Rss Feed

  1. Mempelai Naga (Trilogi Darah Emas, #1)Mempelai Naga by Meiliana K. Tansri
    My rating: 1 of 5 stars

    Sampai di tengah cerita saya sudah puyeng bacanya. Karakter-karakternya membingungkan. Misalkan Guat Kim, ibu tiri si tokoh utama, yang katanya "pada dasarnya murah hati" tapi memperlakukan Cen Cu, si tokoh utama, dengan semena-mena.

    Lalu si Naga ini sebenarnya sakti gak sih? Katanya roh langit dan bumi, tapi ketika Cen Cu minta tolong untuk menyembuhkan ibu tirinya, dia memberikannya emas (yang ternyata adalah sisik naga) pada Cen Cu agar gadis itu bisa membeli obat dan berpesan bahwa "pertolongan itu justru akan membahayakan dirimu". Tebak apa? Cen Cu beli obat di toko yang merupakan salah satu koneksi tokoh antagonis yang ingin membunuh "perempuan pilihan naga". Si tokoh antagonis pun akhirnya tahu keberadaan gadis ini.

    Hello, kalau emang sakti dan sudah tahu bahwa itu akan membahayakan, kenapa juga gak langsung nyembuhin aja? Atau kasih tanaman obat sakti kek? Kan si naga ini juga memang mau menghancurkan si tokoh antagonis itu. Kenapa juga sampai harus membahayakan mempelainya sendiri? Atau memang ini jalan "yang harus dilalui Cen Cu"? Kenapa juga harus bribet gini?

    Oh, plus si naga juga kalau kehilangan tubuh manusianya, maka dia tidak bisa lagi berhubungan secara raga dengan seluruh manusia di bumi. Gak bisa bikin tubuh baru gitu? Atau memperoleh tubuh baru? Gak sakti amat, Bu.

    Ngedrop novel ini di tengah jalan saking bingung dan jengkelnya dengan tokoh-tokoh yang jumlahya terlalu banyak dan membuat bingung itu. Mungkin kalau ada niat lebih baru menyelesaikannya deh.


    View all my reviews

  2. Fashion: Topi Saya Lebar

    Sunday, July 29, 2012

    Siapa yang suka pakai topi sebagai pelengkap gaya? Saya sendiri adalah salah satu orang yang suka pakai topi, walau biasanya lebih ke arah fungsinya untuk menahan panas dan silau matahari sih (saya hampir tidak pernah pakai topi dalam ruangan, kecuali pas dulu agak lebih ababil. Sekarang juga masih agak ababil sih sebenarnya, tapi mendingan lah).

    Tadi pas iseng browsing soal topi, saya ketemu gambar yang menarik perhatian saya. Ini gambar dari Paris Fashion Show Spring/Summer 2012/2013 dari Acne clothing line.






    (Sumber foto: vogue.it)

    Yang menarik, topi yang digunakan di sini adalah topi lebar yang biasanya dipakai oleh wanita. Jujur saya belum pernah melihat topi seperti ini dipakai pria, jadinya agak aneh sih kalau kulihat. Memang sih sejauh ini saya lihat baru Acne yang menggunakan topi ini (walau saya pribadi memang belum sempat browsing lebih banyak). Apakah topi ini akan menjadi trend? Ataukah sekedar percobaan yang gagal? Apa pendapatmu?



    Topi lebar untuk pria. In or out?



      
    pollcode.com free polls 


    Topi lebar seperti ini yang saya maksud.
    Sumber gambar: shop.nordstrom.com


  3. Trash - Anak-Anak PemulungTrash - Anak-Anak Pemulung by Andy Mulligan
    My rating: 4 of 5 stars

    "Trash" bercerita soal tiga orang anak pemulung, Raphael, Gardo, dan Tikus. Suatu hari Raphael menemukan sebuah tas yang berisi dompet dan sebuah catatan dan kunci. Bersama sahabatnya, Gardo, mereka meminta bantuan Tikus (alias Jun-Jun) untuk menyembunyikan tas itu beserta isinya.

    Ternyata tas itu, sesuai dugaan Raphael, memang penting. Para polisi datang ke daerah mereka dan membayar para pemulung untuk mencari tas itu. Sepuluh ribu peso dijanjikan bagi siapa pun yang menemukan tas itu.

    Ketiga sahabat ini segera sadar bahwa apapun arti catatan itu, harganya lebih dari 10.000 peso. Mereka pun memutar otak dan terlibat dalam berbagai bahaya untuk memecahkan arti catatan itu.

    Melihat buku ini di rak toko buku, saya langsung memasukkannya dalam daftar "to-read". Kover bukunya bagus dan dari sinopsisnya juga saya rasa buku ini bagus. Setelah selesai membacanya, ternyata benar. Bukunya memang bagus.

