-
2017 Hugo Awards Winners
Saturday, August 12, 2017
Para pemenang Hugo Awards 2017 telah diumumkan. Tahun ini, penghargaan bagi karya fantasi dan fiksi ilmiah itu berlangsung di Helsinki, Finlandia. Lebih dari tiga ribu suara pada akhirnya menentukan pemenang bagi delapan belas kategori yang ada.
Beberapa pemenang tahun ini, antara lain:
Best novel: The Obelisk Gate - N. K. Jemisin
Buku kedua dari serial "The Broken Earth" dan juga penghargaan Hugo kedua bagi Jemisin dan trilogi ini. Sang penulis juga memenangkan Best Novel pada Hugo Awards 2016 untuk buku pertama "The Broken Earth", The Fifth Season.
"The Broken Earth" sendiri bercerita tentang sebuah dunia alternatif bernama Stillness, sebuah tempat yang selalu dihantui oleh bencana alam yang dapat menghabisi kehidupan.
Best series: Vorkosigan Saga - Lois McMaster Bujold
Kumpulan novel dan cerita pendek oleh Lois McMaster Bujold yang semuanya memiliki satu latar tempat yang sama. Bujold memulai seri ini lewat publikasi cerita pendek Aftermaths dan novel Shards of Honor pada tahun 1986. Novel terbaru dalam seri ini, Gentleman Jole and the Red Queen, terbit pada 2016.
Best novella: Every Heart A Doorway - Seanan McGuire
Ada banyak metode untuk mencapai sebuah dunia fantasi. Kamu bisa berjalan mundur di dalam sebuah lemari untuk tiba di Narnia, terbang dengan bubuk ajaib untuk sampai di Neverland, atau terjun ke dalam lubang kelinci kalau ingin pergi ke Wonderland.
Konsep inilah yang diambil oleh McGuire dalam menceritakan kisah para anak penghuni panti asuhan Eleanor West. Anak-anak yang pernah pergi ke dunia fantasi, melalui berbagai petualangan, dan kini tidak lagi berguna bagi dunia lain itu.
Best novelette: The Tomato Thief - Ursula Vernon
Grandma Harken adalah sosok yang misterius. Dia tinggal di sebuah rumah yang memunggungi padang pasir. Ada yang bilang dia tinggal di sana karena menyukai privasi. Ada yang bilang karena praktik ilmu hitam yang Grandma Harken jalankan.
Novelet ini terbit di majalah "Apex" pada Januari 2016.
Best short story: Seasons of Glass and Iron - Amal El-Mohtar
Tabitha adalah seorang wanita yang melakukan perjalanan dengan mengenakan sepasang sepatu besi. Perjalanannya yang panjang telah merusak beberapa pasang sepatunya. Kini, dia hanya memiliki tiga pasang lagi yang belum terpakai.
Amira duduk di sebuah takhta di puncak bukit kaca. Sihir menahannya dan menjaganya di sana. Di kaki bukit, para pria--baik pangeran maupun penggembala--yang telah terkena sihir kecantikannya, berbondong-bondong berusaha mencapainya, tapi tidak satu orang pun berhasil melakukannya.
Seasons of Glass and Iron pertama kali diterbitkan di dalam antologi "The Starlit Wood: New Fairytales" pada Oktober 2016.
Best graphic story: Monstress - Marjorie M. Liu (cerita), Sana Takeda (ilustrasi), Rus Wooton (desain dan huruf).
Mengambil latar pada sebuah dunia matriarki pada tahun 1900-an di Asia, Monstress bercerita tentang seorang gadis reamaja yang punya trauma akan perang, serta hubungan psikis dengan sesosok monster yang berkekuatan dahsyat.
Best related work: Words Are My Matter: Writings About Life and Books, 2000-2016 with a Journal of a Writer's Week - Ursula K. Le Guin
Kumpulan esai dari Ursula K. Le Guin, penulis yang terkenal dengan soft science fiction, genre fiksi ilmiah yang lebih fokus pada ilmu sosial daripada ilmu alam dan teknologi.
Satu hal yang menarik dari daftar di atas adalah fakta bahwa semua penulisnya adalah perempuan. Daftar lengkap pemenang Hugo Awards 2017 bisa dilihat di situs Hugo Awards.Posted by Biondy at 10:24:00 AM | Labels: Amal El-Mohtar , Book Talk , Hugo Awards , Lois McMaster Bujold , Marjorie M. Liu , Membaca , N. K. Jemisin , Seanan McGuire , Ursula Vernon |
0 comments :
Post a Comment