-
Review Novel: Teater Boneka - Emilya Kusnaldi, Orinthia Lee, Ayu Rianna
Saturday, April 19, 2014
Teater Boneka by Emilya Kusnaidi
My rating: 4 of 5 stars
Judul: Teater Boneka
Penulis: Emilya Kusnaldi, Orinthia Lee, Ayu Rianna
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 320 halaman
Terbitan: 3 April 2014
Teater Boneka Poppenkast terancam tutup!
Jumlah penonton yang semakin menyusut membuat Erin berjuang keras membuat cerita-cerita baru untuk dimainkan di teater boneka yang ia warisi dari sang kakek. Tapi ini bukan pekerjaan mudah. Erin merasa tak ada yang memahami cita-citanya, termasuk Robert, kekasihnya.
Hingga Erin bertemu Awan, lelaki dengan latar belakang misterius yang memaksa bekerja di Poppenkast tanpa meminta bayaran. Dukungan lelaki itu terhadap kelangsungan teater boneka membuat Erin jatuh hati.
Namun Awan ternyata menyimpan rahasia masa lalu yang membuatnya harus bersembunyi di Poppenkast. Saat rahasia lelaki itu terungkap, ternyata dia bukan orang yang selama ini dikira Erin. Hingga Awan akhirnya harus memilih antara menyelesaikan persoalan masa lalunya atau terus bersama Erin.
Review
Terima kasih untuk Orinthia Lee, bandar PO saya, yang sudah mendapatkan tanda tangan ketiga penulisnya + Clara Ng. Walau bukunya entah kenapa lama bingits sampai, tapi yang penting tiba dengan selamat.
Pertama saya akan memuji kovernya. Suka banget sama kombinasi warna panggung bonekanya. Suka juga sama boneka talinya, walau saya kurang bisa nangkap bentuk boneka di sebelah kanan.
Secara cerita, saya agak terbagi dua. Kasusnya sama dengan novel 8... 9... 10... Udah Belom?!. Setengah bagian depannya seru, setengah bagian belakangnya kurang nendang.
Di bagian pertamanya, sebelum terkuak siapa sebenarnya Awan, ada banyak twist dan misteri yang menarik. Hal ini berhasil membuat saya penasaran dan melaju dengan kecepatan tinggi. Cuma setelah teka-teki tentang Awan terjawab... Nah, ini.
Begitu tahu masalahnya Awan, jujur saya sempat merasa dia bego. Mungkin karena saya setuju dengan apa yang Arum paparkan. Juga dengan apa yang ayah Awan sampaikan di bagian akhir.
Kesimpulan akhir: saya suka dengan ide cerita novel ini. Penggunaan latar panggung bonekanya sangat menarik. Eksekusinya juga oke. Mengingat novel ini ditulis oleh 3 orang, well, saya bilang hasilnya oke. Tidak terlihat canggung ketika terjadi perpindahan antar penulis. Cuma bagian 2 novel ini kurang nonjok buat saya. Penyelesaian akhirnya juga terasa biasa. Typo juga masih ada. Seperti 'mengumam' (hal. 7, paragraf pertama novel) dan 'Rober' di hal. 30.
Tiga setengah bintang, dibulatkan ke empat untuk novel ini.
View all my reviewsPosted by Biondy at 1:00:00 AM | Labels: Gramedia Pustaka Utama , Membaca , Metropop , Novel , Review , Review Buku |
0 comments :
Post a Comment