My rating: 3 of 5 stars
Judul: The Vegetarian
Penulis: Han Kang
Penerbit: Portobello Books
Halaman: 188 halaman
Terbitan: Januari 2015
Before the nightmare, Yeong-hye and her husband lived an ordinary life. But when splintering, blood-soaked images start haunting her thoughts, Yeong-hye decides to purge her mind and renounce eating meat. In a country where societal mores are strictly obeyed, Yeong-hye's decision to embrace a more “plant-like” existence is a shocking act of subversion. And as her passive rebellion manifests in ever more extreme and frightening forms, scandal, abuse, and estrangement begin to send Yeong-hye spiraling deep into the spaces of her fantasy. In a complete metamorphosis of both mind and body, her now dangerous endeavor will take Yeong-hye—impossibly, ecstatically, tragically—far from her once-known self altogether.
A disturbing, yet beautifully composed narrative told in three parts, The Vegetarian is an allegorical novel about modern day South Korea, but also a story of obsession, choice, and our faltering attempts to understand others, from one imprisoned body to another.
Review
'The Vegetarian' bercerita tentang Yeong-hye, seorang wanita dan istri yang biasa-biasa saja. Bahkan suaminya mendeskripsikan Yeong-hye sebagai seseorang yang "unremarkable in every way.". Saat mimpi-mimpi buruk mulai menghantuinya, Yeong-hye memutuskan untuk menjadi seorang vegetarian. Sebuah keputusan yang sulit untuk dimengerti oleh sang suami, keluarga, hingga lingkungan di sekitarnya.
[...]. Try to push past but the meat, there's no end to the meat, and no exit. Blood in my mouth, blood-soaked clothes sucked onto my skin.
Sebenarnya novel ini tidak berbicara tentang vegetarianisme. Awalnya saya mengira bahwa masalah menjadi vegetarian itulah isu utamanya. Saya sampai sempat berpikir: heboh sekali kalau masalah perubahan pola makan satu orang saja bisa membuat jagat gonjang-ganjing.
Novel ini justru berbicara tentang masalah kesehatan mental. Keputusan Yeong-hye untuk menjadi vegetarian memang membawa masalah besar, tapi poin utama novel ini justru muncul ketika suatu peristiwa, yang memang berhubungan dengan keputusannya, membuat mentalnya terganggu dan mempengaruhi kehidupan orang-orang di sekitarnya.
Novel ini ditulis dari tiga sudut pandang. Yang pertama dari sudut sang suami, yang kedua dari sudut kakak ipar Yeong-hye, dan yang terakhir dari kakak perempuan Yeong-hye. Ketiga sudut pandang ini juga melambangkan alur waktu masalah mental Yeong-hye. Gaya berceritanya juga berbeda untuk ketiga orang itu. Ada rasa bingung dan marah dari sang suami. Nafsu dan erotisme dari sang kakak ipar. Lalu rasa sedih, bingung, dan rela dari sang kakak.
Satu hal yang saya rasa kurang dari novel ini adalah terbatasnya sudut pandang Yeong-hye pada penceritaan mimpi-mimpi yang dia alami. Semua peristiwa kemudian kita lihat dari sudut pandang orang lain. Ini membuat beberapa hal menjadi kurang jelas, tapi mungkin memang itulah yang penulisnya inginkan. Sebuah perasaan bingung dan akhirnya merelakan ketika orang yang penting dalam hidup kita ternyata mengalami apa yang terjadi pada Yeong-hye.
It's your body, you can treat it however you please. The only area where you're free to do just as you like. And even that doesn't turn out how you wanted.
View all my reviews
Kalo ga salah novel ini masuk nominasi man booker prize 2016 ya. Apakah memang istimewa?
Bingung ga sih ketika dia mikir dia pohon?
Bingung ga sih ketika dia mikir dia pohon?
Saat masuk longlist, saya udah jagoin novel ini, dan emang bener jadi jawara. Sebuah novel hasil perkawinan antara Kafka dan Sylvia Plath.
wah belum pernah baca novel yang beginian, selama ini masih baca kayak misteri atau fiksi gitu