    Ceritanya sendiri terasa seperti "cerita anak-anak" a la "Lima Sekawan"nya Enid Blyton. Bukan cuma karena faktor usia tokoh-tokohnya, tapi karena gaya penceritaannya sendiri terasa mirip. Hanya saja "Trash" memang ditargetkan untuk pembaca yang lebih dewasa sehingga ada beberapa adegan yang mengandung kekerasan.

    Membaca buku ini saya jadi berpikir soal sampah. Ada begitu banyak sampah yang secara pribadi saya hasilkan dan semuanya berakhir di tempat yang, mungkin, seperti yang digambarkan dalam buku ini. Rasanya saya harus mulai mengurangi sampah pribadi deh.

    Penceritaan dalam buku ini sendiri berpindah-pindah antar karakternya bahkan ada juga karakter yang hanya 1 kali membawakan ceritanya. Perpindahan sudut pandang ini sendiri tidak terlalu mengganggu menurut saya. Mungkin yang agak canggung adalah penggunaan sudut pandang di akhir cerita yang menggunakan penceritaan Raphael, Gardo, dan Tikus sekaligus.

    Secara keseluruhan, buku ini bagus dan patut untuk dibaca. Bagian akhirnya memang agak terasa kurang, tapi secara keseluruhan tidak mengecewakan.

    View all my reviews

  4. Siapa yang mau dapat novel baru keluaran Gramedia Pustaka Utama? Lumayan, bisa dapat novel baru tanpa keluar duit. Novel yang dibagikan kali ini adalah satu buah novel karya Andy Mulligan dengan judul "Trash". Judul Indonesianya adalah "Anak-Anak Pemulung". Bukunya baru saya beli. Sudah tidak segel plastik memang, tapi masih bagus kondisinya dan kovernya saya bungkus dengan pembungkus plastik.

    Mau buku ini? Silahkan isi form Rafflecopter di bawah ini. Sudah? Berdoa dan tunggu hasilnya. Selamat mengikuti. :D

    Ingin tahu lebih banyak soal buku ini? Lihat review saya untuk novel ini

    a Rafflecopter giveaway

    Aturan Giveaway:

    1. Peserta berdomisili di wilayah Indonesia.
    2. Silahkan mengisi kolom rafflecopter di bawah.
    3. Giveaway berlangsung sampai tanggal 12 Agustus.
    4. Pemenang saya pilih berdasarkan kelengkapan mengisi rafflecopter dan jawaban akan pertanyaan kuis. Keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat.
    5. Bila dalam 48 jam tidak ada respon dari si pemenang, maka saya akan memilih seorang pemenang baru.



  5. Rahasia BulanRahasia Bulan by Is Mujiarso
    My rating: 4 of 5 stars

    Beneran yah, saya memang harus mulai membaca sinopsis di belakang sebuah buku kumpulan cerpen. Setelah sempat salah mengira Malaikat Jatuh dan Cerita-Cerita Lainnya karya Clara Ng sebagai kumcer anak-anak, sekarang saya kena sama buku ini.

    Pas baca cerita pertamanya, saya merasa "Er... Oke...". Lanjut cerita ke-2, mulai berpikir, "Eh... Kok?". Setelah cerita ke-3, langsung baca sinopsis di bagian belakang dan nyungsep sesudahnya. Ternyata ini memang kumcer yang bertemakan LGBT toh.

    Sempat kaget juga sih, tapi secara keseluruhan saya suka cerita-cerita di dalamnya. Cerita pertamanya entah kenapa terasa agak *uhukpornyuhuk* dan sukses membuat saya tertegun gara-gara gak siap melahap tema ini.

    Ada beberapa cerita yang kurang begitu jelas bagi saya, seperti "Vino Tidak Datang", "Merindu Randu", dan "Lolongan di Balik Dinding". Sampai akhir tetap tidak bisa menangkap maksud ceritanya. Saya kurang konsen pas baca kali yah :|

    Cerita-cerita yang saya suka:
    - Mereka Benci Aku Banci
    - Dua Lelaki
    - Anak yang Ber-Rahasia

    Secara keseluruhan ceritanya bagus-bagus dan untuk orang yang penasaran dengan tema ini, kumcer satu ini patut untuk dibaca.

    View all my reviews

  6. Review: Tuna Asmara Alfa Curut

    Monday, July 23, 2012


    Tuna AsmaraTuna Asmara by @alfacurut
    My rating: 3 of 5 stars

    Sudah lama ngeliat buku ini, tapi baru hari ini ngebacanya. Awalnya saya pikir ini buku yang hanya sekedar mendompleng buku lain yang juga berkover ikan, but gotta say, it wasn't bad. It wasn't bad at all.

    Cerita-ceritanya lucu-lucu. Saya suka yang "Romansa Jejaring Sosial", "Haru Biru Mahasiswa Baru", sama "Korean Attack". Sayang mulai dari cerita "Ketika BBM 'R' Tak Berbalas" ke belakang, buku ini mulai kehilangan momentum awal yang dia dapat. Ceritanya mulai terasa fokus pada sisi galau penulisnya ketimbang sisi komedinya.

    Buku yang cukup bagus. Buat yang suka buku komedi, buku yang satu ini patut dicoba.

    View all my reviews

  7. Review: Diary Momo - Momo

    Saturday, July 21, 2012


    Diary MomoDiary Momo by Denny Kosasih
    My rating: 3 of 5 stars

    Buku hasil numpang baca berdiri di Gramedia :))

    Susah bener sih penulisnya move on dari mantannya. Saya suka sama komiknya. Lucu dan gambarnya juga bagus. Cuma saya ragu apa si karakter utamanya di dunia nyata juga seganteng itu? Curiga sih enggak yah.

    Komiknya bikin saya sukses jadi bahan pembicaraan mbak-mbak karyawan Gramedia. Mereka bilang saya ganteng takut saya kurang waras. Sukses move on nya yah buat si penulis :))


    View all my reviews

  8. Aku, Kamu, KitaAku, Kamu, Kita by Orina Fazrina
    My rating: 2 of 5 stars

    Aku, Kamu, Kita bercerita tentang Lisa, seorang gadis yang merasakan cinta pertamanya di SMP. Sayang cinta itu tidak bisa berkembang dan akhirnya berakhir tanpa sempat dimulai. Dari sana Lisa mulai mengarungi kehidupannya dan berusaha untuk menemukan tambatan hatinya. Sayang itu bukan pekerjaan yang mudah. Berkali-kali dia gagal mempertahankan hubungannya. Bagaimanakah akhir pencarian kekasih hati bagi Lisa?

    Tema pencarian cinta sejati yang diangkat oleh Orina Fazrina tergolong menarik. Dalam buku ini Orina mengkisahkan soal perjalanan cinta Lisa mulai dari SMP, SMA, kuliah, hingga ketika dia sudah bekerja. Begitu lama dan beratnya perjuangan Lisa ini mungkin juga merupakan suatu hal yang dirasakan oleh banyak orang.

    Sayang tema yang begitu menarik tidak diikuti oleh penceritaan yang kuat. Cerita cinta Lisa dalam tiap episode kehidupannya terasa datar dan tidak memiliki klimaks. Lisa juga tampak kurang menunjukkan perasaannya setelah tiap hubungannya berakhir. Bukan berarti dia harus nangis bombay, meratap mengurung diri dalam kamar juga sih.

    Konflik akhirnya dengan kedatangan wanita lain dalam hubungan Lisa dengan pacar terakhirnya juga terasa begitu tiba-tiba. Tidak ada tanda-tanda soal hubungan pacar si Lisa dengan wanita itu pada awal-awal cerita hubungan mereka, eh tahu-tahu wanita itu muncul dan bilang bahwa dia akan dinikahi oleh pacarnya Lisa. Rasanya janggal sekali kemunculan wanita ini.

    Selain itu ada masalah di bagian epilog. Di sana ada bagian, "Di pantai ini untuk pertama kalinya kamu bilang, 'Hiduplah denganku,'". Anehnya bagian itu sebenarnya diucapkan ketika si cowok melamar Lisa di tempat tinggalnya dan bukan di pantai. Apa mungkin sebenarnya si cowok melamar Lisa di pantai, tapi kemudian adegan itu diubah tapi epilognya lupa diganti?

    Secara keseluruhan novel ini tidak terlalu jelek. Saya suka konsepnya. Hanya sayang eksekusinya kurang sempurna.

    View all my reviews


  9. ShitLiciousShitLicious by Alit Susanto
    My rating: 2 of 5 stars

    Iseng baca buku hasil temuan di tempat sewa buku. Pengen tahu bukunya si seleb tweet yang satu ini tuh kayak gimana.

    Hmm... Kalau kubilang sih humornya rada garing. Ada beberapa bagian yang cukup oke, tapi sebagian besar membosankan. Tidak ada cerita yang benar-benar menonjol. Setelah mencoba bertahan membacanya, saya akhirnya stop baca buku ini di halaman 200-an. Mungkin gaya humornya Alit kurang cocok sama saya kali yah.


    View all my reviews



  10. Genesis (Ther Melian, #4)Genesis by Shienny M.S.
    My rating: 4 of 5 stars

    Yeah akhirnya saya menyelesaikan juga tetralogi Ther Melian ini. Mulai baca Revelation pada April dan setelah 3 bulan yang terasa selamanya, akhirnya tuntas juga :D

    Kali ini Valadin dkk akhirnya mempelajari sejarah terbentuknya Ther Melian, serta asal-usul bangsa Elvar, Draeg, dan juga Manusia. Setelah suatu kejadian kunci yang membongkar wujud asli relik elemental, Valadin dkk akhirnya bergabung dengan Vrey dan teman-temannya untuk menumpas musuh yang sesungguhnya. Perang besar pun pecah. Tiga bangsa bersatu untuk menyelamatkan dunia mereka dari ancaman kehancuran.

    Akhir perjalanan Ther Melian ini bisa saya bilang sangat memuaskan. Masalah-masalah yang ada ditangani dengan baik dan rahasia-rahasia yang tersimpan akhirnya terkuak. Twist berkali-kali pada novel ke-4 ini juga tidak terasa dipaksakan. Cuma beberapa twist emang udah ketebak sih.

    Pertarungan terakhir Terra juga bisa kubilang termasuk epik. Aksi non stop dan pertarungan yang disajikan memuaskan. Akhir cerita Ther Melian juga memuaskan. Cuma kok ada bagian yang gantung yah di sisi Valadin. Apa sengaja dibuat begitu sebagai potensi sekuel?

    Cover buku terakhir ini T-O-P-B-G-T. Saya suka dengan komposisi warnanya dan juga pose Vrey dan Leighton. Cuma melihat Vrey, saya merasa bentuk badannya kok agak aneh yah. Entah mengapa dia terkesan gendut di sini :| Saya kurang tahu apa karena posenya atau karena model bajunya (yang ketika saya lihat awalnya saya pikir itu semacam rok hanbok loh :|).

    Di buku kali ini juga ada sedikit typo. Di halaman 206 ada kata "Jadi" yang terketik "Jad" dan karena muncul pada dialog, saya sempat terhenti lama dan mikir, memangnya ada karakter dengan nama Jad? Jade begitu atau Jadadiah? Terus di halaman 333 ada kata "para" yang seharusnya "pada".

    View all my reviews


  11. Cinta Untuk SemestaCinta Untuk Semesta by Peri Penulis
    My rating: 3 of 5 stars

    "Cinta Untuk Semesta" adalah kumpulan cerpen karya 4 orang penulis yang bergabung dalam grup Peri Penulis. Sesuai dengan judulnya, tema utama cerita-cerita di dalamnya adalah cinta.

    Buku yang satu ini terasa spesial buat saya. Kenapa spesial? Soalnya saya memenangkan buku ini sebagai hadiah lomba menulis flash fiction Cinta Untuk Semesta :D Ceritanya saya jadi juara 3 gitu :))

    Mari kita review satu-satu ceritanya:

    Dari Balik Gazebo
    Cerita pembuka yang menarik. Si tokoh utama pastinya sayang sekali dengan adik mantannya sampai rela untuk datang ke rumah mantannya dan menghibur adik si mantan yang patah hati. Lalu bagaimana kalau aku dan si mantan sama-sama masih memiliki rasa?

    Fear
    Kisah percintaan bos dan bawahan memang salah satu cerita yang menarik untuk dijelajahi. Tambahkan perbedaan ras dan kewarganegaraan, jadilah kombinasi yang menarik. Cuma judulnya rasanya kurang kena. Kesannya seram, padahal ceritanya tidak seram.

    Malaikat di Bangsal Tulip
    Salah satu cerita favorit saya dalam kumcer ini. Saya bisa dibilang salah satu penggemar cerita drama di rumah sakit dan cerita bertema bittersweet dan cerpen ini menggabungkan keduanya. Bagaimana saya bisa tidak jatuh cinta pada cerita ini?

    Daddy's Little Girl
    Judul cerita ini mengingatkan saya sama salah satu lagu berjudul sama dari Frankie J. Lagu itu sempat jadi lagu favorit saya pas SMA dulu loh. *terus, perlu diceritain di sini gitu?

    Well, kembali pada review, ceritanya cukup bagus. Pas baca depan-depannya saya pikir si ayah akan..... eh, ternyata enggak toh :D
    Ya, mungkin bagi semua ayah, putrinya akan tetap forever daddy's little girl.

    Hati Untuk Oma Vina
    Cerita soal mertua-menantu juga salah satu konsep yang sudah digunakan berulang kali, tapi tetap menarik untuk digali. Mungkin karena persoalan mertua-menantu ini sama seperti virus. Terus memperbaharui diri dengan masalah yang lebih kompleks.

    Ceritanya cukup linear. Tidak ada kejutan, tapi saya rasa si penulis memang lebih menitikberatkan pada unsur drama ketimbang twist cerita.

    Cerita Si Seratus
    Cerita yang mengambil sudut pandang sebuah kelereng ini menarik. Hubungan antara kelereng dan si pemilik keduanya menjadi fokus utama cerita ini. Ceritanya sendiri bukan cerita sedih, tapi entah kenapa akhir ceritanya terasa agak gloomy.

    Gali Lubang Tutup Lubang
    Cerita yang satu ini mirip sama cerita "Daddy's Little Girl". Awalnya saya pikir ibunya itu... Eh, ternyata bukan.

    Bakmi Ko Aliong
    Cerita soal pengangguran jadi wiraswasta ini sebenarnya menarik, tapi apa ya, mungkin agak kurang drama. Terasa terlalu ringan dan semuanya terselesaikan dengan cepat dan mudah. Mungkin karena faktor ditulis sebagai cerita pendek kali yah. Saya juga merasa 'Bakmi' pada judul bukan titik utama cerita, jadi rasanya agak kurang klop begitu.

    Untuk Mama
    Cerpen dengan gaya epistle ini juga salah satu yang terbaik dalam buku ini. Menceritakan soal seorang anak yang menulis surat kepada ibunya yang berada entah di mana (saya lebih merasa ini sebagai sebuah surat dan bukannya cerpen seperti salah satu pilihan yang tokoh 'aku' berikan).

    The Doctor's Wife
    Cerita yang satu ini saya kasih gelar "The Best Story" untuk kumcer ini. Simply sweet and romantic. Saya suka dengan mood yang penulisnya bangun.

    Titipan Mama
    Awalnya saya pikir tema ceritanya cinta terlarang loh. Ternyata eh ternyata. Endingnya termasuk standar untuk cerita dengan tema ini (sering banget ending yang satu ini dipakai sebagai pemecah masalah), tapi masih ok lah.

    Tapi mungkin ceritanya lebih ok kali ya kalau dibuat beneran cinta terlarang ;) *ditabok

    Foto Kebaya Putih
    Cerita yang menarik. Pada akhirnya, dalam semua hubungan percintaan, selalu ada kebenaran yang tidak perlu diungkapkan seluruhnya. Apakah itu hal yang baik atau buruk? Saya sendiri tidak yakin.

    Satpam
    Cerita yang ini mungkin mau mengangkat tema soal stereotype pekerjaan dalam pandangan masyarakat kali yah. Tidak jelek sih, tapi juga tidak terlalu menonjol.

    You're The Best
    Ok, saya punya satu masalah besar dengan cerita ini. Nama. Jadi yang benar itu namanya Cintya atau Cyntia? Saya lebih pilih Cyntia sih. Cintya kesannya agak sok imut gimana gitu (kayak Cinta yang disisipi 'y') *ditabok

    Terlepas dari masalah nama, ceritanya cukup bagus. Saya rasa cerita yang cocok untuk mengakhiri kumcer ini. Untuk soal judul, saya pribadi mungkin akan memberi nama "The Best" tanpa "You're" walau ujung-ujungnya jadi kayak judul lagunya Tina Turner sih. :|

    Secara keseluruhan, saya suka dengan kumcer ini. Tema cinta memang tema yang gak ada matinye. Berkali-kali dipakai, berkali-kali juga menghasilkan cerita yang indah.

    Kekurangan kumcer ini, kalau saya bilang sih, sama dengan kekurangan buku self-publish lainnya. Ejaan, konsistensi, dan typo. Misalkan di cerita pertama ada bagian "aku berbalik dan berjalan kembali menuju kamar Lola" (hal. 19), eh... maksudnya "kamar Erlin"? Soal nama Cintya dan Cyntia itu juga salah satu contohnya.

    Terlepas dari masalah editorial yang ada, buku "Cinta Untuk Semesta" ini salah satu buku yang wajib dimiliki oleh penggemar cerita cinta.

    View all my reviews

    Inilah penampakan saya waktu bertemu salah satu anggota Peri Penulis, Yohanna Yang, pada acara Bobo Fair 2012 di Gramedia Expo Surabaya.




  12. Book of My MotherBook of My Mother by Albert Cohen
    My rating: 3 of 5 stars

    Book of My Mother is a book from a neglectful son to his mother. The son, who didn't really think much of his mother, sudenly feel lost and empty after his mother's dead. This book is a compilation of Albert Cohen's contemplations of his late mother.

    I love Albert's choice of language or it was Bella Cohen's translation to be exact. It was beautiful and strong. Showing a deep regret of a son who didn't spend enough time and energy to love his mother when she was alive.

    This is a perfect book for everybody. It will make you think of your mother, especially if you have a strong connection with her. Thank you for Archipelago Books who gave this book to me through Goodreads' giveaway. Such a beautiful and must read book.

    View all my reviews


  13. Cinta AfikaCinta Afika by Melia Love
    My rating: 2 of 5 stars

    Ketika Fino tahu bahwa Sheila, pacarnya, hanya jadian dengannya untuk menguras uangnya, Fino memutuskan untuk pergi menjauhi cewek itu. Dia juga bertekad untuk membuang semua atribut kekayaan orang tuanya. Langkah awal yang diambilnya adalah pindah ke sekolah sederhana tempat Zerro, sahabatnya bersekolah.

    Di sekolah barunya, Fino bertemu dengan Afika, gadis anak tukang bakso yang tidak silau akan harta benda. Cara berpikir Afika yang dewasa membuat Fino jatuh cinta padanya. Pengejaran cinta pun dimulai dari situ.

    Kepopuleran Afika, si bintang Oreo itu, memang tidak diragukan lagi. Namanya sampai dipakai sebagai judul novel. Ceritanya relatif sederhana dan straight forward. Tidak ada drama yang terlalu berarti dalam cerita ini.

    Sederhana bukan berarti buruk. Cara penceritaan dalam novel ini tergolong baik. Temponya bagus, tidak berbelit-belit. Sayang gaya bercerita yang baik itu dihiasi dengan salah ketik nama (Afika jadi Fino, halaman 30) dan kesalahan tanda baca di sana-sini.

    Secara keseluruhan, novel ini cukup baik, hanya saja masalah pengetikannya harus lebih diperhatikan lagi.

    View all my reviews


  14. A Wizard of Earthsea (The Earthsea Cycle, Buku 1)A Wizard of Earthsea by Ursula K. Le Guin
    My rating: 4 of 5 stars

    "A Wizard of Earthsea" adalah kisah hikayat Ged, seorang penyihir sakti yang dikenal juga dengan nama Sparrowhawk. Dalam buku ini diceritakan mengenai perjalanan Ged dari seorang bocah penggembala kambing, hingga bagaimana dia memanggil "bayangan" ke dunia dan akhirnya mengalahkan bayangannya itu.

    Ok, buku ini rasanya layak memperoleh penghargaan "The Most Zolimied Book"-Buku yang Terzolimi gara-gara buku ini mulai saya baca dari 22 Juni, tapi baru selesai 9 Juli karena ada beberapa buku lainnya yang saya baca di antaranya :))

    Kalau Juliet pernah bertanya, "What's in a name?", maka Ursula K. Le Guin menjawabnya dalam buku ini bahwa nama adalah hal penting untuk mengetahui natur sebenarnya suatu benda/orang.

    Alur dan bahasa yang dipakai di buku ini sangat bagus. Temanya mengenai seorang pemuda angkuh yang belajar dari kesalahannya dan berusaha untuk memperbaikinya.

    Teknik penceritaan yang digunakan mungkin akan terasa sedikit membosankan karena gaya yang diambil adalah gaya menceritakan hikayat. Terkadang ada aksi yang bisa didramatisir, tapi jadinya terasa biasa saja karena pemilihan gaya ini.

    Ada beberapa adegan yang saya suka yang menunjukkan bahwa buku ini lebih menarik kalau tidak mengambil gaya penceritaan hikayat, seperti ketika Ged berhadapan dengan naga saat pertama menjalankan tugasnya sebagai seorang sorcerer atau saat dia kembali bertemu dengan gurunya setelah berubah menjadi elang.

    Secara keseluruhan buku ini menarik dan patut dibaca oleh penggemar fantasi.

    View all my reviews


  15. FrankensteinFrankenstein by Mary Shelley
    My rating: 4 of 5 stars

    Breaking news: Satu hal yang patut diingat, Frankenstein itu BUKAN nama monster besar yang dihidupkan oleh si ilmuwan. Frankenstein itu adalah nama si ilmuwan itu. *breaking news selesai.

    "Frankenstein" bercerita tentang Viktor Frankenstein, seorang pemuda yang tertarik pada ilmu pengetahuan dan juga ilmu magis. Dia bercita-cita untuk menciptakan manusia sempurna dari potongan mayat. Alih-alih manusia yang sesuai keinginannya, dia malah menciptakan monster mengerikan yang menghantuinya sepanjang hidupnya. Didorong perasaan marah dan keinginan untuk membalas dendam, Frankenstein pun mulai memburu monster ciptaannya itu.

    Satu hal yang saya dapat setelah membaca buku ini adalah, bahwa ternyata penggambaran umum tentang monster besar yang bodoh tapi berhati lembut dan baik untuk monster ciptaan Frankenstein (yang memang tidak memiliki nama. Kita sebut saja dia Monster) adalah salah. Monster memang besar dan berhati lembut, tapi dia tidak bodoh dan juga penuh rasa marah dan dendam. Dia mampu membunuh orang-orang yang dikasihi Frankenstein demi memuaskan rasa marah dan dendamnya.

    Mary Shelley menulis sebuah kisah yang luar biasa pada usia yang begitu muda, 19 tahun. Tema yang dia angkat menarik dan penceritaannya pun apik. Perpindahan sudut pandang sepanjang cerita memang sedikit membingungkan pada awalnya, tapi tidak terlalu membuat pusing.

    Karakter dalam cerita ini semuanya terasa sangat "feminin". Bukannya saya melakukan diskredit gender atau apa yah, hanya saja saya merasa cara bicara yang panjang lebar dan puitis itu sedikit tidak wajar untuk laki-laki. Apa itu hanya kebiasaan penulisan pada zaman itu? Soalnya saya merasakan hal yang sama pas baca "Northanger Abbey"-nya Jane Austen dan mereka muncul pada era yang sama walaupun terpaut 22 tahun dari segi kelahiran.

    Secara keseluruhan bacaan klasik yang satu ini patut untuk dibaca. Mungkin terasa membosankan untuk orang yang lebih suka bacaan pop moderen, tapi Frankenstein memiliki daya pikatnya sendiri yang membuat kita ingin membacanya sampai selesai.

    View all my reviews


  16. Rumah KentangRumah Kentang by Nazaruddin
    My rating: 2 of 5 stars

    Ya, bacaan ringan akhir pekan. Nazaruddin memang cukup terkenal sebagai salah satu penulis cerita horor top di Indonesia. Rumah Kentang adalah kumpulan cerpennya yang ternyata sudah terbit ulang selama 7 kali dalam jangka waktu 2006-2007!

    Mari kita mulai reviewnya. Berhubung cuma 5 cerita, jadi bisa kasih komentar satu-satu.

    Rumah Kentang
    Standarlah ceritanya soal uji nyali went wrong. Cuma rumah yang menebarkan aroma french fries alias kentang goreng itu menurutku menggugah selera dan bukannya seram *pasang poker face

    Kutunggu di Pontianak
    Cerita yang ini lebih ke arah supernatural biasa dan bukannya horor menurutku. Setannya cuma sekedar numpang lewat dan roh si nenek juga tidak jahat atau mengganggu. Hanya ingin agar kebenaran terungkap doang.

    Murid Istimewa TK Pelangi
    Cerita soal setan TK relatif tidak biasa yah. Entah mengapa rasanya seram membayangkan ada setan di TK :|
    Ceritanya cukup bagus. Cuma sayang endingnya gantung :(

    Pengamen Cilik di Perempatan Kuningan
    Cerita yang paling seram menurutku. Sebenarnya alur dan kejutannya standar sih, tapi entah kenapa bergidik pas membacanya.

    Tidur di Keranda Mayat
    Ok peer pressure memang bisa membuat orang melakukan apa saja. Tidur di keranda mayat sekali pun akan dilakukan untuk mendapatkan pengakuan. Saya termasuk orang yang gak suka di tempat sempit, jadi bisa memahami perasaan orang yang terkunci dalam keranda mayat itu :(

    Pertanyaan, kenapa saya beri hanya 2 bintang? Sebenarnya mau kasih 3, tapi masalah pengetikan disini, disitu, disana sangat mengganggu (kan harusnya dipisah kan? ya kan?). Selain itu masalah spasi dari tepi kertas juga berantakan. Saya bingung apa itu masalah pembuatan layoutnya, atau memang disengaja? Tapi yang jelas mengganggu. Untuk salah ketik dan ketidakrapian, satu bintang saya simpan untuk diri sendiri.

    View all my reviews


  17. Perfume: The Story of a MurdererPerfume: The Story of a Murderer by Patrick Süskind
    My rating: 1 of 5 stars

    Duh, beneran yah buku yang satu ini. Ngegemesin be-ge-te. Dulu pas pertama lihat buku ini di toko buku, buku ini langsung masuk daftar "to-read"ku. Bertahun-tahun sesudahnya, akhirnya bertemu lagi dengan buku ini di perpustakaan. Dengan hati senang dan langkah riang buku ini pun kuambil dari rak (apa-apaan kalimat ini =_=).

    Pas mulai kubaca, hanya satu hal yang muncul di kepala. BOSAN!

    Bagian awalnya membosankan dan penggunaan bahasanya juga minta ampun. Serasa membaca hikayat zaman baheulah :| Apa faktor terjemahan, atau memang bahasa seperti ini yang dipilih pada buku aslinya, saya tidak tahu.

