Rss Feed

  1. Hujan dan Cerita KitaHujan dan Cerita Kita by Stephie Anindita
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Hujan dan Cerita Kita
    Penulis: Stephie Anindita
    Penerbit: Bentang Pustaka
    Halaman: 288 halaman
    Terbitan: Juli 2014

    “Echa, hujan!” Aku memanggil nama itu, menoleh, melihatnya, dan seketika tubuhku membeku.

    Hujan yang menderas tapi hatiku kian panas. Aku berdiri kaku, mengepalkan tangan, mencoba untuk menghilangkan gemetar tubuh yang aku yakin tidak ada hubungannya dengan udara dingin.

    Ya Tuhan ..., buat apa aku diundang ke sini? Untuk menyaksikan mereka bersama dan membiarkan hatiku terhempas bersama hujan?

    Bagus.... Ternyata begini rasanya menjadi pacar tak dianggap. Lantas apa gunanya segala pengorbananku padanya selama ini, kalau dia meninggalkanku di bawah hujan?

    Review

    Faktor utama saya membeli buku ini sebenarnya karena nama penulisnya. Sebelumnya saya sudah pernah sebuku dengan penulisnya di Lapangan Tanah Merah dan Noel d' Amour 2: Post Card Edition. Waktu baca fiksi kilatnya penulis di Lapangan Tanah Merah, saya sudah suka gaya menulisnya. Di ulasannya saya bahkan bilang kalau saya adalah target pembacanya kalau ybs menulis dengan tema dokter/rumah sakit.

    Dan harapan saya terkabul. Novel ini memang berlatarkan dokter dan rumah sakit.

    Di sini tokoh utamanya adalah Vania, seorang calon dokter yang sedang menjalani program pendidikan stase. Suatu hari dia bertemu dengan Reza, teman masa kecilnya. Reza yang dulunya gemuk dan cupu kini telah berubah. Dia menjadi seorang aktor ganteng dengan nama panggung Leonardo Andromeda (yang sejujurnya terasa tacky buat saya).

    Setelah Echa, panggilan Vania untuk Reza, putus dari pacarnya, Pandora, Vania mulai berpacaran dengan cowok tersebut. Echa meminta Vania untuk merahasiakan hubungan mereka karena tidak ingin privasi Vania terganggu oleh para fansnya. Vania setuju dengan permintaan itu.

    Hanya saja lama-kelamaan Vania mulai merasa tersisihkan. Echa tidak pernah mengakuinya sebagai pacar di depan orang lain. Cowok itu bahkan lebih terlihat mesra di depan umum dengan Helen, sahabatnya sejak dia tinggal di Singapura.

    Ceritanya mengalir dengan baik. Saya suka dengan kisah Vania dan segala kesibukannya sebagai dokter. Mulai dari harus jaga malam, mengkover teman kelompok stasenya yang sedang hamil, hingga interaksinya dengan para pekerja medis lainnya. Penuh suka, duka, dan juga gosip tentunya :)).

    Kisah percintaannya Vania sendiri cukup mengenaskan. Saya suka bagaimana penulisnya dengan sukses menggambarkan Echa sebagai cowok menyebalkan. Sedikit sentuhan di akhir mengukuhkan hal tersebut.

    Novel ini termasuk bersih kalau saya bilang. Typonya nyaris tidak ada. Saya cuma ingat ada sekali typo di catatan kaki di halaman 259. Kerja yang bagus dari penulis dan tim penerbitnya.

    Yang saya kurang suka mungkin pemilihan judulnya. Judulnya menggambarkan salah satu peristiwa kunci di novel ini, tapi tidak menggambarkan isi novel secara keseluruhan. Selain itu, emosi di beberapa tempat di novel ini terasa datar. Tidak ada "ledakan besar" yang terjadi di sini.

    Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini. Plot dan karakter berhasil disusun dengan baik. Hasil akhir novel juga bersih dari typo (kecuali sekali yang saya sebutkan). Tiga setengah bintang, pembulatan ke atas untuk novel ini.


    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment