My rating: 4 of 5 stars
Judul: Silence
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerbit: Penerbit Haru
Halaman: 328 halaman
Terbitan: Desember 2017
Kenapa aku tidak bisa keluar dari pulau ini?
Miyuki dibesarkan di Yuki-no- Shima, sebuah pulau terpencil yang konon dilindungi oleh Simatama-san, dewa penjaga pulau. Miyuki yang bermimpi menjadi artis akhirnya keluar dari pulau itu dan tinggal di Tokyo, meskipun ditentang oleh kedua orangtuanya.
Setelah lama tidak pulang, akhirnya tahun ini Miyuki akan pulang bersama dengan Toshiaki, kekasihnya. Meski awalnya Miyuki tidak menyadarinya, tapi sepertinya Simatama-san tahu ada yang tidak beres dengan Toshiaki.
Apa pun yang terjadi, Shimatama-san pasti melindunginya, kan?
Review
Miyuki adalah seorang gadis yang pernah nyaris menjadi idola. Sayangnya cita-citanya itu tidak direstui sang ayah dan Miyuki "hanya" dapat bekerja sebagai manajer idola di kemudian hari. Puluhan tahun kemudian, Miyuki kembali ke Yuki-no-Shima, pulau terpencil tempatnya berasal, dengan membawa calon suaminya, Toshiaki. Tidak butuh waktu lama bagi Miyuki untuk menyadari bahwa ada yang aneh dengan Toshiaki dan juga Yuki-no-Shima.
Keinginan Miyuki, seorang putri tunggal yang tak ingin lagi kembali ke pulau asalnya, mungkin adalah wujud balas dendam pada orangtuanya. Keputusan untuk menikah dengan pria Tokyo seharusnya menjadi sebuah ultimatum bagi keduanya. (hal. 55)
Ada pepatah yang berbunyi, it takes a village to raise a child. Mungkin itulah inti dari novel ini. Miyuki, yang lahir dan tumbuh di Yuki-no-Shima, bukan hanya dibesarkan oleh ayah dan ibunya, tapi juga para penduduk desa yang lain, teman-teman sebayanya, dan bahkan mungkin juga oleh Shimatama-san, sang dewa pelindung pulau. Hal ini berlanjut bahkan hingga saat Miyuki telah dewasa dan berencana untuk menikah.
Dalam novel Silence, Akiyoshi Rikako masih akrab dengan beberapa tema yang sudah sering dia gunakan sebelumnya. Ada masalah keluarga, rahasia, misteri, dan dibumbui dengan nuansa supernatural.
"-- kepada Shimatama-san. Aku akan berdoa, kumohon jangan biarkan Kakak keluar dari Yuki-no-Shima." (hal. 162)
Akhirnya ada lagi novelnya Akiyoshi Rikako yang bisa saya selesaikan hanya dalam beberapa jam. Saya beli novel ini sekitar jam 7 malam di mal, lalu pulang, membacanya, dan baru bisa berhenti setelah sampai di halaman terakhir. Saat menengok ke arah jam, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam.
Ceritanya seru dan penuh dengan teka-teki. Akiyoshi Rikako sekali lagi memperlihatkan kepiawaian menulisnya dengan menggabungkan alur di masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang tidak mengikuti satu garis lurus.
Akhir ceritanya memang tidak "segila" Holy Mother (ulasan), tapi solid dan mampu memberikan efek ngeri yang berbeda.
Secara keseluruhan, Slence adalah novel yang patut dibaca oleh penggemar kisah misteri.
View all my reviews
Udah baca aja nih. Akiyoshi Rikako memang handal soal membuat misteri dan saya penasaran apakah sebagus Holy Mother?