    Baru baca sekitar 100 halaman dan akhirnya menyerah. Duh, padahal premisnya bagus, tapi mbok ya narasinya itu loh :(

    View all my reviews


  18. KonserKonser by Meiliana K. Tansri
    My rating: 2 of 5 stars

    "Konser" bercerita tentang Kirana, seorang gadis pemain biola yang merupakan bawang emas di kelompok orkestra Simfoni Bintang. Kehidupannya sedang dilanda cobaan. Ayahnya meninggal setelah harta mereka terkuras karena suatu kesalahan dan meninggal tidak lama sesudahnya, meninggalkan mereka dalam hidup yang berkekurangan.

    Fajar adalah seorang pianis di Simfoni Bintang yang sedang mempersiapkan konser solonya. Pembiayaan datang dari keluarga istrinya yang kaya raya. Fajar yang menikahi istrinya demi harta, sebenarnya jatuh hati pada Kirana. Kirana pun sebenarnya memiliki perasaan yang sama pada Fajar.

    Fajar yang siap untuk melepaskan mimpinya untuk melakukan konser solo mulai mendekati Kirana, tapi Elise, istri Fajar, mengetahui hal ini dan dia tidak rela melepaskan suaminya. Dia akan melakukan cara apa saja untuk mempertahankan Fajar, bahkan kalau nyawa taruhannya.

    Salah satu buku hasil borong di Kompas Gramedia Fair Surabaya :D

    Saya membeli buku ini dengan 2 alasan. Pertama, harganya murah (cuma 15 ribu) dan kedua, saya memang suka cerita yang melibatkan musik klasik seperti ini. Biasanya langsung nyari musik yang dibilang dalam buku :D

    Ceritanya cukup bagus. Saya suka dengan cara penyelesaian masalahnya. Karakter yang muncul terlalu banyak menurut saya. Memang anggota orkestra ada banyak. Tapi, rasanya tidak perlu dimunculkan terlalu variatif. Tidak membuat cerita lebih menarik. Malah membuat bingung.

    Percakapan yang digunakan terlalu ala buku teks Bahasa Indonesia. Rasanya terlalu formal bahkan untuk pembicaraan ibu dan anak. Seperti melihat drama-drama anak sekolahan yang bahasanya dibuat formal.

    View all my reviews


  19. Confessions of LoveConfessions of Love by Chiyo Uno
    My rating: 3 of 5 stars

    Salah satu buku hasil "rampasan perang" pas diskon tengah tahunnya Periplus. Dari Rp105ribu bisa sisa Rp10ribu. Luar biasa :D

    Confessions of Love bercerita soal Joji, seorang seniman Jepang beraliran barat yang lama tinggal di luar negeri. Sekembalinya di Jepang, dia mendapati perubahan pada istri dan anaknya yang tidak dapat dia terima dan memutuskan untuk mengajukan perceraian.

    Dalam proses perceraian ini, dia bertemu dengan Tsuyuko, seorang perempuan yang mampu membuat dia jatuh cinta untuk pertama kalinya. Sayang hubungan mereka tidak direstui oleh orang tua Tsuyuko dan Tsuyuko pun pergi ke New York, meninggalkan Joji di Jepang.

    Di tengah kepedihannya, dia bertemu dengan Tomoko, seorang wanita pesakitan yang memiliki rumah yang hangat. Dalam usahanya untuk melupakan Tsuyuko, dan karena tekanan orang tua Tomoko, Joji akhirnya menikahi Tomoko. Sayang pernikahan mereka tidak berjalan mulus dan Tomoko pergi melarikan diri dengan kekasihnya.

    Merasa bahwa hidup ini sudah tidak berharga lagi, Joji diam-diam memutuskan untuk bunuh diri. Di saat itulah dia kembali bertemu dengan Tsuyuko yang pulang ke Jepang. Bagaimana akhir hubungan percintaan Joji yang rumit ini?

    Ok, membaca sinopsis novel di atas, entah bagaimana rasanya seperti membaca sinopsis cerita sebuah sinetron yah. Tema yang diangkat memang terasa agak basi saat ini. Soal kerumitan cinta seorang pria tidak tegas yang terombang-ambing di antara beberapa wanita dan dicampur dengan masalah perceraian dan perselingkuhan. Tapi pada zamannya, tema ini termasuk tidak biasa. Tidak heran novel ini menjadi buah bibir saat pertama kali keluar.

    Gaya penulisannya tipikal gaya menulis novelis Jepang saat itu. Sudut pandangnya menggunakan orang pertama dan relatif lebih ke arah "tell" daripada "show" sehingga ada beberapa adegan klimaks yang kurang terasa gregetnya, tapi bagian akhirnya diceritakan dengan baik dan cukup membuat saya bergidik.

    Kekuatan novel ini terletak pada alur dan kemampuan Uno Chiyo mengadopsi pola pikir pria dan menghadirkan tokoh aku lewat Joji secara meyakinkan.

    View all my reviews