Rss Feed
  1. Old Shatterhand: The Wild West JourneyOld Shatterhand: The Wild West Journey by Karl May
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: Old Shatterhand: The Wild West Journey
    Penulis: Karl May
    Penerbit: Visimedia
    Halaman: 336 halaman
    Terbitan: September 2013

    Seorang pemuda Jerman bernama Charlie bertualang ke benua Amerika dan menuju Wild West. Dia menemukan banyak hal menarik di daerah perbatasan Amerika yang belum ditaklukkan bangsa kulit putih. Banyak tantangan yang harus dia hadapi, seperti ancaman beruang grizzly, orang Indian yang memusuhinya, dan orang kulit putih yang tidak jujur. Dia selalu berhasil dan menang. Dia selamat dari satu demi satu situasi berbahaya berkat kecerdikan, kemahirannya mengangkat senjata, dan kekuatannya yang luar biasa (sehingga dia dijuluki "Old Shatterhand").

    Dalam perjalanan, dia berteman dengan seorang pemuda Indian yang sama hebatnya: Winnetou. Keinginan Charlie untuk bersahabat dengan Winnetou terhalang oleh perbedaan mereka. Bangsa Indian sudah terlalu banyak dirugikan oleh orang-orang kulit putih dan perbuatan Charlie di Wild West membuat mereka marah. Bagaimanakah Charlie memeroleh kepercayaan Winnetou dan Suku Apache, padahal nyawa taruhannya?

    Review

    Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih kepada Mbak Melody Violine, sang penerjemah buku ini, dan Visimedia yang telah memberikan buku ini secara gratis pada saya. Kenapa saya bisa dapat gratisan? Soalnya saya menang giveaway yang diadakan di blog penerjemahnya.

    Kedua, saya mengucapkan mohon maaf lahir batin karena cuma bisa kasih 1 bintang untuk buku ini.

    Tokoh utamanya, Charlie, bukanlah mantan personil ST 12 *dibuang karena jayus, tapi adalah seorang pria Jerman yang datang ke Amerika. Dia adalah seorang pria yang cerdas karena rajin membaca, jago menembak, jago menjinakkan kuda liar (karena dulu belajar naik kudanya menggunakan kuda liar Hungaria), jago ilmu ukur, tidak pernah mengeluh karena menerima pekerjaan yang lebih berat dari seharusnya, serta jago mempertahankan diri kalau berantem keroyokan. Perlu saya lanjutkan daftarnya?

    Karena satu dan lain hal, dia akhirnya memperoleh "pekerjaan" sebagai seorang penjelajah di "Wild West". Di sana dia bertemu dengan seorang Indian bernama Winnetou dan ingin bersahabat dengannya.

    Ya, isi buku ini memang soal awal perjalanan Charlie-yang-bukan-mantan-personil-ST 12 ini di "Wild West".

    Dari awal membaca saya sudah merasa, "Ni tokoh utamanya jago amat", tapi masih berpikir kalau, "Ya, zamannya kan beda. Mungkin orang zaman dulu rata-rata punya kualifikasi kayak gini? Atau mungkin si Charlie ini tipe 'satu di antara sejuta'."

    Cuma tambah dibaca, saya tetap tidak terlalu tertarik sama si Charlie ini.

    Petualangannya sendiri tidak bisa terlalu saya nikmati. Bukan karena jelek atau terjemahannya buruk, tapi lebih karena masalah selera. Apa yah? Mungkin saya emang kurang cocok sama cerita penjelajahan kayak gini kali yah. Kalau dari lini waktu yang sama, mungkin saya lebih suka cerita tipe keluarga petani/pemburu macam di seri "Little House" atau di The Yearling.

    Terjemahannya sendiri cukup baik menurut saya. Yah, kalau Mbak Melody, yang udah berpengalaman dalam dunia penerjemahan, sih gak perlu ditanya lagi kali yah.

    Cuma untuk terjemahan ini, saya kurang suka sama penggunaan interjeksi 'pshaw' yang dipakai di sini. Jujur itu ekspresi yang baru (aka sangat asing) bagi saya. Saya bahkan tidak tahu bagaimana harus membacanya. Apakah 'pe-shaw' atau 'pi-shaw' atau bahkan 'shaw'? Entahlah.

    Btw, buat yang tertarik membaca kisah di balik penerjemahan buku ini, bisa cek entri blog penerjemahnya di sini.

    Secara keseluruhan, saya hanya bisa kasih 1 bintang. Bukan karena jelek, tapi karena soal selera. Mungkin ada baiknya buku ini saya sumbangkan ke perpustakaan almamater saya aja kali yah.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews


  2. Dengerin Dong, Troy!Dengerin Dong, Troy! by Ade Kumalasari
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Dengerin Dong, Troy!
    Penulis: Ade Kumalasari
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 216 halaman
    Terbitan: 2006

    Mana ada cowok yang "berani" pedekate ke Lintang? Sudah pintar, ketua OSIS pula. Meskipun pengin banget punya pacar, Lintang menolak ketika Dinda mencalonkan Troy - sang komandan peleton inti di sekolah. Memang sih Troy seganteng dewa-dewa Yunani. Tapi keras kepalanya itu loh yang nggak nguatin. Apalagi dia selalu mengacau di setiap rapat OSIS. "Nama lengkap Troy mestinya Troyble Maker deh!" kata Lintang kesal.

    Lintang tambah kesal ketika Troy tidak mendengarkan nasihatnya dan tetap ngotot mengadakan lomba peleton inti pada peringatan lustrum sekolah. Akhir-akhir ini kan lomba semacam itu sering banget memicu tawuran antar-sekolah. Selalu ada saja yang jadi korban. Pantas dong Lintang khawatir.

    "Aku jamin semua akan baik-baik saja, Lin," janji Troy.
    Iya kalau itu benar, kalau ada kejadian apa-apa, siapa yang disalahkan?
    Iih, kenapa si Troy nggak pernah mau dengar?

    Review

    Aslinya sih saya lihat versi cetak ulang novel ini lebih dulu. Tertarik dengan judul dan blurb-nya yang menarik. Hmm... Jujur saya lebih suka kover yang lama, versi yang saya baca, ketimbang kover barunya.


    Kover baru

    IMO, mukanya Troy di situ kelihatan 'dodol'. Agak kurang pas sama gambarannya dalam cerita. Lebih cocok ekspresi wajahnya Troy di kover belakang buku lama.

    Saya suka dengan ceritanya. Sederhana dan sangat terasa remajanya. Baca buku ini jadi kangen sama suasana pas SMA dulu. Apalagi kalau ada perayaan seperti Porseni di sekolah.

    Karakternya juga cukup likeable. Si Lintang termasuk tipe cewek yang mandiri, tapi di saat yang sama masih bertingkah layaknya cewek remaja. Troy juga cukup menarik sebagai tokoh utama pria. Sifatnya dan ketidak sempurnaannya (tidak begitu pintar dalam pelajaran) membuatnya pasangan yang menarik dengan Lintang.

    Untuk akhir ceritanya sendiri, hmm, bisa kubilang agak tidak biasa untuk genre teenlit.

    Secara keseluruhan, saya suka dengan cerita dan karakternya. Cara penulisnya bertutur juga sudah enak. Empat bintang untuk novel ini.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 What's in A Name Reading Challenge
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge


    View all my reviews


  3. Outcast of PrideOutcast of Pride by Maximilian M. Surjadi
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Outcast of Pride
    Penulis: Maximillian M. Surjadi
    Penerbit: De Teens
    Halaman: 180 halaman
    Terbitan: September 2013

    Dalam pelariannya, Aislinn, seorang kesatria Kekaisaran Kapitalia yang berkhianat karena tidak ingin membunuh kaum druid, penganut ajaran lama, ditemukan oleh satu-satunya druid yang tersisa bernama Alfarr dalam keadaan luka parah akibat usahanya melarikan diri. Pasukan Kapitalia berhasil menemukan pengkhianatnya, sekaligus kaum yang mereka basmi. Namun, Aslinn dan Alfarr berhasil melarikan diri.

    Perjalanan itu berubah menjadi petualangan yang membawa mereka ke tanah dingin Ragna Goliath, sebuah kerajaan kecil yang suram berdiri. Di tanah musim dingin adalah abadi ini, Aislinn terkena sebuah penyakit yang dikenal dengan nama winter curse yang membahayakan hidupnya. Bermodalkan informasi dan bantuan dari seorang penyihir terpelajar bernama Hedwyn, mereka melakukan perjalanan untuk mencari satu-satunya penawar winter curse di sebuah mata air di gunung tertinggi tanah Ragna Goliath, Silver Peak.

    Review

    Saya gak tahu kenapa ya, tapi lagi-lagi saya baca karya juara 2 sebuah lomba lebih dulu dari karya pemenang utamanya. Kapan hari baca Hawa yang jadi juara 2 lomba Amore. Sekarang Outcast of Pride yang jadi runner-up lomba #fikfanDiva.

    Kali ini saya mengambil karya Maximillian karena buku ini menjadi pilihan hasil "bang bang tut" saya di toko buku dengan menggunakan lagunya Tipe-X, Kamu Gak Sendirian. Habis saya bingung sih mau baca yang mana dulu untuk hasil novelet fikfan ini. :D

    Secara keseluruhan saya cukup suka dengan ceritanya. Saya rasa penulisnya melakukan riset yang cukup baik untuk membangun dunianya. Penulisannya juga sudah cukup baik.

    Beberapa poin yang saya catat pas baca buku ini:
    - Kurang tanda petik pembuka di hal. 33

    - Susunan kalimat yang agak aneh di hal. 51 akhir - 52 awal

    - Penggunaan kata 'tidak bernilai' di hal. 170. Mungkin maksudnya 'tidak ternilai'? Salah satu fungsi awalan 'ter-' berarti "dapat atau berhasil". Jadi 'tidak ternilai' = 'tidak dapat dinilai', yang menurutku lebih masuk akal dengan situasinya. Kalau 'tidak bernilai' = 'tidak memiliki nilai' alias gak penting.

    - Terus waktu pertarungan antara si gadis lizardmen dan Alfarr vs. si necromancer. Di awal kan dibilangnya ada 4 pohon sensa, tapi kayaknya si gadis cuma menghancurkan 3. Ataukah pas yang terakhir itu dia menghancurkan 2 pohon sekaligus? Terus kok si Alfarr langsung tahu yah kalau pohon-pohon itu harus dihancurkan untuk mengalahkan si necromancer?

    - IMHO, si Alfarr rasanya terlalu cepat menerima Aislinn. Mungkin lebih baik bagian Alfarr bilang ke Aislinn kalau dia itu, "Wanita yang mengagumkan" dan "berhati mulia" dipindah setelah Aislinn melawan pasukan kekaisaran.

    - Kenapa bisa ada Iceland di sini? Saya langsung kepikiran negara beribu kota Reykjavik itu.

    Secara keseluruhan, buku ini nilainya 2,5 buat saya. Congrats buat penulisnya yang berhasil jadi salah satu pemenang lomba #fikfanDiva.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge


    View all my reviews


  4. Bara Aksadewa: Sang Terhukum di negeri Kinnara (#FikfanDIVA)Bara Aksadewa: Sang Terhukum di negeri Kinnara by Mahfudz Asa
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Bara Aksadewa
    Penulis: Mahfudz Asa
    Penerbit: de Teens
    Halaman: 188 halaman
    Terbitan: September 2013

    “Candi ini adalah gerbang lintas batas yang menghubungkan duniamu dengan Negeri Kinnara.”
    Akhirnya, kulangkahkan kaki memasuki bangunan candi itu. Begitu seluruh tubuhku melewati ambang pintu, tiba-tiba kegelapan menyergap dari berbagai arah. Kepalaku terasa begitu pusing, seakan ada yang tengah mengaduk-aduk isi kepalaku. Hanya kegelapan yang kurasakan keberadaannya sebelum akhirnya kesadaran meninggalkanku.

    Bara Aksadewa harus memasuki Negeri Kinnara sebagai tebusan bagi ibunya yang menjadi tawanan bangsa Asura. Buah kalpataru adalah harga yang sangat mahal. Bukan hanya nyawa yang ia pertaruhkan, tapi juga kebebasannya sendiri…

    Review

    Buku kedua dari hasil lomba #fikfanDiva yang saya baca. Sebelumnya saya sudah baca yang juara duanya. Sekarang mencicipi rasa juara tiga lomba tersebut.

    Buku ini saya peroleh dari hasil giveaway di blog penulisnya. Beruntung banget. Soalnya saya emang pengin baca hasil 3 besar #fikfanDiva.

    Beberapa poin yang saya catat selama membaca (CMIIW kalau ternyata pertanyaan saya sudah ada jawabannya di buku ini. Bisa jadi saya kelewatan.):

    1. Secara kover, di antara 3 besar #fikfanDiva, jujur kover buku ini yang saya paling gak suka. Itu orang di dalam matahari/lingkaran ganggu banget deh. Dan kalau saya lihat, entah kenapa dia terlihat seperti manusia pra sejarah =_=

    2. Kenapa Laksita, ibunya Bara, tidak mengenakan kalung penangkal juga? Kalau Sagra memang bisa dihalau dengan kalung itu, dia kan tinggal pakai aja dan dengan begitu dia tidak perlu sampai diculik.

    Ya, saya tahu, kalau dia tidak diculik, ceritanya gak bisa jalan. Cuma kayaknya perlu ada penjelasan kenapa Laksita tidak mengenakan kalung itu.

    3. Waktu Bara disuruh mengambil buah Kalpataru, dia sudah bertanya pada dirinya sendiri apakah dia tega mengorbankan suatu bangsa untuk memperoleh buah itu?

    Pertanyaan lain yang kurasa sebaiknya dia ajukan adalah: apakah dengan dia mengambil buah itu, dunia manusia tidak akan kena pengaruhnya?

    4. Typo 'dilayar' pada hal. 15

    5. Typo 'teNagaku' di hal. 166

    6. Saya suka dengan penggunaan candi yang agak tidak terkenal di sini. Jujur saya bahkan baru tahu nama Candi Pawon karena buku ini. Satu nilai plus besar untuk faktor ini.

    7. Saya juga suka dengan keragaman tokoh yang ada di sini. Ada Kinnara, Asura, Naga, Garuda, Winara, dan Manusia.

    8. Soal kesepakatan antara Udara dengan pimpinan Naga. Kenapa para Naga cepat amat setujunya sih? Gak pakai acara nanya bagaimana Udara akan memberikan/membantu mereka memperoleh Mahkota Garuda.

    Ya, secara keseluruhan, saya cukup suka dengan Bara Aksadewa ini. Nuansa fantasi lokalnya terasa sekali dan penulis mampu meramunya dengan baik.

    Tiga bintang untuk novelet ini.


    View all my reviews


  5. Resident Evil: City of the DeadResident Evil: City of the Dead by S.D. Perry
    My rating: 5 of 5 stars

    Title: Resident Evil: City of the Dead
    Author: S.D. Perry
    Publisher: Titan Books
    Num. of Pages: 336 pages
    Published: September 2012 (first published 1999)

    Leon Kennedy, a rookie cop on a new assignment, and Claire Redfield, sister of the still-missing S.T.A.R.S. member Chris, arrive at Raccoon City to discover a necropolis.

    A botched attempt by the Umbrella Corporation to retrieve a devastating mutagenic weapon has resulted in a horrifying viral outbreak, transforming the city's population into the living dead. And all of them are hungry.

    Review

    I moved to this one after reading The Umbrella Conspiracy. Yeah, I skipped the "Caliban Cove" because I was so eager to read RE2's novelization.

    I think this book was even more gripping than "The Umbrella Conspiracy". The action was more intense and fun to read. The (disfunctional) romance between Leon and Ada was a joy to go through as well. I also liked that Claire got many chances to kick ass here.

    Overall, it was a great read and now I'm wanting to read the whole book in this series. I wish Capcom would continue the novelization with RE 4, 5, and 6.

    This book is for reading challenge:
    -2013 Books in English Reading Challenge


    View all my reviews


  6. Resident Evil: The Umbrella ConspiracyResident Evil: The Umbrella Conspiracy by S.D. Perry
    My rating: 5 of 5 stars

    Title: Resident Evil: The Umbrella Conspiracy
    Author: S.D. Perry
    Publisher: Titan Books
    Num. of pages: 288 pages
    Published: September 2012 (first published 1998)

    Raccoon City: a remote mountain community suddenly besieged by a rash of grisly murders. At the epicenter, a dark secluded mansion belonging to the mysterious Umbrella Corporation.

    Deployed to investigate the strange goings-on is the Special Tactics and Rescue Squad (S.T.A.R.S.) but what unfolds as the team penetrate the mansion's long-locked doors is terror beyond their worst nightmares.

    Review

    I accidentally stumbled upon this RE novelization when I looked upon the recent original comic. After reading this, I'm glad that this book follows the game very well.

    I really like that S.D. Perry stayed faithfull to the game's story line and add some explanations of her own that are in sync with the story, like why the crows at the painting-puzzle room will attack if you hit the buttons in wrong order.

    I also like how she gave personalities to the characters that, for me, again, are in sync with the characters from the game.

    Pre reading the book, I was hoping that the author would put some of the "lame" (or funny) dialogues from the game. She did put the "Jill sandwich" thing, but there were no "master of unlocker" or "this mansion is dangerous" by Richard (I don't know about you, but Richard's dying line was, well, quite amusing for me. Did you deduce it from the snake that attacked you, or from the zombies that were roaming the mansion?)

    I do think that the battles were quite short. I wish there were more actions. Maybe Jill could just fight the spider instead of found it dead. Although, the rest of the actions were quite satisfying.

    Overall, I really enjoyed the book. It was fun to read a game's novelization and it was well written as well. The book was a page turner and I felt happy and satisfied when I reached the end.

    Now, off to the third book. (Yeah, I didn't buy the second of the series. Maybe later.)

    This book is for the folowing reading chalenge:
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 Books in English Reading Challenge


    View all my reviews


  7. The Magician's Nephew: Keponakan Penyihir (The Chronicles of Narnia, #1)The Magician's Nephew: Keponakan Penyihir by C.S. Lewis
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: Keponakan Penyihir (The Chronicles of Narnia, #6)
    Penulis: C.S. Lewis
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 275 halaman
    Terbitan: Juli 2005

    Tentukan pilihan, wahai petualang asing.
    Bunyikan bel, dan hadapi bahaya genting.
    Atau teruslah penasaran, hingga lenyap kewarasan.
    Akan apa yang bakal terjadi bila saja kaulakukan.

    Dua anak, Digory dan Polly, telah diperdaya Sihir dan paman Digory yang nyentrik. Pamam Andrew. Dia memaksa mereka membuat pilihan yang hasilnya adalah petualangan yang jauh lebih luar biasa daripada mimpi. Mereka menemukan dunia-dunia lain di dalam mata air ajaib, bertemu ratu agung yang juga penyihir kejam, dan tanah kebelian yang baru saja dibangkitkan. Pintu menuju tanah Narnia terbuka untuk pertama kalinya.

    Review

    Buku ini adalah buku ke-6 seri Narnia dari urutan terbitnya, tapi kalau dilihat dari alur waktu dalam ceritanya, buku inilah buku pertama bagi serial ini.

    Kalau yang pernah baca atau nonton The Lion, the Witch, and the Wardrobe, pasti bakal merasa rindu dengan cerita tersebut saat membaca buku ini. Ada banyak bagian di buku ini yang membuat saya bereaksi, "Oh, begitu toh," atau "Oh, jadi itu asal mulanya."

    Yup, memang ada banyak penjelasan tentang awal segala sesuatunya di sini. Misalkan: bagaimana sebenarnya Narnia terbentuk? Bagaimana kejahatan bisa sampai di tanah Narnia? Kenapa ada hewan-hewan yang bisa bicara dan ada yang tidak bisa di negeri itu? Apa hubungan sebenarnya antara si profesor pemilik lemari, yang menjadi pintu masuk ke Narnia, dengan negeri tersebut? Bagaimana bisa sebuah lampu jalan ada di Narnia? *buat yang gak ngeh lampu jalan apa, bisa lihat gambarnya di bawah.

    Keempat anak Pevensie dan lampu jalan di The Lion, the Witch, and the Wardrobe
    Sumber: Narnia Wikia

    Saya suka dengan kisah petualangan di sini. Salah satu yang paling menarik dalam rangkaian serial ini. Saya juga suka dengan kedua karakter utama, Digory dan Polly. Saya juga suka dengan dilema yang dihadapi Digory saat harus mengambil buah yang diperintahkan oleh Aslan.

    Lima bintang untuk awal mula kemunculan Narnia, serta petualangan Digory dan Polly.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Serapium Reading Challenge
    - 2013 Finishing the Series


    View all my reviews

  8. Wishful Wednesday #37

    Wednesday, October 16, 2013

    Selamat hari Rabu! Selamat ngantor dan sekolah kembali setelah liburan. Btw, sekedar info, giveaway saya dari WW minggu lalu masih jalan. Silahkan cek di tautan untuk ikutan GA yang saya adakan.

    Untuk minggu ini, buku pilihan saya adalah:

    Flowers in the Attic
    by: V.C. Andrews

    Dari Goodreads:
    It wasn't that she didn't love her children. She did. But there was a fortune at stake--a fortune that would assure their later happiness if she could keep the children a secret from her dying father. 
    So she and her mother hid her darlings away in an unused attic. 
    Just for a little while. 
    But the brutal days swelled into agonizing years. Now Cathy, Chris, and the twins wait in their cramped and helpless world, stirred by adult dreams, adult desires, served a meager sustenance by an angry, superstitious grandmother who knows that the Devil works in dark and devious ways. Sometimes he sends children to do his work--children who--one by one--must be destroyed.... 
    'Way upstairs there are four secrets hidden. Blond, beautiful, innocent struggling to stay alive....
    Jadi, "Flowers in the Attic" ini bercerita tentang seorang ibu yang menyembunyikan keempat anaknya di loteng rumah. Soalnya si ibu ini lagi berusaha memperoleh uang warisan ayahnya dan kalau sampai ketahuan kalau dia sudah punya anak (entah karena alasan apa), dia gak bakal dapat uang warisan yang jumlahnya besar. Akhirnya si ibu ini bekerja sama dengan ibunya (ribet yah) untuk menyembunyikan anak-anaknya itu.

    Tapi masalahnya kemudian berkembang. Si ibu itu harus tetap menyembunyikan keempat anaknya agar tidak kehilangan warisannya. Lalu bagaimana nasib keempat anak tersebut?

    Iya, ceritanya memang agak gelap, tapi itu yang bikin saya pengin baca.

    Itu buku pilihan saya minggu ini. Apa buku pilihanmu?

    Ingin tahu soal WW? Cek blog hostnya.

  9. Unconscious TruthsUnconscious Truths by Janice Kiecolt-Glaser
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Unconscious Truths
    Penulis: Janice Kiecolt-Glaser
    Penerbit: Avon
    Halaman: 298 halaman
    Terbitan: Maret 1998

    Kitty Evanston stood by the open window of Dr. Haley McAlister's office, gulping air. Beads of sweat dripped down her face. "I can't go through with this," she said. Traumatized by nightmare memories of a prior operation at the hospital, Kitty Evanston abruptly canceled both Haley's pre-surgery psychological testing and the scheduled operation--but not before revealing the terrifying conversation she'd heard while she was under anesthetic the last time. Now she's dead. And the hospital would like to see her dark story buried with her.

    Memory testing is one of Haley's specialties, and she's not about to dismiss Evanston's recollections as psychotic. Not when the hospital is deeply involved in financial problems, FDA investigations, and cover-ups, and key hospital personnel are unwilling to cooperate with her investigation into Kitty's claims. Haley's expertise in lie detection tells her she can't trust all of her colleagues--not even the man she has begun a relationship with. And trust is one thing her life may depend on, especially when it comes to love. . .or murder.

