My rating: 2 of 5 stars
Judul: Caraval
Penulis: Stephanie Garber
Penerbit: Noura Books
Halaman: 436 halaman
Terbitan: Maret 2017
Selamat datang, selamat datang di Caraval!
Tella kabur dari rumah , muak dengan kekejaman sang ayah. Scarlett, sang kakak, berusaha mengejar dengan pertolongan dari seorang pemuda asing, Julian.
Di dalam, kalian akan temukan lebih banyak keajaiban daripada yang bisa disaksikan orang lain seumur hidup mereka.
Tella menghilang.
Dunia kami dibangun dari khayalan.
Jadi, walaupun kami ingin kalian terhanyut, berhati-hatilah jangan sampai terseret arus terlalu jauh.
Scarlett kehabisan waktu dan dunia gelap Caraval memerangkapnya. Satu per satu orang di sekitarnya mati dan nyawa Scarlett ikut terancam.
Mimpi-mimpi yang menjadi nyata memang indah, tetapi itu juga bisa menjadi mimpi buruk jika kalian tidak terjaga.
Kini, Scarlett tidak yakin lagi mana yang nyata dan mana yang tidak. Caraval sama sekali tidak seperti yang pernah dia bayangkan.
Dan, ingatlah, ini semua hanya permainan.
Review
Caraval bercerita tentang dua orang kakak-adik: Scarlett dan Donatella (yang dipanggil Tella dan membuat saya terus-terusan berpikir tentang ketela). Demi melarikan diri dari ayah mereka yang kejam, Tella kabur menuju Caraval, memenuhi undangan sang pemilik tempat itu, Legend. Saat mencari adiknya, Scarlett diculik dan dibawa ke dalam Caraval. Di sana, dimulailah sebuah permainan mencari harta dengan nyawa Tella sebagai taruhannya.
It has a lot of potential, but for most of the time, I was emotionally disconnected with the story.
Pada dasarnya, saya tertarik dengan idenya Caraval. Memadukan nuansa sirkus dengan misteri dan teka-teki, itu menarik buat saya. Sebelum membaca buku ini, saya berharap akan dibawa ke dalam sebuah dunia yang absurd, penuh warna, dengan kejutan di berbagai tempat. Sayangnya yang saya dapatkan hanya perasaan kalau it's ok. It's just ok.
"Selamat datang, selamat datang di Caraval! Pertunjukan paling hebat baik di tanah maupun samudra." (hal. 80)
Pemilihan POV adalah kunci bagi sebuah cerita. Sebisa mungkin penulis ingin menampilkan ceritanya lewat tokoh yang paling menarik di dalam cerita. Masalahnya, di Caraval, Scarlett bukan tokoh yang paling menarik. Ada banyak kejadian di belakang layar yang menurutku akan lebih bagus kalau diceritakan lewat tokoh lain. Mungkin penulisnya memang senagaja mau menyimpan semua rahasia dan membuat pembaca sama "butanya" dengan Scarlett, tapi berbagai kejadian yang Scarlett alami toh tidak begitu menarik.
Sebenarnya ada beberapa bagian yang menurut saya bisa lebih digali lagi. Misalkan saat Scarlett beli gaun dan harus membayarnya dengan cara menjawab dua pertanyaan secara jujur. Di sini Scarlett ditanya apa hasrat terbesarnya, lalu dia bilang kalau hasrat terbesarnya adalah menemukan adiknya, tapi ternyata timbangan yang mengecek jawaban Scarlett bergeming, menandakan kalau Scarlett menginginkan sesuatu yang lain. Ada pertentangan yang menarik, karena di satu sisi Scarlett ingin digambarkan sebagai tokoh yang rela berkorban dan menempuh bahaya untuk adiknya (mirip Katniss di The Hunger Games), tapi ternyata dia punya hasrat lain yang lebih dalam. Hal ini wajar, mengingat Scarlett selalu dikekang dan disiksa oleh ayahnya, lalu dia tiba-tiba saja mendapatkan kebebasan di Caraval. Akan menarik kalau bisa melihat pergolakan batin Scarlett tentang hal ini. Sayangnya, ceritanya tidak ke sana.
Akhir ceritanya tidak begitu punya dampak. Saya suka dengan idenya, tapi rasanya hambar. Mungkin karena saya sejak awal kurang merasakan chemistry antar karakternya, jadi memang tidak begitu peduli. Akhirnya juga berusaha menyiapkan jalan untuk buku berikutnya, jadi ada beberapa pertanyaan baru yang timbul setelahnya.
Secara keseluruhan, Caraval adalah kisah fantasi yang punya potensi yang besar, tapi ceritanya tidak diambil dari sisi yang paling menarik. Masih ada banyak sekali pertanyaan yang tersisa dari dunia Caraval dan jujur saja saya tidak begitu penasaran dengan semua rahasia yang ada di dalam dunia itu.
View all my reviews
ijin share yah kak
wardah shampoo