My rating: 3 of 5 stars
Judul: Beat of the Second Chance
Penulis: Zachira Indah
Penerbit: Penerbit Grasindo
Halaman: 256 halaman
Terbitan: September 2016
Galang, mantan drummer Three Notes sebuah band terkenal terpaksa berhenti dari dunia musik karena kehilangan satu kakinya dalam kecelakaan. Dunianya kini adalah pertaruhan untuk survive dalam hidup dan pekerjaan yang tidak mengizinkannya, memiliki kesempatan karena statusnya kini adalah 'orang cacat'.
Di satu sisi, Nessa dokter muda yang di ambang kesuksesan karena mewarisi rumah sakit keluarga di Melbourne mulai ragu dengan keputusannya. Pertemuannya dengan Galang membangkitkan mimpi lama tentang menjadi drummer saat dirinya masih mengidolakan laki-laki itu.
Dulu, mereka tidak percaya lagi pada mimpi.
Dulu mereka menyerah dengan keadaan.
Tapi sebuah pertemuan memercikkan harapan keduanya untuk membalikkan keadaan.
Yang mereka butuhkan hanya kesempatan.
Sebuah kesempatan kedua.
Review
Nessa enggan untuk melanjutkan kuliahnya di Melbourne. Walau dia sudah dipaksa dan diancam oleh orang tuanya, Nessa tetap saja tidak mau pindah ke sana. Pertemuan tidak sengajanya dengan Galang, mantan drummer dari salah satu band kesukaannya, Three Notes, memberi Nessa sebuah kesempatan besar. Nessa akan meminta Galang untuk menjadi gurunya dan membantunya menggapai cita-cita lamanya, menjadi seorang drumer. Hal ini ditentang oleh ayahnya yang tahu kalau putrinya punya kebiasaan bosan setelah tiga bulan menekuni sesuatu, tapi kali ini Nessa memutuskan untuk serius menekuni drum.
Sebuah kecelakaan membuat nasib Galang berbalik 180 derajat. Dari seorang drummer di band indie yang mulai naik daun, menjadi seorang pengangguran tanpa rencana hidup yang jelas. Pertemuannya dengan Nessa menawarkan kesempatan untuk memperoleh uang dan menempuh rehabilitasi dengan cuma-cuma. Meski awalnya enggan, melihat kesungguhan (dan ancaman) gadis itu, Galang setuju untuk menjadi mentor Nessa.
"Kalau begitu buat apa kamu belajar memainkan drum?"
"[...]. Aku memutuskan belajar drum karena ingin jadi sepertimu, berharap kita bakal ketemu lagi saat aku sudah cukup mahir untuk membuatmu menyadari baha kamu berhasil mengubah hidupku."
"Fantastis. Sebuah niat yang fantastis. Seorang calon dokter ingin menjadi sepertiku. Sebaiknya kamu memeriksakan matamu karena seingatku tak ada orang yang ingin berakhir sepertiku." (hal. 62)
Sebuah novel yang secara mengejutkan bukan bertema percintaan :)). Iya, kalau baca blurb-nya, memang ada bau kisah ala chicklit yang mungkin identik dengan percintaan, tapi novel ini lebih berbicara tentang perjuangan untuk menggapai cita-cita, konflik internal keluarga, serta menghadapi perubahan dalam hidup. Ada juga sentilan tentang cinta sebagai komoditas/barang dagangan dalam "Beat of the Second Chance" ini. Soal percintaan lebih sebagai bumbu penyedap saja. Daging utamanya adalah tentang cita-cita, bangkit dari keterpurukan, dan masalah keluarga.
Cara berceritanya sudah enak. Bagian latihan drumnya Nessa-Galang juga meyakinkan. Penulisnya mampu menghadirkan ssi latihan yang meyakinkan.
Tema di novel ini bagus dan diolah dengan cukup baik, tapi sedikit kedodoran (akan saya jelaskan nanti). Paling suka dengan plot si Nessa yang bergabung dengan sebuah band. Awalnya saya merasa bagian ini kurang masuk akal, tapi setelah dibaca lebih jauh, ternyata ada penjelasan yang pas soal ini.
Yang saya kurang suka dari novel ini adalah adanya beberapa bagian yang kedodoran, seperti yang saya bilang di atas. Misalkan konflik antara Nessa dengan mamanya. Tokoh Mama ini terlambat sekali kemunculannya dan seperti dipaksa untuk masuk pada pertengahan cerita. Padahal Mama memegang peranan penting bagi konflik cerita.
