Rss Feed
  1. Wishful Wednesday #41

    Wednesday, February 26, 2014

    Halo semua. Berjumpa lagi di Wishful Wednesday. Ternyata sudah lama juga sejak terakhir saya ikutan meme ini. Terakhir ikut tepat 2 bulan yang lalu. Pas 25 Desember.

    Nah, untuk WW kali ini, buku yang sedang saya idamkan adalah:

    A World Without Heroes
    by: Brandon Mull
    bisa didapatkan di sini

    Dari Goodreads:
    Denting musik muncul dari air … dari arah kuda nil yang terbenam. Melodinya asing, dengan berbagai harmoni dan melodi tandingan yang saling menjalin …. Tiba-tiba makhluk pemalas itu menyerbu dengan mulut menganga, dan denting musik terdengar lebih keras daripada sebelumnya.
    Sebelum Jason sempat bereaksi, tangannya sudah mencengkeram lidah yang lengket itu dan wajahnya meluncur di permukaan yang berminyak … melaju di sepanjang terowongan yang gelap dan licin.
    Dalam penderitaannya, musik itu terdengar keras sementara Jason meluncur di sepanjang koridor yang lembap. Dia berusaha berpegangan pada kedua sisi terowongan untuk memperlambat lajunya, tetapi gagal, hingga sekonyong-konyong lengan dan kepalanya muncul dari celah sebatang pohon sekarat, dekat sebuah sungai yang diapit tumbuhan pakis.
    Dan dia pun tiba di sebuah negeri tanpa pahlawan. Negeri yang telah ditutupi kegelapan seorang penyihir jahat yang menghantui seluruh kota. Sebuah negeri bernama Lyrian yang akan membawanya dalam petualangan epik penuh tantangan.
    Yup, ini buku fantasi. Kalau dilihat dari rating Goodreadsnya, kayaknya cukup meyakinkan. Apalagi beberapa teman di GR, sesama pecinta novel fantasi, memberi tanggapan positif terhadap buku ini. Makanya penasaran pengin baca.

    Itu buku saya untuk WW kali ini. Bagaimana dengan kamu?

    info lebih lanjut soal WW, bisa kunjungi blog penyelenggaranya.

  2. I'm Watching You (book #3)I'm Watching You by Karen Rose
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: I'm Watching You
    Penulis: Karen Rose
    Penerbit: Dastan Books
    Halaman: 608 halaman
    Terbitan: 2008

    Kristen Mayhew, seorang jaksa penuntut yang cantik, dihadapkan pada sebuah dilema kematian. Para tersangka pelaku pelecehan seksual yang gagal dijebloskannya ke penjara menerima peradilan puitis dari pengagum rahasia Kristen yang menjuluki dirinya sendiri sebagai ‘Budak Hina’. Para korban dihabisi dengan cara puitis namun ironis, menggambarkan penyiksaan yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Setelah si Budak Hina melakukan aksinya, dia akan mengirimkan suvenir untuk Kristen berupa potongan tubuh korban atau benda-benda yang menggambarkan peradilan puitis tersebut.

    Aksi si Budak Hina justru menjadi teror dalam kehidupan Kristen, karena keluarga para korban kini justru berbalik mengincar nyawanya. Bahkan, Kristen terpaksa dinonaktifkan dari pekerjaan karena dianggap membahayakan jiwa para tersangka di pengadilan.

    Detektif Abe Reagan ditugaskan untuk menuntaskan kasus ini. Pertemuan Abe dengan Kristen mengenalkan Abe kembali pada cinta dan masa depan yang telah lama dia kubur akibat tragedi kematian istrinya. Kristen membuat Abe kembali memiliki semangat untuk hidup. Kristen juga membuat Abe mampu berangan lagi tentang sebuah keluarga. Dan kali ini, Abe tidak akan membiarkan siapa pun membahayakan nyawa wanita yang dia yakini sebagai calon ibu dari anak-anaknya.

    Review

    Novel suspense-romance saya yang pertama setelah entah berapa lama. Membaca buku ini mengingatkan saya pada novel Mr. Perfect-nya Linda Howard yang saya baca dulu. Seru dan juga dibumbui romans yang kental.

    Walau, jujur saja, saya beli novel ini karena satu kalimat di blurb buku ini. Bisa tebak yang mana?

    Jawabannya: 'Dan kali ini, Abe tidak akan membiarkan siapa pun membahayakan nyawa wanita yang dia yakini sebagai calon ibu dari anak-anaknya.'


    Entah kenapa saya ketawa baca kalimat ini, khususnya bagian belakangnya. Sounds kinda tacky to me.

    Ceritanya sendiri tergolong seru. Misteri dan aksinya dapat banget dan saya sukses dibuat penasaran hingga akhir oleh si penulis.

    Untuk romansnya, saya rasa Kristen dan Abe chemistry-nya dapat. Cuma saya merasa hubungan mereka terjadi terlalu cepat. Baru 5 hari ketemu, mereka sudah...

    Kini tubuhnya terasa lebih keras daripada sebuah batang besi dan Abe tahu dirinya akan membuat Kristen mati ketakutan jika dia mendorong Kristen ke mesin pengering seperti yang sangat diinginkannya. Lalu ibu jari Kristen menemukan puting dadanya yang tersembunyi di balik rambut lebat di atas dadanya. Abe mengerang. (hal. 367)

    Apalagi di ceritanya, si Kristen ini trauma dengan cowok/seks karena pernah mengalami pelecehan seksual. Jadi, gimana ya, rasanya romansnya terlalu cepat.

    Buat saya, cerita cinta Kristen-Abe kalah dari unsur suspense di novel ini. Waktu masuk ke bab-bab terakhir, saat si Budak Hina sudah mau menampakkan wujudnya, saya melewati semua bagian roman Kristen dan Abe. Lebih penasaran sama kasusnya sih.

    Secara keseluruhan, ceritanya seru buat saya. Novel yang sangat saya rekomendasikan untuk penyuka genre suspense-romantis.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge

    View all my reviews

  3. Ini dia wrap up saya untuk "Read Big Reading Challenge". Kelas yang saya pilih adalah kelas berat, alias membaca >8 buku. Buku-buku yang saya baca adalah:
    1. Air untuk Gajah - Sara Gruen (512 halaman)
    2. The Casual Vacancy (Perebutan Kursi Kosong) - J. K. Rowling (593 halaman)
    3. Para Pengendali Naga - Dhia Citrahayi (638 halaman)
    4. Every Dead Thing - John Connolly (544 halaman)
    5. The Fellowship of the Ring (Lord of the Rings, #1) - J. R. R. Tolkien (501 halaman)
    6. The Return of the King (Lord of the Rings, #3) - J.R.R. Tolkien (520 halaman)
    7. Jejak Langkah - Pramoeya Ananta Toer (724 halaman)
    8. Jody dan Anak Rusa (The Yearling) - Marjorie Kinnan Rawlings (504 halaman)
    9. The Maze Runner - James Dashner (532 halaman)
    10. Memang Jodoh - Marah Rusli (536 halaman)
    11. The Scorch Trials - James Dashner (511 halaman)
    12. The Shining - Stephen King (659 halaman)
    Saya cukup suka pada reading challenge ini dan berharap akan ada lagi tahun ini.


  4. Februari untuk KaniaFebruari untuk Kania by Utari Giri
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: Februari untuk Kania
    Penulis: Utari Giri, Yunie Batue, Ria Marsela Andani, Nenny Makmun
    Penerbit: Peri Penulis Publishing
    Halaman: 154 halaman
    Terbitan: Oktober 2013

    Februari untuk Kania adalah salah satu dari 3 buku hasil lomba menulis novelet yang diselenggarakan oleh tim Peri Penulis pada Februari 2013 yang lalu.

