-
Review Novel: Penjelajah Antariksa: Kunin Bergolak - Djokolelono
Thursday, March 3, 2016
Penjelajah Antariksa: Kunin Bergolak by Djokolelono
My rating: 5 of 5 stars
Judul: Penjelajah Antariksa 3: Kunin Bergolak
Penulis: Djokolelono
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Halaman: 178 halaman
Terbitan: November 2015
Ribuan tahun dari sekarang, Terra atau Bumi yang manusia tempati telah tiada akibat perang. Penduduk Terra berpencar mencari-cari planet yang bisa mereka tinggali.
Kini planet-planet di antariksa luas mulai dikuasai oleh Starx, suatu perserikatan antarplanet yang ingin menguasai seluruh antariksa. Satu planet, Kunin, menjadi planet penjara bagi tahanan-tahanan Starx. Dan, api pemberontakan mulai berpijar di sana.
Bersamaan dengan itu, rombongan Sekoci Penyelamat Antariksa milik Jenderal Roon juga bermaksud menguasai Kunin untuk dijadikan pasukannya saat melawan Starx. Tanpa diketahui kedua belah pihak, seorang mata-mata cantik dari Starx telah menyusup ke dalam kelompok Starx kapan pun dibutuhkan.
Hanya Veta dan Stri yang tahu perihal mata-mata itu. Tetapi mereka tak peduli akan pergulatan ini. Keinginan mereka hanya satu; berkumpul kembali dengan saudara-saudara mereka Vied dan Raz, lalu pulang ke Poa.
Review
Novel "Penjelajah Antariksa" terfavorit sejauh ini. Plot dan tokoh-tokohnya 'dapat' banget.
"Penjelajah Antariksa: Kunin Bergolak" merupakan kelanjutan dari dua novel "Penjelajah Antariksa" sebelumnya. Kali ini cerita terbagi ke dalam tiga alur besar. Vied dan Raz berusaha memperbaiki pesawat mereka, Gardeya, dan akan berangkat menuju Moran, tempat kedua saudara mereka mungkin berada. Dalam perjalanan, mereka terpaksa berhenti di sebuah planet es untuk menyusun strategi, tapi tanpa disangka, planet itu justru berubah menjadi medan pertempuran pertama bagi kelompok kecil mereka.
Veta dan Stri masih menjadi tawanan Jenderal Roon. Dengan keahlian dan kecerdikan Veta, Jenderal Roon memulai langkah pertamanya dalam mengambil alih Perserikatan Planet-planet: dengan menguasai Kunin.
Sementara itu, Laksamana Agung Jelds, sang pemimpin Moran, juga punya pemikiran yang sama dengan Jenderal Roon. Dengan strateginya, dia memulai usaha untuk memberontak terhadap Perserikatan. Kesalahan perhitungan di pihaknya membawa masalah baginya dan kini dia berusaha untuk mengatur kembali langkahnya.
Berbeda dengan dua buku sebelumnya, karakter-karakternya sudah terasa jauh lebih hidup. Motivasi setiap karakternya membuat cerita terasa lebih hidup dan berwarna. Vied, Raz, dan Veta sudah terasa lebih tiga dimensi, tapi Stri masih terasa perlu dikembangkan lagi.
Saya paling suka dengan ide penulisnya tentang Kunin. Ide membuat sebuah planet penjara, tempat manusia dibiarkan hidup dengan bebas, tapi tanpa dukungan teknologi apa pun, sangat menarik untuk diikuti. Kehidupan sosial yang ada juga sangat believable dan saya suka dengan seluruh peristiwa yang terjadi di planet itu.
Printilan lain yang saya suka adalah bagian kisah manipulasi sejarah yang penulisnya masukkan. Bikin senyum-senyum nyelekit gimana gitu.
Kekurangan novel ini masih berada pada seputar banyaknya jumlah karakter. Ada terlalu banyak nama, baik nama orang maupun nama tempat, dan kadang saya bingung ini yang mana, ini di pihak mana. Mungkin sedikit bantuan glosarium dapat mempermudah pembaca dalam hal ini. Satu lagi: typo-nya banyak banget. Semoga bisa lebih bersih di buku-buku selanjutnya.
Secara keseluruhan, suka banget dengan buku ketiga ini. Ceritanya tambah seru dan semakin membuat penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.
View all my reviewsPosted by Biondy at 12:48:00 PM | Labels: Djokolelono , Kepustakaan Populer Gramedia , Membaca , Novel , Review , Review Buku |
keseruan berpetualang, jadi pengen baca. Ini buku ketiga? berarti seri gitu ya Kak?
Baru aja kemarin beli yang ke 1. Asik ceritanya :D
@Mbak Nyi P.D.: iya. buku seri. sekarang sudah terbit sampai buku keempatnya.
@Mas Ponco: lanjutannya juga tidak kalah seru dari buku pertamanya :D