Selain itu, ada beberapa bagian yang kurang diolah sehingga tidak memberi dampak yang kuat saat dibaca. Misalkan tentang masalah internal 'Three Notes'. Rasanya ini karena penggunaan alur mundur dan kurangnya tanda-tanda yang disiapkan untuk membuka bagian ini kepada pembaca.
Kini ekspresi Nessa lebih panik dari sebelumnya. Keringat dingin membanjiri telapak tangannya yang basah saat kugenggam. Bola matanya tidak fokus dan terus-menerus menghindari tatapanku. Ada yang disembunyikan gadis ini dan ia tidak bisa mengatakannya padaku. (hal. 200)
Secara keseluruhan, saya suka dengan novel "Beat of the Second Chance" ini. Cerita dan cara berceritanya bagus. Tema yang diangkat lumayan tampil beda. Sayangnya masih ada beberapa bagian yang kurang ketat dalam ceritanya, tapi ini tidak begitu mengganggu keseruan cerita.
View all my reviews
Giveaway time!
Mau punya 1 eksemplar novel "Beat of the Second Chance"? Ikutan GA ini, deh. Caranya:
- Peserta memiliki alamat surat di wilayah Indonesia.
- Buku hadiah akan dikirimkan oleh pihak penerbit/penulis
- Silakan mengisi kolom Rafflecopter di bawah ini.
- Giveaway berlangsung dari 9 November 2016 - 15 November 2016.
- Keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat.
- Bila dalam 24 jam tidak ada respon dari pemenang, maka akan dipilih seorang pemenang baru.
mau tanya kak, kita cukup tulis nama sama alamat email saja ya?
Kesempatan kedua untuk berbaikan dengan kedua orang tua. Gara-gara soal sekolah saya 2 tahun mendiamkan orang tua. Dan Tuhan memberikan saya kesempatan kedua melalui sakit keras, perang dingin itu pun usai. Saya bersyukur mendapatkan kesempatan kedua itu.
Kesempatan kedua yang pernah dialami orang terdekatku ka. Waktu itu dia disuruh milih antara makan bareng pacarnya apa jalan jalan sama sahabatnya ?? Padahal janji sama sahabatnya itu uda dibikin jauh jauh jari sebelum dia janjian makan bareng sama pacarnya.
Namun yaa, begitulah ka namanya orang kasmaran ya dia pilih makan sama pacarnya dan mengorbankan janji dengan sahabatnya.
Aku sebagai sahabatnya, jelas kecewa sama sikap dia. Ckck. Yang janjian duluan siapa, yg ditepatin yg mana 😑
Yo wis, sejak saat itu, tak biarin dia jalan atau mau ngapain aja sama pacarnya. Dia lupa kali ya ka, padahal kalo sedih galau gitu yaa cerita cerita sama sahabatnya. Eeh, giliran uda punya pacar, sahabat di nomer sekiankan. Byeee aja lah.
Sekian dan makasih.
Jika aku pribadi belum pernah berpengalaman mendapatkan kesempatan kedua dari berbagai segi manapun.
Tapi kalau teman dekat, Pernah.
Kesempatan kedua untuk menjalani hidup lebih baik lagi. Teman aku ini seseorang yang lumayan bandel dan tidak bisa diberi masukkan tentang apa yang dilakukannya, sering membuat keduaorang tuanya cemas dan repot menghadapi segala tingkah lakunya. Kepintarannya di bangku kuliah ternyata tidak sejalan dengan kepintarannnya dalam memilih teman yang akhirnya berujung ke panti rehabilitas. Hampir 2 tahun dia harus tinggal disana dan orantuanya tidak pernah mengeluh ataupun malu atas keadaannya, selalu menceritakan kepada kami seolah semua baik-baik saja dan meminta kami juga menjenguknya kesana. 2 tahun mungkin waktu yang cepat bagi kita tapi bagi orangtuanya itu waktu yang sangat lama, tak tega melihat anaknya yang berprestasi itu tersiksa dengan terapi-terapi yang ada. Alhamdulillah Allah memberikan kesempatan kedua, dia pulih dan sekarang lagi meneruskan s2 nya di salah satu universitas di Indonesia.
Kesempatan kedua dalam hidup? Ya, bisalah dikatakan seperti itu.
Jadi saat itu saya berusia 4 tahun, masih terlalu kecil untuk mengerti apa arti hidup. Jadi saya masih bisa bermain-main sesuka hati hehe.
Pagi itu cerah sekali, kami sekeluarga memutuskan untuk pergi berlibur ke kolam renang. Setelah sampai di kolam renang tersebut, ternyata eh ternyata kolamnya dalam semua, tidak ada kolam untuk anak kecil seusia saya. Akhirnya saya hanya duduk-duduk melihat kakak laki-laki berenang dengan memakai ban sewaan. Lalu, entah ada angin datang darimana tiba-tiba saya ingin sekali masuk ke dalam kolam tersebut, ya karena masih kecil, tanpa pikir panjang saya langsung terjun ke dalam kolam itu, otomatis saya langsung tenggelam dan saat tenggelam itu saya tidak berpikir apa-apa sama sekali; apakah saya masih ditakdirkan hidup atau tidak.
Ternyata, di luar kolam itu ribut sekali, karena orang tua saya sebelumnya tidak menyadari bahwa anak kecilnya masuk ke dalam kolam. Setelah sadar--saat itu saya sudah hampir menyentuh permukaan kolam setinggi 2m atau lebih, saya lupa--ayah saya langsung tanggap dengan menceburkan dirinya ke dalam kolam dan membawa saya keluar dari kolam tersebut. Saya sudah tidak ingat apa yang terjadi setelah itu, yang jelas ternyata Allah masih memberi saya hidup, terbukti saya masih hidup sampai saat ini :D
Ya, itulah sedikit cerita saya mengenai kesempatan kedua. Kesempatan kedua itu ada karena Sang Pemberi percaya bahwa kita bisa menjadi lebih baik ke depannya dengan pemberian kesempatan kedua tersebut. Jadi jangan sekali-kali menyia-nyiakan kesempatan kedua yang telah diberikan dengan bertindak sesuka hati atau kau akan menyesal di kemudian hari
Kesempatan kedua?
Tentu saja pernah. Jujur saja kesempatan kedua itu adalah anugerah yang amat sangat luar biasa untuk hidupku. Andai saja saat itu benar terjadi pembunuhan terhadap diri sendiri oleh keadaan, aku tidak tau apa jadinya diriku sekarang.
Waktu itu aku hanya seorang murid SMA yang biasa saja sampai suatu saat aku mendapat sebuah tragedi pembulian yg membuatku tertekan. Setiap apa yang aku lakukan seakan salah dimata temanku. Mereka menghujatku, menyindir bahkan memperolokku. Tapi jujur saja aku masih tidak tau apa sebabnya sampai sekarang. Mereka memojokkanku dengan segala sikap dan ucapan mereka. Teman-temanku membuatku seakan bersalah atas apa yang terjadi, tapi sungguh aku tidak melakukan kejahatan apapun. Sempat terpikir bagaimana jika aku bunuh diri, dan melupakan semuanya.
Ide itu tercetus karena ketidak mampuan diriku untuk bersikap tegar. Kala itu aku benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih. Begitu hebatnya guncangan batin yang kurasakan, dan begitu sempitnya pikiran labilku.
Ada satu sosok yang selalu mendukungku untuk bangkit, dia menghentikan dan selalu membuatku memikirkan semuanya sungguh-sungguh. Saat itu hanya dia yang ada dibelakangku dan mendorongku untuk bangkit. Dan karena dialah saat ini aku bisa bersyukur atas segalanya. Karena dia semua pikiran negatif itu pergi dan berganti pikiran positif. Karena dia aku bisa bangkit dari pembulian yg teman-temanku lakukan.
Aku sangat bersyukur atas kesempatan kedua bangkit dari pikiran bodoh untuk bunuh diri. Entah apa jadinya jika saat itu aku benar-benar melakukannya.
Jangan menyerah akan keadaan, kesempatan kedua itu amat berharga. Jangan buat dirimu menyesal karena emosi sesaat. Syukurilah karunia Tuhan YME.
Kesempatan kedua ini dialami oleh saudaraku. Yaitu sebuah kecelakaaan yang hampir membunuhnya, sedikit banyak kini telah merubahnya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Kesempatan kedua pernah dialami oleh tetanggaku. Belasan tahun yang lalu, ia pernah mengalami mati suri. Walau nggak ada hubungan darah, aku yang saat itu masih kecil menangis kencang begitu Ibu memberitahu kalau aku tidak bisa melihat Pak Ustadz lagi. Dari kecil aku memang dekat banget dengan Pak Ustadz dan keluarganya. Aku TK di situ, ngaji di situ, dan main pun nggak jauh dari situ. Anak kecil yang waktu itu nggak tahu apa-apa pun bisa nangis ketika ada seseorang yang begitu berarti di hidupnya, pergi meninggalkannya.
