Bertemu lagi dalam Friday's Recommendation. Memasuki edisi ke-3, sudah pada familiar dengan peraturanya dong. Kalau belum, coba baca cara mainnya dulu:
Pilih jenis rekomendasi buku. Ada dua jenis rekomendasi, yang pertama dan sifatnya mutlak adalah Rekomendasi Buku untuk Diterjemahkan . Jika tidak ada buku yang direkomendasikan untuk diterjemahkan, maka bisa memilih pilihan kedua, Rekomendasi Buku Pilihan. Disini rekomendasikan buku yang paling kamu suka baca dalam minggu ini. Info lebih lengkap, bisa lihat di Ren's Little Corner.
Untuk Friday's Recommendation kali ini, saya akan "mengajukan" buku ini untuk diterjemahkan:
No Longer Human (Ningen Shikkaku)
by: Osamu Dazai
Genre: Drama/Psychology
Sinopsis:
From Goodreads:
"No Longer Human" paints the portrait of the life of Ōba Yōzō (大庭葉蔵), a troubled soul incapable of revealing his true self to others and who is instead forced to uphold a facade of hollow jocularity. The name of the main character, Ōba, is actually taken from one of Dazai's early works, "Petals of Buffoonery" (道化の華).
Ōba refers to himself throughout the book using the reflexive pronoun "Jibun" (自分), whereas the personal pronoun "Watashi" (私) is used both in the foreword and afterword to the book by the writer, whose name is unclear.
"Mine has been a life of much shame. I can't even guess myself what it must be to live the life of a human being"
Dengan dua kalimat itulah, pembaca dibawa masuk menuju kehidupan Ōba Yōzō, si tokoh utama (si "aku"), dalam novel No Longer Human.
Sesuai dengan judulnya, novel ini bercerita tentang Oba yang merasa teralienasi dari keluarga dan lingkungan sosialnya. Oba selalu merasa ada yang salah dalam dirinya yang membuat dia tidak dapat terhubung dengan dunia di luarnya. Untuk menutupi hal tersebut, dia menjalani hidupnya dengan mengambil, menggunakan istilah di lagu "Panggung Sandiwara" (jadul amat), "peran yang kocak" yang mampu membuat orang terbahak-bahak.
Dalam kelanjutannya, pembaca akan melihat bagaimana Oba tumbuh dewasa sambil terus membawa perasaannya ini. Perasaan yang dia sebutkan sebagai "bukan manusia".
Novel yang didapuk sebagai novel terlaris ke-2 sepanjang sejarah di Jepang. Belakangan saya lihat banyak novel Jepang yang diterjemahkan di Indonesia. Contohnya "Botchan"-nya Natsume Soseki (btw si Soseki ini yang menulis novel Kokoro, novel terlaris pertama di Jepang).
Yah, semoga ada penerbit yang mau menerjemahkan buku ini. Dan please, tolong buku ini diterjemahkan oleh orang yang tepat. Jangan sampai terjemahannya kacrut =_="
Baca review saya tentang buku ini di sini.
0 comments :
Post a Comment