-
Review Novel: Air untuk Gajah - Sara Gruen
Thursday, March 21, 2013
Water for Elephants by Sara Gruen
My rating: 4 of 5 stars
Judul: Air untuk Gajah (Water for Elephants)
Penulis: Sara Gruen
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 512 halaman
Terbitan: September 2010
Selamat datang di Benzini Bersaudara Pertunjukan Paling Spektakuler di Dunia! Ada seorang wanita berbobot 400kg, ada manusia yang dapat menelan benda bulat-bulat dan memuntahkannya kembali dalam keadaan utuh. Ayo bapak-bapak, ibu-ibu. Cobalah berikan apa saja padanya. Jam tangan? Bola lampu? Semuanya akan dia muntahkan kembali dengan utuh.
Atau Anda lebih tertarik pada hewan-hewan kami? Ada Rex si kucing besar yang ompong. Ada Bobo si simpanse. Atau Anda ingin melihat beruang kutub kami? Ayo, ayo! Masih ada dua pul-l-l-l-l-luh lima menit lagi sebelum pertunjukan besar akan dimulai! Dua pul-l-l-l-l-luh lima menit lagi!
Dan tepat di antara semua itulah Jacob Jankowski mendaratkan dirinya. Satu pagi dia adalah seorang mahasiswa kedokteran hewan tingkat akhir di sebuah universitas Ivy League dan pada akhir hari yang sama dia adalah seorang yatim piatu tanpa uang sepeser pun karena kematian kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan. Terusir dari tempat tinggalnya dan dengan masa depan yang tidak pasti, Jacob berjalan tanpa arah hingga sebuah kereta lewat di sampingnya dan dia melompat masuk ke dalamnya.
Kereta yang Jacob naiki adalah kereta api milik pertunjukan sirkus Benzini Bersaudara. Sebuah sirkus keliling yang membawa perubahan besar dalam hidupnya. Karena latar belakang pendidikannya, Jacob diangkat sebagai dokter hewan dan pekerja di sirkus itu. Di sana dia bertemu Paman Al, si pemimpin sirkus yang menghalalkan segala cara demi memperoleh kekayaan. Dia juga bertemu August, si pemimpin pertunjukan dengan masalah mental, dan juga Marlena, si gadis bintang sirkus yang juga merupakan istri August. Juga gadis yang menjadi tempat hati Jacob berlabuh.
Review
Da Book
Setting waktu pada era depresi besar, setting tempat di sebuah sirkus. Kombinasi yang terdengar menarik, bukan? Lalu tambahkan tokoh utama seorang mahasiswa kedokteran hewan Ivy League yang terpaksa harus keluar dari sekolah, yang masuk ke sebuah dunia yang benar-benar baru baginya, dan cinta antara si mahasiswa dengan bintang sirkus yang telah menjadi istri si pelatih dan pemimpin pertunjukan. Premis yang sangat menarik.
Di novel ini, sebenarnya cerita Jacob di sirkus adalah kilas balik dari Jacob yang berusia 90-an dan tinggal di sebuah panti jompo. Kedua timeline ini terus saling bertukar satu sama lain. Pada Jacob usia 90-an, pengarang memperlihatkan seorang pria tua yang merindukan masa lalunya, istrinya dan anak-anaknya. Seorang pria tua yang merasa tersisih. Pada Jacob muda, dia memperlihatkan seorang pria yang baru tumbuh dan yang penasaran akan wanita dan seks, dua hal yang selalu membuatnya penasaran.
Saya suka kedua Jacob ini. Sara Gruen berhasil menggambarkan perbedaan yang menarik di antara keduanya. Perpindahan narasi antara kedua Jacob kadang tidak begitu mulus, tapi secara keseluruhan saya suka dengan ide penceritaannya.
Sayangnya Jacob yang saya suka di awal tidak bertahan hingga akhir. Memasuki bagian akhir cerita, Jacob agak menjadi terlalu penuh amarah. Sedikit-sedikit marah. Sediit-sedikit berantem. Untung interaksinya dengan Walter, pria kerdil yang menjadi teman kamar Jacob dan juga salah satu badut sirkus, dan Camel, pria yang pertama kali menyambutnya ketika dia naik ke kereta, agak sedikit menolong rasa suka saya pada Jacob.
Jujur saya juga kurang begitu suka kisah cinta di antara Jacob dan Marlena. Bukan karena persoalan percintaan mereka terjadi saat Marlena masih berstatus istri orang sih. Hanya saja agak terasa kurang chemistry. Apa yah? Kesan yang saya tangkap sih pergerakan kisah cinta mereka kurang bergerak halus. Apalagi hubungan mereka dipermudah karena justifikasi sikap August, suami Marlena, yang kasar dan digambarkan sebagai seorang penderita paranoid schizophrenic, yang membuatnya suka menyiksa binatang dan manusia, termasuk Marlena. Plus saya juga kurang suka pada informasi bahwa mereka melakukan quickie dua kali setelah mereka melakukan hubungan badan untuk pertama kalinya (hal. 427). Perlukah kita tahu soal itu?
Akhir ceritanya? Hmm... Tebakan saya agak melenceng. Tenyata akhirnya lebih bahagia daripada yang kukira. Agak kecewa sih sebenarnya, karena sebenarnya saya mengharapkan twist yang lebih gelap di akhir.
Saya sebenarnya hanya memberi 3/5 bintang untuk cerita novel ini, hanya saja saya menambahkan 1 lagi bintang untuk usaha pengarangnya dalam menulis buku ini. Di bagian "Catatan Pengarang", Sara Gruen menceritakan bagaimana dia menghabiskan ratusan dolar untuk buku-buku tentang sirkus serta beberapa kali perjalanan riset ke sirkus dan kebun binatang. Usahanya jelas membuahkan hasil karena setting di "Air untuk Gajah" ini sangat bagus dan believable. Ada banyak hal menarik tentang sirkus yang bisa diperoleh tentang sirkus di sini.
Da Film
Ladies and gentlemen, and children of all ages, welcome the stars of the Benzini Brothers Most Spectacular Show on Earth!
Sebenarnya sudah cukup lama saya tahu kalau film ini sudah ada. Hanya saja saya tidak tahu siapa pemerannya. Serius. Saya pernah liat poster filmnya, tapi gak merhatiin pemainnya. Barulah setelah update reading progress di Goodreads, yang langsung terhubung ke Twitter saya, salah seorang teman mention dan bilang, "Itu yang sudah ada filmnya kan? Yang dimainin Robert Pattinson."
Jger! Apa? RobPat yang jadi Jacob??? Duh, perasaan saya sudah langsung bilang, "Kayaknya gak cocok deh."
Dan perasaan saya benar. Imejnya RobPat di sini masih terlalu vampir bling-bling saingan Syahrini. Menurut saya dia masih terlalu "Edward" untuk jadi "Jacob" di sini. Pas ngepost di FB soal hal ini salah seorang teman, yang berbeda dengan yang di Twitter, langsung menimpali setuju dan mengajak saya karaokean. Tidak ada hubungannya memang.
Bagaimana dengan Marlena? Yah, Reese Witherspoon cocoklah. Satu yang bikin saya penasaran adalah adegan-adegan "sirkus" yang dimainkan Reese. Berputar di palang, berakting dengan hewan, dll. Apakah semuanya dilakukan doski sendiri ataukah oleh pemain penggantinya?
Ada dua perbedaan besar antara buku dan filmnya. Yang pertama, di film cerita dimulai ketika Jacob tua menyusup ke sebuah sirkus dan bercerita tentang kenangannya pada si pemilik sirkus. Di buku itu menjadi bagian terakhir. Selain itu di film jga dihilangkan kehidupan Jacob di panti jompo. Masuk akal. Soalnya kalau harus bolak-balik antara Jacob tua dan Jacob muda, pasti akan mengganggu alur di filmnya dan pasti akan makan waktu lebih lama untuk selesai. Padahal filmnya, tanpa Jacob tua, aja sudah makan 120 menit.
Perbedaan kedua adalah tidak adanya Paman Al. Di film diceritakan bahwa Augustlah si pemilik Benzini Brothers. Paman Al sendiri dihapus keberadaannya di film. Hal ini tentunya menjadikan Marlena sebagai istri pemilik sirkus dan bukan "hanya" istri kepala pelatih.
Bagaimana dengan alur ceritanya? Lumayan dekat dengan bukunya. Bahkan dengan keluarnya Paman Al dari cerita, alur dalam filmnya masih mirip dengan bukunya dan tidak terlalu banyak berbeda.
Tidak banyak keluhan untuk filmnya. Ceritanya mirip dengan buku, penggambaran sirkusnya menarik dengan banyak adegan sirkus yang menyejukkan mata. Hanya sayang imejnya RobPat kurang cocok untuk memainkan Jacob di sini.
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2013 New Authors Reading Challenge
- 2013 Serapium Reading Challenge
View all my reviewsPosted by Biondy at 5:22:00 AM | Labels: Buku , Membaca , New Authors Reading Challenge , Novel , Review , Review Buku , Serapium Reading Challenge |
wah baru tahu kalo versi filmnya Paman Al dihilangin, padahal Paman Al termasuk karakter yang kuat di buku
iya. Paman Al gak ada di film. Cuma ketiadaannya tidak terlalu berpengaruh ke film kok.