My rating: 2 of 5 stars
Judul: I Am a Cat
Penulis: Natsume Sōseki
Penerbit: Tuttle Publishing
Halaman: 470 halaman
Terbitan: September 2001
I am a cat. As yet I have no name.
So begins one of the most original and unforgettable works in Japanese literature.
Richly allegorical and delightfully readable, I Am a Cat is the chronicle of an unloved, unwanted, wandering kitten who spends all his time observing human nature - from the dramas of businessmen and schoolteachers to the foibles of priests and potentates. From this unique perfective, author Sōseki Natsume offers a biting commentary - shaped by his training in Chinese philosophy - on the social upheaval of the Meiji era.
I Am a Cat first appeared in ten installments in the literary magazine Hotoguisu (Cuckoo), between 1905 and 1906. Sōseki had not intended to write more than the short story that makes up the first chapter of this book. After its great critical and popular success, he expanded it into this epic novel, which is universally recognised as a classic of world literature.
Review
"I am A Cat" bercerita tentang seekor kucing tanpa nama yang tinggal di rumah Mr. Sneaze, tuan yang membiarkannya tinggal di rumahnya setelah si kucing berusaha mencuri makanan. Buku ini berisi hasil pengamatan si kucing akan kehidupan pribadi, keluarga, serta sosial tuannya. Sebuah pengamatan yang penuh dengan satire akan sifat dan tingkah laku manusia dalam semua kelucuan, drama, serta kebodohannya.
Membaca buku ini mungkin mirip dengan melihat hidup manusia dari sisi seekor kucing. Ada banyak hal yang dianggap penting oleh manusia, tapi justru tidak berharga bagi seekor kucing. Ada juga pemikiran-pemikiran yang dianggap cerdas oleh manusia, tapi justru dianggap bodoh oleh kucing. Yah, tentunya semua itu lewat kacamata si tokoh utama, seekor kucing yang cerdas, tapi juga angkuh. Keangkuhannya sendiri sudah terlihat dari judul aslinya, "Wagahai wa Neko de Aru", yang menggunakan bahasa Jepang kalangan atas. Padahal tokoh utamanya adalah seekor kucing yang berasal dari jalanan.
Walau memiliki premis yang imut, tapi buku ini bukanlah buku yang mudah dicerna. Butuh usaha dan konsentrasi ekstra untuk membaca semua pemikiran si kucing, serta kejadian sehari-hari yang dialami oleh pemiliknya. Kalau mampu melewati semua kalimat panjang yang ada di sini, pembaca juga akan disuguhi dengan tingkah laku si kucing yang lucu dan memang terasa kucingnya.
Semakin ke belakang, saya juga merasa penulisnya mulai kehabisan bahan. Sudut pandang si kucing lama-lama semakin berbaur dengan para manusia, membuatnya seolah tidak begitu penting lagi. Yah, mungkin seperti yang tertulis di kata pengantar, mengingat awalnya Soseki hanya berniat menulis bab pertama buku ini sebagai cerita lepas, mungkin dia juga tidak memiliki rencana yang jelas untuk mengembangkan ceritanya.
Secara keseluruhan, "I am A Cat" adalah buku yang cocok dibaca kalau memang sudah siap dengan buku berat. Kalau yang diinginkan adalah cerita kehidupan seekor kucing, salah besar kalau mencarinya di sini. Ada banyak kelucuan, serta pemikiran menarik di sini, walau tidak semuanya menantang.
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
View all my reviews
kok kayanya bikin aku kudu punya buku ini. >_< im cat lover...
Biasanya lihat buku ini di Periplus. Bisa coba dicek :D
Sastra mang slalu berat di orang biasa... walopun kisahnya tentang kucing... haha
Aq punya buku bochan. Baru 1 halaman, tu buku udah ku taro di lemari en cuma jadi pajangan. Bukan buat kebanggan. Tapi aq cuma gak tw aj, tu buku mw ditaro dimana lagi... wkwkwk...
Well, mungkin sama seperti pandangan si cat di buku soseki. Soseki yang ruar biasa hebat dipandang dunia sastra, tetap kuanggap sebagai manusia biasa yang biasa2 saja di mata orang biasa seperti q 😁