Rss Feed
  1. The Casual Vacancy (Perebutan Kursi Kosong)The Casual Vacancy by J.K. Rowling
    My rating: 5 of 5 stars

    Judul: The Casual Vacancy
    Penulis: J. K. Rowling
    Penerbit: Qanita
    Halaman: 593 halaman
    Terbitan: November 2012

    Ketika Barry Fairbrother meninggal di usianya yang baru awal empat puluhan, penduduk kota Pagford sangat terkejut.

    Dari luar, Pagford terlihat seperti kota kecil yang damai khas Inggris, dengan Alun-alun, jalanan berbatu, dan biara kuno. Tetapi, di balik wajah nan indah itu, tersembunyi perang yang berkecamuk.

    Si kaya melawan si miskin, remaja melawan orangtua, istri melawan suami, guru melawan murid... Pagford tak seindah yang dilihat dari luar.

    Dan kursi kosong yang ditinggalkan Barry di jajaran Dewan Kota menjadi pemicu perang terdahsyat yang pernah terjadi di kota kecil itu. Siapakah yang akan menang dalam pemilihan anggota dewan yang dikotori oleh nafsu, penipuan, dan pengungkapan rahasia-rahasia tak terduga ini?

    Review

    Akhirnya saya menyelesaikan buku ini. Lebih tepatnya sih: akhirnya saya baca juga. Sudah punya bukunya dari tahun lalu (saya sampai pre-order), tapi baru ada niat untuk menyentuhnya sekarang. Dan saya sangat menyesal. Kenapa tidak dari dulu saya membacanya?

    Hal paling utama yang membuat saya ingin membaca buku ini sih karena penulisna adalah J.K. Rowling. Saya penggemar berat serial HarPot dan saat tahu bahwa Rowling menulis sebuah buku untuk "dewasa", saya langsung tertarik.

    Setelah membaca buku ini, saya merasakan satu hal yang sama dengan HP, yaitu kemampuan buku ini untuk membuat saya ingin cepat-cepat membacanya hingga akhir. Membuat saya bangun hingga larut malam untuk mengetahui apa lagi yang akan terjadi. Rowling sekali lagi menunjukkan keahliannya dalam membangun karakter di sini. Saya suka dan tidak suka dengan karakter-karakter yang ada dan semuanya dalam artian yang baik. Maksudnya, saya tidak suka suatu karakter karena sifat dan pandangannya, yang memang dibuat begitu oleh Rowling, dan bukan karena hal-hal teknis pembuatan karakternya itu sendiri.

    Untuk konfliknya sendiri, saya sebenarnya tidak terlalu peduli soal perebutan kursi kosongnya. Saya lebih tertarik untuk melihat drama yang terjadi pada tiap-tiap keluarga, baik yang terlibat langsung dalam perebutan jabatan itu, maupun yang tidak. Konfliknya menarik dan bikin penasaran.

    Saya juga suka dengan terjemahan Tim Qanita. Mengalir dan enak dibaca. Typo juga minim. Yang bisa kuingat hanya ada sekali lupa spasi. Itu doang.

    Kesimpulan akhir: ini sebuah buku yang menarik, yang menunjukkan drama dalam beberapa rumah tangga. Drama yang bercabang-cabang dan terkadang saling berkaitan satu sama lain. Kalau kamu mencari sebuah kisah layaknya HarPot, lebih baik jangan baca buku ini. Rowling memang tidak "menulis" Harry Potter di sini. Kalau yang kamu cari adalah sebuah drama kehidupan dan sebuah buku yang "besar" (dengan banyak karakter dan konflik), buku ini untukmu.

    Buku ini untuk tantangan baca:
    - 2013 Read Big Reading Challenge


    View all my reviews

  2. 0 comments :

    Post a Comment