Rss Feed
  1. The Name of the RoseThe Name of the Rose by Umberto Eco
    My rating: 4 of 5 stars

    Judul: The Name of the Rose
    Penulis: Umberto Eco
    Penerbit: Bentang Pustaka
    Halaman: 624 halaman
    Terbitan; Maret 2008

    The Name of the Rose, novel yang terjual lebih dari lima puluh juta eksemplar di seluruh dunia ini bercerita tentang misteri pembunuhan di sebuah biara. Biara Benediktin yang biasanya tenang dan damai oleh doa para rahib dan novis itu dikejutkan oleh serangkaian kematian misterius. William, sebagai inkuisitor Fransiskan, bertugas menyelesaikan kasus ini sebelum utusan Paus tiba di biara itu.

    Petunjuk yang William peroleh mengarah kepada penghuni biara. Tetapi siapa? Bagaimana mungkin para rahib yang hari-harinya diisi dengan berdoa dan melakukan kebaikan bisa melakukan tindakan sekeji itu? Apa pula tujuan pembunuh para rahib itu?

    Novel Umberto Eco yang kental bernuansa misteri ini tidak hanya menyuguhkan cerita pembunuhan biasa. Dengan sangat cerdas, Eco menghadirkan kehidupan biara yang puritan lengkap dengan tradisi pemikiran gereja Abad Pertengahan.


    Review

    The Name of the Rose bercerita tentang Adso of Melk, seorang novis, yang melakukan perjalanan dengan gurunya, William of Baskerville. Dalam rangka menjalankan tugas yang gurunya emban, mereka mengunjungi sebuah biara. Di sana, mereka justru disambut dengan serangkaian kasus pembunuhan, serta rahasia besar yang tersimpan di dalam perpustakaan biara itu.

    "Masalahnya besar sekali, karena di sini kita sedang berusaha memahami apa yang telah terjadi di kalangan orang-orang yang hidup di antara buku, bersama buku, dari buku, dan karenanya kata-kata mereka tentang buku juga penting." (hal. 131)


    Pada dasarnya, TNOTR ini adalah sebuah novel detektif. Yang membuatnya berbeda adalah latarnya. Misterinya kali ini terjadi di sebuah biara Katolik yang terletak di pegunungan Italia pada tahun 1300-an.

    Adso, narator novel ini, adalah tokoh yang tepat untuk memandu pembaca ke dalam dunia biara tahun 1300-an. Sebagai seorang novis, ada banyak hal yang tidak dia ketahui yang nantinya akan dia pelajari lewat William atau biarawan lainnya. Hal ini tentunya membantu pembaca seperti saya yang awam dengan berbagai sejarah, kehidupan biara, serta berbagai masalah theologi dan filsafat yang terjadi pada zaman itu.

    Pengetahuan dan pembelajaran mungkin adalah dua hal yang menjadi argumen utama penulisnya. Saya rasa Umberto Eco ingin mengatakan bahwa: seorang pemeluk agama yang baik bersikap terbuka pada pengetahuan dan memiliki keinginan untuk terus belajar dan mempertanyakan apa yang dipelajarinya.

    "Buku tidak dibuat untuk dipercayai, tetapi untuk dipertanyakan. Dalam mempertimbangkan sebuah buku, kita tidak boleh bertanya dalam hati, apa yang dikatakannya, tetapi apa yang dimaksudkannya, suatu dalil yang dengan jelas dipikirkan oleh para komentator buku-buku suci itu." (hal. 371)


    Kelemahan buku ini mungkin ada di temponya yang lambat. Kalau kamu mencari ketegangan ala novel thriller zaman sekarang, kamu tidak akan mendapatkannya di sini. Pembicaraan di novel ini juga terkesan ke mana-mana. Tidak semuanya berhubungan langsung dengan berbagai kematian di biara itu. Hal ini terjadi karena novel ini juga memiliki unsur sejarah yang dihubungkan ke dalam plotnya.

    Secara keseluruhan, TNOTR ini adalah sebuah novel yang tidak biasa. Dengan latar yang unik, serta misteri yang menyelimuti cerita, buku yang lumayan tebal ini membuat penasaran hingga akhir.

    Let's meet on social media:
    Instagram | Twitter | Youtube


    View all my reviews


  2. 2 comments :

    1. Hapudin said...

      Ini buku yang jadi wishful wednesday kemarin.. Sangat penasaran.

    2. aku kurang tertarik kalau temponya terlalu lambat

    Post a Comment