Rss Feed
  1. Review Novel: Limit - Triani Retno

    Tuesday, December 30, 2014

    LimitLimit by Triani Retno
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Limit
    Penulis: Triani Retno
    Penerbit: Ice Cube Publisher
    Halaman: 196 halaman
    Terbitan: Februari 2014

    Keala adalah murid pindahan di salah satu SMA top di kota Bandung. Keala yakin kalau kehidupan sekolahnya kali ini tak kan jauh berbeda ketika di Banjarmasin. Ternyata dia salah. Salah besar malah. Di sekolahnya sekarang kehidupan Keala berubah 180 derajat. Dia tak lagi menjadi idola sekolah, nilai-nilai ulangannya hancur, dan kepercayaan dirinya mulai luntur.

    Tapi itu tidak berlangsung lama, karena Keala bertemu dengan Eizel, kakak kelas cakep yang selalu membantunya di masa-masa suram itu. Kebaikan Eizel membuat Keala jatuh hati. Dia merasa hidupnya yang dulu telah kembali. Nilai-nilainya mulai membaik dan ada Eizel yang selalu ada setiap dia butuh. Tapi, ada satu hal yang luput dari pengamatan Keala. Dan itu adalah tentang Eizel... Eizel Agusta.

    Review

    Buku ke-9 dari seri Bluestroberi yang kubaca. Kelihatannya ini juga novel yang paling tipis di serial ini.

    Pertama, saya harus bilang kalau saya bingung sama ilustrasi di dalamnya. Itu kenapa ada gambar jam dengan angka 10 pada posisi angka 12 yah? Ngerti sih kalau mau dibuat jarumnya bertumpuk saat mencapai bab akhir, tapi kan... terlihat aneh.

    Contohnya seperti di atas.


    Kedua, saya suka dengan ceritanya. Pergulatan tokoh utama terasa nyata buat saya, soalnya saya juga pernah kagok waktu pindah dari Ambon ke Ujung Pandang dulu (sekarang namanya Makassar). Apalagi hari pertama pindah saya langsung kena ulangan bahasa daerah. Ya meneketehe :)). Beradaptasi dengan lingkungan baru memang susah-susah gampang. Untung dulu nilai saya gak sampai sejeblok Keala sih :D.

    Untuk twist ceritanya agak mirip dengan salah satu novel Bluestroberi lain yang sudah kubaca. Sayangnya lagi, saya sempat kena spoiler pas baca ulasan buku ini. Jadi kejutannya sama sekali tidak terasa buat saya :\.

    Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini. Ceritanya ringan dan memiliki persoalan yang bisa saya dalami karena pernah mengalami sendiri. Sayang ceritanya terlalu pendek, akibatnya tidak ada banyak ruang bagi tokoh utama untuk berinteraksi lebih dengan teman-temannya.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 Young Adult Reading Challenge

    View all my reviews

  2. Since You've Been GoneSince You've Been Gone by Morgan Matson
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Since You've Been Gone
    Penulis: Morgan Matson
    Penerbit: Simon & Schuster Children's
    Halaman: 449 halaman
    Terbitan: Juli 2014

    Emily selalu dikenal sebagai "gadis sahabat Sloane", sesuatu yang telah melekat pada dirinya dan dia sama sekali tidak keberatan akan hal itu. Selama dua tahun persahabatan mereka, Sloane memang sering bepergian dan meninggalkan berbagai daftar tantangan untuk Emily kerjakan.

    Tapi kali ini berbeda.

    Sloane meninggalkan sebuah daftar yang berisi 13 tantangan besar bagi Emily. Tugas-tugas yang jauh lebih berat dari yang pernah Sloane tinggalkan selama ini. Bukan hanya itu, kali ini Emily tidak tahu kemana Sloane pergi, atau bagaimana dia dapat menghubungi sahabatnya itu.

    Review

    1. Kiss a stranger
    2. Go skinny-dipping.
    3. Steal something.
    4. Break something.
    5. Penelope.
    6. Ride a dern horse, ya cowpoke.
    7. 55 S. Ave. Ask for Mona.
    8. The backless dress. And somewhere to wear it.
    9. Dance until dawn.
    10. Share some secrets in the dark.
    11. Hug a Jamie.
    12. Apple picking at night.
    13. Sleep under the stars.



    Kelly, is that you?

    Baca buku ini karena iseng aja. Kebetulan butuh bacaan karena ikut perjalanan jauh. Saking jauhnya buku setebal 449 halaman dan berbahasa Inggris ini bisa selesai dalam 1 hari.

