Rss Feed
  1. Read That To-Read: Big and Thick

    Tuesday, September 29, 2015

    Halo, selamat akhir September semuanya. Apa kabar? Apa di tempatmu hujan sudah turun? Di Surabaya belum turun dan setiap hari masih panas-panasnya.

    Untuk bulan September, saya lupa untuk buat postingan RTTR ini. Pas ingat, sudah pertengahan bulan aja. Tanggung, jadinya saya memutuskan untuk tidak membuat post Septembernya.

    Sedikit rekap dulu kali, yah. Di bulan Agustus, saya memasukkan 3 buku untuk dibaca di bulan itu:

    1. Perempuan-Perempuan Tersayang - Okke Sepatumerah (review)
    2. Kita & Rindu yang Tak Terjawab - Dian Purnomo (review)
    3. Marry Now, Sorry Later - Christian Simamora (review)
    Untuk bulan Oktober, saya akan membabat beberapa buku tebal (di atas 500 halaman) yang ada di daftar to-read. Kebetulan juga buku-bukunya, kecuali satu, sudah dibeli :D. 
    1. Jangan Ucapkan Cinta & Bukan Cinta Sesaat - Mira W.
    2. A Game of Thrones - George R. R. Martin
    3. Seeds of Rebellion (Beyonders, #2) - Brandon Mull
    4. Chasing the Prophecy (Beyonders, #3) - Brandon Mull



    Tiga fantasi dan satu novel romans. Yang novelnya Mira W. itu edisi cetak ulang dua novel dalam satu buku. Kebetulan kedua judul itu belum saya baca dan salah satunya sudah lama ada di daftar to-read. Untuk GoT... yah, semoga bisa selesai dalam satu bulan :)).

    Itu dia rencana membaca saya bulan depan. Bagaimana dengan kamu?

  2. Mesopotamia: mimpi panjang yang teramat melelahkanMesopotamia: mimpi panjang yang teramat melelahkan by Senja Nilasari
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Mesopotamia
    Penulis: Senja Nilasari
    Penerbit: PING!!!
    Halaman: 220 halaman
    Terbitan: September 2014

    Saat sedang membereskan rumah warisan di Nasiriyah, Oman menemukan sebuah buku berjudul Meet the Sumerians. Tergoda untuk membukanya, tiba-tiba saat tersadar ia berada di Sumeria, dua puluh satu abad sebelum Masehi.

    Di Sumeria, Oman yang seorang arsitek, mesti menjadi budak. Dia harus berganti-ganti majikan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Raja Shulgi, dan terlibat dalam pembangunan ziggurat Ur, salah satu ziggurat bangsa Mesopotamia yang terbesar.

    Review

    "Mesopotamia: mimpi panjang yang teramat melelahkan" bercerita tentang Oman, seorang pemuda asal Irak yang bekerja sebagai arsitek di Indonesia. Bertahun-tahun tidak pulang ke kampung halamannya, Oman akhirnya harus kembali karena ibunya sakit.

    Setelah meninggal, Ibunya mewariskan sebuah rumah di Nasiriyah pada Oman. Di sana, setelah membersihkan rumah itu, Oman menemukan sebuah buku dengan huruf kuno, sebuah buku yang membawanya mundur ribuan tahun ke Sumeria.

    Awalnya saya sempat berpikir kalau novel ini mengambil kisah Yusuf sebagai dasarnya. Soalnya secara garis besar, ceritanya lumayan mirip. Mulai dari Oman yang dijadikan budak, digoda oleh istri majikannya, sampai akhirnya dia mendapat kepercayaan raja. Tapi, kalau dibandingkan dengan kisah Yusuf, novel ini masih terlalu tanggung.

    Novel ini sudah cukup baik dalam menggambarkan kondisi hidup masyarakat Sumeria. Kerasnya kehidupan budak yang harus Oman jalani juga cukup terasa. Sayangnya, saya merasa semua itu diceritakan secara kering, tanpa emosi.

    Saya sama sekali tidak bisa merasakan emosi Oman. Padahal dia mengalami perubahan nasib yang cukup drastis, loh. Bayangkan, seorang pria modern yang hidup sehari-harinya bebas, tiba-tiba terlempar ke masa lalu dan dijadikan budak. Ada beragam emosi yang bisa timbul. Stress, marah, tertekan, atau malah merasa bersemangat karena bisa melihat suatu masa yang berbeda. Saya tidak menangkap satu pun perasaan itu. Memang Oman sendiri sempat satu-dua kali mengeluh, tapi sebagian besar cerita terjadi dengan Oman yang terlalu anteng, tanpa emosi.

    Ceritanya sendiri banyak yang tanggung, misalkan soal pembuatan ziggurat, masalah dengan istri majikannya, kemudian masalah dengan majikan-majikannya banyak yang hanya diceritakan begitu saja. Atau beberapa hal sederhana yang dibiarkan gantung seperti ini:

    "Ceritakanlah sebuah cerita dari negerimu." (salah seorang budak)

    [...]

    "Baiklah, tentang banjir besar dan kapal Nabi Nuh."

    "Banjir besar? Seperti cerita Ziusudra?"

    Oman terdiam dan bertanya-tanya. Siapa Ziusudra? Apa itu nama Nabi Nuh bagi bangsa Sumeria?

    Budak itu lalu meninggalkan Alan (nama Oman di masa itu) karena tak memberinya cerita yang baru. [...] (hal. 135-136).


    Jadi, Ziusudra itu siapa? Kenapa tidak langsung diceritakan saja? Kan, bisa lebih memberikan gambaran lagi tentang bangsa Sumeria.

    Secara keseluruhan, Mesopotamia ini punya cerita yang lumayan bagus. Penulisnya juga mampu memberikan gambaran kehidupan masa itu dengan baik. Sayang ceritanya terlalu kering secara emosi, sehingga saya tidak bisa larut ke dalamnya. Setiap kali Oman menghadapi masalah, dianya tenang banget seperti tidak merasakan apa-apa. Ya, sayanya juga jadi santai-santai saja. Kalau saja hubungan emosi (dan mungkin juga akhir cerita) lebih diperdalam, saya pasti bakal lebih suka dengan novel ini.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 New Authors Reading Challenge
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge


    View all my reviews

  3. Zero Hour (Resident Evil, #0)Zero Hour by S.D. Perry
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Resident Evil: Zero Hour
    Penulis: S.D. Perry
    Penerbit: Pocket Star Books
    Halaman: 288 halaman
    Terbitan: Oktober 2004

    BEFORE THE MANSION.BEFORE THE DISASTER.

    EVIL IS BORN.

    Sent to investigate a series of grisly murders in Raccoon City, S.T.A.R.S. Bravo Team scrambles into action. On the way to the scene, Bravo's helicopter crashes. Although everyone survives, what they discover next is gruesome: an overturned military transport truck riddled with corpses -- and that's only the beginning of their nightmare. Bravo Team is about to discover the evil that is growing all around them, and rookie member Rebecca Chambers is beginning to wonder what she's gotten herself into.

    Review

    "Resident Evil Zero Hour" adalah prekuel dari seluruh kisah Resident Evil. "Zero Hour" bercerita tentang Rebecca Chambers, anggota S.T.A.R.S (Special Tactics and Rescue Service). Setelah helikopter yang timnya tumpangi terpaksa mendarat darurat di hutan, Rebecca menemukan sebuah kereta api yang berhenti secara misterius dan memutuskan untuk menginvestigasinya. Di sana, dia menemukan zombie, mutan lintah yang dapat membentuk manusia, serta Billy Coen, seorang narapidana hukuman mati yang melarikan diri.

    Rebecca dan Billy mungkin merupakan pasangan dengan chemistry terkuat di RE. Saya pengin lihat mereka jadian sebenarnya, tapi tidak mungkin juga kali, yah. Sejauh ini, rasanya baru mereka pasangan yang menunjukkan romance chemistry sekuat ini.

    Ceritanya seru dan memberikan latar belakang apa yang sebenarnya menyebabkan penyebaran virus di Spencer Mansion, latar tempat di "Resident Evil The Umbrella Conspiracy". Bukunya cocok dibaca bahkan oleh orang yang tidak kenal dengan Residnt Evil.


    View all my reviews

  4. I Am a CatI Am a Cat by Natsume Sōseki
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: I Am a Cat
    Penulis: Natsume Sōseki
    Penerbit: Tuttle Publishing
    Halaman: 470 halaman
    Terbitan: September 2001

    I am a cat. As yet I have no name.

    So begins one of the most original and unforgettable works in Japanese literature.

    Richly allegorical and delightfully readable, I Am a Cat is the chronicle of an unloved, unwanted, wandering kitten who spends all his time observing human nature - from the dramas of businessmen and schoolteachers to the foibles of priests and potentates. From this unique perfective, author Sōseki Natsume offers a biting commentary - shaped by his training in Chinese philosophy - on the social upheaval of the Meiji era.

    I Am a Cat first appeared in ten installments in the literary magazine Hotoguisu (Cuckoo), between 1905 and 1906. Sōseki had not intended to write more than the short story that makes up the first chapter of this book. After its great critical and popular success, he expanded it into this epic novel, which is universally recognised as a classic of world literature.

    Review

    "I am A Cat" bercerita tentang seekor kucing tanpa nama yang tinggal di rumah Mr. Sneaze, tuan yang membiarkannya tinggal di rumahnya setelah si kucing berusaha mencuri makanan. Buku ini berisi hasil pengamatan si kucing akan kehidupan pribadi, keluarga, serta sosial tuannya. Sebuah pengamatan yang penuh dengan satire akan sifat dan tingkah laku manusia dalam semua kelucuan, drama, serta kebodohannya.

    Membaca buku ini mungkin mirip dengan melihat hidup manusia dari sisi seekor kucing. Ada banyak hal yang dianggap penting oleh manusia, tapi justru tidak berharga bagi seekor kucing. Ada juga pemikiran-pemikiran yang dianggap cerdas oleh manusia, tapi justru dianggap bodoh oleh kucing. Yah, tentunya semua itu lewat kacamata si tokoh utama, seekor kucing yang cerdas, tapi juga angkuh. Keangkuhannya sendiri sudah terlihat dari judul aslinya, "Wagahai wa Neko de Aru", yang menggunakan bahasa Jepang kalangan atas. Padahal tokoh utamanya adalah seekor kucing yang berasal dari jalanan.

    Walau memiliki premis yang imut, tapi buku ini bukanlah buku yang mudah dicerna. Butuh usaha dan konsentrasi ekstra untuk membaca semua pemikiran si kucing, serta kejadian sehari-hari yang dialami oleh pemiliknya. Kalau mampu melewati semua kalimat panjang yang ada di sini, pembaca juga akan disuguhi dengan tingkah laku si kucing yang lucu dan memang terasa kucingnya.

    Semakin ke belakang, saya juga merasa penulisnya mulai kehabisan bahan. Sudut pandang si kucing lama-lama semakin berbaur dengan para manusia, membuatnya seolah tidak begitu penting lagi. Yah, mungkin seperti yang tertulis di kata pengantar, mengingat awalnya Soseki hanya berniat menulis bab pertama buku ini sebagai cerita lepas, mungkin dia juga tidak memiliki rencana yang jelas untuk mengembangkan ceritanya.

    Secara keseluruhan, "I am A Cat" adalah buku yang cocok dibaca kalau memang sudah siap dengan buku berat. Kalau yang diinginkan adalah cerita kehidupan seekor kucing, salah besar kalau mencarinya di sini. Ada banyak kelucuan, serta  pemikiran menarik di sini, walau tidak semuanya menantang.