Lalu keajaiban itu datang. Sampai sekarang, aku belum memahami tentang mati suri. Hingga kejadian itu dialami sendiri oleh orang terdekatku. Aku nggak butuh lagi jawaban. Aku cuman mau bersyukur karena kesempatan kedua yang diberikan Allah buat Pak Ustadz. Buat orang-orang yang sayang sama dia, termasuk aku yang masih bisa ngeliat beliau lagi :")
Saya pernah mendapat kesempatan kedua. Rasanya mmang sangat menyenagkan. Waktu itu saya baru saja lulus di SMA dan mendaftar di salah satu universitas Negeri. Alhamdulillah diterima. Namun masalah yang muncul adalah beasiswa saya dinyatakan ditolak dengan alasan berkas yang terlambat masuk. Setelah masuk diperguruan tinggi, saya memberanikan diri menghadap langsung dengan ketua prodi jurusan. Tak butuh waktu lama saya lalu dihubungi untuk melengkapi beberapa berkas. Alhamdulillah saya mendapat jaminan beasiswa selama empat tahun dengan bebas uang SPP juga uang buku dan keperluan kuliah tiap bulannya. untuk kalian yang pernah gagal dalam menghadapi sesuatu. Jangan menyerah dan yakinlah kesempatan itu ada jika kau masih mau berjuang dan memulainya kembali
Everyting nothing Else
Kesempatan kedua yang pernah kulihat walaupun tidak kualami langsung adalah apa yang dialami kakak. Dia yang sudah terpuruk dan kehilangan semangat hidup saat suaminya meninggal, bisa kembali bahagia setelah didekati dan diperjuangkan sedemikian rupa oleh suaminya yang sekarang. Mungkin ini banyak dialami orang lain, tapi setelah melihat bagaimana kehidupan kakak setelah suami pertamanya meninggal, aku tahu kebahagiaan bisa hilang kapan saja, dan untuk menemukannya lagi bisa sangat susah kalau hati tidak tersembuhkan.
Demikian dan terima kasih :)
Aku akan membagi kisah tentang kesempatan kedua yg dialami tanteku. Beliau pernah mengalami kegagalan dalam pernikahan. Karena bermasalah dengan kakak iparnya yg suka mencampuri urusan rumah tangganya, juga melihat sikap suaminya yg tidak bisa tegas, hingga membuat hidupnya merasa tidak nyaman, akhirnya tanteku memutuskan untuk berpisah. Sejak itu beliau hanya fokus pada profesinya sebagai guru dan kuliahnya.
Menginginkan adik mereka bisa hidup berumahtangga lagi, para uwak-ku berniat memadukan tante dengan orang yg mereka kenal. Alhamdulillahnya tante dan pria yg dipadukan ini cocok, dan akhirnya mereka menikah. Sekarang mereka sudah dikaruniai 5 orang anak, dan dua diantaranya kembar. :D
Dari kisah ini, aku belajar kalau selalu ada jalan untuk kita meraih kebahagiaan. Jika dulu tanteku hanya tetap diam dalam masalahnya, dan tidak mau memberanikan diri untuk keluar dari hubungan yg membuatnya hanya tersiksa, hingga berani memutuskan untuk berpisah, mungkin dia tidak akan bahagia seperti sekarang.
Semuanya memang sudah menjadi takdir yg ditulis Tuhan, tapi tanpa usaha dari kita sendiri, Tuhan pun tidak akan merubah nasib hamba-Nya.
Kesempatan kedua? aku pernah mengalaminya.
menikah di usia yang relatif masih muda. Minim pengalaman hidup. Hidup jauh dari orang tua, juga kurang bisa bersosialisasi. Kemudian hamil tanpa ilmu dan persiapan.
Hingga akhirnya, belum benar-benar mengerti, apa yang baik buat aku dan calon anakku. Belum mengerti pentingnya makanan sehat, vitamin tambah darah bla bla bla. Belum mengerti kenapa harus periksa kandungan dan menjaga emosi ibu hamil. Belum mengerti kalau naik motor kencang apalagi jarak jauh itu berbahaya.
Hingga akhirnya anakku dinyatakan meninggal dalam kandungan di usia 22 weeks. Saat itu lah waktu seakan berhenti untukku. Hari-hari dilewati dengan tangisan.
Dan ketika kesempatan kedua itu benar2 datang, aku tidak lagi menyianyiakannya. Kulindungi anakku sepenuh hati. Insyaallah hingga kelak ajal menjelang
Kesempatan kedua? Saya pernah mengalaminya. waktu itu ada praktik renang dari sekolah, nah saya ini gak terlalu bisa renang. Pas yang lain lagi ngambil nilai saya nyoba untuk latihan renang sendiri di kolam yang dalamnya 2 meter. Karena dasar kolam renangnya itu licin banget, saya gabisa nginjak dasarnya ini dan akhirnya saya tenggelam. Gak ada yang nyadar kalau saya tenggelam karena pada fokus ngambil nilai sampai akhirnya ada temen saya yang sadar dan langsung nolongin saya. saat itu juga saya mengucapkan rasa syukur kepada allah karena masih memberikan saya kesempatan kedua untuk hidup.
AKU pernah mendapatka kesempatan kedua. Dulu waktu aku SMP aku tinggal di pondok pesantren. Aku akrab banget sama Seseorang, bisa di bilang kita sahabat. Tapi kesekatan kita tidak cukup untuk membuat dia terbuka denganku. Diabselalu menulis isi hatinya dalam buku diary. Aku yang orangnya yang gampang penasara membuatku sangat penasaran dengan apa yang ditulisnya di buku diarynya. Aku membaca buku diarynya tanpa sepengetahuannya, dan ternyata isinya tentang laki2 disekolah yang disukainya. Ketika dia mengetahui aku membacanya dia sangat marah kepadaku, dia menangis aku tidak tahu jika kelancanganku membuatnya sakit hati. Hal yang menurutku biasa tapi tidak biasa baginya. Aku sudah minta maaf tapi dia tetap menangis dan tidak mau memaafkanku. Padahal kita satu kamar tapi seperti orang asing. Dia mendiamiku, tidak mau bicara denganku apalagi menyapaku, hal itu berlanjut sampai 3 bulan. Mungkin tuhan ingin memberikan kesempatan kedua padaku. Setelah 3 bilan kami mendiamkan diri seperti orang asing, dipondok ada acara maaf2an untuk kakak kelas 3 yang akan unas. Waktu santri berpelukan dan minta maaf kepada dantri yang lain, dia tiba2 menghampitiku dan bilang minta maaf atas segalabkesalahannya. Dia telah menyadari kesalahannya karena tidak mau menerima maafku. Begitupun denganku. Aku juga minta maaf kepadanya karena telah lancang. Akhirnya kami berbaikan dan bersahabat kembali. Terima kasih Tuhan atas kesempatan kedua yang telah Engkau berikan. Aku berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama.
kesempatan kedua? dulu waktu kecil aku pernah mengalaminya. ceritanya begini. waktu itu aku masih aktif di kegiatan pramuka. setelah selesai melakukan persami, kami disuruh mas pembina pramuka untuk mencuci tenda di sungai. jarak sungainya lumayan jauh dari sekolah. untuk pergi ke sana mesti jalan kaki dan lewat sawah. yah, kira2 perjalanannya setengah jam an. nah, jalan menuju sungai itu agak curam, menurun, dan masih berupa tanah (gak ada pengamannya sama sekali). jadi, ceritanya waktu itu abis ujan. gak dinyana aku kepeleset dan terguling2 sampai bawah. untung gak luka, cuma ngilu2 dikit. tapi tetep aja itu pengalaman yang horor banget karena sebelumnya sama mas pembina pramuka dibilang supaya hati2. gara2 kejadian berguling2 itu, aku jadi was2. entah kenapa perasaanku gak enak gitu. nah, waktu nyuci tenda (rame2 nyucinya sama temen2 sambil masuk sungai), tiba2 semuanya pada main cipratan air. mataku kelilipan. mendadak aja, kakiku kayak ditarik ke bawah sungai. aku mencoba naik ke atas, tapi gak bisa. mana aku gak bisa renang sama sekali. anehnya, nyuci tendanya kan di tempat yang dangkal. tapi kok aku bisa tenggelam ya? terus kakiku ditarik sapa? gak ada temenku yang sejahil itu. sambil berpikiran begitu, aku mencoba menggerakkan kakiku yang kayak ditarik sama kekuatan tak kasat mata. untunglah aku bisa keluar dari sungai dan langsung menepi. seriusan, aku ngerasa syok banget karena perasaan gak bisa napas itu menakutkan banget! usut punya usut, kabarnya penunggu sungai yang narik kakiku. aku gak tau alasannya kenapa harus aku yang mengalaminya. tapi bisa terlepas dari kejadian itu membuatku bener2 bersyukur karena diberi kesempatan kedua untuk hidup. soalnya beneran waktu tenggelam itu aku kayak mau mati aja :')))
pernah, kesempatan kedua itu dtang dari pacarku semasa SMK. aku pernah menghianatinya berkali", dan dia terus memberikan kesempatan kedua, ketiga, dst. hingga saat ini kesempatan terus datang untukku.
