Rss Feed
  1. LolitaLolita by Vladimir Nabokov
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: Lolita
    Penulis: Vladimir Nabokov
    Penerbit: Penerbit Serambi
    Halaman: 468 halaman
    Terbitan: Februari 2015

    Dapatkan di BukaBuku

    Lolita berkisah tentang pengakuan seorang profesor sete- ngah baya bernama Humbert Humbert yang terobsesi seorang gadis remaja, Dolores Haze -- sang Lolita. Untuk bisa berdekatan dengan Lolita, Humbert menikahi ibu gadis itu. Humbert lalu membawa anak tirinya berkelana menge lilingi Amerika Serikat, menikmati cinta terlarang dengan segala manis getirnya.

    Kisah ini menjadi indah antara lain karena kepiawaian Vladimir Nabokov dalam melukiskan nuansa psikologis tokoh-tokohnya, terutama sosok Lolita yang kenes dan misterius, serta Humbert yang berkepribadian rumit. Di atas segalanya, novel kontroversial ini adalah kisah luar biasa tentang kekuatan cinta dalam hidup manusia.


    Review
     
    Lolita, cahaya hidupku, api kelangkangku. Dosaku, sukmaku. Lo-li-ta: ujung lidahku berkelana menelusuri bagian bawah mulutku dengan tiga sentuhan mengeja namanya, pada sentuhan ketiga naik menyentuh deretan gigiku. Lo. Li. Ta. (hal. 2)

    'Lolita' bercerita tentang Humbert Humbert, seorang pria yang memiliki ketertarikan seksual pada gadis di bawah umur. Suatu perjalanan liburan membawanya ke rumah Nyonya Haze dan bertemu dengan Dolores Haze, anak perempuan Ny. Haze, yang kelak menjadi sang Lolita.

    Kematian Ny. Haze membawa Humbert dan Lolita pada sebuah perjalanan panjang. Dari satu kota ke kota lainnya, mereka terlibat dalam sebuah hubungan yang terlarang.


    Ini sebenarnya kali kedua saya berusaha membaca buku ini. Dulu, waktu kuliah, saya pernah menemukan buku ini di perpustakaan dan mencoba membacanya, tapi ukuran hurufnya yang terlalu kecil membuat saya kesulitan dan akhirnya menyerah untuk membaca versi tersebut. Barulah pada awal tahun ini saya menemukan versi terjemahan Serambi. Setelah sempat mengintip isinya di toko buku, saya memutuskan untuk membelinya karena terjemahannya yang terasa mantap.

    Perasaan saya campur aduk membaca novel ini. Di satu sisi ada rasa 'ini salah banget', tapi di sisi lain, saya juga bisa merasakan cinta yang mendalam, penuh hasrat, dan gila dari Humbert pada Lolita. Kalau digambarkan dengan puisi, rasanya seperti salah satu bait dari Sapardi Djoko Damono.

    aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
    dengan kata yang tak sempat diucapkan
    kayu kepada api yang menjadikannya abu
    (dari puisi 'Aku Ingin')


    Kalau dengan kata-katanya Humbert:


    Changeons de vie, ma Carmen, allons vivre quelque part au nous ne serons jamais separes.
    Mari berganti kehidupan, Carmen, tinggal di suatu tempat di mana kita takkan pernah terpisah. (hal. 403)


    Tapi, tentunya, hubungan antara Humbert dan Lo tidak dapat bertahan. Bahkan sejak awal cerita ini dibuka, pembaca telah diberi tahu bahwa Humbert menuliskan semua kisahnya ini untuk menghadapi sebuah persidangan.

    Prosanya berbunga-bunga sekali. Jangan tanya bagaimana penggambaran Lolita, dari sudut pandang Humbert khususnya di bagian-bagian awal, selalu dipenuhi keindahan, cahaya, dan sebutan Peri Asmara. Untungnya terjemahan Serambi ini bagus. Saya tidak merasa enek membacanya, walau tetap butuh tiga bulan untuk menyelesaikannya :').

    Secara keseluruhan, 'Lolita' ini memang sebuah novel yang sangat berbeda. Tidak heran dia begitu kontroversial, tapi juga diminati hingga sekarang.

    Jangan biarkan orang lain menyentuhmu. Jangan berbicara dengan orang tak dikenal. Kuharap kau mencintai bayimu. [...]. Dan hanya inilah keabadian yang bisa kubagi bersamamu, Lolita-ku. (hal. 446-447)


    View all my reviews


  2. 2 comments :

    1. Hapudin said...

      Sempat melihat sih novel ini di toko buku, tapi saya tidak menyangka kalau ini bercerita hubungan terlarang dan sakit psikologis. Menarik juga untuk dibaca.

      Biondy kok lama sekali menyelesaikan membaca buku ini hingga 3 bulan?

      Recent Post: Buku Senja di Langit Ceko by Kirana Kejora

    2. Biondy said...

      @adin dilla: kesalip buku lain terus :')

    Post a Comment