Rss Feed
  1. Perkara Mengirim SenjaPerkara Mengirim Senja by Jia Effendie
    My rating: 3 of 5 stars

    Judul: Perkara Mengirim Senja
    Penulis:  Jia Effendie, Feby Indirani, Utami Diah K., Maradilla Syachridar, Putra Perdana, Mudin Em, Rita Achdris, Arnellis , Theoresia Rumthe, Sundea, Valiant Budi, Faizal Reza, M. Aan Mansyur, Lala Bohang
    Penerbit: Penerbit Serambi
    Halaman: 200 halaman
    Terbitan: April 2012

    Sebagai penghormatan terhadap Seno Gumira Ajidarma, Perkara Mengirim Senja mewujud dalam rangkaian lima belas cerita karya empat belas pengarang dengan berbagai latar belakang dan gaya penulisan. Cerita-cerita ini merupakan penafsirulangan karya SGA yang dikarang oleh generasi penulis yang lebih segar.

    Antologi ini memantik kreasi baru tanpa kehilangan napas awalnya seperti yang tersurat dalam senja yang memerangkap dua perempuan yang tanpa sengaja terjebak cinta bercabang, perselingkuhan seorang “istri setia” yang “dipasung” suaminya, suami tak setia yang diselingkuhi istrinya, hubungan perempuan-lelaki yang rumit tapi lucu, dusta cinta yang perlahan tersingkap kedoknya, patah hati yang unyu, serta pertanyaan-pertanyaan galau tentang hakikat cinta dan percintaan.

    Review

    "Perkara Mengirim Senja" adalah 'sebuah persembahan untuk Seno Gumira Ajidarma', salah satu penulis top Indonesia. Di dalamnya terdapat lima belas cerita yang semuanya terinspirasi atau mendaur ulang cerpen-cerpen yang SGA pernah tulis.

    Cerita-cerita yang ada di sini kebanyakan bicara tentang cinta dan senja. Sepertinya kedua hal ini sengaja dipilih karena memang kedua hal inilah yang menonjol dalam berbagai cerpen SGA.


    Selayaknya sebuah kumcer, ada cerita yang saya suka, ada yang biasa saja, dan ada juga yang kurang. Untuk cerpen favorit, saya suka sama: Gadis Kembang (karena lucu), Perkara Mengirim Senja (yang terasa paling dekat nuansanya dengan Sepotong Senja untuk Pacarku-nya SGA), Kuman (yang sedikit aneh, tapi terasa bermakna), Akulah Pendukungmu (yang imajinatif, tapi gantung), Kirana Ketinggalan Kereta (yang 'gila'), dan Surat ke-93 (yang galau).

    Seara keseluruhan, saya suka dengan buku ini. Cerita-ceritanya menarik, walau kadang timbul kesan monoton karena temanya itu-itu lagi. Gaya penulisannya beragam karena ini buku antologi, tapi hampir semuanya sudah luwes dan enak dibaca.


    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment