-
Review Komik: 40 Tahun Oom Pasikom: Peristiwa dalam Kartun Tahun 1967-2007 - G.M. Sudarta
Monday, March 7, 2016
40 Tahun Oom Pasikom: Peristiwa dalam Kartun Tahun 1967-2007 by G.M. Sudarta
My rating: 5 of 5 stars
Judul: 40 Tahun Oom Pasikom: Peristiwa dalam Kartun Tahun 1967-2007
Penulis: G. M. Sudarta
Penerbit:Penerbit Buku Kompas
Halaman: 296 halaman
Terbitan: Juni 2007
Catatan sejarah Indonesia dan dunia dalam bentuk kartun. Beberapa yang berkesan:
Kompas, 2 Mei 1970
Cerita pendek karya Ki Panji Kusmin berjudul Langit Makin Mendung telah menimbulkan polemik di kalangan para sastrawan. Bahkan telah menjadi perkara pengadilan berhubung dengan datangnya massa yang memprotes majalah Sastra yang memuat karya tersebut. Karena adanya imajinasi tentang seorang Nabi yang melihat keadaan manusia dari puncak Monas. H. B. Yasin selaku penanggung jawab majalah tersebut dituntut 2,5 tahun penjara.
Proses pengadilan karya sastra merupakan perkara yang unik. Sebab dalam pembelaannya yang teguh H. B. Yasin tetap merasa tidak diyakinkan pada tuduhan jaksa yang dianggapnya mengacaukan imajinasi dalam sastra dengan dunia obyektif. H. B. Yasin tetap berpendapat bahwa menerapkan hukum positif pada dunia imajinasi adalah sama absurd-nya memakai hukum positif pada dunia mimpi.
Kompas, 14 Desember 1970
Seorang gadis penjual telur, Sum dengan sebutan Sum Kuning, diperkosa oleh beberapa anak berandal di kota Yogyakarta. Peristiwanya seakan ditutup-tutupi karena diduga melibatkan anak pejabat. Penyelidikan polisi tidak tuntas dan pers tidak bisa memberitakan hal yang sebenarnya.
Kompas, 12 Juni 1971
Tahun ini adalah tahun maraknya Golput, golongan putih yang salah satu pelopornya adalah Arief Budiman, tidak memilih partai apapun karena dinilai pemilu itu hanya demokrasi semu.
Kompas, 19 Juli 1975
Tanggal 14 Juli 1975, kosmonot Soyuz Rusia bertemu dengan astronot Apollo Amerika di angkasa dengan menggabungkan kapsulnya. Damai di langit!
Kompas, 4 September 1976
Pertanda kemajuan atau kemunduran film Indonesia yang semakin berani menampilkan poster-poster aduhai secara terang-terangan.
Kompas, 20 November 1976
Dalam suatu insiden pertengkaran anak muda, seorang anak pejabat menembak lawannya. Apakah pelurunya masih bisa ditimbang dengan hukum?
Kompas, 2 Juli 1977
Adalah Wasdri, seorang anak miskin asal Batang, Jawa Tengah, yang datang ke Jakarta untuk mencari makan dengan menjadi kuli pengantar barang belanjaan di Pasar Senen. Sekali antar biasanya ia mendapat upah Rp 50. Suatu hari seorang ibu minta dibawakan belanjaan ke tempat bemo, dan membayar Rp 25. Wasdri minta tambahan Rp 25 lagi. Permintaan tambahan tersebut telah menjadi perkara besar. Wasdri dituduh memeras dan ditahan serta dijatuhi hukuman 3 bulan. Kebetulan ibu yang ditolong tersebut seorang jaksa. Peristiwa Wasdri tetap akan dikenang sebagai ironi hukum di Republik ini.
Kompas, 4 April 1979
Rakyat kecil selalu terkalahkan. Penduduk yang melapor ke DPR, masalah yang merugikan mereka oleh orang kuat setempat, hasilnya adalah ketakutan dan ancaman.
Seperti warga Angsana, Madura, yang mengadukan masalah tanahnya ke DPR. Hasilnya ia ditahan polisi atas dasar laporan lurah yang merasa difitnah. Komisi III DPR telah banyak menyinggung penahanan tanpa syarat hukum seperti ini telah membuat masyarakat di daerah ketakutan untuk membicarakan nasibnya.
Kompas, 10 Mei 1979
Perang dan kelaparan melanda dunia.
Kompas, 27 Juni 1979
Vietnam menghadapi ASEAN dengan mengerahkan manusia kapal atau pengungsi.
Kompas, 4 Juli 1979
Dalam menghadapi ASEAN, Rusia di belakang Vietnam dan RRC bermain di belakang ASEAN.
Kompas, 1 Oktober 1980
Mengenang lahirnya Pancasila tahun ini seakan 'bangkitnya' Soekarno di tengah pemikiran dan pengakuan 'kelebihan' Soekarno.
Kompas, 12 Mei 1984
Dilaporkan hampir semua tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia di Arab Saudi bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dan 80 persen di antaranya mendapat perlakuan kurang baik.
Kompas, 25 Agustus 1984
Derasnya arus instruksi terhadap siswa, melahirkan komunikasi searah, mematikan kreativitas dan menciptakan kultur bisu dalam dunia pendidikan.
Kompas, 29 Oktober 1985
Masyarakat Bero, Padangan, Klaten, Jawa Tengah, tersinggung dan mengusir peserta seminar Tuyul dan Alam Nonfisik yang berkunjung berkaitan dengan isu ada istana tuyul di desa itu.
Kompas, 27 Agustus 1988
Menteri Penerangan Harmoko menyerukan agar TVRI tidak menayangkan lagu cengeng berselera rendah. Dengan menyebut soal 'keretakan rumah tangga', dugaan mengarah pada lagu berjudul Hati yang Luka ciptaan Obbie Mesakh.
Kompas, 1 Maret 1989
Buku pendidikan seks bergambar untuk anak berjudul Adik Baru terbitan PT. Misurind sempat membuat heboh sebelum ditarik kembali. Buku yang merupakan terjemahan dari buku Swedia berjudul Peter, Ida and Minimum karya Grethe Fagerstorm dan Gunilla Hansson, dianggap terlalu rinci dan mengarah pada pornografi.
Kompas, 27 Mei 1989
Kanwil Depdikbud Sumut membatalkan surat izin pertunjukan drama Sampek Engtay yang akan dipentaskan Teater Koma di Medan. Alasannya, adalah bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional dan ada penonjolan kebudayaan China dengan permainan barongsai.
Kompas, 28 Agustus 1991
Setelah berkuasa selama tujuh dekade, Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) beserta seluruh aparat organiknya berakhir. Kematiannya didahului mundurnya Mikhail Gorbachev dari kepemimpinan PKUSdan keputusan Parlemen Nasional Soviet Tertinggi membekukan seluruh aktivitas PKUS di seluruh wilayah Uni Soviet.
Kompas, 2 November 1991
Indonesia secara resmi akan kembali mengirimkan wakilnya ke pemilihan Putri Sejagat atau Miss Universe tahun 1992. Keikutsertaan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan pada dunia tentang keindahan, budaya, serta pembangunan yang berlangsung di Indonesia.
Dan masih banyak lainnya. Komik yang patut dibaca karena memberikan gambaran tentang Indonesia dari 1967 hingga 2007.
View all my reviewsPosted by Biondy at 1:17:00 PM | Labels: G. M. Sudarta , Komik , Membaca , Penerbit Buku Kompas , Review , Review Buku |
0 comments :
Post a Comment