Rss Feed
  1. Bukan PermaisuriBukan Permaisuri by Ni Komang Ariani
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Bukan Permaisuri
    Penulis: Ni Komang Ariani
    Penerbit: Penerbit Buku Kompas
    Halaman: 138 halaman
    Terbitan: Juni 2012

    "Bukan Permaisuri" adalah kumpulan 16 cerita pendek yang ditulis oleh Ni Komang Ariani. Tema besar yang penulisnya ambil adalah: perempuan, budaya (khususnya budaya Bali), serta kesenjangan antara pria dan wanita di masyarakat.

    Review

    Memang tidak semua tokoh di dalam kumpulan cerpen ini perempuan, tapi terasa sekali bahwa para perempuanlah yang ditonjolkan di sini. Ni Komang Ariani menunjukkan para wanita yang menjadi korban dalam kehidupan. Ada yang korban kemiskinan, budaya, hingga laki-laki.



    Untuk ukuran sebuah kumpulan cerita pendek, saya merasa banyak cerpen di buku ini yang terasa mentah. Ada banyak cerita yang terlihat seperti selentingan ide yang muncul saat mandi (nginggrisnya: shower thought), yang kemudian dituliskan tanpa diolah lebih jauh. Karakter, cerita, kejadian, dan keadaan mental para tokohnya hanya diberitahu sekelebat saja. Saya bahkan sempat merasa kalau saya sedang membaca sebuah rangkuman dari cerita pendek. Hanya diberitahukan, "Ini, loh. Inti ceritanya ini. Sudah, yah. Nggak usah tahu cerita lengkapnya kayak gimana."

    Yang menarik dari kumcer ini adalah para tokohnya yang serba salah. Tidak peduli apakah tokohnya sarjana atau hanya lulusan SD, dibesarkan oleh kemiskinan atau harta melimpah, tunduk pada adat budaya atau yang berusaha melawan, laki-laki atau perempuan, semuanya pasti mengalami suatu kesulitan hidup. Kadang juga suatu komedi kehidupan yang tragis dan membuat pembacanya turut patah arang. Lalu, setelah itu, pembacanya akan disuguhkan cerita yang manis sebagai penawar pil pahit yang penulisnya berikan.

    Cerita-cerita favorit saya antara lain: Senja di Pelupuk Mata, Nyoman Rindi, Anak-Anak yang Tumbuh dengan Sendirinya, dan Bukan Permaisuri.


    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment