Aku berjalan lambat-lambat melewati bagian depan Museum Fatahillah. Sambil mengamati sosok bangunan yang telah berdiri selama ratusan tahun itu, pikiranku mundur ke puluhan tahun yang lalu. Mundur pada tahun ketika aku kehilangan sepasang mata hatiku.
Puluhan tahun yang lalu, apakah bangunan ini pun masih tetap sama seperti dulu? Ataukah sudah banyak tersentuh oleh tangan-tangan perbaikan? Betapa aku juga ingin kembali menjadi diriku yang dulu, atau setidaknya disentuh oleh tangan-tangan yang mampu membuatku menjadi lebih baik.
Kenapa aku bisa berdiri di tempatku saat ini? Dalam hidupku, di sebelah manakah aku salah berbelok? Kalau aku melihat ke belakang, aku akan melihat bahwa yang ada di balik punggungku adalah liku-liku labirin yang menyesatkan. Yang panjang dan membingungkan dan aku telah tersesat di dalamnya.
Terdengar suara telepon genggamku berbunyi, menandakan adanya panggilan masuk.
“Halo? Ada apa?” jawabku.
Terdengar suara di sebelah sana yang menanyakan beberapa perkara yang tidak ingin kupikirkan saat ini.
“Dokumennya minta saja pada Jaksa Ramdan. Saya akan mengurus sisanya besok.”
Sambungan kuputus dan aku menarik napas panjang. Pekerjaan. Betapa melelahkannya.
Tiba-tiba telepon genggamku kembali berbunyi. Kali ini dengan nada yang berbeda, menandakan adanya pesan yang masuk. Aku menekan tombol ‘baca’ dan sebuah pesan tampil di layar.
“Apelnya sudah saya kirim. Mohon koordinasi selanjutnya.”
Aku tidak membalas pesan itu dan segera memasukkan kembali telepon genggamku ke dalam kantong. Aku sadar, bahwa mungkin sebenarnya kedua mata hatiku tidak pernah hilang. Mereka berada dalam diriku, hanya saja tidak pernah kugunakan.
Aku dapat merasakan bahwa salah satunya telah lama tertutup, menyisakan sebelahnya yang masih terbuka. Dapat kurasakan pula bahwa perlahan ada kabut putih yang menutupi mata itu, menutup seluruh pandangannya. Di mana aku bisa melakukan operasi katarak mata hati?
-
Satu Mata Hati
Monday, October 22, 2012
Posted by Biondy at 4:22:00 PM | Labels: #15HariNgeblogFFDadakan , Flash Fiction |
0 comments :
Post a Comment