My rating: 4 of 5 stars
Judul: The Haunting of Hill House
Penulis: Shirley Jackson
Penerbit: Penerbit Qanita
Halaman: 376 halaman
Terbitan: Januari 2017
Hill House terpencil, ganjil dan angker. Ukiran dan lukisan di dalamnya seolah-olah mengamatimu ke mana pun kau pergi, pintu-pintu selalu tertutup sendiri, dan kau selalu merasakan dingin menggigit meski duduk di dekat perapian. Setiap malam, terdengar suara langkah kaki di koridor, dan ketukan-ketukan kasar di pintu, padahal ketika diperiksa, tidak ada siapa-siapa. Tidak ada orang waras yang sudi tinggal di sana .…
Namun, rumor-rumor seram Hill House malah menarik perhatian
Dr. Montague, akademisi yang ingin melakukan penelitian tentang aktivitas supernatural. Dengan tiga orang asisten, Eleanor, Theodora, dan Luke, dia tinggal di Hill House selama musim panas. Awalnya gangguan-gangguan makhluk halus yang mereka alami masih bisa ditoleransi, tapi ketika Eleanor mulai mendengar suara-suara tanpa wujud yang membisikkan namanya, dan coretan cat merah di dinding yang memintanya pulang, keadaan mulai di luar kendali.
Dr. Montague harus bertindak cepat jika tidak ingin korban nyawa berjatuhan.
Review
Seorang peneliti, seorang pria pembohong, seorang gadis flamboyan, dan seorang gadis pemalu berencana menghabiskan beberapa minggu di Hill House. Tujuan mereka adalah menyelidiki Hill House, rumah yang terkenal angker dan dijauhi oleh warga sekitar. Dr. Montague, si peneliti, percaya bahwa ada sesuatu di rumah itu yang dapat membuktikan penelitian ilmiahnya tentang hal-hal supernatural.
Hill House tak waras; berdiri dalam kesendirian, bersandar pada perbukitan, memendam kelam; ia telah berdiri selama delapan puluh tahun dan mungkin akan terus berdiri selama delapan puluh tahun lagi. Di dalamnya, dinding-dinding terus menegak, bata-batanya tersusun dengan tertib, lantai-lantainya kokoh, dan pintu-pintunya tertutup rapat; keheningan yang pekat menyelubungi kayu-kayu dan bebatuan di Hill House, dan apa pun yang bergentayangan di sana, bergentayangan sendirian.
Buku kedua Shirley Jackson yang kubaca. Sebelumnya sudah baca We Have Always Lived in the Castle (ulasan) dan ada banyak kemiripan antara keduanya. Latarnya sama-sama mengambil sebuah rumah tua yang besar. Tokoh-tokohnya juga mirip. Sama-sama seorang pria tua, seorang pria muda, dan dua orang perempuan.
Tokoh utama di novel ini adalah Eleanor, seorang gadis pemalu yang menghabiskan sebagian besar kehidupannya untuk mengurus ibunya yang sakit-sakitan. Hal ini membuatnya nyaris tidak pernah meninggalkan rumah, canggung dalam bersosialisasi, dan merindukan petualangan.
Rumah itu jahat. Eleanor beridik dan berpikir, kata-kata meluncur dengan bebas ke dalam benaknya. Hill House terasa jahat, dijangkiti penyakit; angkat kaki dari sini sekarang juga.
Horor di novel ini mungkin lebih bersifat psikologi, yah. Bukan tipe horor yang tiba-tiba ada penampakan atau ada deskripsi makhluk-makhluk mengerikan, tapi lebih membuat pembacanya mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi, apakah yang terjadi memang nyata atau hanya ilusi yang dialami salah satu tokoh, ataukah ada tokoh yang sebenarnya bukan manusia di antara keempat orang itu?
Narasinya Shirley Jackson juga oke punya di sini. Paling suka deskripsinya tentang Hill House. Deskripsinya tentang rumah itu malah lebih banyak dibandingkan deskripsi fisik karakter-karakternya di novel ini.
Hill House, apa pun penyebabnya, tidak sesuai untuk dihuni manusia selama lebih dari dua puluh tahun.
Mungkin yang terasa kurang buatku justru unsur horornya. Tegangnya kurang dapat, padahal potensinya besar sekali. Mungkin kalau didorong lebih jauh lagi adegan-adegannya, rasa ngerinya akan lebih terasa.
Secara keseluruhan, The Haunting of Hill House adalah novel horor-psikologi yang seru. Shirley Jackson sukses membuat saya penasaran dan pengin terus membaca. Mungkin kadar seramnya saja yang agak kurang.
View all my reviews
seram sekali yah dari reviewnya
produk wardah terbaru