-
Review Novel: Dan Hujan Pun Berhenti - Farida Susanty
Sunday, June 3, 2012
Dan Hujan Pun Berhenti by Farida Susanty
My rating: 4 of 5 stars
"Kamu mau bunuh diri?"
"Ya, asal tidak hujan..."
Kalau ada yang bilang bahwa cover buku adalah salah satu unsur penting dalam menjual buku, maka saya akan tambahkan satu unsur penting lainnya, tag line buku tersebut.
Hal pertama yang membuat saya ingin membaca buku ini adalah tag line buku ini (yang saya tulis di paling atas). Waktu membaca dua kalimat itu, saya langung berpikir, "Ini ada apa toh? Mau bunuh diri kalau gak hujan?"
Novel ini bercerita soal Leo, seorang cowok pemberontak yang kabur dari rumah untuk membuktikan pada ayahnya bahwa dia mampu hidup bahagia. Di sisi lain, ada Spiza. Seorang cewek yang ingin bunuh diri kalau hujan berhenti. Pertemuan pertama mereka adalah ketika Leo berlumuran darah setelah dikeroyok oleh geng lawannya. Pertemuan kedua mereka adalah di kamar mandi sekolah ketika Spiza terendam dalam darahnya sendiri, dalam sebuah usaha bunuh diri.
Dari pertemuan di kamar mandi sekolah itulah, Leo merasa menemukan sosok Iris, pacarnya yang meninggal, dalam diri Spiza. Bagi Spiza, Leo adalah cowok yang menyebalkan yang telah menyelamatkannya dari kematian, tetapi entah kenapa, di dalam hatinya dia mulai merasa Leo adalah sosok yang penting baginya.
Hubungan yang penuh naik turun, rasa benci dan cinta yang bercampur aduk, dan rahasia-rahasia yang mulai terkuak mulai memenuhi hidup Leo. Apa yang akan menemui mereka ketika hujan berhenti?
Tema yang novel ini angkat tergolong menarik. Soal cinta obsesif, harga diri, dan rasa bersalah. Karakter-karakternya menarik dan cukup membuat emosi naik turun. Ada saat saya benci pada karakternya, ada saat saya sedih pada karakternya, dan ada saat saya ikut bahagia dengan karakternya.
Penyelesaian masalahnya dapat diterima dan setidaknya bisa menjawab semua misteri yang tersimpan pada awal hingga pertengahan cerita.
Kekurangan novel ini ada pada beberapa adegan yang agak aneh, seperti percakapan Leo dan Spiza waktu Spiza mencoba bunuh diri dan sebagian besar adegan yang melibatkan dialog Leo. Kekurangan lainnya adalah CAPS LOCK YANG TERLALU SERING TERTEKAN KETIKA si pengarang menulis ceritanya. Agak sedikit MENGGANGGU AJA MELIHAT HURUF BESAR DI MANA-MANA lalu tiba-tiba kembali ke huruf kecil. Walau adegannya memang sedang marah-marah, tapi saya rasa tidak perlu semua adegan marah itu diberi huruf besar.
View all my reviewsPosted by Biondy at 6:35:00 PM | Labels: Buku , Membaca , Review , Review Buku |
0 comments :
Post a Comment