My rating: 1 of 5 stars
Judul: To Tokyo To Love
Penulis: Mariskova
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 296 halaman
Terbitan: Desember 2008
Everybody has a dream. Bagi Nina, mimpinya adalah memiliki kehidupan yang sempurna: tinggal di rumah, membesarkan anak-anak, mengurus keluarga, melayani suami, dan sebagai hasilnya mendapatkan suami yang memandangnya dengan mata dipenuhi pendar-pendar cinta. Kehidupan sempurna yang ia lihat dimiliki mamanya.
Mimpinya hampir menjadi kenyataan. Namun sesaat sebelum pernikahannya, Ian Prayogo, tunangannya, memberi kabar buruk: ia punya affair dengan mantan pacarnya dan harus segera menikahi perempuan itu.
Nina harus mengubur mimpinya. Tanpa impian, tanpa cinta, dan tanpa jiwa, Nina pergi ke Jepang untuk melupakan Ian. Di Tokyo, Nina berusaha menata hatinya kembali. Yang menjadi penghiburnya adalah seorang laki-laki misterius bersetelan jas hitam yang ia temui setiap hari di kereta dan seorang laki-laki sahabat maya bernama Takung, yang belum pernah ia temui.
Sedikit demi sedikit, Nina mampu berjalan tegak. Semua itu karena dukungan dari sahabat mayanya dan rasa cintanya yang tumbuh bersemi kepada laki-laki misterius di kereta. Namun, ketika Nina hampir mampu melupakan masa lalunya, Ian datang ke hadapan Nina, memintanya kembali ke pelukannya. Dan dia tidak sendiri. Karina, istri Ian, juga datang menemuinya, memintanya menjauhi suaminya, atau ia akan membunuhnya.
Review
Ugh, sayangnya saya kurang suka sama novel ini. Sebenarnya latar belakang Tokyo yang dipakai di sini cukup oke. Latarnya meyakinkan dengan segala tempat dan jalur keretanya, membuat saya bertanya-tanya apakah penulis pernah menghabiskan waktu cukup lama di Jepang? Ataukah murni hasil membaca dan mengumpulkan info dari internet? (Foto di belakang sih kayak ada nuansa Jepang, yah).
Cuma ceritanya terasa datar banget buat saya. Pembukanya cukup menarik (sampai sekitar akhir bab 2), kemudian disambung dengan perpindahan latar waktu yang sempat bikin bingung (saya kira di masa sekarang, ternyata di masa lampau), lalu cerita Nina di Jepang yang terasa diseret-seret dan agak membosankan.
Penggunaan bahasa Jepang, Inggris, dan Indonesia di sini juga agak bikin jengah. Dialognya terkadang menggunakan bahasa Jepang, lalu diterjemahkan ke Inggris, lalu masih disambung lagi dengan bahasa Indonesia. Apa tidak bisa lebih disederhanakan? Saya percaya setting Jepang yang Mariskova tampilkan sudah cukup kuat tanpa perlu mencampurkan bahasanya (yang saya yakin tidak semua orang familiar) secara berlebihan.
Lalu soal akhir ceritanya. Awalnya saya berharap bahwa Takung dan si man-in-black adalah 2 orang yang berbeda, sayangnya bisa ditebak kan? Mereka orang yang sama. Terus masih ada cerita yang menggantung soal Ian, istrinya, dan Tito. Nasib mereka bagaimana?
Secara keseluruhan, saya cuma suka sama latar tempatnya. Untuk yang lain-lain, hmm... sorry to say, agak membosankan.
Buku ini untuk tantangan baca:
- 2014 New Authors Reading Challenge
View all my reviews
0 comments :
Post a Comment