Rss Feed
  1. Toraja:  Saat Cinta Menemukan Jalan PulangToraja: Saat Cinta Menemukan Jalan Pulang by Endang Ssn
    My rating: 1 of 5 stars

    Judul: Toraja: Saat Cinta Menemukan Jalan Pulang
    Penulis: Endang Ssn
    Penerbit: de Teens
    Halaman: 244 halaman
    Terbitan: Agustus 2014

    “Bira! Pada cinta yang tulus, jarak hanya cara Tuhan untuk membuatmu mengerti bagaimana rindu itu akan menemukan jalan pulang,” kata Tangke.

    Toraja menjadi pilihan dua sahabat, Tomi dan Sandy, untuk traveling sekaligus sebagai pelarian Sandy dari patah hati dan status pengangguran. Di tempat yang eksotis itu Sandy berhasil move on dan menemukan seorang gadis Toraja. Tapi, masalah tak selesai di situ. Cinta mereka tak direstui orang tua si gadis karena tidak boleh menikah dengan orang dari luar Toraja.
    Ah, cinta…, selalu butuh perjuangan, meski hati keduanya telah bertaut sekalipun.

    Review

    Buku ke-2 dari serial Travelove yang kubaca. Sebelumnya sudah baca "Nias: Penyelamat Berkalung Matahari" (review di sini) dan saya suka dengan novel ini. Sayangnya rasa suka itu tidak muncul di "Toraja: Saat Cinta Menemukan Jalan Pulang".

    Pertama, saya bingung dengan referensi orang-orang dalam novel ini tentang Toraja. Kenapa kayaknya semua orang menganggap Toraja adalah sebuah tempat yang menakutkan?
    Dia hanya perlu waktu untuk berkompromi dengan segala ketakutannya akan cerita-cerita yang pernah ia dengar tentang Toraja. Secara, ia juga tidak mau bunuh diri dengan tenggelam dalam aura mistis di sana. Upacara kematian yang membuat bulu kuduk bergidik adalah hal paling mematikan yang menyerang keberaniannya saat ini. (hal. 42)

    O... ke.... Anggap saja Sandy memang penakut. Saya yakin itu pasti karena ayahnya.
    Rasa kaget jelas terpancar dari raut muka Pak Broto. Ia terhenyak. Toraja dalam bayangannya adalah mistis (hal. 176)

    I'm just like:



    Di kepala mereka Toraja itu "mistis" kayak apa sih? Heran.

    Hal kedua yang kurang buat saya adalah: tempat-tempat yang didatangi. Muternya hanya di daerah Rantepao dan Kete Kesu. Itu pun minim deskripsi. Beda dengan di Nias yang deskripsinya lebih kaya.

    Tiga: cara mendeskripsian foto. Sebelum baca novel ini, kebetulan saya baru baca "Nada Tanpa Kata" karya Mira W. (review di sini). Nah, kebetulan tokoh di NTK dan di sini sama-sama menggeluti fotografi. Di NTK foto-foto yang diambil dijabarkan dengan cukup detail. Apa objeknya, apa warnanya, bagaimana posenya, apa yang menarik dari foto itu. Di sini?
    "Wow! Liat, deh!" kata Sandy sembari memperlihatkan beberapa bidikan yang menurutnya kena banget. (hal. 79).

    Tangan Sandy tak berhenti memutar satu per satu slide hasil jepretan Tomi sepanjang hari tadi. Pasar-pasar tradisional, beberapa tradisi harian masyarakat Toraja yang nyaris lewat dari perhatian, dan tentu saja alam yang menjadi poin paling menyenangkan buat Tomi. (hal. 111)

    Yang "kena banget" itu yang bagaimana? Pasar tradisionalnya seperti apa? Tradisi harian apa yang sering terlewatkan? Alam apa? Gunung? Sungai? Kali? Padang rumput? Tidak dijabarkan.

    Tapi yang paling mengesalkan dari novel ini adalah cara penulisnya mengolah Bira, tokoh wanita yang Sandy suka. Saya merasa Bira ini hanya sebuah objek. Benda. Bukan manusia. Dia kayak tidak punya keinginan lain dalam hidup selain bersama seorang pria yang baru dia temui dalam 1-2 minggu. Mereka bahkan belum sampai sebulan berkenalan. Apalagi sebagai pembaca, saya tidak mendapat banyak kesempatan untuk mengenal Bira lebih jauh.

    Terus Pak Broto juga. Dia tidak setuju sama Bira karena merasa asal-usul gadis itu tidak jelas. Eh... bagaimana kalau khawatir pada fakta bahwa anaknya masih pengangguran dan sekarang sudah (terlihat seperti) mau melamar anak gadis orang? Kalau penolakan keluarga Bira karena faktor tradisi sih masih bisa saya pahami.

    Secara keseluruhan, kalau membaca "Nias" membuat saya ingin pergi ke sana, membaca "Toraja" tidak membuat saya tertarik untuk pergi ke tempat itu.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2014 New Authors Reading Challenge

    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment