My rating: 3 of 5 stars
Judul: Dangerously Perfect
Penulis: Shita Hapsari
Penerbit: Gagas Media
Halaman: 284 halaman
Terbitan: Agustus 2014
Blurb
Berapa banyak orang yang dikagumi—sekaligus dibenci—karena obsesinya pada kesempurnaan? Tak banyak; aku adalah salah satunya.
Seseorang tidak boleh berpuas diri, aku sangat paham akan hal itu.
Akan kulakukan apa pun demi bertahan di posisi teratas, menjadi yang terbaik, dan berbahagia. Lagi pula, aku senang disegani—atau lebih tepatnya ditakuti.
That's perfect!
Sebut aku ambisius jika kau mau.
Apakah ambisi mampu memudarkan cinta? Atau, bahkan mengundang kehadiran cinta lain? Aku tak percaya. Ambisi dan cinta dua hal berbeda, yang seharusnya saling melengkapi.
Namun, seseorang yang kusayangi diam-diam mengkhawatirkan hal itu. Cinta butuh hal lain agar tetap kekal, katanya. Dan, itu bukan sesuatu yang sempurna.
Diam-diam, aku jadi bertanya sendiri, apakah menjadi sempurna membuat kami tak searah lagi?
Sinopsis
"Dangerously Perfect" bercerita tentang Sasa, seorang wanita yang mengejar kesempurnaan. Cita-citanya adalah menjadi seorang perempuan dengan karir cemerlang di kantor hukum tempatnya bekerja, serta rumah tangga yang bahagia.
Tapi kesempurnaan yang Sasa kejar itu perlahan-lahan semakin jauh dari genggamannya. Ada yang berusaha menyabotase pekerjaannya di kantor, hubungan rumah tangga yang dia rasa semakin dingin, hingga munculnya seorang karyawan baru yang mampu membuat hatinya tidak keruan.
Apakah kesempurnaan itu memang sesuatu yang mampu Sasa capai? Ataukah hanya ilusi yang Sasa ciptakan?
Review
Buku ketiga dari serial "Seven Deadly Sins" yang kubaca. Kali ini tema yang diambil adalah "pride". Walau jujur saya kurang merasa adanya "pride" dari tokoh Sasa. Ya, dia memang tipe orang yang bangga akan pencapaiannya sendiri. Ya, dia tipe yang kelewat ambisius. Ya, dia tipe yang tidak mau kalah dalam sebuah debat. Tapi untuk ukuran "pride" yang masuk dalam tujuh dosa mematikan, "pride"-nya Sasa masih terasa biasa-biasa saja.
Mungkin harapan awal saya aja yang terlalu berbeda atau bagaimana. Tadinya saya berharap akan menemukan pengolahan karakter yang lebih dark seperti di "Best Rival" (review di sini), tapi sayangnya tidak terjadi di "Dangerously Perfect" ini.
Novelnya cukup apik buat saya. Shita Hapsari berhasil mengolah kehidupan rumah tangga yang dinamik. Lewat tokoh Sasa dan Luluk, suami Sasa, pembaca diajak menyelami sebuah rumah tangga dengan pasangan yang sulit terbuka satu sama lain. Masing-masing memiliki alasannya sendiri untuk tetap diam dan menahan diri, tapi hal ini justru membawa kesalahpahaman di antara keduanya.
Ceritanya cukup mengaduk emosi. Kadang kesal dengan Sasa, kadang bisa mengerti perasaannya. Sayang secara keseluruhan, novel ini terasa anti-klimaks. Tidak ada ledakan emosi yang benar-benar terasa sebagai titik balik novel.
"Sebuah pernikahan bisa hidup dan menguat karena pasangan yang mengikat tali pernikahan itu nggak pernah lelah berusaha dan mencoba." (hal. 158)
Jadi, apakah Sasa dan Luluk akan terus mencoba mempertahankan rumah tangga mereka? Baca sendiri di novel ini ya :p.
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 New Authors Reading Challenge
View all my reviews
0 comments :
Post a Comment