    Review

    Sudah lama gak baca cerita detektif di luar Agatha Christie. Dalam cerita kali ini, kita bertemu dengan Dr. Haley McAlister, seorang psikolog yang bekerja untuk sebuah rumah sakit.

    Kali ini Haley mendapatkan Kitty Evanston sebagai pasiennya. Kitty mengalami semacam PTSD (post traumatic syndrome disorder) pasca operasinya. Ada sesuatu yang membuat Kitty ketakutan setelah operasi dan jawaban akan hal ini baru Haley ketahui setelah dia melihat video hasil hipnotis Kitty yang dipaparkan salah seorang koleganya dalam suatu kuliah umum.

    Masalahnya Haley tidak pernah dapat mengonfirmasikan hal ini pada Kitty karena wanita itu meninggal 3 hari setelahnya.

    Kecurigaan Haley timbul bahwa kematian Kitty tidaklah alami. Masalahnya Kitty mengaku bahwa anestesi pada operasinya gagal dan dia masih setengah sadar pada saat operasi. Hal ini membuatnya mampu mendengar percakapan saat operasi dan merasakan kesakitan saat dibedah dan dijahit, walaupun tubuhnya tidak mampu dia gerakkan.

    Kitty sendiri berniat mengajukan suatu tuntutan hukum pada RS tersebut. Di saat yang sama, Haley tahu bahwa RS tempatnya bekerja itu tengah mengalami masalah ekonomi. Mungkinkah ada orang yang tidak ingin Kitty mengajukan tuntutan itu hingga tega membunuhnya?

    Saya suka karena misterinya di sini bukan cuma soal siapa pelakunya, alias whodunit. Pertanyaan paling dasar yang Haley hadapi adalah: apakah pernyataan Kitty saat dia dihipnotis adalah benar? Haley sendiri tahu bahwa pernyataan yang dikeluarkan seseorang saat dihipnotis belum tentu 100% fakta. Di dalamnya bisa jadi ada fiksi yang tercampur dan dipercayai orang itu sebagai fakta.

    Belum lagi kemungkinan kalau apa yang Kitty alami itu hanyalah mimpi buruknya saja. Soalnya anestesi kadang menimbulkan mimpi yang kemudian dipercaya pasien sebagai kenyataan.

    Kalau pun apa yang Kitty katakan benar, Haley masih menghadapi satu pertanyaan lain. Sejauh mana ingatan Kitty 'benar'? Apakah mungkin ada sugesti kolega Haley itu yang tercampur di dalamnya?

    Semua misteri itu dibumbui juga dengan pekerjaan Haley (dia diminta pihak asuransi melakukan pemeriksaan profesional  menangani korban kapal tenggelam yang mengajukan klaim asuransi yang berhubungan dengan PTSD), intrik politik dalam RS, kisah cinta, serta kecurigaan apakah pria yang dia sukai sebenarnya memiliki keterlibatan dalam kasus Kitty.

    Berhubung penulis cerita ini adalah seorang profesor dan kepala divisi kesehatan psikologi di Ohio State University College of Medicine, jadi saya percaya saja pada semua hal berbau psikologi yang ada di sini. Penulisan Janice Kieolt-Glaser cukup baik buat saya. Tokoh-tokohnya juga menarik dan cukup kompleks dan saya cukup suka pada Haley sebagai tokoh utama. Sangat saya sayangkan bahwa penulis ini hanya menulis 2 novel sejauh ini.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 Books in English Reading Challenge


    View all my reviews


  10. Another RC wrap up. This one is also very fun. The "green" was the hardest for me to find. Some reviews are in Indonesian as I am, well, too lazy to translate them :p

    Here we go:

    1. Blue : Camar Biru - Nilam Suri ("Biru" means blue). My Indonesian review.
    2. Red : Masque of the Red Death - Bethany Griffin. My Indonesian review.
    3. Yellow : Gold - Chris Cleave. My English review.
    4. Green: Anne of Green Gables - L.M. Montgomery. My English review
    5. Brown : Rumah Cokelat - Sitta Karina ("Cokelat" means brown). My Indonesian review.
    6. Black : Hitam Putih Emiliano - Sania Puteri Rasyid ("Hitam" means black). My English review.
    7. White: A Little White Lie - Titish A.K. My English review.
    8. Other color: The Silver Chair - C.S. Lewis. My English review.
    9. Color imply: Pelangi Impian - Joan Elliott Pickart ("Pelangi" means rainbow). My Indonesian review.

  11. Anne of Green Gables (Anne of Green Gables, #1)Anne of Green Gables by L.M. Montgomery
    My rating: 2 of 5 stars

    Title: Anne of Green Gables
    Author: L.M. Montgomery
    Publisher: Girlebooks
    Num. of pages: 398 pages
    Published: January 2011

    Anne of Green Gables is the first of a series of books about redheaded orphan Anne Shirley from Prince Edward Island, Canada. Published in 1908, Lucy Maud Montgomery found her inspiration for the book in a story she wrote at a young age describing a couple that was mistakenly sent an orphan girl instead of a boy but decided to keep her. She also drew upon her own childhood experiences in on the Island. Recently considered a children's book, Anne of Green Gables was originally intended as a novel for all ages.

    Review

    I don't know. It was just not my cup of tea. I have read "Heidi" and "Rebecca of Sunnybrook Farm" which have a kinda similiar story, but so far I only like Heidi.

    The whole story was fine, I think. There were some funny parts and I quite like the characters. Anne is very high spirited and has a lot of fantasies.

    So, I dunno. Maybe I just don't suit with this kind of story.

    This book is for the following reading challenges:
    - 2013 New Authors Reading Challenge
    - 2013 Books in English Reading Challenge
    - 2013 What's in A Name Reading Challenge
    - 2013 Color Coded Reading Chalenge


    View all my reviews

  12. Friday's Recommendation #8

    Friday, October 11, 2013

    Selamat hari Jumat kedua. Selamat libur panjang bagi yang kantor/sekolahnya libur karena harjitnas. Hari Jumat minggu kedua adalah waktu bagi "Friday's Recommendation" yang diadakan oleh Mbak Ren. Untuk minggu ini, buku yang saya rekomendasikan adalah:

    The Age of Miracles
    by: Karen Thompson Walker
    genre: drama, family, YA, fantasy
    Review saya untuk buku ini bisa dilihat di sini

    Dari Goodreads:
    On an ordinary Saturday in a California suburb, Julia awakes to discover that something has happened to the rotation of the earth. The days and nights are growing longer and longer; gravity is affected; the birds, the tides, human behavior, and cosmic rhythms are thrown into disarray. In a world that seems filled with danger and loss, Julia also must face surprising developments in herself, and in her personal world-divisions widening between her parents, strange behavior by her friends, the pain an vulnerability of first love, a growing sense of isolation, and a surprising, rebellious new strength.
    Sebenarnya baca buku ini sudah dari bulan lalu sih. Saya suka sama ceritanya. Walau premis ceritanya terdengar sangat fiksi ilmiah, buku ini sebenarnya lebih berfokus pada masalah sosial yang terjadi sebagai efek perlambatan rotasi bumi. Skala sosialnya di sini tidak terlalu besar juga sih. Hanya di seputar keluarga Julia dan masyarakat di daerahnya. Ada juga dibahas soal efek internasional, tapi hanya sekedar disaksikan oleh Julia lewat TV.

    Buat saya, rasanya cukup menyenangkan untuk baca buku YA-fantasi yang tokoh utama wanitanya tidak jatuh cinta pada si "cowok berbahaya", mengalami cinta segitiga, atau dalam bentuk trilogi.

    Bukunya sudah terbit di Indonesia dengan kover berikut:


    Itu buku pilihan saya kali ini. Bagaimana denganmu?

    Untuk info soal Friday's Reommendation, kunjungi blog hostnya.


  13. Empat Tubuh Statera (Xar & Vichattan: Seri Ahli Waris Cahaya, #3)Empat Tubuh Statera by Bonmedo Tambunan
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Xar & Vichattan: Empat Tubuh Statera (Xar & Vichatan, Seri Ahli Waris Cahaya #3)
    Penulis: Bonmedo Tambunan
    Penerbit: Adhika Pustaka
    Halaman: 428 halaman
    Terbitan: Maret 2012

    Kuil Kegelapan kembali bangkit.

    Tetapi, dengan sudah diimbuhinya Xar oleh cahaya, bangkitnya kuasa gelap tidaklah lagi dirasakan sebagai suatu ancaman yang serius oleh Xar dan Vichattan. Apalagi, setelah Kristal Utama pun berhasil diimbuhi cahaya.

    Ancaman yang sesungguhnya justru datang dalam bentuk cahaya yang bukan cahaya. Ancaman yang datang bersamaan dengan turunnya titik-titik putih dingin. Ancaman yang telah memutarbalikkan pikiran dan logika dunia.

    Akankah Gelap kembali meraja? Bagaimanakah nasib para ahli waris Cahaya? Dan apa yang sesungguhnya terjadi di Xar & Vichattan? Temukan jawabnya di buku terakhir dari seri Ahli Waris Cahaya: Empat Tubuh Statera.

    Review

    Wooho! Akhirnya sampai pada penghujung trilogi Xar & Vichattan. Selamat untuk Bonmedo Tambunan karena telah berhasil menyelesaikan triloginya ini dengan baik.

    Ok, jujur sejak akhir buku ke-2 saya sudah bertanya-tanya. Kira-kira bagaimana plot di buku ke-3? Secara Khalash dan pasukannya sudah terkirim ke void. Terus buku terakhir ini cerita soal apaan dong?

    Pertanyaan saya itu dijawab dengan cara yang mencengangkan. Di buku ini seluruh logika yang ada dibalik. Gelap bukanlah lawan sebenarnya. Ada suatu kuasa lebih tinggi lagi yang menyebabkan seluruh kekacauan. Bahkan kali ini keempat Pewaris Cahaya bekerja sama dengan pihak gelap untuk mengembalikan keadaan seperti semula.

    Jujur saya cukup suka dengan plot di buku ini. Memang terkesan tiba-tiba sih, secara petunjuk ke sana tidak terlalu nampak di 2 buku sebelumnya, tapi penulisnya mengeksekusi idenya sedemikian rupa sehingga terasa nyambung dengan plot sebelumnya.

    Dari segi karakter juga ada perkembangan yang sangat signifikan. Di sini akhirnya ada yang jadian dan ada pula yang patah hati (atau setidaknya begitu menurut saya), selain itu para tokoh jahat di buku-buku sebelumnya juga mulai memperlihatkan karakteristik yang lebih dalam.

    Di buku ini perhatian spesial saya berikan kepada Gerome. Di awal cerita saya menangkap ada tanda-tanda bahwa dia suka sama Dalrin. Contohnya, di bagian depan ketika Dalrin datang di Vichattan. Gerome merapikan dirinya bahkan dia sampai mandi (yang tampaknya mengejutkan banyak pihak) untuk menyambut kedatangan Dalrin. Bahkan dia kayaknya girang berlebih karena kedatangan temannya itu.

    Sampai sana saya langsung merasa, "Kok ini anak kayak mempersiapkan diri kayak mau kencan yah."

    Tapi saya masih melakukan justifikasi dengan, "Ah, paling karena ada temannya datang, makanya dia merapikan diri. Walau kayaknya girangnya agak berlebih deh untuk anak seusianya."

    Etapi, makin ke belakang dia makin "menjadi-jadi" ding. Khususnya pas dia sirik karena Dalrin terus-terusan memperhatikan Kara. Alih-alih merasa cemburu karena dia juga suka sama Kara, saya malah merasa si Gerome ini cemburu karena Dalrin lebih perhatian ke Kara ketimbang dia. Dari sana saya sudah merasa ada "bau-bau" yang lain di sini.

    Dan akhirnya saya sampai pada komentar di salah satu review di Goodreads, dan membuka "Kotak Pandora" yang mengubah semuanya =_=

    Aaah, sudahlah. *puk-pukin Gerome. Tenang, suatu hari pasti kau akan menemukan orang yang cocok untukmu. *ini kenapa jadi panjang begini bahas soal Gerome?

    Secara keseluruhan saya suka buku ini. Pertarungannya tetap bagus (walau saya gak demen sama bentuk tentakel bos terakhirnya), karakternya lebih tergali, dan petualangannya tetap seru.

    Minusnya, masih ada beberapa salah ketik. Salah satu yang saya catat adalah penyebutan Dalrin sebagai Es-Xar di halaman 49. Selain itu menurutku ceritanya terlalu pendek. Khususnya di bagian mereka mengumpulkan dan mempelajari keempat Tubuh Statera. Rasanya bagian situ dipercepat banget.

    Nilai akhir seri X&V ini adalah:
    (2+4+4)/3
    = 10/3
    = 3,3
    = 3 bintang

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge


    View all my reviews


  14. Wishful Wednesday #36

    Wednesday, October 9, 2013

    Hai, hai. Bertemu lagi di Wishful Wednesday. Tiga minggu sudah saya "bolos" posting meme ini. Banyak kesibukan soalnya *sok.

    Buku yang saya inginkan untuk minggu ini adalah:




















    The Shores and the Piano, Dansa di Bawah Purnama, Februari untuk Kania
    oleh: Peri Penulis dan Sahabat
    Buku bisa diperoleh di:
    The Shores and the Piano
    Dansa di Bawah Purnama
    Februari untuk Kania

    Ini buku hasil lomba novelet yang diadakan oleh grup Peri Penulis. Iya, itu kumpulan novelet, bukan kumpulan cerpen. Dan, yup, ada saya sebagai kontributor di salah satu buku itu. *ketahuan deh kalau promo colongan.

    Tema lombanya waktu itu sih membuat novelet dengan tema utama cinta. Cinta di sini tidak harus bersifat eros, atau cinta seorang pria kepada wanita atau yang semacam itu. Cintanya bersifat universal. Nah, novelet saya, "Masa Kanak-Kanak Telah Berlalu" tergabung di buku "Dansa di Bawah Purnama" yang merupakan kumpulan novelet bergenre fantasi. 

    Btw, kalau ada yang pengin punya bukunya, bisa pesan lewat saya (harganya cuma 40 ribu kok), atau mengadu nasib lewat giveaway di bawah ini. Giveawaynya khusus untuk buku ke-2 saja. Silahkan klik tombol di bawah untuk ikutan (harus bergabung di Goodreads dulu tapi).

    P.s: untuk giveawaynya Mbak Astrid, saya mau yang "The Shores and the Piano" sama "Februari untuk Kania" deh. Yang "Dansa di Bawah Purnama" saya udah mesen soalnya :p

          Enter to win




    Itu buku pilihan saya kali ini. Apa buku pilihanmu?

    Untuk info soal WW, kunjungi blog hostnya


  15. Xar & Vichattan: Prahara (Xar & Vichatan Seri Ahli Waris Cahaya, Buku Dua)Xar & Vichattan: Prahara by Bonmedo Tambunan
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Xar & Vichattan: Prahara  (Xar & Vichatan, Seri Ahli Waris Cahaya #2)
    Penulis: Bonmedo Tambunan
    Penerbit: Adhika Pustaka
    Halaman: 425 halaman
    Terbitan: Agustus 2010

    Pasukan Kuil Kegelapan terus bergerak maju. Xar,Vichattan, dan Kuil Cahaya kebingungan menghadapi pasukan Kegelapan yang kian bertambah kuat. Munculnya peri kegelapan yang
    meluluhlantahkan para peri pendukung cahaya dan terpecah belahnya keempat ahli waris cahaya semakin memperburuk keadaan. Belum lagi dengan semakin melemahnya kekuatan elemental dan juga kekuatan Xar karena ulah Khalash serta panglima-panglimanya.

    Keadaan begitu buruk sehingga para pendukung cahaya harus menggantungkan hidup mereka pada seorang wanita gila dan buku-buku kuno yang dilindungi oleh ilmu sihir mematikan. Titik terang pun muncul, tetapi tak berlangsung lama. Karena tak seorangpun mengira rencana kegelapan yang sebenarnya.

    Review

    Buku kedua dari serial Xar & Vichattan. Jauh lebih baik dari buku pertama, menurut saya.

    Dari segi pertarungan, tetap berhasil digambarkan dengan baik oleh penulisnya. Sesuai dengan judul bukunya, "Prahara", di sini memang ada banyak sekali perkelahian yang terjadi. Apalagi karena plot di sini terbagi 4 alur. Soalnya Dalrin, Antessa, Gerome, dan Kara terpisah karena melakukan tugasnya masing-masing.

    Dari segi karakter, terasa adanya perkembangan yang signifikan. Keempat protagonis tampak mengalami remajanisasi di sini. Kalau di review buku pertama saya bilang mereka terlihat seperti anak 10 tahunan, di sini mereka terasa lebih remaja. Soalnya sudah mulai ada urusan cinta, dendam, hingga keragu-raguan.

    Hanya saja soal "masalah remaja" yang saya sebutkan di atas itu kurang tergali di sini. Misalnya soal Dalrin yang punya rasa ke Kara. Di bagian depan hal ini banyak disinggung, tapi ke belakang sudah tidak ada tuh.

    Selain itu, para tokoh antagonisnya juga mengalami perkembangan. Khalash yang merupakan tokoh jahat utama mulai menampakkan sisi yang lebih manusiawi. Motifnya yang semula hanya untuk "menguasai dunia" juga mulai sedikit tampak kedalamannya. Shiba dan Corbus juga mengalami pertumbuhan yang berarti di sini.

    Minus untuk buku kedua ini datang dari penulisannya. Ada beberapa kali saya mendapati kalimat, baik dalam narasi maupun dialog, yang terasa tidak pas. Rasanya seperti ada satu-dua kata yang kurang, atau susunan katanya yang terbalik-balik. Sayangnya saya gak nyatet contoh kalimatnya OTZ

    Ada juga beberapa typo di buku ini, seperti huruf kecil di awal dialog, dialog yang harusnya tertulis miring tapi tidak diberi italic, serta pemenggalan dengan tanda '-' yang tidak pada tempatnya.

    Beberapa salah ketik lain yang saya catat:
    - kata 'diingatannya' (hal. 171), yang harusnya dipisah, karena IMHO 'ingatannya' di sini menunjuk kata tempat.
    - nama Pietas yang jadi Amor di halaman 378. Saya sampai bolak-balik nyari kapan Amor dan Gerome tiba di Kuil Cahaya

    Nilai plus untuk tulisannya ada di dialognya yang sudah tidak terlalu telenovela. Bener kan, saya bakal lebih menikmati kalau dialog telenovela di buku 1 berkurang.

    Secara keseluruhan, buku kedua ini lebih baik dari buku pertama. Pertarungannya tetap apik, tokoh-tokohnya mengalami perkembangan, dialognya lebih enak dibaca, serta ceritanya lebih seru dan membuat penasaran.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Indonesian Romance Reading Challenge

    View all my reviews

  16. Xar & Vichattan: Takhta CahayaXar & Vichattan: Takhta Cahaya by Bonmedo Tambunan
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Xar & Vichattan: Takhta Cahaya (Xar & Vichatan, Seri Ahli Waris Cahaya #1)
    Penulis: Bonmedo Tambunan
    Penerbit: Adhika Pustaka
    Halaman: 312 halaman
    Terbitan: Juni 2009

    Peperangan antar Kuil Xar dan Vichattan berhadapan dengan Kuil Kegelapan tidak terhindarkan. Tapi perang kali ini tampaknya berlangsung tidak seimbang. Xar dan Vichattan tidak lagi didukung kekuatan Cahaya yang telah hilang seiring hancurnya Kuil Cahaya tujuh tahun yang lalu. Satu-satunya cara untuk mengimbangi Kuil Kegelapan adalah dengan membangun kembali Kuil Cahaya.

    Namun untuk menegakkan kembali Kuil Cahaya tak semudah membalikkan telapak tangan. Hanya orang terpilih saja yang dapat membangkitkan kembali Kuil Cahaya. Akhirnya Dalrin, Gerome, Kara dan Antessa ditunjuk oleh roh Cahaya masa lalu sebagai ahli waris Kuil Cahaya. Penduduk Xar dan Vichattan tidak ada yang percaya mendengar berita itu. Mereka hanya empat orang anak kecil, tapi diberi tugas yang sangat berat. Sekarang mereka mau tidak mau harus menjalankan tugas itu demi membangun kembali kekuatan Cahaya dan mengalahkan Kegelapan.

    Review

    Buku yang saya peroleh dari hasil tukar poin di grup Kastil Fantasi di Goodreads. Sudah lama kepengin baca buku ini karena seri X&V ini adalah salah satu trilogi fantasi lokal yang berhasil memenuhi janjinya sebagai sebuah trilogi, alias tiga bukunya berhasil terbit semua.

    Dari segi tema, X&V ini mengangkat tema klasik cahaya vs. kegelapan lengkap dengan segala atribut khasnya. Cahaya dilambangkan dengan kebaikan serta cinta dan segala sesuatu yang berwarna putih, sedangkan kegelapan berarti kejahatan, berasal dari sesuatu yang sifatnya buruk, serta berwarna hitam. Yeah, bahkan pakaian para pendeta Kuil Kegelapan hitam-hitam. Dari jubah hingga cawatnya. Serius. Cawatnya.

    Awalnya saya mengira X&V ini ada cerita pendahulunya dan seri ini merupakan sekuel dari seri sebelumnya. Soalnya di bagian awal banyak disinggung soal perang 7 tahun lalu dan runtuhnya Kuil Cahaya dan hal ini membuat saya berpikir, "Nih cerita ada prekuelnya apa gimana sih? Gak ada penjelasan apa-apa udah banyak pembicaraan soal perang masa lalu." Untungnya pertanyaan-pertanyaan saya, seperti kenapa Kuil Cahaya bisa runtuh, kenapa tidak satu pun pendeta Kuil Cahaya tersisa, atau kenapa Khalash, si tokoh utama jahat, bisa bangkit kembali, terjawab di belakang-belakang.

    Masuk ke tokoh, saya jujur tidak bisa membedakan keempat anak penerus Kuil Cahaya. Saya bingung mana yang mana. Selain itu saya merasa mereka seperti empat anak berusia 10 tahun. Bukannya anak-anak usia 14 tahunan.

    Terus tokoh jahatnya, si Khalash, man, dia stereotip tokoh jahat banget. Pakaian hitam-hitam, serta punya ambisi menguasai dunia. Cuma dia tidak banyak muncul di sini, jadi rasanya belum terlalu digali.

    Satu hal yang saya paling gak demen dari novel ini adalah dialog telenovelanya. Kenapa sih sering banget nama karakternya dimunculkan dalam dialog? Kadang pemanggilan nama dalam dialognya tepat guna, tapi kebanyakan saya rasa tidak perlu. Sudah jelas kok siapa bicara ke siapa, siapa menjawab ke siapanya. Kalau dialog telenovelanya ini dikurangi, saya rasanya akan lebih menikmati novel ini.

    Yang saya suka dari X&V ini adalah konsep ilmu Xar dan Vichattannya itu sendiri. Xar yang lebih memanfaatkan kekuatan dalam diri, serta para praktisi Vichattan yang menarik kekuatan dari alam. Konsep yang bagus.

    Selain itu adegan pertarungannya juga berjalan dengan sangat baik. Ilmu sihir dan ritual-ritualnya juga digambarkan dengan bagus.

    Secara keseluruhan, saya beri 2 bintang. Saya suka pertarungannya, tapi saya gak gitu suka dialog dan penokohan keempat anak sejauh ini.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 New Authors Reading Challenge


    View all my reviews

  17. Sekedar info buat yang belum tahu. Mbak Melody Violine sedang mengadakan giveaway di blognya yang berhadiah 1 buah novel "Old Shatterhand" - Karl May.


    Yang mau ikutan, langsung cek post ini. Buruan. Sisa 1 hari lagi giveawaynya :D