    Saya suka sama novelnya. Novel yang termasuk "bersih" untuk bacaan YA, dalam artian gak ada adegan seksnya. Tema ceritanya mengingatkan sama P.S. I Love You-nya Cecelia Ahern. Sama-sama tentang seseorang yang menerima daftar untuk dikerjakan dari seseorang yang pergi dari hidup mereka.

    Secara konflik, novel ini sebenarnya lumayan datar. Tidak ada letupan yang betul-betul besar atau tema yang "berat" di dalamnya. Hal ini membuat ceritanya terasa agak membosankan di beberapa tempat, walau tidak sampai pengin men-DNF-kan buku ini, sih.

    Karakter-karakternya termasuk likeable. Chemisry antara Emily dengan Sloane, yang diceritakan lewat alur balik, dan dengan Frank, si tokoh utama pria, juga dapat banget dan dapat saya percaya.

    Secara keseluruhan, buku tentang persahabatan dan kehidupan remaja yang enak untuk diikuti. Konflik tidak terlalu berat dan cerita dieksekusi dengan baik.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 Young Adult Reading Challenge
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  3. Éclair: Pagi Terakhir di RusiaÉclair: Pagi Terakhir di Rusia by Prisca Primasari
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: Éclair: Pagi Terakhir di Rusia
    Penulis: Prisca Primasari
    Penerbit: Gagas Media
    Halaman: 236 halaman
    Terbitan: Maret 2011

    Ekaterina, Sergei, Stepanych, Kay, dan Lhiver; 5 orang sahabat yang hidupnya berubah karena sebuah peristiwa. Hubungan yang telah lama renggang berusaha disambungkan kembali saat Ekaterina dan Sergei memutuskan untuk menikah.

    Dibutuhkan perjalanan ke Amerika, Indonesia, dan kembali ke Rusia untuk mengumpulkan setiap pecahan yang ada. Namun sanggupkah Ekaterina dan Sergei menggabungkan setiap pecahan yang ada?

    Review

    Eh, jujur saya tidak menyangka akan memberikan 1 bintang saat mulai membaca novel ini. Eclair adalah novel kedua karya penulis yang saya baca. Sebelumnya saya sudah baca Priceless Moment (review di sini) dan saya memberi 4 bintang untuk buku itu, makanya saya tidak punya prasangka apa-apa waktu membaca lembaran pertama buku ini.

    Pembuka ceritanya jujur lumayan menarik. Awalnya saya mengira novel ini akan mengusung kisah misteri ala detektif. Ya, mungkin bukan novel detektif seperti Agatha Christie, mungkin ala Linda Howard gitulah. Ternyata saya salah. Misteri pembunuhan yang Kay "lakukan" ternyata selesai dengan cepat.

    Ceritanya kemudian bergulir dalam drama panjang yang bikin saya bosan. Rahasia kejadian "dua tahun lalu" yang menghancurkan persahabatan Ekaterina, Sergei, Stepanych, Kay, dan Lhiver juga terlalu cepat dibeberkan. Setelah alasannya diketahui, ceritanya kembali muter-muter sampai saya sempat merasa, "Ini novel mau dibawa kemana sih sebenarnya? Perasaan sudah bisa diselesaikan dari tadi."

    Bagian akhirnya sempat membuat saya kembali perhatian pada novel ini. Ada bagian masa lalu Ekaterina yang memperjelas keseluruhan permasalahan di novel ini. Sayangnya, saya sudah terlanjut gak mood untuk baca buku ini, jadi ketika semuanya selesai, saya hanya bisa merasa, "Akhirnya."

    Bagian postif dari buku ini? Jelas pengetahuan soal Rusia serta berbagai selipan sastra di dalamnya. Juga untuk nama universitas almamater saya yang sempat menjadi latar tempat di sini :p.


    View all my reviews

  4. Review Novel: Shock! - Kim Yoora

    Wednesday, December 24, 2014

    Shock : Bukankah Awal dari Cinta Itu Dimulai dengan Penasaran?Shock : Bukankah Awal dari Cinta Itu Dimulai dengan Penasaran? by Kim Yoora
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: Shock!
    Penulis: Kim Yoora
    Penerbit: Laksana
    Halaman: 286 halaman
    Terbitan: Agustus 2012

    Setiap kali Hong Jeung Eun melakukan kesalahan, Kim Jun Su sengaja ingin melampiaskan segenap kegelisahan hatinya. Parahnya, ia seperti menemukan kepuasan tersendiri bila sudah melampiaskan hal itu. Namun, setelah puas melampiaskan segenap kekesalan, kegelisahan, atau bahkan kemarahan hatinya, ia justru menyesali sikapnya. Tiba-tiba saja, ia merasa ada sesuatu yang lembut menyentuh hatinya. Ada sesuatu yang tengah diingkarinya, dilawannya. Apalagi kalau bukan cinta!

    Review

    Nemu buku ini di raknya adik saya pas pulang kampung. Menurut pengakuannya sih dibeli karena dia lagi suka-sukanya sama drama Korea waktu itu. Dan menurutnya lagi, novel ini membosankan.

    Saya sependapat.

    Karakter dan alur ceritanya terlalu generik. Mirip dengan K-drama pada umumnya yang pernah kulihat. Mungkin bedanya di sini dua-duanya kaya kali yah. Biasanya yang kaya kan si cowok. Ceweknya datang dari kalangan biasa. Tapi untuk plotnya, yah gitu deh. Sepasang cowok-cewek yang kerjanya berantem terus, tapi akhirnya jadian.

    Narasinya juga agak repetitif. Misalnya penokohan Jun Su yang selalu dibilang kasar, sombong, dan suka memandang rendah orang lain. Informasi ini diberitahukan kepada pembaca berulang kali. Sekali aja sudah cukup keleus. Sisanya ditunjukkan.

    Penggunaan bahasa dibuat seformal mungkin, sehingga buku ini terlihat seperti terjemahan (tapi berhubung gak ada penerjemah, maka saya asumsikan ini buatan orang Indo juga). Sayangnya ada selip di beberapa tempat. Semisal ada adegan temannya Jeung Eun yang bicara dengan gaya Indonesia yang kelewat gaul.

    Ya, secara keseluruhan saya kurang menikmatinya. Cerita dan tokohnya juga kurang berkesan buat saya.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  5. Dark MemoriesDark Memories by Stephie Anindita
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Dark Memories
    Penulis: Stephie Anindita
    Penerbit: Noura Books
    Halaman: 280 halaman
    Terbitan: November 2014

    Siang itu, aku dihubungi seseorang.

    “Ella, di mana sekarang?” Nadanya sangat mendesak. “Elo bisa balik ke sekolah sekarang?”

    “Ada apa sih?” tanyaku. Ada firasat tidak enak menjalar ke seluruh tubuhku.

    “Ada murid kelas D yang mencoba bunuh diri. Loncat dari lantai tiga.”

    Aku terbelalak. “Hah?! Kok bisa?!”

    “Infonya masih simpang siur. Mendingan elo ke sekolah sekarang, deh.”

    “Memang apa hubungannya sama gue?”

    “Yang mencoba bunuh diri itu Anet, La ….”

    “…”

    “Dan dia menyebut nama elo di surat peninggalan dia. Sekarang penyidik dari kepolisian mau ketemu elo.”

    “…”

    Sekejap saja, pikiranku kembali memanggil kenangan-kenangan itu.
    Saat semua kekacauan ini bermula.

    Review

    Pertama, saya mengucapkan selamat dulu untuk Kak Stephie Anindita atas terbitnya novel ini. Novel kedua setelah Hujan dan Cerita Kita (review di sini)

    Kedua, ternyata bukan saya saja yang kecele sama blurb dan kovernya :)).

    Awalnya saya mengira novel ini masuk ke kategori thriller/suspense dengan misteri terbesar ada pada kematian si murid yang lompat dari lantai tiga. Ternyata tidak. Novel ini lebih berat ke arah drama remaja dengan topik utama yang tampaknya jadi trend belakangan ini: penggencetan alias bullying.

    Saya suka dengan cara penulisnya menampilkan kepingan-kepingan puzzle yang ada dan membiarkan pembaca sendiri yang merangkai semua kepingan itu. Siapa si murid yang mencoba bunuh diri, apa hubungannya dengan Ella, bagaimana kondisi keluarga Ella, kondisi sekolahnya, dll.

    Novel ini banyak menggunakan alur mundur untuk menampilkan kepingan peristiwa. Flashback-nya ini mungkin sedikit terlalu banyak, atau kurang terintegrasi baik dengan cerita, sehingga agak mengganggu alur maju yang ada. Rasanya lama banget untuk bisa maju dari satu peristiwa ke peristiwa lain. Untungnya peristiwa yang ditampilkan cukup menarik minat saya.

    Untuk typo, saya nemu beberapa, seperti:
    - Aku rasa, itu sudah melihat lebih dari cukup. (hal. 30)-> harusnya 'aku sudah(?)'
    - Sabut kepala kering (hal. 84) -> kayaknya 'sabut kelapa' deh.
    - seperitnya (hal. 129) -> 'sepertinya'
    Aku percaya setiap manusia memiliki monster dalam diri mereka. Sepanjang hidup manusia harus berperang melawan monster itu. Terkadang monster itu kalah, terkadang monster itu menang. Kadang kalau tekanan batin yang dialami seorang manusia sudah melampaui batas pertahanan dirinya, manusia bisa memilih untuk menyerah dan berjabat tangan dengan monster itu. Bekerja sama dengan monster itu agar keduanya bisa bertahan hidup. (hal. 18)

    Btw, buat yang pengin baca cerita dengan latar tempat yang sama, SMA Galileo, bisa coba baca Noel d'Amour. Di sana ada cerpen dari penulis yang menggunakan sekolah yang sama.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 Young Adult Reading Challenge


    View all my reviews

  6. Ben-Hur: A Tale of the ChristBen-Hur: A Tale of the Christ by Lew Wallace
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Ben-Hur: A Tale of the Christ
    Penulis: Lew Wallace
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 668 halaman
    Terbitan: Oktober 2014

    Yuda Ben-Hur hidup pada awal abad ke-1. Dia pedagang muda kaya-raya di Yerusalem. Ketika seorang gubernur baru datang ke kota itu, sahabat masa kecil Ben-Hur, Messala, ikut datang sebagai komandan legiun Romawi. Mulanya mereka senang karena bertemu kembali setelah sekian lama, namun kemudian timbul perselisihan akibat perbedaan pandangan politik. Ketika sedang menyaksikan parade penyambutan bagi Gubernur, sebuah genting jatuh dari rumah Ben-Hur dan melukai sang Gubernur. Messala tahu hal ini tidak disengaja, tapi dia memerintahkan Ben-Hur ditangkap, harta kekayaannya disita, dan ibu serta adik perempuannya dipenjara.

    Ben-Hur, yang menjalani hukuman sebagai budak di perahu, bertahan hidup, dan bersumpah untuk kembali dan membalas dendam kepada orang yang dulu pernah menjadi sahabatnya ini.

    Review

    Messala, you bitch.

    Karena masalah perbedaan politik, dia memanfaatkan sebuah kecelakaan yang disebabkan Yuda Ben-Hur, (mantan) temannya, untuk merebut harta keluarga Yuda, memisahkannya dari ibu serta adik perempuannya, serta mengasingkan Yuda sebagai budak dayung.

    Ada satu kalimat yang sering Messala ucapkan dan membuat saya bingung. Kalimat itu adalah: "Eros sudah mati. Mars berkuasa!" Yang setelah saya cek (pakai Google) ternyata bisa diartikan sebagai: "Love is nothing; war is everything."
    Pemilihan katanya sangat menarik.

    Yuda di sini digambarkan sebagai seorang pria yang tabah, tapi penuh dendam. Dia menjalani hukumannya dengan sabar. Bahkan dia kuat menjadi budak dayung selama 3 tahun, padahal rata-rata budak dayung hanya kuat hidup selama setahun. Rahasianya mungkin terletak pada amarahnya pada Messala.
    Untuk menguatkan dan membulatkan tekadnya, ia membiasakan diri mengulang terus kata-kata: Siapa yang mengajukan kita kepada para penuntut? Ketika aku memohon bantuannya-bukan untuk diriku-siapa yang mengejekku dan pergi sambil tertawa? Akhir impiannya selalu sama. Pada hari aku berjumpa dengannya, tolonglah aku, ya Allah bangsaku!-tolonglah aku membalas dendam dengan cara khusus! (hal. 261)

    Tapi, tentunya Yuda tidak menghabiskan sepanjang buku ini sebagai budak. Dia akhirnya pelan-pelan mulai mendapatkan cara untuk membalaskan dendamnya.

    Apakah akan berhasil? Lalu bagaimana dengan nasib ibu dan adik perempuannya yang juga dihukum karena dianggap bersalah? Baca sendiri ya :p

    Saran saya dalam membaca buku ini: sabar. Butuh 100 halaman lebih untuk masuk ke alur ceritanya Yuda. Sebelumnya, buku ini bercerita tentang ketiga orang majus dan kelahiran Yesus. Tentunya kedua hal ini, nantinya, akan berkaitan dengan kehidupan Yuda.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  7. Wishful Wenesday #53

    Wednesday, December 17, 2014

    Selamat hari Rabu semuanya! Bagaimana Rabu-nya minggu ini? Masih semangat beraktivitas atau sudah pengin libur aja bawaannya? :))

    Untuk Wishful Wednesday kali ini, saya memilih buku ini:

    Wintergirls
    by: Laurie Halse Anderson

    Dari Goodreads:

    “Dead girl walking”, the boys say in the halls.
    “Tell us your secret”, the girls whisper, one toilet to another.
    I am that girl.
    I am the space between my thighs, daylight shining through.
    I am the bones they want, wired on a porcelain frame.

    Lia and Cassie are best friends, wintergirls frozen in matchstick bodies, competitors in a deadly contest to see who can be the skinniest. But what comes after size zero and size double-zero? When Cassie succumbs to the demons within, Lia feels she is being haunted by her friend’s restless spirit.

    In her most emotionally wrenching, lyrically written book since the multiple-award-winning Speak, Laurie Halse Anderson explores Lia’s descent into the powerful vortex of anorexia, and her painful path toward recovery.

    Pengin baca karena temanya yang terlihat menarik. Tambah lagi, responnya di Goodreads positif.

    Btw, kapan hari saya sempat bikin gambar kutipan dari buku ini (yang kutipannya saya nemu di GR)


    Nah, itu dia WW saya kali ini. Bagaimana dengn kalian?

    Ingin tahu lebih banyak tentang WW? Cek blog hostnya.

  8. Steal Like an ArtistSteal Like an Artist by Austin Kleon
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Steal Like An Artist
    Penulis: Austin Kleon
    Penerbit: Noura Books
    Halaman: 160 halaman
    Terbitan: Maret 2013

    Siapa bilang mencuri itu buruk? Mencuri adalah keharusan! Tak Percaya?

    Orang-orang hebat sudah membuktikannya. Bintang basket Kobe Bryant mengaku bahwa semua gerakannya di lapangan dia curi dari para idolanya. Untuk menciptakan komputer Mac, Steve Jobs mencuri ide dari Xerox. Beatles awalnya adalah band yang menyanyikan lagu-lagu penyanyi lain.

    Tak ada yang orisinal. Semua kreasi berasal dari sesuatu yang pernah ada. Dan kreativitas tidak pernah lahir begitu saja, butuh proses juga perlu diasah. Mencuri ide adalah awal menumbuhkannya.

    Kreatif adalah melihat dari sudut pandang berbeda. Kreatif adalah mampu menyiasati keterbatasan. Kreatif adalah menemukan solusi terbaik dari permasalahan. Buku ini mengembangkan kreativitasmu, siapa pun kamu, dalam bidang apa pun kamu berkarya.

    Review

    Akhirnya kesampaian baca buku ini. Sudah penasaran dengan isinya sejak lihat bukunya di Goodreads Choice Award 2012.

    Isinya bermacam-macam, tapi semuanya dengan satu inti yang sama: kreativitas. Mulai dari soal "mencuri" dari para pekerja seni lainnya, mencari dan mendapatkan ide, hingga kondisi yang dapat membantu memicu proses kreatif.

    Mengutip T.S. Elliot yang kata-katanya diletakkan di awal buku ini:
    Penyair baru meniru, penyair berpengalaman mencuri, penyair buruk merusak yang mereka ambil, penyair bagus menjadikannya lebih baik, atau setidaknya berbeda. Penyair hebat memoles perolehannya dengan keunikan, jauh berbeda dari sumber inspirasinya.

    Walau isinya memang dominan dalam hal dunia menulis, buku ini saya rasa relevan bagi semua orang yang pekerjaannya berhubungan dengan kreativitas.


    View all my reviews

  9. Bonus TrackBonus Track by Osamu Koshigaya
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Bonus Track
    Penulis: Osamu Koshigaya
    Penerbit: Penerbit Haru
    Halaman: 380 halaman
    Terbitan: November 2014

    "Terus, kalau disimpulkan, bagaimana kehidupanmu? Bagus?"

    "Kehidupanku? Apa ya... kalau diringkas mungkin menjadi, 'Album debut sebuah punk band'."

    "Apa maksudnya?"

    "Selesai dengan cepat."

    "Begitu ya," tawa Kusano berhasil lolos pada hitungan kedua.

    "Tapi, di dalam album yang cepat selesai itu ada sebuah bonus track."

    "Bonus track itu sekarang?"

    "Iya. Kadang bonus track itu sendiri malah lebih baik dibandingkan keseluruhan album." (hal. 332)

    Kusano Tetsuya, seorang pemuda yang bekerja di sebuah restoran hamburger besar. Suatu hari, dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya, dia menemukan mayat seorang pria korban tabrak lari. Kusano berusaha menolong pria itu, tapi nyawa pria itu tidak terselamatkan.

    Tanpa Kusano duga, hantu pemuda itu malah muncul di apartemennya dan memperkenalkan diri sebagai Yokoi Ryota. Dimulailah hari-hari Kusano yang penuh warna dengan pekerjaannya dan usahanya membantu Ryota menemukan si pelaku tabrak lari.

    Review

    Melihat kover buku ini, saya sempat mengira kalau tokoh utama novel ini adalah seorang pria dan wanita. Tapi, pas baca blurb-nya, ternyata keduanya pria. Saya sampai sempat mengira kalau ada salah tulis di blurb-nya. Entah yah, potongan rambut sama model bajunya Ryota di kover membuat saya berpikir kalau dia itu cewek :)). Kusano juga agak kurang tepat penggambarannya sih. Di ceritanya dia kan terkesan agak biasa-biasa saja dan berkaca mata. Di kover malah terkesan seperti anak-anak gaul zaman sekarang yang bergaya ala Korea .-.

    Ya, tapi saya tetep suka sama kovernya kok. Penuh warna dan enak dilihat.

    Suka banget sama ceritanya. Inti ceritanya sih tentang 2 orang yang mengalami perubahan dalam hidupnya. Ryota, yang awalnya mengira hidupnya biasa-biasa saja, baru sadar kalau ada banyak orang yang peduli padanya setelah dia meninggal. Lalu Kusano yang awalnya tenggelam dalam kesibukan pekerjaannya, jadi belajar tentang pentingnya membagi tugas pada bawahannya (para pekerja sambilan). Dengan begitu, Kusano jadi punya waktu untuk dirinya sendiri.

    Interaksi antara Ryota dan Kusano lucu banget. Mereka dua orang (secara teknis sih, seorang dan sehantu) yang baru bertemu, dan juga beda usia hampir 5 tahun, tapi bisa langsung cocok seolah sudah bersahabat lama. Tapi interaksi mereka bukan tipe yang mengarah pada bromance atau yang bisa membuat girang para pecinta MxM.

    Poin tambahan buat buku ini ada di komedinya. Paling banyak sih datang dari Ryota dengan deadpan-nya. Semisal:
    Entah sejak kapan aku jadi angkuh. Lihat saja, aku adalah penumpang gratis di kelas satu shinkansen ini. Sampai-sampai perasaan ingin menguasai pun muncul.

    Aku melanjutkan kegembiraan ini setelah berganti naik jalur kereta lokal selanjutnya. Ketika aku turun dan berdiri di stasiun kampung halaman, entah kenapa aku merasa sudah mendapatkan kemenangan. Padahal aku belum meraih prestasi apa pun. Aku hanya ditabrak mobil. (hal. 161)

    Kalau untuk kekurangan, hm... mungkin bagian depan novel ini terasa lambat. Soalnya di bagian awal ada beberapa adegan sama yang diceritakan dari dua sudut pandang, POV Kusano dan Ryota. Tapi dari pertengahan, sudut pandang keduanya sudah menyatu, sehingga satu kejadian tidak lagi diceritakan dua kali.

    Buku yang sangat saya rekomendasikan untuk pecinta J-lit, atau yang mencari novel yang mengangkat tema hidup dan persahabatan dengan campuran komedi di dalamnya.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  10. The GoldfinchThe Goldfinch by Donna Tartt
    My rating: 3 of 5 stars

    Title: The Goldfinch
    Author: Donna Tart
    Publisher: Little, Brown and Company
    Num. of pages: 962 pages
    Published date: June 2014

    Theo Decker, a thirteen-year-old New Yorker, miraculously survives an accident that kills his mother. Abandoned by his father, Theo is taken in by the family of a wealthy friend. Bewildered by his strange new home on Park Avenue, disturbed by schoolmates who don't know how to talk to him, and tormented above all by his unbearable longing for his mother, he clings to one thing that reminds him of her: a small, mysteriously captivating painting that ultimately draws Theo into the underworld of art.

    As an adult, Theo moves silkily between the drawing rooms of the rich and the dusty labyrinth of an antiques store where he works. He is alienated and in love-and at the center of a narrowing, ever more dangerous circle.

    Review

    You can look at a picture for a week and never think of it again. You can also look at a picture for a second and think of it all your life (pg. 881)

    Holy guacamole! I finished this monstrous book! I started to read this on July, but then I put it down and picked it up again on November. I think it took a total of 2 weeks or so for me to finish this book.

    The blurb made me think of a criminal book, like John Connolly's or James Patterson's. And if you are looking for that kind of book, I'd say this is not the book you are looking for.

    Most of the book deals with the life of Theo. And not the kind of life where he was chased all around the country, while he tried to hide "his" painting. But, you know, daily life. Like move to a new place, go to school, get high with his friend, Boris.

    It was kinda boring, but interesting at the same time. I could really understand Theo and felt his anguish from losing his mother and the conflicted feeling about "The Goldfinch".

    I also like his relationship with Boris, but the second part of their plot... I felt it was silly. So, basically for 10 years, Theo didn;t realize that his painting was switched to another one. For 10 frickin' years!

    Overall, this book was a 4 stars for me. Until the later plot of Theo with Boris. However, I like the conclusion of this book. Everything felt right for me in the end. I also appreciate the (lot of )shout out Donna Tart gave to Indonesia. Wonder if she had ever come to Indonesia.


    Image Source: Wikipedia

    This book is for the following RC:

    - 2014 New Authors Reading Challenge

    View all my reviews

  11. Archi & Meidy, Serial Misteri Ilmu Pengetahuan #1: AirArchi & Meidy, Serial Misteri Ilmu Pengetahuan #1: Air by Wendy Chandra
    My rating: 5 of 5 stars

    Satu-satunya buku Archi & Meidy yang pernah kubaca :') Baca sekarang pun masih menambah pengetahuan :)). Misalnya: soal gula yang larut dan bakteri serta kuman dalam air mentah itu ternyata berdasarkan suatu sifat yang sama.

    Btw, ada yang tahu jawaban pertanyaan ini?

    Tempatkan es batu hingga melebihi mulut cangkir. Tuangkan air hangat hingga penuh sampai mulut cangkir. Tunggu beberapa saat hingga es mencair. Ternyata air tidak tumpah. Mengapa?

    Saya punya tebakan sih, tapi gak tahu jawaban pastinya apa. Gak ada kunci jawaban sih :)).

    Ah, pengin baca nomor 2-4. Ada yang punya bukunya? Pinjem dong :').


    View all my reviews


  12. Hailstorm (Vandaria Saga)Hailstorm by Fachrul R.U.N.
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Hailstorm
    Penulis: Fachrul R.U.N.
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 436 halaman
    Terbitan: Juni 2012

    Ambisi.... Kekuasaan.... Kekuatan....

    Ketiganya berpusar bagai badai, terpusat pada satu keluarga: Hailstorm. Bahkan sosok digdaya, Raja Deimos Amurdad, menerjang ke dalam pusaran badai lewat tawarannya yang terlalu menggiurkan untuk ditolak: Kekuatan penakluk segala! Mereka yang menginginkan anugerah itu harus mengatasi tantangan maha dahsyat di tempat maha berbahaya: Reigner, alam kematian.

    Semua berlomba mendapatkan kekuatan itu. Jika berhasil, mereka akan mempunyai senjata untuk menumbangkan Sang Raja Tunggal. Jika gagal, kematian menjadi hal yang tak terelakkan. Segala cara untuk mengumpulkan pasukan hebat ditempuh Hailstorm. Bahkan cara kotor. Menyandera keluarga kesatria veteran Lavinia, yang sesungguhnya ia tak ingin kembali mengangkat pedang.

    Mungkinkah Lavinia berhasil menyelamatkan keluarganya? Atau... malah menjadi tumbal ambisi keluarga Hailstorm? Ini adalah kisah tentang Sang Badai dan Penunggangnya.

    Review

    Buku ke-2 karya penulis yang saya baca. Sebelumnya sudah baca Redfang duluan, baru baca ini :)).

    Mengenai buku ini... EVERYBODY WENT TO HELL IN THIS BOOK! LITERALLY! Nyesek abis bacanya.

    Oke, bukunya penuh aksi dari awal sampai akhir. Darah, orang mati, dan organ tubuh di mana-mana. Kasih tepuk tangan dulu untuk buku ini karena mengedepankan hal-hal itu.



    Biasanya kan fantasi di Indonesia (sejauh yang sudah kubaca) lebih banyak di romansanya. Bukan berarti gak suka romansa, tapi "kelainan" buku ini jadi semacam variasi yang segar buat saya.

    Walau penuh aksi, buku ini tidak lupa memasukkan unsur perasaan di dalamnya. Setiap karakter yang jadi sorotan di buku ini memiliki kepribadian dan latar belakangnya sendiri-sendiri. Suatu hal yang membuat mereka hidup. Karakter yang paling berkesan? Lavinia dan Merryweather tentunya. Iridio juga lumayan berkesan buat saya sebagai seorang brondong(?) yang doyan ibu-ibu. *dikeplak

    Kekurangan buku ini? Er... apa ya? Terkesan kurang rapi dan sedikit repetitif buat saya kalau dibandingkan "Redfang". Misal soal penggambaran latar tempat yang kesannya berulang-ulang (walau masuk akal dan bisa diterima). Harapannya sih ada lebih banyak variasi kekejian di sana *heh. Lalu ada adegan seperti latih tanding antara Lavinia dan Iridio yang terasa janggal buat saya. Timing-nya terasa aneh. Secara mereka baru melawan sekian banyak deimos sebelumnya. Bukannya istirahat dan menyimpan tenaga untuk lawan yang menanti, mereka malah buang-buang energi. Walau, saya ngerti sih tujuannya untuk membuat bonding time antara kedua orang itu.

    Secara keseluruhan, "Hailstorm" adalah buku yang penuh aksi dari depan hingga belakang, dengan sisipan romansa yang minimal tapi cukup menyentuh hati . Karakter-karakternya menarik dan saya menantikan lebih banyak lagi petualangan antara Justina, Lavinia, dan Amy. Siapa itu Justina dan Amy? Baca bukunya dong. :3

    View all my reviews

  13. Permainan Igo 1: Tehnik Membuat AreaPermainan Igo 1: Tehnik Membuat Area by Jun'ichi Ishikura
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: Permainan Igo 1: Tehnik Membuat Area
    Penulis: Jun'ichi Ishikura (Manga Ilustrator), Satoshi Kataoka (Supervisor)
    Penerbit: Elex Media Komputindo
    Halaman: 381 halaman
    Terbitan: Oktober 2014

    Komik tentang permainan igo. Bercerita tentang 3 orang anak: Go, Shiro, dan Kiriko, yang masuk ke dalam dunia igo untuk menolong seorang putri yang ditawan oleh penyihir jahat. Bersama Ksatria Hitam, ketiga anak itu maju untuk melawan sang Penyihir Putih.

    Dalam perjalanannya, mereka mempelajari tentang cara bermain igo, serta berhadapan dengan berbagai makhluk yang berusaha menghalangi mereka.

    Review

    Yeah, pada dasarnya buku ini menggabungkan fiksi dan non-fiksi.

    Saya berterima kasih pada Elex Media yang sudah menerbitkan buku tentang igo di Indonesia. Jarang banget saudara-saudara. Mungkin ini buku ke-2 tentang igo yang terbit di sini setelah Hikaru no Go.

    Untuk ceritanya sendiri, standar sih kalau untuk saya. Tidak jelek, tapi tidak ada sesuatu yang wah juga kalau hanya mau dilihat dari unsur plot komiknya. Yang paling bikin ngakak di komik ini adalah si 'jin ikan' yang jadi salah satu lawannya keempat tokoh utama.

    Untuk materi igonya, cocok untuk orang yang baru mulai belajar. Mulai dari cara meletakkan batu, menangkap, aturan Ko, sampai ke menghitung wilayah.

    Ada juga sedikit cerita tentang Kataoka Satoshi, supervisor buku ini sekaligus mantan pemegang gelar Tengen. Bahkan ada catatan pertandingan dari salah satu babak yang Kataoka Satoshi anggap berkesan.

    Kalau ada yang tanya igo itu apa, jawabannya mungkin cocok dengan apa yang disampaikan buku ini. Igo itu permainan yang tidak terlalu mementingkan soal batu yang mati/ditangkap. Igo itu soal wilayah. Tidak masalah mengorbankan sedikit batu untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Kenapa jadi kayak prinsip dagang begini? :))

    Pengin lanjut baca buku keduanya ^^.

    p.s: kalau ada yang mau tanya-tanya soal igo atau igo di Indonesia, bisa cek di Komunitas Igo Indonesia.


    View all my reviews