-
Review Novel: Pai Yin - Lan Fang
Wednesday, May 23, 2012
Pai Yin by Lan Fang
My rating: 4 of 5 stars
Pai Yin adalah seorang gadis desa sederhana yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah pabrik plastik di daerah Gaoshan, salah satu daerah di Kabupaten Fujian, Cina. Niko adalah seorang peranakan Cina-Belanda asal Indonesia yang datang ke Gaoshan untuk membantu menyelesaikan masalah di pabrik tempat Pai Yin bekerja. Pertemuan mereka di pabrik itu menjadi awal mula hubungan cinta mereka.
Hubungan mereka tidak berjalan lancar karena ditentang oleh orang tua masing-masing. Orang tua Pai Yin merasa Niko hanyalah seorang Cina keturunan ke-6 yang sudah tidak lagi bermarga dan tidak mengenal adat istiadat Cina. Bagi mereka Niko adalah seorang asing.
Di lain pihak, keluarga Niko ingin Niko menikahi seorang gadis terpelajar, berasal dari keluarga terhormat, modis, dan berada pada level yang sama dengan keluarga mereka. Bagi ayah dan ibu Niko, Pai Yin hanyalah seorang gadis desa yang terlalu sederhana dan tidak cocok untuk menjadi menantu keluarga.
Di saat konflik Cina-Taiwan memanas, Niko harus kembali ke Indonesia karena desakan pihak orang tua dan perusahaan. Dia berjanji akan kembali untuk Pai Yin, lalu pergi meninggalkan gadis itu tanpa mengetahui bahwa Pai Yin tengah mengandung anaknya.
Ketika Niko menepati janjinya untuk kembali, Pai Yin malah menghilang tanpa jejak. Bagaimanakah akhir kisah hubungan mereka? Mampukah Niko dan Pai Yin kembali bersatu?
Pai Yin adalah novel kedua karya Lan Fang yang saya baca. Novel yang sebelumnya, Ciuman Di Bawah Hujan, cukup mengecewakan dan membuat saya kurang tertarik untuk melirik karya Lan Fang yang lainnya. Tapi mengingat pengalaman saya dengan V. Lestari sebelumnya, saya rasa tidak adil kalau saya menghakimi Lan Fang sebagai penulis yang buruk hanya berdasarkan satu karya saja, karena itulah saya memutuskan untuk membaca "Pai Yin" ini dan bisa dibilang buku ini merupakan perbaikan "image" saya terhadap si penulis.
Alurnya cukup sederhana dan ringkas. Lan Fang mengangkat soal pengotak-ngotakkan etnis dan romantisme cinta dalam karyanya ini. Poin utama yang membuat cerita ini menarik adalah latar belakang sosial antar tokoh dan bagaimana nilai yang berbeda dianut keluarga kedua tokoh utama. Saat keluarga Pai Yin menganggap anak lelaki yang bekerja di Jepang, anak perempuan yang lulusan universitas, dan sebuah rumah beton bertingkat 4 adalah sebuah kehormatan, keluarga Niko menganggap kehormatan keluarga datang dari tingginya pendidikan dan pola hidup yang mereka pandang terhormat.
Ending ceritanya terasa kurang, karena pertemuan mereka terasa terlalu cepat dan kurang dramatis. Mengingat sebelumnya cerita ini diikutkan penulis dalam lomba cerber Femina (dan juga merupakan pemenang lomba tersebut), mungkin akhir yang terburu-buru ini dikarenakan faktor pembatasan jumlah kata/halaman sebagai syarat lomba.
Satu hal lainnya yang terasa mengganggu dalam cerita adalah kata-kata dalam bahasa Belanda yang tidak memilik penjelasan. Seperti spreken friend (yang saya tebak sebagai teman bicara), meisje (anak perempuan/gadis, kalau yang ini kebetulan saya tahu), getrouwd (alias menikah, menurut Bang Google Translate), atau jullie (kamu/Anda) yang muncul berkali-kali dalam cerita.
Secara keseluruhan, buku ini bisa dikategorikan sebagai bacaan ringan (ceritanya hanya sampai halaman 117). Cocok untuk mengisi waktu luang dan untuk orang yang suka membaca cerita tentang persilangan budaya.
3.5/5 bintang.
View all my reviewsPosted by Biondy at 6:27:00 PM | Labels: Membaca , Novel , Review , Review Buku |
0 comments :
Post a Comment