My rating: 3 of 5 stars
Judul: Scheduled Suicide Day
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerbit: Penerbit Haru
Halaman: 280 halaman
Terbitan: Mei 2017
Ruri yakin ibu tirinya telah membunuh ayahnya.
Tak sanggup hidup bersama ibu tirinya, Ruri bertekad bunuh diri untuk menyusul ayahnya.
Ruri akhirnya pergi ke desa yang terkenal sebagai tempat bunuh diri, tapi dia malah bertemu dengan hantu seorang pemuda yang menghentikan niatnya. Hantu itu berjanji akan membantu Ruri menemukan bukti yang disembunyikan oleh ibu tirinya, dengan janji dia akan membiarkan Ruri mencabut nyawanya seminggu kemudian jika bukti tersebut tidak ditemukan.
Itulah jadwal bunuh diri Ruri: satu minggu, terhitung dari hari itu.
Review
Scheduled Suicide Day bercerita tentang Ruri, seorang gadis remaja yang berencana untuk mengakhiri hidupnya. Setelah ayahnya meninggal, Ruri yakin kalau ibu tirinya sebenarnya tidak pernah mencintai sang ayah. Dia percaya kalau wanita itu menikahi ayahnya hanya karena mengincar harta. Merasa muak dan lelah, Ruri memutuskan untuk pergi ke sebuah desa yang terkenal sebagai tempat bunuh diri.
Di sana, saat hendak melaksanakan rencananya, Ruri bertemu dengan hantu laki-laki yang menghentikan aksinya. Hantu itu berjanji untuk membantu Ruri menemukan bukti bahwa ibu tirinyalah yang telah membunuh ayahnya. Mereka berdua akhirnya sepakat: kalau tidak ditemukan bukti dalam satu minggu, maka hantu itu tidak boleh lagi menghalangi Ruri bunuh diri.
Saya termasuk salah satu orang yang begitu bersemangat saat tahu kalau ada buku Akiyoshi Rikako lainnya yang akan diterjemahkan. Begitu penerbitnya membuka PO, saya langsung pesan. Saya sudah suka dengan penulis satu ini sejak membaca Girls in the Dark-nya, tapi saya baru betul-betul ngefans setelah membaca Holy Mother (review di sini) tahun lalu.
Yang membunuh ayahku adalah ibu tiriku.
Tapi, ibut tiriku menghancurkan semua bukti, dan sekarang hidup dengan santai.
Aku kehilangan harapan pada kehidupan yang seperti ini.
Selamat tinggal.
Aku berharap suatu hari nanti, karma akan terjatuh dari langit atas ibu tiriku.
Watanabe Ruri (hal. 9)
Begitu membaca dua bab awal buku ini, saya langsung tahu kalau sebaiknya tidak membandingkan novel ini dengan Holy Mother. Dari gaya berceritanya saja, saya merasa kalau novel ini ditujukan untuk pembaca remaja, bukan dewasa seperti di HM. Kalau mau dibandingkan dengan novel lain dari Akiyoshi Rikako, rasanya SSD ini lebih cocok untuk disandingkan dengan The Dead Returns (review di sini).
Mengenai kasusnya sendiri, saya sudah bisa menebak apa yang terjadi di pertengahan. Hanya saja, penulis masih menyimpan kejutan di akhir yang tidak akan saya bicarakan di sini, karena nanti malah jadi bocoran cerita XD.
Secara keseluruhan, Scheduled Suicide Day menyajikan teka-teki yang solid. Target pembacanya lebih cocok untuk pembaca muda, tapi ceritanya tetap cocok untuk dibaca pembaca yang
"[...]. Kematian memang bisa membuat orang yang mati lepas dari kesukaran. Tapi, orang yang ditinggalkan harus melanjutkan hidup sambil membawa beban yang sepuluh kali lebih berat. Karena itu, aku merasa menyesal. Seharusnya waktu masih hidup, aku menghadapinya dengan usaha yang lebih besar lagi. Sekarang pun, aku masih merasa marah pada diriku yang tidak melakukannya." (hal. 114)
View all my reviews
Great reading yyour blog post