My rating: 1 of 5 stars
Pas baca joke yang diselipkan di bagian belakang buku ini, saya punya harapan yang besar bahwa buku ini lucu.
"Tapi Bu, kalau Ayah nikah lagi, pasti bukan karena nafsu," saya bilang begitu sambil makan kuaci (satu per satu). Itu komentar saya untuk mereka yang bilang poligami janganlah didasari oleh karena desakan nafsu.
"Kalau Ayah memang karena apa?"
"Ayah cuma mau tahu aja, anak Ayah seperti apa kalau sama perempuan lain."
"Heh!? Eksperimen?"
Lucu kan? Yah, setidaknya buat saya lucu.
Cuma baca beberapa bab, saya gak merasa cocok sama buku ini. Baik apa yang Pidi ceritakan (atau renungkan?) maupun dengan gaya bahasanya. Yang lucu juga gak ada sejauh yang saya baca. Pada akhirnya saya banyak skimming dan memutuskan untuk men-drop buku ini.
View all my reviews
0 comments :
Post a Comment