Rss Feed
  1. Dirty Little SecretDirty Little Secret by AliaZalea
    My rating: 2 of 5 stars

    Judul: Dirty Little Secret
    Penulis: aliaZalea
    Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
    Halaman: 336 halaman
    Terbitan: Januari 2014

    MEET THE HERO

    Ben Barata. Sukses dengan kariernya dan berkehidupan mapan, tapi masih merasakan kekosongan dalam hidupnya. Dan dia yakin kekosongan itu hanya bisa diisi oleh Jana, cewek yang menghilang tanpa jejak setelah hatinya dia injak-injak bertahun-tahun yang lalu. Dia bertekad untuk bertekuk lutut meminta maaf dan mendapatkan kesempatan kedua dengan Jana... Namun, bagaimana dia bisa melakukannya tanpa membuat Jana mengambil langkah seribu ketika melihatnya?

    MEET THE HEROINE

    Jana Oetomo. Ibu dari sepasang anak kembar yang bandelnya setengah mati dengan sebuah rahasia yang memberikan definisi baru pada ungkapan “skeletons in the closet”. Namun sepertinya rahasia itu tidak bisa tetap terkubur, terutama ketika Ben, orang terakhir yang dia inginkan mengetahui rahasia itu, tiba-tiba muncul kembali dalam kehidupannya. Dan dia lebih baik mati daripada membiarkan Ben dekat-dekat dengannya lagi.

    Review

    Buku ini... apa dimaksudkan sebagai novel komedi/satire atau bagaimana ya?

    "Dirty Little Secret" bercerita tentang Ben, seorang pria akhir 20-an, yang memiliki kehidupan yang cukup mapan di Amerika, yang pulang ke Indonesia untuk mencari Jana, wanita yang pernah meninggalkannya dan tidak bisa dia lupakan. Di Indonesia, dia bertemu kembali dengan Jana. Ben terkejut dengan fakta kalau Jana sudah punya dua orang anak kembar yang wajahnya mirip dengannya.

    Jana meninggalkan Ben 8 tahun yang lalu karena pria itu meminta Jana menggugurkan kandungannya, anak mereka. Jana, yang tidak mau melakukan hal itu, memutuskan untuk berbohong pada Ben dan pulang ke Indonesia untuk melahirkan dan membesarkan anak-anaknya.

    Ben, yang sadar akan kesalahannya, memutuskan untuk menebus apa yang telah dia lakukan. Dia harus membuktikan diri pada Jana yang benci dan menolak keberadaan dirinya saat ini.

    Ben. Ben, Ben, Ben. Kalau mau dibandingkan dengan kedua tokoh utama pria di Celebrity Wedding dan The Devil in Black Jeans, saya merasa kalau dia ini yang paling karikatur.

    Saya merasa kalau dia ini karakter cowok yang didorong terlalu keras untuk jadi si alpha male/cowok dominan, tapi usaha yang berlebihan ini malah membuat dia jatuh ke arah komikal. Sebagai cowok, dia itu digambarkan:

    1. berpikir bahwa pink itu bukan warna untuk cowok (poor pink. selalu menerima perlakuan seksis seperti ini)

    2. mengakui diri sebagai cowok sehat yang memikirkan tubuh wanita setidaknya sejam sekali (hal. 262).

    3. memberi reaksi, Kalau saja orang selain Eva yang mengatakannya dan kalau saja orang itu mengatakannya tentang orang lain selain Jana, dia mungkin sudah meninjunya. Yang ada, sekarang dia hanya bisa tersenyum, sewaktu diledek oleh Eva kalau dia suka Jana.

    Why? Because men always brawl for unnecessary things? Is that why?

    4. bertindak kasar karena dibilangin "banci" oleh Jana (kembali ke nomor 3. Men always brawl for unnecessary things).

    5. semua cewek tertarik ke dia (bahkan cewek yang menjual rumah ke dia)

    6. sentuhan, tatapan, dan perkataannya selalu mampu membuat Jana merasa "celana dalamnya kebakaran"

    7. tidak punya kekurangan

    Untungnya, dia masih punya sisi manusiawi yang tergambarkan di beberapa momen kecil, seperti waktu dia nangis pas tahu dia ternyata punya anak selama ini. Sayangnya momen-momen ini ketutup sama tingkah lakunya yang kubilang di atas.

    Jana buatku tokoh yang lebih dapat untuk dimengerti... awalnya. Saya bisa paham kenapa dia ragu dan bahkan takut dengan Ben yang tiba-tiba kembali ke hidupnya. Sayangnya, dia juga tampaknya dipaksakan untuk memainkan peran cewek submisif, sehingga semakin ke belakang, saya justru semakin gagal paham dengan Jana yang terus merasa bersalah karena telah "menyembunyikan" keberadaan anak-anaknya dari Ben.

    Untuk ceritanya, saya suka dari halaman awal sampai halaman 200. Lewat dari itu, rasanya cerita jadi sangat over the top dengan pertengkaran tentang poster Ophelia (ini yang paling tiba-tiba dan terasa gak masuk akal), Jana yang tiba-tiba sakit sampai gak bisa gerak, hingga ayahnya Jana yang tiba-tiba muncul dan bilang tidak setuju kalau Ben jadi suaminya Jana sampai Ben bilang dia mungkin butuh pengacara, tapi kemudian nggak ada kabar beritanya tuh. Adem ayem aja.

    Secara keseluruhan, saya belum merasa nyambung dengan kedua tokoh utama di novel ini. Baik Ben maupun Jana masih terasa seperti karakter yang dipaksakan untuk memenuhi peran dominan/submisif tanpa diberi kesempatan untuk lepas dari kerangka itu. Ya, kecuali kalau tujuan penulisnya untuk membuat parodi karakter seperti itu, sih.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge


    View all my reviews

  2. 1 comments :

    1. haha. nggak pernah kepikiran poin 1-7. waktu baca buku ini, aku nggak mikir macam-macam, nggak mikir kalau kelakuan mereka aneh. udah ketutup dengan interaksi erga-raka.

    Post a Comment