dalam 1 hari.

    Saya suka dengan akhir ceritanya. Saya suka bagaimana setelah pertarungan selesai dan cincin dimusnahkan, cerita tidak langsung berakhir dengan semua orang bahagia. Cerita justru berlanjut dengan kisah keempat hobbit, Frodo, Sam, Merry, dan Pippin membersihkan Shire dari pengaruh Saruman. Adegan favorit di buku ini? Sama dengan adegan di filmnya (yang saya nonton terpotong-potong waktu diputar di TV), saya suka bagian Gollum jatuh sambil membawa cincin. Somehow saya merasa sedih padanya. Bagaimanapun menyebalkannya makhluk satu itu, tetap saja hidupnya menyedihkan sekali. Setidaknya dia mati sambil membawa "my precious".

    Masuk ke bagian Apendiks, saya cuma bisa menganga. Ajegile, lengkap amat. Dari sejarah dunia sampai silsilah keluarga, sampai ke sistem kalender dan bahasa, semuanya ada dibahas. Bahkan ke cara pengucapan bunyi-bunyi tertentu pun ada. Luar biasa.

    Ya, secara keseluruhan nilai serial LOTR ini, bagi saya, adalah: (3+3+5)/3= 11/3 = 3,67. Dibulatkan ke atas jadi 4 bintang.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Read Big Reading Challenge
    - 2013 Fantasy Reading Challenge
    - 2013 Finishing the Series Reading Challenge


    View all my reviews


  21. The Two Towers (Dua Menara)The Two Towers by J.R.R. Tolkien
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: The Two Towers (Lord of the Ring, #2)
    Penulis: J.R.R. Tolkien
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 420 halaman
    Terbitan: 2002

    Akibat serangan Orc-orc, rombongan pembawa cincin tercerai-berai. Aragorn, Legolas, dan Gimli, meneruskan perjalanan ke negeri orang-orang Rohan. Bersama Raja Theoden dan pasukannya mereka menuju Isengard untuk menghadapi Saruman.

    Pippin dan Merry tersesat ke hutan Fangorn dan bertemu dengan Treebeard, penjaga pohon tertua yang masih hidup sejak awal terciptanya dunia tengah.

    Sementara itu, Frodo dan Sam melanjutkan berjalan ke Mordor untuk memusnahkan cincin Sauron. Tapi ada sosok misterius yang senantiasa mengikuti mereka dengan diam-diam, mengintai dengan sabar untuk mendapatkan cincin itu.

    Review

    Selesai juga baca buku ke-2 ini. Buku yang sangat menguras tenaga pembacanya. Untung saya bacanya full-time karena lagi libur, jadi bisa selesai lebih cepat X3

    Menurutku buku ke-2 ini lebih seru daripada buku pertama, tapi tetep terasa keseret-seret di beberapa bagian. Khususnya di bagian Frodo dan Sam ketemu pasukan dari Gondor. Jujur saya ngantuk baca bagian itu.

    Masih tetep banyak puisi dan lagu di sini dan masih tetap saya lewati hampir semuanya. Saya tahu puisi dan lagu memang salah satu cara menyimpan catatan sejarah, tapi menurutku di sini malah memperlambat ceritanya.

    Oh, well. Ceritanya tetep bagus dan bikin penasaran kelanjutannya. Akhir ceritanya gantung banget nih >.<

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Fantasy Reading Challenge
    - 2013 Finishing the Series Reading Challenge


    View all my reviews


  22. Sisi Lain Diriku (The Other Side Of Me)Sisi Lain Diriku by Sidney Sheldon
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: Sisi Lain Diriku
    Penulis: Sidney Sheldon
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 480 halaman
    Terbitan: 2007

    Memoar, dilengkapi foto-foto

    Hanya sedikit penulis yang mempunyai berbagai bakat dan produktif seperti Sidney Sheldon. Buku-bukunya dan karya-karyanya dalam film, TV, dan teater yang laris telah mencengangkan jutaan orang. Ia telah menulis 18 novel, lebih dari 25 skenario film Hollywood, dan naskah untuk pertunjukan TV yang diciptakannya yang tak terhitung jumlahnya.

    Kini ia menceritakan kisahnya yang paling dramatis, mengenang dan mengingat kembali sisi lain dirinya. Kehidupan Sidney Sheldon penuh dengan perjuangan dan keraguan, kegagalan dan kesuksesan...

    Review

    Pertama kalinya saya bosan membaca sebuah memoar. Saya suka Sidney Sheldon dan sudah pernah membaca 2 novelnya (menurut ingatan saya), makanya saya pengin baca kisah hidupnya. Oke, kisah hidupnya jelas tidak membosankan. Yang bikin saya ngantuk itu cara penceritaannya.

    Jadi di sini Sidney Sheldon menulis autobiografinya dengan gaya novel. Dia menjadikan dirinya tokoh utama dalam cerita dengan memakai POV 1. Buku ini dibuka dengan Sidney muda yang hendak bunuh diri karena merasa putus asa dengan hidup. Setelah dihentikan ayahnya, dia berusaha untuk menjalani hiduo.

    Awalnya dia bekerja dari satu tempat ke tempat lain untuk membantu penghidupan keluarganya. Di bagian sini agak membosankan. Agak susah juga komentarnya, berhubung ini kisah nyata, tapi gaya penulisannya repetitif. Sidney nyari kerja, dapat pekerjaan, mengacau setelah beberapa saat bekerja, dipecat, ulangi dari pertama.

    Di bagian dia mulai bekerja sebagai penulis lagu dan naskah drama juga sama. Saya bosan membaca pola yang sama, sehingga saya skip dan maju ke bagian Perang Dunia, saat dia menjadi pilot pesawat. Sayangnya saya sudah terlanjut gak mood dan skip langsung ke bagian akhir.

    So, yeah. I wasn't really happy with this book, but I'll still read his novels in the future.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Nerdy Non-Fiction Reading Challenge


    View all my reviews