My rating: 2 of 5 stars
Judul: Spacious Love
Penulis: Citra Rizcha Maya
Penerbit: Ice Cube
Halaman: 250 halaman
Terbitan: Juni 2014
“Kita perlu memperkenalkan diri secara resmi.” Dia mengulurkan tangannya, “Jonas Scheuchzer.”
“Edelweiss. Hanya Edelweiss tanpa nama belakang keluarga.” Aku tak ingin mengingat nama pemberian ayahku.
“Nama tengah?” tanyanya.
“Kurasa tak perlu!” jawabku singkat.
“Namamulah, alasanku tertarik padamu.”
“Oh ya?” tanyaku tak percaya
Banyak hal yang membuat Del menolak untuk menjadi dewasa. Pengabaian Aliyan, teror Gatra, dan kehadiran Jonas yang rela terbang separuh dunia untuk menemui Del di Lombok. Kejadian itu membuatnya kacau. Namun Del tak sendiri, dia memiliki orang-orang terbaik di hari-hari terburuknya. Mereka adalah Anye dan Leya. Del juga selalu bisa bersikap ‘tak-ada-yang-perlu-dikhawatirkan’, karena Del percaya pada kekuatan penyangkalan. Karena kamu tak akan pernah merasa sakit jika kamu tak menyadari bahwa kamu sedang terluka.
Review
Ini buku ke-4 dari serial Bluestroberi terbitan Ice Cube yang kubaca. Sebelumnya sudah baca We Quit Us (Review), Rainy's Days (review), dan Someone to Remember (review).
Perbedaan yang mencolok antara Spacious Love dengan ketiga buku lainnya adalah gaya berceritanya. Gaya bercerita di ketiga buku sebelumnya lebih terasa teenlit (yang cocok karena karakternya memang di usia remaja), sedangkan di novel ini terasa sedikit lebih dewasa. Ya, mungkin masuk young adult kali ya. Sekali lagi, hal ini cocok mengingat karakternya memang lebih tua dibandingkan dengan 3 buku sebelumnya.
Bagi saya yang mana aja gak masalah. Dua-duanya saya menikmati kok.
Setelah membaca buku ini, saya merasa bahwa everybody is fuc*ed up in this novel. Mulai dari karakter utamanya yang tidak memiliki arah hidup yang jelas, temannya yang hobi selngkuh, sampai kedua orang tua kandungnya yang punya masalah yang tergolong berat.
Sebenarnya ini satu poin yang saya suka. Saya lebih suka karakter dengan kekurangan, ketimbang yang serba sempurna. Cuma, mungkin, karakternya sedikit terlalu banyak kalau untuk saya. Hal ini mengakibatkan terlalu banyak plot sampingan yang saling tumpuk, seperti yang saya tulis di bawah.
Saya cukup suka dengan jalan ceritanya hingga ke pertengahan. Penulis berhasil mengecoh dengan suatu plot yang terungkap di tengah jalan dan menjadi titik balik karakter utama.
Masalahnya, setelah itu saya merasa ada terlalu banyak drama. Mulai dari yang penting, seperti masalah keluarganya Del, sampai yang menurut saya kurang penting dan kalau nggak ada juga nggak apa-apa, seperti masalah kedua temannya Del (mungkin pilih salah satu?) serta keberadaan Chord dan Hunter. Soalnya mumet dan capek baca semua drama yang bertumpuk di bagian belakang.
Apalagi di bagian belakang juga muncul satu fakta tentang Del yang terasa tiba-tiba muncul. Entah kurang foreshadowing, entah saya yang kurang bisa nangkap petunjuknya. Waktu baca soal itu saya merasa dilemparkan suatu fakta baru yang datang begitu saja.
Tapi yang paling bikin saya capek, dan yang saya duga menjadi semua penyebab rasa lelah dan malas saya membaca, datang dari editing. Terlalu banyak kesalahan penulisan di+kata tempat. Yang kebetulan saya catat adalah di halaman 19, 39, 45, 93, 160, 189, dan 241. Lalu ada kata 'di usir' di hal. 159 yang seharusnya ditulis bersambung. Itu yang saya catat. Dari segi kuantitas, ini yang paling banyak dan paling mencolok di antara 4 buku Bluestroberi yang kubaca.
Kesimpulan: buku ini sebenarnya cukup oke. Saya (lumayan) suka dengan karakter dan plotnya. Kalau masalah editingnya tidak bikin saya kesal, buku ini akan saya beri rating lebih tinggi.
Saya rasa tag line novel ini dengan tepat menggambarkan isinya.
"Karena sakit tak bisa dibagi, karena bahagia tak mungkin sendiri."
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 Young Adult Reading Challenge
- 2014 New Authors Reading Challenge
View all my reviews
0 comments :
Post a Comment