    Sumber foto: Wikipedia

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge

    View all my reviews

  5. Nemesis (Resident Evil, #5)Nemesis by S.D. Perry
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Nemesis
    Penulis: S. D. Perry
    Penerbit: Pocket Books
    Halaman: 288 halaman
    Terbitan: Oktober 2000

    Zombies. Mutant animals. Bioengineered weapons and surgically enhanced monsters. Secret labs and widespread conspiracies. It seemed impossible, but Jill Valentine and her teammates among the S.T.A.R.S. had seen it all firsthand when the Umbrella Corporation turned Raccoon City into a staging ground for the most insidious genetic experiments ever conceived. After all she's been through, Valentine is ready to leave that remote mountain community forever.But Umbrella isn't finished with Raccoon City.

    Too much evidence of their unethical and immoral research still exists. It must be recovered or destroyed -- and quickly -- before it can be traced back to Umbrella. And with William Birkin's mutagenic virus already spreading through the city like wildfire, drastic measures are needed. Under cover of night, mercenary teams have entered the city, along with something else -- Umbrella's failsafe: an evolved version of its Tyrant-class killing machines, a lethal creature code-named Nemesis. Now Nemesis is on the hunt. And Jill Valentine is about to become prey.

    Review

    "Resident Evil Nemesis" adalah adaptasi dari game Resident Evil Nemesis. "RE Nemesis" bercerita tentang Jill Valentine, anggota S.T.A.R.S. yang kembali menginvestigasi Umbrella Corp. dan virus yang sedang menyebar.

    Dalam investigasinya, Jill terjebak di Racoon City, kota yang menjadi markas Umbrella. Menghadapi kepungan zombie, serta diburu oleh Nemesis, mutan yang dibuat khusus untuk mengejar para anggota S.T.A.R.S., Jill harus bekerja sama dengan Carlos Oliviera, anggota militer bayaran Umbrella, untuk lolos dari kota itu.

    Ini buku ketiga dari adaptasi Resident Evil yang kubaca. Sebelumnya sudah baca yang Umbrella Conspiracy (review) dan City of the Dead (review).

    "Nemesis" ini masih sama dengan kedua buku lainnya. Dia tetap setia dengan alur yang ada di gamenya. Yang menarik, kalau di game Jill yang menjadi karakter utama, di sini cerita justru lebih fokus dari sisi Carlos. Hal ini membuat ada banyak penjelasan tentang kejadian di balik layar yang tidak bisa diceritakan di gamenya. Sisi negatifnya adalah: Jill jadi terasa seperti tokoh sampingan di sini, sementara Carlos yang jadi tokoh utamanya.

    Penulisnya juga berusaha memberikan logika pada semua sistem kunci di game, sesuatu yang sering jadi bahan lelucon karena dianggap tidak praktis di dunia nyata.

    Jill had finally concluded that Umbrella's real board of directors, the ones no one knew about, were paranoid fanatics. They were self-involved children, laying secret agentgames and betting with other people's lives, because they could. Because no one had ever explained to them that hiding toys and making treasure maps was something people outgrew.

    Because no one has stopped them. Yet.


    Secara keseluruhan, saya suka dengan adaptasinya. Ceritanya seru, walau ada beberapa bagian yang terasa banget gamenya, ketimbang sebuah novel yang dapat berdiri sendiri.


    View all my reviews

  6. Review Novel: Moonlight Waltz - Fenny Wong

    Wednesday, September 16, 2015

    Moonlight WaltzMoonlight Waltz by Fenny Wong
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Moonlight Waltz
    Penulis: Fenny Wong
    Penerbit: Gagas Media
    Halaman: 246 halaman
    Terbitan: Juli 2009

    "Moonlight Waltz" bercerita tentang Arlin, seorang gadis SMA, yang bertemu dengan Aldo, teman sekelasnya yang sering dianggap kurang gaul, pada suatu konser musik klasik. Di acara itu, Arlin melihat Aldo memainkan piano dengan piawai, serta menemukan kenyataan bahwa Aldo sebenarnya seorang child prodigy di bidang musik.

    Sejak pertemuan mereka di konser itu, Arlin menjadi sahabat Aldo dan pelan-pelan mulai menaruh perasaan pada cowok itu. Tapi, Aldo ternyata sudah punya cewek lain yang dia suka. Namanya Liora, teman sekolah mereka sekaligus seorang gadis dengan talenta vokal yang mengagumkan.

    Di satu sisi, Arlin ingin Aldo menjadi orang yang paling istimewa dalam hidupnya, tapi di sisi lain, dia tahu bahwa Aldo hanya akan bahagia bila bersama Liora.

    Review

    Ini buku ketiga penulisnya yang kubaca, tapi secara waktu penerbitan, buku ini adalah buku pertama karya penulisnya, alias novel debutnya Fenny Wong. Dan hal ini memang cukup terasa. Gaya penulisannya beda banget. Di sini sangat terasa gaya penulisan remaja ala teenli-nya, sementara di dua buku lainnya, penulisannya terasa lebih matang.

    Saya suka dengan tema besar yang diangkat. Bukan cuma soal percintaan, tapi juga soal tujuan hidup. Di sini Arlin juga bertanya-tanya dan berusaha mencari tahu apa tujuan hidupnya? Apa yang sebenarnya ingin dia kejar?

    Karakter-karakternya cukup menarik. Aldo adalah tokoh utama pria yang sifat negatifnya justru lebih terasa dibanding sifat positifnya. Melihat caranya menjalin hubungan dengan Arlin kadang saya pengin ngejitak dia.

    Yang kurang saya suka dari novel ini adalah cara penyelesaian masalahnya. Masalah Aldo selesai dengan terlalu mudah. Saya bahkan bertanya-tanya, kalau memang hati orang yang menentang Aldo bisa berubah semudah itu, kenapa konfliknya malah bisa jadi panjang dan dramatis begitu, ya?

    Saya juga kurang suka dengan perubahan yang dialami Arlin. Kesannya terlalu tiba-tiba dan menimbulkan pertanyaan, apakah bidang yang dia kejar memang semudah itu untuk terkejar? Secara dia mulainya telat banget. Kesannya malah menggampangkan bidang yang dia kejar.

    Secara keseluruhan, saya cukup suka dengan ceritanya. Akhir ceritanya kurang memuaskan. Dua setengah bintang dengan pembulatan ke atas.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 Young Adult Reading Challenge
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge


    View all my reviews

  7. The Dead ReturnsThe Dead Returns by Akiyoshi Rikako
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: The Dead Returns
    Penulis: Akiyoshi Rikako
    Penerbit: Penerbit Haru
    Halaman: 252 halaman
    Terbitan: Agustus 2015

    Suatu malam, aku didorong jatuh dari tebing.
    Untungnya aku selamat.

    Namun, saat aku membuka mataku dan menatap cermin,
    aku tidak lagi memandang diriku yang biasa-biasa saja.
    Tubuhku berganti dengan sosok pemuda tampan yang tadinya hendak menolongku.

    Dengan tubuh baruku, aku bertekad mencari pembunuhku.

    Tersangkanya, teman sekelas.
    Total 35 orang.
    Salah satunya adalah pembunuhku.

    Review

    "The Dead Returns" bercerita tentang Koyama Nobuo, seorang murid SMA yang jatuh dari tebing. Saat tersadar di rumah sakit, Nobuo menyadari dua hal. Pertama, dia kini berada di tubuh seorang anak SMA lain, seorang cowok yang berusaha menolongnya. Kedua, yang dia alami bukanlah kecelakaan. Ada seseorang yang mendorongnya.

    Terjebak di dalam tubuh Takahashi Shinji, pemuda yang hidupnya bertolak belakang dari dirinya yang asli, Nobuo kembali ke sekolahnya untuk mencari pembunuhnya.

    Ini novel kedua Akiyoshi Rikako yang saya baca. Sebelumnya sudah baca "Girls in the Dark" (review di sini) dan suka banget sama novel itu.

    Di sini Akiyoshi Rikako kembali dengan kasus pembunuhan murid SMA. Sama seperti di GITD, dari awal pembaca sudah dibuat bertanya-tanya. Siapa pendorong Koyama Nobuo? Apa motifnya? Apalagi mengingat Nobuo ini seorang otaku yang kurang dianggap oleh orang lain, rasanya sulit memikirkan kalau ada yang dendam padanya.

    Red herring yang dilemparkan sangat menarik. Petunjuk-petunjuk yang disajikan sukses membuat saya menebak-nebak siapa pelakunya. Saat sudah yakin kalau si A pelakunya, penulisnya melemparkan sesuatu yang membuat saya kembali ragu.

    Sayangnya, twist serta akhir penyelidikan kasus Koyama Nobuo justru terasa anti klimaks buat saya. Rasanya semua build up ke momen akhir jadi tersia-sia. Apalagi di sini ada pengulangan dari sesuatu yang sudah muncul di "Girls in the Dark", sehingga kejutannya jadi terasa kurang segar.

    Secara keseluruhan, "The Dead Returns" menyajikan kasus misteri yang menarik dan membuat penasaran. Selain kasus pembunuhannya, kehidupan baru Koyama Nobuo juga menarik untuk diikuti. Sayangnya akhir ceritanya tidak semeledak di "Girls in the Dark", padahal ceritanya sudah dibangun dengan baik.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 Young Adult Reading Challenge
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge


    View all my reviews

  8. Wishful Wednesday 67

    Wednesday, September 9, 2015

    Selamat hari Rabu semuanya. Bagaimana kabarnya? Untuk minggu ini, blog host Wishful Wednesday melaksanakan giveaway, loh. Tata cara GA-nya? Langsung cek blog host meme ini.

    Untuk minggu ini, buku pilihan saya adalah:

    Go Set A Watchman
    by: Harper Lee
    dapat diperoleh di sini

    Ditulis di pertengahan 1950-an, Go Set a Watchman adalah naskah pertama yang diajukan Harper Lee kepada penerbit sebelum To Kill a Mockingbird. Setelah dianggap hilang, kini naskah berharga ini ditemukan di akhir 2014. Harper Lee, penulis penyendiri yang tak mau lagi menerbitkan novel setelah To Kill A Mockingbird, pun akhirnya setuju untuk membagi kisah awalnya kepada dunia.

    Go Set a Watchman mengisahkan kehidupan para tokoh di To Kill A Mockingbird dua puluh tahun kemudian. Jean Louise Finch—atau Scout— kembali ke Maycomb, Alabama untuk mengunjungi, Atticus, ayahnya yang sudah uzur. Namun, kota kelahirannya tak lagi seperti dulu, begitu pun sang ayah. Scout harus berjuang mengatasi masalah-masalah pribadi dan politis tentang sang ayah dan kota kecil yang dulu membentuk siapa dirinya.

    Mengisahkan bagaimana Scout menerima dan beradaptasi dengan perubahan dan peristiwa-peristiwa menggemparkan yang membentuk Amerika di pertengahan 1950-an, Go Set a Watchman memberikan pandangan baru tentang kisah klasik karya Harper Lee. Menggugah, lucu sekaligus menggebrak tatanan sosial masyarakat Amerika saat itu.




    Yup, buku lanjutan dari "To Kill A Mockingbird". Walau sebenarnya buku ini ditulis lebih dulu, sih. Penasaran dengan buku satu ini. Melihat reaksi yang ada, sepertinya penerimaan buku ini rada mixed, tapi itu yang bikin lebih penasaran lagi. Bukunya sendiri baru terbit 11 September nanti di Indonesia.

    Itu dia WW saya kali ini. Bagaimana denganmu?


  9. When the Star FallsWhen the Star Falls by Andry Setiawan
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: When the Star Falls
    Penulis: Andry Setiawan
    Penerbit: Penerbit Haru
    Halaman: 204 halaman
    Terbitan: Oktober 2015

    Tahu tidak, bintang itu cahaya masa lalu?
    Bintang itu, adalah orang yang mati yang meninggalkan seseorang yang ia cintai di bumi.

    Lynn, boleh kan aku mengingatkanmu sekali lagi tentang kita?
    Tentang bagaimana kita bertemu.
    Juga tentang bagaimana kita bertengkar dan berbaikan.
    Lalu tentang ciuman pertama kita, dan juga tentang perjalanan kita selama ini.

    Aku hanya berharap, besok kau tidak melupakannya lagi.
    Karena itu, aku tulis semuanya di buku ini.
    Agar saat kau lupa, kau bisa membukanya lagi dan membacanya.
    Tentang kita.

    Sampai salah satu dari kita menjadi bintang.
    Sampai bintang itu jatuh dan menjemput salah satunya.

    Bintang terjatuh karena ia mengejar orang yang dicintainya, yang sudah menyusul dirinya.

    Review

    "When the Star Falls" bercerita tentang Sam, seorang pemuda 21 tahun yang tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Timur. Pacar Sam, Lynn, terbangun dalam kondisi selective amnesia, yang membuatnya melupakan tentang Sam, setelah melakukan operasi pengangkatan tumor di otaknya. Cerita kemudian berfokus pada usaha Sam untuk membuat Lynn kembali mengingat dirinya, serta menemani gadis itu dalam usaha penyembuhannya.

    Pernah baca Doraemon terjemahan lama yang mengalami nasionalisasi? Itu loh, yang ada Ani, bibi di Surabaya, serta Aling Darma-nya. Itulah perasaan saya saat membaca buku ini. Walau dikatakan kalau mereka tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Timur, saya justru merasa kalau tokoh-tokohnya ini lebih cocok kalau tinggal di kota kecil di Amerika.

    Saya tidak tahu apakah novel ini awalnya memang berlatar di luar negeri, lalu ada seseorang yang bilang (editor?), "Eh, latarnya dibuat di Indonesia aja.", lalu penulisnya mengubahnya ke Jawa Timur. Yang jelas, usaha pen-Jawa Timur-an buku ini kurang berhasil untuk saya. Kesannya malah menjadi canggung dan aneh.

    Ceritanya sendiri terasa sedih dalam kadar yang tidak berlebih. Selipan POV 2 dalam ceritanya berhasil menambah rasa melankolis ke dalam cerita.

    Tokoh-tokohnya lumayan menarik. Sam di sini justru digambarkan sebagai cowok yang atipikal untuk novel romans YA. Sam punya karakteristik yang mungkin cenderung dipandang negatif. Dia sering merasa ragu dan insecure dengan dirinya sendiri. Hal ini membuatnya terkadang tidak tegas dalam mengambil keputusan. Walau begitu, saya merasa Sam ini adalah sebuah eksplorasi yang segar untuk tokoh pria dalam novel YA. Perjuangannya yang jatuh-bangun dalam mengambil (kembali) cinta Lynn juga menarik untuk diikuti.

    "When the Star Falls" ini punya twist yang menarik dalam ceritanya. Mungkin terasa kurang menyatu lembut dengan ceritanya, tapi tetap menarik.

    Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini. Karakter utamanya segar dan ceritanya enak untuk diikuti. Pemilihan latar tempatnya terasa kurang pas. Mungkin lebih baik kalau dibuat berlatar Amerika sekalian.

    Terima kasih untuk penulisnya yang telah memberikan buku ini untuk direview. "When the Star Falls" akan terbit dan mulai beredar pada 1 Oktober 2015. Dapatkan di toko buku online maupun offline :D.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 Young Adult Reading Challenge
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge


    View all my reviews