Kesempatan kedua terjadi dalam kehidupan om dan tante saya, pada waktu mereka masih muda dahulu, mereka berdua melakukan perzinahan di luar pernikahan. Perbuatan tersebut menghasilkan seorang Putri. Pada saat itu, om saya tidak mau bertanggung jawab terhadap kandungan tante saya. Alhasil tante saya berjuang sendiri menghidupi anaknya.. Lambat laun om saya tersadar atas kesalahan, om mendatangi tante saya untuk bertanggung jawab, tapi tante saya tidak begitu saja memaafkan om saya.. 5 tahun waktu yang digunakan om untuk meluluhkan hati tante. Tante yang melihat perjuangan om pun, akhirnya luluh juga. Mereka sepakat untuk membangun rumah tangga yang lebih baik. Sampai saat ini pernikahan mereka harmonis. Mereka mendidik anak2 dengan baik, agar anak2 mereka tdk melakukan kesalahan seperti yg mereka lakukan dahulu... Jodoh memang unik.. Dari org2 yang melakukan kesalahan, sepasang manusia ini menjalani hidup dengan memperbaiki diri sendiri dan pasangannya menuju pribadi yg lebih baik...
Kesempatan Kedua?
hmm, let me think.. emm..
kupikir... aku diberi kesempatan kedua oleh Tuhan untuk hidup..
suatu hari ketika hujan lebat, jarak pandang pendek, jalanan licin dan banjir, yang tertangkap pandangan mata hanya abu-abunya langit dan hujan.. jalanan pun penuh dengan kendaraan yang ingin segera sampai tujuan.. ingin segera melewati hujan.. termasuk aku..
aku terpeleset dan jatuh.. seketika aku blank.. yang ada di pikiranku saat jatuh hanya "apakah aku akan tertabrak mobil?"
ternyata Tuhan masih sayang padaku, aku masih diberi kesempatan.. jalanan mendadak sepi.. di belakangku tidak ada kendaraan sama sekali, padahal waktu itu rush hour, jamnya orang pulang kerja dan juga akhir pekan.. dan aku hanya mendapat sedikit luka jika melihat bagaimana kerasnya aku jatuh..
aku nggak bisa membayangkan apa jadinya jika aku tertabrak.. aku benar-benar bersyukur masih bisa melihat dunia hingga saat ini.. ^^
satu lagi.. cerita temanku saat SMA, ketika ia mati suri.. dari pukul 8 malam hingga 4 pagi.. ketika ia berjalan melewati orang-orang dan siksaan bagi mereka.. bagaimana orang-orang antre menaiki perahu yang entah membawa mereka ke mana.. bagaimana orang-orang disiksa atas perbuatan mereka di dunia..
temanku melihat ia melayang dari langit kembali masuk ke rumah melalui atap, tepat di kamarnya, dan ia pun bisa melihat tubuhnya terbujur di hadapannya.
ternyata Tuhan masih memberikan temanku kesempatan untuk hidup.. ia melayang kembali ke tubuhnya dan terbangun tepat ketika adzan subuh berkumandang.. ^^
itu ceritaku~~
semoga bisa mejadi pengingat untuk kita semua, bahwa kita bisa mati kapan saja.. yang penting gimana jadi pribadi yang baik.. ^^
Kesempatan kedua yang pernah dialami ayahku. Jadi waktu itu ayahku pergi kesungai sendirian untuk mandi. Setelah pulang ayahku cerita kalau dia pingsan disungai dan sempat tenggelam, sampai tidak sadar selama beberapa menit. Tapi Alhamdulillah ayahku selamat dan sehat sampai saat ini. Itulah kesempatan kedua yang diberikan Allah kepada ayahku dan aku sangat bersyukur akan hal ini. Aku masih bisa bersama ayah dan melihat ayah sampai saat ini.