My rating: 4 of 5 stars
Judul: Nada Tanpa Kata
Penulis: Mira W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 256 halaman
Terbitan: Desember 2013
Dia dilahirkan sebagai anak austistik. Tetapi bakat fotografinya membawanya berpetualang ke Afrika, benua penuh misteri yang eksotik.
Panasnya bumi Kenya yang kotor berdebu, buasnya binatang yang bebas berkeliaran di belantara Afrika, fantastisnya Migrasi Akbar dari Serengeti ke Masai Mara, ketika dua juta nyawa dipertaruhkan demi menggapai tanah yang lebih subur, menghiasi foto-foto spektakuler karyanya.
Tiga orang wanita sama-sama mencintainya. Ibu yang berjuang tanpa mengenal lelah untuk menjadikannya seorang manusia yang berguna walau mengidap autisma. Istri yag telah memberinya seorang anak yang nyaris sempurna. Dan kekasih yang selalu mendapinginya ke mana pun dia pergi, seorang wanita Afria yang membantunya menjadi seorang jawara dalam lomba fotografi dunia
Review
"Nada Tanpa Kata" bercerita tentang Arista, seorang wanita yang memiliki anak dari seorang pria yang telah beristri. Si pria yang tidak ingin nama baiknya tercemar meminta Arista menggugurkan kandungannya, tapi wanita itu menolak hingga lahirlah Alex.
Saat sadar bahwa Alex adalah seorang pengidap autisma, Arista tidak kecewa. Dia berjuang keras untuk membesarkan putranya. Dengan bantuan dokter, serta usaha keras Arista, Alex tumbuh dengan baik. Anak itu bahkan menunjukkan ketertarikan dan bakat dalam dunia fotografi.
Fotografi jugalah yang membawa Alex remaja bertemu dengan Adelana, seorang gadis seumurnya yang tertarik pada perangai Alex yang unik. Fotografi jugalah yang membawa Alex ke Kenya dan bertemu dengan Diani, seorang gadis Kenya yang mampu membuat Alex merasa panas-dingin.
Buku yang sangat, sangat, sangat mengaduk emosi. Like seriously, sangat.
Saya suka dengan hubungan antar karakternya. Saya suka khususnya pada Arista. Lewat tokoh Arista, Mira W. ingin memperlihatkan bagaimana perjuangan membesarkan seorang anak dengan autisma, serta bagaimana lewat kegigihan dan usaha keras, Arista berhasil menjadikan Alex seseorang yang berguna bagi lingkungannya.
Saya juga jatuh cinta pada latar tempat yang Mira W. gambarkan. Jadi pengin pergi ke Masai Mara, Kenya dan melihat sendiri "The Great Migration" yang disebut-sebut di novel ini.
Tetapi atraksi yang paling ditunggu turis dan fotografer adalah "The Great Migration", migrasi akbar yang terjadi setiap tahun. Ketika dua juta binatang bermigrasi dari Serengeti di Tanzania menuju Masai Mara di Kenya setiap bulan Juli dan Agustus.
Setiap rombongan yang bermigrasi diikuti oleh lima belas sampai dua puluh ribu zebra dan wildbeest yang mirip kerbau kecil, kadang-kadang gazel dan impala, sejenis kijang, yang menyeberangi Sungai Mara untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Rumput yang masih hijau dan air yang berlimpah. (hal. 45)
Dan... seperti biasa. Novel Mira W. belum lengkap tanpa referensi dunia kedokterannya. Kalau tidak ada unsur dunia medisnya, rasanya seperti buah duren tanpa baunya. Kurang lengkap.
Kali ini referensi itu datang dalam bentuk penjelasan tentang autisma (lewat dokter tempat Arista berkonsultasi), juga... ini:
Diani mengelus pipi Alex dengan lembut. Menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya dengan sehelai handuk kecil. Begitu hati-hati dan cermat seperti perawat kamar operasi menyeka peluh yang mengalir di wajah dokter bedahnya dengan kasa. (hal. 139)
Aduh, kalau penulis lain yang pakai perbandingan ini, saya bakal bilang: ini aneh. Hanya saja karena yang menggunakannya adalah Mira W., saya justru merasa membaca inside joke di sini :)).
Secara keseluruhan, "Nada Tanpa Kata" adalah novel yang menunjukkan bahwa Mira W. masih sukses menghasilkan karya-karya baru dengan cerita yang menarik, konflik yang terolah rapi, serta informasi yang up-to-date. Novel yang sangat saya rekomendasikan untuk dibaca.
View all my reviews
0 comments :
Post a Comment