My rating: 4 of 5 stars
Judul: 3
Penulis: Alicia Lidwina
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 320 halaman
Terbitan: Juli 2015
“Selama seseorang masih memiliki sesuatu untuk diperjuangkan, dia tidak akan bunuh diri. Kecuali jika memang bunuh diri adalah satu-satunya cara mempertahankan apa yang dia perjuangkan.”
Kalimat Hashimoto Chihiro membekas di kepala Nakamura Chidori, bahkan setelah perempuan itu bunuh diri. Apa sebenarnya yang mengubah pandangan hidup Hashimoto sampai dia mengakhiri hidupnya? Mungkinkah karena Nakamura tidak pernah menepati janjinya? Mungkinkah karena Nakamura menyimpan perasaan kepada Sakamoto, yang seharusnya merupakan sahabat mereka?
Setelah tujuh tahun tidak bertemu, Nakamura harus kembali berhadapan dengan masa lalunya. Di antara memori akan persahabatan, janji yang diingkari, impian, dan cinta yang tak berbalas, tersembunyi alasan kepergian Hashimoto yang sebenarnya.
Review
"3 (Tiga)" bercerita tentang Nakamura Chidori yang menerima panggilan polisi karena namanya berada pada daftar panggilan darurat Hashimoto Chihiro, seorang teman dari masa lalu, yang meninggal dengan dugaan bunuh diri. Di tempat kejadian, terdapat angka '3' yang ditulis dengan lipstik. Angka yang membawanya pada masa lalu yang menghubungkannya kembali dengan Hashimoto dan seorang sahabat lainnya, Sakamoto.
Membaca novel ini adalah pengalaman yang cukup unik buat saya. Untuk sebuah novel berlatar Jepang yang dibuat oleh penulis Indonesia, saya merasa seperti sedang membaca novel terjemahan Jepang. Bukan karena gaya bahasa yang digunakan, tapi lebih kepada nuansa melankolis dan muram yang ada di sepanjang buku. Soalnya kebanyakan novel Jepang yang kubaca punya warna yang sama, walau saya juga mengakui kalau saya lebih banyak baca novel Jepang zaman dulu (biasanya zaman perang) daripada yang baru (karena masalah bahasa tentunya).
Novelnya sendiri mengangkat tema tentang masalah persahabatan, serta suka-duka masa transisi dari seorang murid/mahasiswa menjadi seseorang yang dianggap 'dewasa' oleh masyarakat.
Seperti diriku yang kesepian, mereka juga merasakannya. Kami bertiga mungkin memang bukan orang biasa-biasa saja ketika di koukou, namun di luar sini, kami tiga manusia yang mencoba peruntungannya. (hal. 176).
Ya, masa transisi ini memang masa yang sulit bagi banyak orang. Dengan segala tanggung jawab dan kewajiban baru, serta sakit hati dan kesulitan hidup yang sangat berbeda dari masa kanak-kanak.
Dewasa. Sebuah kata yang menggelikan. Dulu, aku merasa orang dewasa tidak akan pernah merasa kesepian. Atau tidak berdaya. Atau begitu lemah dan tidak berharga. (hal. 176)
Menyaksikan kehidupan Nakamura, Hashimoto, dan Sakamoto ini seperti menyaksikan kisah hidup yang terasa familiar, nyata, dan sehari-hari. Tentang tiga orang yang tumbuh dewasa dengan segala macam senang dan susahnya.
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2016 Read at Your Own Risk
View all my reviews
Udah baca 3 tapi malah ngga nyadar ada quotes:
Dewasa. Sebuah kata yang menggelikan. Dulu, aku merasa orang dewasa tidak akan pernah merasa kesepian. Atau tidak berdaya. Atau begitu lemah dan tidak berharga. (hal. 176)
hehehe
Makasih ya :D
@Hana: sama-sama :)