    Dua lainnya adalah "The Shores and the Piano" (yang saya review di sini) dan Dansa di Bawah Purnama (novelet saya ada di sini XD).

    Saya cukup suka dengan "The Shores and the Piano", karena itu saya punya ekspektasi tersendiri untuk buku ini. Sayangnya harapan saya itu tidak sampai.

    Saya coba review ceritanya deh.

    Buket Janji - Utari Giri

    Awalnya saya merasa cerita ini sedikit "lemah", tapi setelah membaca keempat cerita di buku ini, cerita inilah yang justru paling saya suka.

    Ceritanya sih relatif sederhana. Tentang seorang wanita yang pindah bekerja ke Bali. Alasan kepindahannya sih karena dia ingin "melarikan diri" dari ibunya yang terus-terusan mendesaknya untuk menikah dan punya anak.

    Di Bali dia bertemu dengan seorang pria. Dan, yah, bisa ditebak lah ya. Hanya saja pria ini tampaknya adalah seseorang dari masa lalu si wanita.

    Ceritanya relatif lurus kalau menurut saya. Identitas si pria ini juga tidak terlalu "wah". Hanya saja, justru karena cerita ini sederhana dan jelas, saya jadi suka.

    Beberapa typo yang saya catat:
    - mengendong hal. 8 ("menggendong")

    Kenangan - Yunie Batue

    Saya agak bingung. Cerita ini ada unsur dari kehidupan nyata yang dialami penulis, ataukah murni fiksi? Soalnya di salah satu adegan, si tokoh utama cewek bilang kalau dia bisa dipanggil Batue (hal. 49). Itu kan... nama belakang penulisnya (atau nama pena?). Hmm...

    Gaya narasi pembukanya terkesan galau nan melankolis. Saya kira nuansa ini akan dipertahankan hingga akhir cerita, tapi ternyata saya salah. Semua kegalauan dan kemelankolisan itu runtuh seketika saat karakter-karakternya bicara. Njablak abis gaya ngomongnya, saudara-saudara.

    "Nama loe serius Bumi? Itu nama asli?
    "Iya, itu nama asli gue. [...]"
    "Kenapa gak Pluto or Mars gitu?"
    "Jangan heran ya... sama cewek satu ini. Ngomongannya memang kayak gini. Ancur."
    Beberapa typo yang saya catat:
    - dimana hal 54 (harusnya "di mana")
    - meminum-minuman hal 52 (harusnya "meminum minuman")
    - seperti seolah hal 55 (tidak efektif. Salah satu saja cukup.)
    - keperduliannya hal 61 (harusnya "kepeduliannya")
    - disini hal 78 (harusnya "di sini")
    - disana hal 79 (harusnya "di sana")
    - didekatnya hal 84 (harusnya "di dekatnya")

    Bianca, Clara, dan Dia - Ria Marsela Andani

    Cerita yang membingungkan buat saya. Sebenarnya inti cerita ini sederhana. Tentang kecelakaan yang mengubah hidup 3 orang. Hanya saja cara berceritanya mbulet sehingga agak membingungkan.

    Beberapa typo yang saya catat:
    - dimana hal 90, 112 ("di mana")
    - perotes hal 92 ("protes")
    - Biaca 96 ("Bianca")
    - nafas 97 ("napas")
    - di tempatinya 99 ("ditempatinya")
    - masi 106 ("masih")
    - gelisa 107 ("gelisah")
    - di kemudikan 110 ("dikemudikan")
    - di masukkan 111 ("dimasukkan")
    - dibelakang 113 ("di belakang")
    - gumamnyanya 116 ("gumamnya")

    Ceritanya kurang bisa saya nikmati dan saya juga kurang suka dengan akhir ceritanya.

    Februari untuk Kania - Nenny Makmun

    Bercerita tentang Kania, seorang gadis yang penyendiri dan hanya memiliki satu orang sahabat, Vony.

    Suatu hari, saat pulang dari toko buku, Kania menjadi korban tabrak lari. Untungnya dia ditolong oleh seorang pemuda yang ternyata coker (cowok keren) di kampusnya. Selanjutnya, yah...

    Ceritanya sendiri cukup baik menurut saya. Cuma akhir ceritanya saya kurang suka. Rasanya berusaha dramatis, tapi tidak tereksekusi dengan sempurna. Ada penjelasan yang terasa kurang, jadinya malah terasa aneh alih-alih dramatis.

    Beberapa typo yang saya catat:
    - nafas 124 ("napas")
    - memperdulikan 125 ("mempedulikan")
    - dimana 126, 128 ("di mana")
    - mendengus baunya 132 (saya rasa "mengendus baunya" lebih pas di sini, karena karakternya mendekatkan bunga ke hidung lalu "mendengus baunya")
    - insang 141 ("insan". Tidak sedang bicara soal alat pernapasan ikan.)
    - menagis 148 ("menangis")
    - Andrea 151 (harusnya "Andreas". Pas lagi adegan pelukan pula :)))

    Tambahan, sering terjadi perubahan POV secara mendadak di sini. POV yang digunakan adalah POV 3, tapi kadang ada adegan yang narasinya menggunakan POV 1. Contohnya di halaman 132 dan 145.

    Tambahan dua, penulis kayaknya suka menambahkan spasi di antara sebuah kata dan tanda tanya. Kalimatnya jadi, "bla bla bla ?". Kenapa tidak disambung saja tanda tanyanya?

    Kesimpulan akhir: cerita-ceritanya kurang mengena buat saya. Hal ini masih dibaluti lagi dengan masalah penulisan tanda baca, kata baku, dan penulisan di + kata tempat. Khusus yang terakhir itu, saya masih sensi efek terjemahan Eleanor & Park, jadi rasanya ganggu banget.

    Mohon maaf, karena saya memberi 1 bintang untuk buku ini sesuai dengan pengertiannya di Goodreads.


    View all my reviews

  5. Book Spotlighting #1

    Sunday, February 16, 2014


    Hai, bertemu lagi. Sudah cukup lama juga sejak terakhir saya posting review buku, dan entri ini akan memperpanjang hal itu. Jujur belakangan saya lagi gak mood banget buat baca novel atau buku non fiksi. Entah kenapa. Bawaannya pengin baca komik aja.

    Anyway, karena itulah buku pertama untuk Book Spotlighting ini adalah manga. Dan bukunya adalah:

    Seki-kun (Tonari no Seki-kun)
    oleh: Takuma Morishige

    Seki-kun bercerita tentang "petualangan" dua orang murid SMA di dalam kelas, selama pelajaran berlangsung. 

    Seki adalah seorang anak yang kreatif. Saking kreatifnya, dia bisa memainkan banyak permainan di saat guru mengajar tanpa pernah tertangkap sekali pun. Rumi yang duduk di sampingnya merasa sangat terganggu dan berusaha menggagalkan permainan Seki, tapi justru dia sering kali ikut tertarik ke dalam permainan Seki dan dimarahi oleh guru karena tidak konsentrasi belajar.

    Komik ini terdiri dari beberapa cerita pendek dalam satu volume. Kira-kira mirip formatnya "Hai, Miiko" lah. Ceritanya lucu dan seru banget melihat permainannya Seki yang kadang memang bisa coba dimainkan di dalam kelas *woi.

    Komiknya sendiri baru terbit hingga jilid 5 di Jepang, telah diadaptasi jadi anime, dan telah terjual lebih dari 1 juta kopi. 

    Kover Jepang untuk volume 5.

    Di Indonesia, terjemahannya dikeluarkan oleh Elex Media Komputindo dan telah keluar sebanyak 3 jilid. Volume 3 terbit pada 5 Februari 2014.

    What is Book Spotlighting?

    Sesuai namanya, ini adalah rubrik tempat saya mempromosikan buku yang saya anggap menarik. Untuk Book Spotlighting ini, saya fokus pada buku-buku yang terbit dalam 1 tahun terakhir, alias buku-buku yang relatif baru.

  6. Eleanor & ParkEleanor & Park by Rainbow Rowell
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: Eleanor & Park
    Penulis: Rainbow Rowell
    Penerbit: Phoenix Press
    Halaman: 422 halaman
    Terbitan: November 2013

    Eleanor & Park bercerita tentang dua orang yang merasa out of place dalam lingkungannya. Eleanor, yang sering di-bully di sekolah dan yang punya masalah dengan ayah tirinya di rumah, dan Park, seorang cowok yang kadang kurang cocok dengan ayahnya.

    Eleanor dan Park sering bertemu dalam bis yang membawa mereka ke sekolah. Suatu hari Park berinisiatif untuk meminjamkan komik-komiknya pada Eleanor dan dari sanalah cinta mereka bertumbuh.

    Bersama mereka menghadapi masalah keluarga, juga masalah di sekolah. Sampai suatu peristiwa mengguncangkan hubungan mereka dan mengubah segalanya.

    Review

    I have too many rants for the translated version of this book.

    Kita mulai dari ceritanya dulu kali yah sebelum masuk ke masalah terjemahannya.

    Hmm... Untuk plot ceritanya, jujur saya gak gitu ngeh buku ini sebenarnya mau cerita soal apa. Ya, tema utamanya memang romansa remaja, lalu?

    Apakah penekanannya di sisi romans? Jujur saya tidak bisa menangkap unsur romansanya.

    Apakah di masalah keluarga? Nah, kalau ini saya lebih bisa nangkep, tapi kayaknya fokusnya bukan ke situ deh.

    Apakah soal perpisahan cinta pertama? Nope, I didn't get that hurt feeling. Pada akhirnya yang saya rasakan adalah: sebuah cerita yang flat dan terasa membosankan.

    Lalu soal edisi terjemahannya ini. Duh, *usap-usap pelipis kepala.

    Mulai dari kover: di novel Eleanor diceritakan sebagai seorang gadis berambut keriting merah. Di kover? Itu cewek berambut lurus warna cokelat siapa? Terus Eleanor juga punya bentuk tubuh yang besar, bukan tipe cewek kurus seperti di kover.

    Terjemahan? Nah, ini bagian yang paling menguras emosi saya. Serius. Emosi saya paling banyak terkuras bukan ketika membaca cerita tentang Eleanor dan Park, tapi karena membaca terjemahannya.

    Pertama, kalimatnya banyak yang saya gak sreg. Misal di halaman 73 ada kalimat: "[...] bahwa semua yang dia inginkan untuk hadiah ulang tahunnya pada bulan November adalah baterai AA". Yang merupakan terjemahan dari: "that all he wanted for his birthday in November was double-A batteries.". Saya rasa kata 'semua' tidak perlu. Kesannya janggal.

    Terus ada kalimat, "Mengapa bahkan kau menyukaiku?" di halaman 140. Kesan pertama yang saya tangkap dari kalimat itu: yang mengucapkan kalimat itu tidak senang dirinya disukai oleh orang yang jadi objek kalimatnya. Kesannya dia disukai banyak orang, tapi dia tidak suka disukai banyak orang, lalu temannya bilang kalau dia suka padanya, kemudian dia mengucapkan kalimat itu.

    Kalimat itu terjemahan dari, ‘Why do you even like me?’. Kenapa tidak diterjemahkan jadi: "Mengapa kau suka padaku?"/"Mengapa kau menyukaiku?". Saya rasa kata 'bahkan' membuat kalimatnya jadi aneh.

    Tapi masalah terbesar saya bukanlah kalimat terjemahannya, tapi kata baku. Banyak banget kesalahan penggunaan di + kata tempat di sini. Misal:

    - Dimana (hal 11, 139, 195, 295, 309, dan 316)
    - Disitu (hal. 289)
    - Disana (hal. 292, 322, 335, 371, 374, 376, dan 387)
    - Disini (hal. 311, 355, 370, 374, 408, 415)
    - Diluar (hal. 356, 399)

    tapi ada juga yang penggunaannya benar. Misal: 'di mana' (hal 385), 'di ujung' (hal. 412), 'di luar, (hal. 382).

    Terus ada juga penggunaan kata 'merubah' (hal. 76, 127, dan 208). Cuy, yang benar itu 'mengubah'. Bentuk dasarnya itu 'ubah', bukan 'rubah'. Kalau merubah artinya 'menjadikan rubah' dong.

    Lalu ada kata 'nafas' (hal. 265, 313). Yang baku adalah 'napas'.

    See? Emosi saya sudah habis pas baca masalah penggunaan kata baku di atas. Akhirnya saya tidak konsentrasi baca ceritanya, tapi sibuk mencatat setiap kali bertemu masalah ini.

    Pesan saya untuk penerjemahnya: perbanyak baca buku dan kalau bisa, cobalah latihan menulis cerita. Saya percaya hal ini akan mengembangkan kemampuan menerjemahkan Anda.

    Untuk editor: tahu fungsi 'Find and replace'? Gunakanlah itu untuk memperbaiki masalah kata baku di atas.

    Secara keseluruhan: 2 bintang untuk novelnya, satu bintang untuk edisi ini.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - Young Adult Reading Challenge 2014
    - 2014 New Authors Reading Challenge

    View all my reviews

  7. Hola, bertemu lagi dalam "Dua Buku Satu Kover". Sudah lama juga saya tidak update tema ini. Terakhir kali update DBSK ini ternata waktu Juli 2013 yang lalu O_o. Yah, gimana lagi. Saya jarang ngeliat buku yang berbeda tapi punya kover (nyaris) sama sih.

    Buku yang masuk dalam DBSK kali ini adalah:

    Simfoni Cinta
    oleh: Khairani
    penerbit: Rumah Oranye
    terbitan: Januari 2014

    yang kovernya mengingatkan saya pada:

    Scarlet Love Song
    oleh: Ghyna Amanda Putri
    penerbit: Diva Press
    terbitan: Agustus 2013

    Warna latar belakang kovernya tentu saja tidak mirip, tapi gambar yang berada di dalam hati (dan kebetulan dua-duanya pakai gambar hati) sangat mirip. Hmm... sama persis malah. Piano, hiasan (lampu?) di samping piano, lalu ada pohon dengan daun merah yang mirip lambang hati. 

    Well, itu dia update untuk DBSK kali ini. Sampai bertemu lagi di DBSK selanjutnya (yang entah kapan akan muncul) :)).

  8. Buying Monday #6

    Monday, February 3, 2014



    Halo, tidak terasa sekarang sudah bulan Februari. Gila ya. Rasanya baru kemarin menghabiskan acara tahun baru dengan keluarga, eh, tahu-tahu sekarang sudah masuk bulan ke-2 di tahun 2014. :|

    Berhubung hari ini adalah hari Senin pertama di bulan yang baru, berarti sekarang waktunya Buying Monday. Ini dia buku-buku yang saya peroleh sepanjang bulan Januari lalu:

    Dari lomba menulis Hubsche Maedchen


    1. Solilokui Kenangan - Antologi: buku hasil lomba menulis di grup menulis HM di Facebook. Lombanya sudah selesai sejak 2012, tapi buku hasil lombanya baru terbit akhir tahun 2013 lalu dan baru saya terima Januari ini. Cerpen saya, "Percakapan di Tepi Hutan", menjadi juara kedua di lomba ini. Review di sini.
    Dari toko buku "Toga Mas"
    1. Q.E.D. vol. 44 - Motohiro Katou: beli karena memang mengikuti serial ini. Review di sini.
    Dari Giveaway

    1. Train Man - Hitori Nakano: sebenarnya ini masih lanjutan dari buku hasil giveaway di Buying Monday lalu. Jadi ceritanya, ada 1 buku yang saya pilih sebagai hadiah GA, tapi stoknya kosong di BukaBuku. Jadilah buku ini dipesan dari TB online lain dan baru saya terima Januari lalu. Review di sini.


    1. Our Happy Time - Gong Ji-young: sudah lama pengin baca buku ini, tapi novelnya stok kosong di mana-mana. Eh, tahu-tahunya saya berjodoh dengan buku ini di acara "Pesta Buku Gramedia". Review di sini.
    2. Starters - Lissa Price: dulu pas pertama keluar, saya cukup tertarik dengan premisnya. Ternyata berjumpa buku ini di acara PBG.
    Dari toko buku second hand di PTC Surabaya


    1. The Apuila's Child - Ruwi Meita: buat melengkapi novelet juara 1-3 lomba fiksi fantasi Diva Press. Review di sini.
    2. Kimchi, I Like It... - Ratna Farida: beli buat bacaan ringan dan "pemanasan" sebelum baca "Our Happy Time". Review di sini.
    Edit:
    Dari toko buku "Periplus"

    1. The Shining - Stephen King: nah, ini nih. Lupa kalau ada beli buku ini. Beli bukunya karena sudah nonton filmnya dan karena saya suka sama filmnya itu. Review di sini



    Yup, itu dia buku-buku yang saya dapatkan sepanjang bulan Januari lalu. Total 8 buku. Sudah baca dan review 7 buku.

    Bagaimana dengan Buying Monday kalian bulan ini?

  9. Our Happy Time (Cinta Tak Pernah Salah Memilih Waktu)Our Happy Time by Gong Ji-young
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Our Hapy Time
    Penulis: Gong Ji-young
    Penerbit: Bentang Pustaka
    Halaman: 376 halaman
    Terbitan: May 2012

    Bagi Yu Jeong, hidupnya sungguh memuakkan. Namun, entah kenapa malaikat maut masih saja enggan merenggut nyawanya. Tiga kali percobaan bunuh dirinya selalu gagal.

    Bagi Jeong Yun-Su, hidup tak pernah menyayanginya. Ayahnya bunuh diri dan ibunya pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan adiknya yang masih kecil. Cemoohan dan kejamnya hidup, membuatnya mendekam di penjara dan menghadapi ancaman hukuman mati.

    Kini, mereka berdua dipertemukan, tepat di pengujung hidup. Dua orang terluka, mampukah mereka saling menyembuhkan?

    Review

    Ok, jujur saja saya tertarik baca buku ini setelah selesai baca scanlation manga-nya. Judul manga-nya itu "Watashitachi no Shiawase na Jikan", yang kalau diterjemahkan jadi judul novel ini.

    Novelnya beda jauh banget bo' dengan manga-nya. Di manga saya merasa tokoh Yun-su ini lebih menarik simpati. Kisah hidupnya terasa lebih melankolis di sana. Walau, yah, sama-sama sedih sih, baik di novel maupun di manga.

    Selain itu, kalau di manga saya merasa ceritanya lebih romantis. Um, bukan berarti ada kisah romantis antara Yun-su dan Yu Jeong di sana, tapi kisahnya terasa lebih manis. Kalau di novelnya, kisahnya terasa lebih realistis dan "keras".

    Bagian yang paling menggelisahkan buat saya adalah bagian ini:

    Setelah wajahnya ditutupi kain putih, leher mereka dikalungi tali tambang. Setelah terdengar aba-aba lompat! Lima orang petugas menarik pengungkit. Di antara lima buah pengungkit tersebut, sebenarnya hanya satu yang pasti dijadikan alat eksekusi. Aku pernah membacanya dalam sebuah artikel. Terpidana mati yang akan dieksekusi diminta berlutut di lantai, lalu digantung dengan tali tambang. Setelah digantung selama lima belas hingga dua puluh menit, terkadang masih ada orang yang kakinya bergerak-gerak. Mereka diturunkan, lalu dokter akan memeriksa denyut jantungnya dengan stetoskop, jika masih ada denyut jantungnya mereka akan kembali digantung selama dua puluh menit. [...]. Dengan demikian, hukuman akan diulangi dari awal lagi. Itulah yang mereka sebut dengan eksekusi.

    Duh, bikin bergidik.

    Baca novel ini jadi menimbulkan banyak pemikiran, khususnya soal hukuman mati. Setelah sedikit googling, saya menemukan halaman di wikipedia Indonesia soal hukuman mati. Termasuk di dalamnya adalah daftar orang-orang yang telah dieksekusi.

    Memang saya merasa kasihan kalau memikirkan orang-orang yang menjalani hukuman mati, lalu saya melihat halaman itu dan melihat nama-nama seperti Amrozi, Imam Samudera, atau orang-orang yang dihukum karena kasus narkotika, lalu saya berpikir lagi, "Apakah orang-orang seperti ini memang masih pantas memperoleh kesempatan kedua? Dengan tidak dihukum mati?"

    Jujur sampai saat ini saya masih kesulitan menentukan pihak dalam masalah hukuman mati ini.

    Tambahan: sedikit kritik untuk alih bahasanya. Kayaknya soal nama harus lebih diperhatikan deh. Soalnya ada terjemahan nama Victor Wigo dan Lembrant. Ini siapa? Apakah maksudnya Victor Hugo dan Rembrandt? Terus ada juga kitab Zabur. Berhubung latar belakang agama yang dipakai adalah Katolik, kenapa tidak diterjemahkan jadi kitab Mazmur? Terus ada juga kitab Ezekiel yang dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata Yehezkiel.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Chalenge

    View all my reviews

  10. Belakangan Gramedia kayaknya getol sekali mengadakan acara diskonan buku. Bulan Oktober-November lalu ada acara Festival Buku Murah. Waktu bulan Desember juga, kalau gak salah ingat, ada acara serupa, tapi waktu itu saya tidak beli buku apapun. Sekarang kembali diadakan acara Pesta Buku Murah.

    Gerbang acara diskonannya.

    Kali ini acaranya bertempat di atrium PTC Surabaya. Saya agak lupa acaranya diadakan sampai kapan sih. Lupa ambil gambarnya. Kalau tidak salah ingat sih sampai tanggal 2 Februari, tapi ingatan saya parah. Jadi... *lari sebelum dikeplak.

    Yang dijual apa saja? Yah, mirip dengan acara serupa yang pernah saya datangi sih.

    Tumpukan novel, buku anak-anak, dan buku non fiksi murah.

    Selain buku, ada juga dijual tas, printer, juga DVD murah.

    Tumpukan buku diskon. Biasanya antara 20%-30%.

    Mbak-mbak yang "mengisi acara" dengan karaokean. Mereka tidak untuk dijual, btw.

    Nah, yang baru dari acara ini adalah sudut yang menjual buku dengan diskon di atas 50%. Saya gak tahu apakah dari bulan Desember sudut ini sudah ada, tapi yang pasti, baru sekarang saya lihatnya.

    Penampakan beberapa buku yang dijual diskon 50%-an lebih.

    Ini dia hasil tangkapan saya dari sudut itu:

    Hasil tangkapan kali ini.

    1. Our Happy Time - Gong Ji-young
    2. Starters - Lissa Price
    Ah, senang banget bisa dapat 2 buku ini. Khususnya "Our Happy Time" yang sudah lama pengin saya baca (penasaran sama novelnya setelah baca manga-nya), tapi bukunya terjual habis di mana-mana.


    Itu dia laporan pandang mata dari acara Pesta Buku Gramedia. Thanks for reading y'all.